Perubahan Siklus Menstraasi dan Berat Badan pada Akseptor KB Suntik di Puskesmas Helvetia Medan

(1)

SKRIPSI

OLEH: TARI LISTIORINI

101101106

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014


(2)

(3)

Tahun Akademik : 2013/2014

ABSTRAK

Salah satu kontrasepsi yang populer di Indonesia adalah kontrasepsi suntik. Terdapat sediaan kombinasi (Cyclofem) dan long action progestin atau Depo Medroxi Progesteron Asetat (DMPA). Kekurangan dari kontrasepsi suntik adalah terganggunya siklus menstruasi juga terdapat gangguan haid seperti amenorrhea, menoragia, metroragia dan spotting, dan peningkatan berat badan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan perubahan siklus menstruasi dan perubahan berat badan yang terjadi pada akseptor kb suntik. Penelitian dilakukan dengan design deskriptif komparatif, dengan tehnik pengambilan sampel total sampling sebanyak 34 orang menggunakan kuesioner pada maret-april 2014 dan uji t-Independent. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden kb suntik 1 bulan tidak mengalami perubahan siklus menstruasi 12 responden (70,6%) dan mengalami perubahan berat badan 10 responden (58,8%) kemudian mayoritas kb suntik 3 bulan mayoritas mengalami perubahan siklus menstruasi 15 responden (88,2%) dan perubahan berat badan 13 responden (76,5%). Dari hasil uji statistik diperoleh ada perbedaan perubahan siklus menstruasi yang terjadi antara akseptor kb suntik 1 bulan dengan akseptor kb suntik 3 bulan (p=0,000),kemudian diperoleh tidak ada perbedaan perubahan berat badan yang terjadi antara akseptor kb suntik 1 bulan dengan akseptor kb suntik 3 bulan (p=0,285). Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu ada perbedaan perubahan siklus menstruasi yang terjadi antara akseptor kb suntik 1 bulan dengan akseptor kb suntik 3 bulan, kemudian tidak ada perbedaan perubahan berat badan yang terjadi antara akseptor kb suntik 1 bulan dengan akseptor kb suntik 3 bulan. Saran penelitian sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kb suntik dan menjelaskan efek samping dari kb suntik.

Kata kunci: Kb suntik, Menstruasi, Berat-badan.


(4)

Department : Science of Nursing Academic Year : 2013/2014

ABSTRACT

One of popular contraception in Indonesia is Injectable Contraception. It's provided supply of combination (Cyclofem) and long action progestin or Depo Medroxi Progesteron Asetat (DMPA). The minus of injectable contraception is the disturbance on menstruation cycle and another menstruation disturbance like amenorrhea, menoragia, metroragia, spotting, and the increase of body weight. The purpose of this research is to know difference of the change in menstruation cycle and the change in body weight of injectable contraception acceptor. This research is conducted by comparative descriptive design. The technique of sampling is total sampling with the number of sample is 34 persons using questionnaires on March-April 2014 and t-independent test. The result of this research shows that from the respondents of one month-injectable contraception, there are 12 respondents (70.6%) who don't experience any change in menstruation cycle and 10 respondents (58.8%) experience the change in body weight. Then from the respondents of three months-injectable contraception, there are 15 respondents (88.2%) who experience the change in menstruation cycle and 13 respondents (76.5%) experience the change in body weight. From the result of statistic test it is obtained that there is difference between the change in menstruation cycle which occurs between acceptors of one month-injectable contraception and acceptors of three months-injectable contraception (p=0.000), no difference between the change in body weight which occurs between acceptors of one month-injectable contraception and acceptors of three months-injectable contraception (p=0.285). The conclusion of this research is there is difference between the change in menstruation cycle which occurs between acceptors of one month-injectable contraception and acceptors of three months-injectable contraception, and there's no difference between the change in body weight which occurs between acceptors of one month-injectable contraception and acceptors of three months-injectable contraception. It is suggested to the health workers to increase the service of injected contraception and explain the negative effect of injectable contraception.

Keywords: Injected contraception, Menstruation, Body weight


(5)

atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan. Adapun judul skripsi ini yaitu “PERUBAHAN SIKLUS MENSTRUASI DAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS HELVETIA MEDAN”.

Penyusunan skripsi penelitian ini penulis telah banyak memperoleh bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes Selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asiah, S.Kep. Ns. M.Biomed Selaku dosen pembimbing skripsi penelitian yang telah sabar membimbing dan telah banyak memberikan masukan dan nasehat pada penulis.

3. Ibu Ellyta Aizar, S.Kp, M.Biomed penguji I yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan skripsi penulis.

4. Ibu Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku penguji II yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan skripsi penulis.

5. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua Orang Tua saya Imran Yatim S.P dan Efrita serta abang Jolli Imrianto S.T, kak Yesi Imriana S.Pd dan orang teristimewa Ferdiansyah S.Komyang penulis cintai yang telah


(6)

Cristine, Mekar Hasianna, Tri Putri Rizky beserta AnindiahWidyaningrum. 7. Teman sedoping Priskawati, Ivan dan Sartina yang telah banyak membantu

saya dalam mengejakan skripsi penelitian ini.

8. Seluruh staf dan dosen Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi penelitian ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 12 Juli 2014 Penulis

Tari Listiorini 101101106


(7)

Abstrak ... iii

Abstract ... iv

Kata pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... ix

Daftar Skema ... x

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah Penelitian ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kontrasepsi ... 6

2.1.1. Defenisi ... 6

2.1.2. Macam-macam Kontrasepsi ... 6

2.2. Kontrasepsi Suntikan... 8

2.2.1. Efektivitas Kontrasepsi Suntikan... 9

2.2.2. Keuntungan Kontrasepsi Suntikan ... 9

2.2.3. Kerugian Kontrasepsi Suntikan ... 10

2.2.4. Indikasi Kontrasepsi Suntikan ... 10

2.2.5. Kontraindikasi Kontrasepsi Suntik ... 11

2.2.6. Waktu pemberian kontrasepsi suntik ... 11

2.2.7. Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan... 12

2.2.8. Efek Samping Kontrasepsi Suntik ... 12

2.3. Menstruasi ... 13

2.3.1. Definisi Menstruasi ... 13

2.3.2. Siklus Menstruasi ... 14

2.3.3. Mekanisme Menstruasi ... 14

2.3.4. Gangguan Menstruasi ... 16

2.3.5. Mekanisme KB Suntik DMPA terhadap Perubahan SiklusMenstruasi ... 17

2.4. Berat Badan ... 19

2.4.1. Definisi ... 19

2.4.2. Pengukuran Berat Badan ... 19

2.4.3. Mekanisme KB Suntik DMPA pada Perubahan Berat Badan ... 20


(8)

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian... 24

4.2. Sampling Desain ... 24

4.2.1. Populasi ... 24

4.2.2. Sampel ... 24

4.3. Waktu dan Tempat Penelitian ... 25

4.4. Etika Penelitian ... 25

4.5. Instrumen Penelitian ... 26

4.6. Validitas dan Reliabilitas ... 26

4.7. Prosedur Pengumpulan Data... 27

4.8. Analisis Data ... 28

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 30

5.2. Pembahasan ... 36

5.3. Keterbatasan Penelitian ... 39

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesmpulan ... 41

6.2. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 43 LAMPIRAN

Lembar Penjelasan Kepada Responden Lembar Persetujuan Menjadi Responden Instrumen Penelitian

Jadwal Penelitian Hasil Analisa Data

Hasil Distribusi Frekuensi dan persentase Hasil Uji Reliabilitas

Lembar Konsultasi Bimbingan Dana Penelitian

Daftar Riwayat Hidup Surat-surat Penelitian


(9)

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik

Responden ... 31 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Siklus Menstruasi

Sebelum danSesudah Menggunakan

Kb Suntik 1 Bulan ... 32 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Siklus Menstruasi

Sebelum dan Sesudah Menggunakan

Kb Suntik 3 Bulan ... 33 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Perubahan Berat Badan

Setelah Menggunakan Kb Suntik 1 Bulan dan 3 bulan ... 33 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berat Badan yang

dirasakan Setelah Menggunakan KB Suntik 1 Bulan ... 34 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berat Badan yang

dirasakan Setelah Menggunakan KB Suntik 3 Bulan ... 34 Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berat Badan yang

dirasakan Setelah Menggunakan KB Suntik 1 Bulan

dan 3 Bulan ... 35 Tabel 5.8 Perbedaan Siklus Menstruasi Akseptor KB Suntik 1 Bulan

dengan KB Suntik 3 Bulan (n=17) di Puskesmas Helvetia

Medan ... 35 Tabel 5.9 Perbedaan Perubahan Berat Badan Akseptor KB Suntik

1 Bulan dengan KB Suntik 3 Bulan (n=17)

di Puskesmas Helvetia Medan ... 36


(10)

(11)

iii

Judul : Perubahan Siklus Menstraasi dan Berat Badan pada Akseptor KB Suntik di Puskesmas Helvetia Medan

Penulis : Tari Listiorini

NIM : 101101106

Jurusan : Program Studi Ilmu Keperawatan Tahun Akademik : 2013/2014

ABSTRAK

Salah satu kontrasepsi yang populer di Indonesia adalah kontrasepsi suntik. Terdapat sediaan kombinasi (Cyclofem) dan long action progestin atau Depo Medroxi Progesteron Asetat (DMPA). Kekurangan dari kontrasepsi suntik adalah terganggunya siklus menstruasi juga terdapat gangguan haid seperti amenorrhea, menoragia, metroragia dan spotting, dan peningkatan berat badan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan perubahan siklus menstruasi dan perubahan berat badan yang terjadi pada akseptor kb suntik. Penelitian dilakukan dengan design deskriptif komparatif, dengan tehnik pengambilan sampel total sampling sebanyak 34 orang menggunakan kuesioner pada maret-april 2014 dan uji t-Independent. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas responden kb suntik 1 bulan tidak mengalami perubahan siklus menstruasi 12 responden (70,6%) dan mengalami perubahan berat badan 10 responden (58,8%) kemudian mayoritas kb suntik 3 bulan mayoritas mengalami perubahan siklus menstruasi 15 responden (88,2%) dan perubahan berat badan 13 responden (76,5%). Dari hasil uji statistik diperoleh ada perbedaan perubahan siklus menstruasi yang terjadi antara akseptor kb suntik 1 bulan dengan akseptor kb suntik 3 bulan (p=0,000),kemudian diperoleh tidak ada perbedaan perubahan berat badan yang terjadi antara akseptor kb suntik 1 bulan dengan akseptor kb suntik 3 bulan (p=0,285). Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu ada perbedaan perubahan siklus menstruasi yang terjadi antara akseptor kb suntik 1 bulan dengan akseptor kb suntik 3 bulan, kemudian tidak ada perbedaan perubahan berat badan yang terjadi antara akseptor kb suntik 1 bulan dengan akseptor kb suntik 3 bulan. Saran penelitian sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kb suntik dan menjelaskan efek samping dari kb suntik.


(12)

iv

Title : Changes in Menstruation Cycle and Body Weight on Acceptors of Injectable Contraception in Puskesmas of Helvetia Medan

Writer : Tari Listiorini Student Number : 101101106

Department : Science of Nursing Academic Year : 2013/2014

ABSTRACT

One of popular contraception in Indonesia is Injectable Contraception. It's provided supply of combination (Cyclofem) and long action progestin or Depo Medroxi Progesteron Asetat (DMPA). The minus of injectable contraception is the disturbance on menstruation cycle and another menstruation disturbance like amenorrhea, menoragia, metroragia, spotting, and the increase of body weight. The purpose of this research is to know difference of the change in menstruation cycle and the change in body weight of injectable contraception acceptor. This research is conducted by comparative descriptive design. The technique of sampling is total sampling with the number of sample is 34 persons using questionnaires on March-April 2014 and t-independent test. The result of this research shows that from the respondents of one month-injectable contraception, there are 12 respondents (70.6%) who don't experience any change in menstruation cycle and 10 respondents (58.8%) experience the change in body weight. Then from the respondents of three months-injectable contraception, there are 15 respondents (88.2%) who experience the change in menstruation cycle and 13 respondents (76.5%) experience the change in body weight. From the result of statistic test it is obtained that there is difference between the change in menstruation cycle which occurs between acceptors of one month-injectable contraception and acceptors of three months-injectable contraception (p=0.000), no difference between the change in body weight which occurs between acceptors of one month-injectable contraception and acceptors of three months-injectable contraception (p=0.285). The conclusion of this research is there is difference between the change in menstruation cycle which occurs between acceptors of one month-injectable contraception and acceptors of three months-injectable contraception, and there's no difference between the change in body weight which occurs between acceptors of one month-injectable contraception and acceptors of three months-injectable contraception. It is suggested to the health workers to increase the service of injected contraception and explain the negative effect of injectable contraception.


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang, seperti di Indonesia yaitu ledakan penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk yang pesat hal ini karena minimnya pengetahuan serta pola budaya pada masyarakat setempat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah Indonesia telah menerapkan program keluarga berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional) yang kemudian dalam perkembangannya menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional). Gerakan Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk dan juga untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Hartanto, 2004).

Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita. Meskipun tidak selalu diakui demikian, peningkatan dan perluasan pelayanan Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan Nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi. Dalam pelaksanaan Keluarga Berencana, pemerintah menganjurkan penggunaan


(14)

kontrasepsi yang merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Seperti yang kita ketahui ada beberapa metode kontrasepsi seperti metode sederhana, kontrasepsi hormonal, dan kontrasepsi mantap (BKKBN,2004).

Salah satu kontrasepsi yang populer di Indonesia adalah kontrasepsi suntik. Terdapat dua jenis suntikan yakni sediaan kombinasi dan long action progestin. Kontrasepsi suntikan progestin ( long action progestin) terdiri dari dua jenis Depo Medroksi Enatat (Depo Noristat) dan Depo Medroxi Progesteron Asetat (DMPA). Kontrasepsi suntik memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari kontrasepsi suntik adalah terganggunya pola haid diantaranya adalah amenorrhea, menoragia dan muncul bercak (spotting), terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian, peningkatan berat badan (Saifuddin, 2006).

Data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2007, penduduk Indonesia berjumlah sekitar 224,9 juta jiwa, terbanyak keempat di dunia. Pada tahun 2013 meningkat menjadi 250 juta penduduk (BKKBN). Dari segi pemakaian jumlah kontrasepsi, terdapat pengguna kontrasepsi Suntikan 57,12%, Pil24,67%, IUD/AKDR/Spiral 10,46%, Sterilisasi wanita 4,86%, AKBK/inplant/susuk 2,78%, Kondom 2,19%, Pantang berkala/kalender 0,78%, Sanggama terputus 0,47%, kontrasepsi lain 0,59% (BPS, 2013).

Pencapaian peserta KB aktif semua metode kontrasepsi pada tahun 2013 di Kecamatan Medan Helvetia sebanyak 16.243 yang terdiri dari : Kontrasepsi Suntikan 5255 peserta, IUD 2310 peserta, pil 4577 peserta, kondom 1242 peserta, MOP (Medis Operasi Pria) sebanyak 64 peserta, MOP (Medis Operasi Wanita)


(15)

sebanyak 1468 peserta, Implant sebanyak 1324 peserta (Puskesmas Helvetia, 2013).

Ekawati pada tahun 2010 telah melakukan penelitian mengenai “Pengaruh KB Suntik DMPA Terhadap Peningkatan Berat Badan di BPS Siti Syamsiyah Wonokarto Wonogiri”. Disimpulkan akseptor KB DMPA lebih berisiko mengalami kenaikan berat badan dan KB DMPA bukan faktor utama yang menyebabkan kenaikan berat badan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian case controldan analisa old ratio cochran dan mantel haenszel. Kemudian dilakukan juga penelitian oleh Sumardiani yaitu: “Perubahan Pola Mentruasi Pada 9 Bulan Pertama Akseptor KB Suntik DMPA”. Disimpulkan akseptor KB DMPA mengalami perubahan pola menstruasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian total sampling dengan analisa univariat.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengetahui “Perbedaan perubahan siklus menstruasi dan perubahan berat badan pada akseptorKB suntik di Puskesmas Helvetia Medan”.

1.2. Rumusan Masalah Penelitian

Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, maka dapat drumuskan masalah penelitian “Apakah terjadi perbedaan perubahan siklus menstruasi dan perubahan berat badan antara akseptor kb 1 bulan dan 3 bulan?”.


(16)

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan umum

Mengetahui perbedaan perubahan siklus menstruasi dan perubahan berat badan yang terjadi pada akseptor kontrasepsi suntik 1 bulan dan kontrasepsi 3 bulan

1.3.2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui perubahan siklus menstruasi pada akseptor kontrasepsi suntik 1 bulan dalam 1 tahun pertama.

b. Untuk mengetahui perubahan siklus menstruasi pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dalam 1 tahun pertama.

c. Untuk mengetahui perubahan berat badan pada akseptor kontrasepsi suntik 1 bulan dalam 1 tahun pertama.

d. Untuk mengetahui perubahan berat badan pada akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dalam 1 tahun pertama.

e. Untuk mengetahui perbedaan siklus menstruasi pada akseptor kontrasepsi suntik 1 bulan dan 3 bulan.

f. Untuk mengetahui perbedaan berat badan pada akseptor kontrasepsi suntik 1 bulan dan 3 bulan.


(17)

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Petugas Kesehatan.

Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan KB sehingga masyarakat dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai.

1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan.

Sebagai bahan bacaan bagi institusi pendidikan dalam kegiatan proses belajar dan sebagai bahan acuan bagi penulis selanjutnya.

1.4.3. Bagi Bidang Penelitian.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi data dasar atau bahan perbandingan untuk melakukan penelitian yang akan datang.

1.4.4. Bagi Masyarakat

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan informasi dan menjadi gambaran tentang efek samping dari Kontrasepsi Suntik.


(18)

6 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kontrasepsi

2.1.1. Definisi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan (BKKBN,2002). Kontrasepsi suntikan adalah kontrasepsi yang diberikan dengan cara disuntikkan secara intramuskuler di daerah otot pantat (gluteus maximus) (Siswosudarmo, 2000).

2.1.2. Macam-macam Kontrasepsi

Terdapat beberapa macam alat kontrasepsi yang dapat digunakan, antara lain; a.Metode kontrasepsi sederhana yang meliputi; (1) Metode kalender, metode ini didasarkan pada suatu perhitungan yangdiperoleh dari informasi yang dikumpulkan dari sejumlahmenstruasi secara berurutan. Untuk mengidentifikasi hari subur,dilakukan pencatatan waktu ovulasi dari data haid selama 6-12 bulan terakhir untuk menjamin efektivitas maksimum (Hartanto,2010); (2) Metode Amenorea Laktasi (MAL), merupakan kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif yang dapat digunakan sebagai kontrasepsi bila menyusui secara penuh, selama klien belum mendapat haiddan waktunya kurang dari enam bulan pasca persalinan.Efektifnya dapat mencapai 98%. MAL efektif bila menyusui lebihdari delapan kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan per laktasi (Saroha, 2009); (3) Metode suhu tubuh, saat ovulasi peningkatan progesteron menyebabkanpeningkatan suhu basal tubuh (SBT) sekitar


(19)

0,2°C-0,5°C.peningkatan suhu tubuh adalah indikasi bahwa telah terjadiovulasi. Selama 3 hari berikutnya (memperhitungkan waktuekstra dalam masa hidup sel telur) diperlukan pantangberhubungan intim. Metode suhu mengidentifikasi akhir masasubur bukan awalnya (Hartanto,2010); (4) Sanggama terputus (koitus interuptus) adalah metode keluarga berencanatradisional, dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis)dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi. Efektifitasbergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan sengamaterputus setiap pelaksanaanya (angka kegagalan 16-23 kehamilanper 100 perempuan) (Hartanto,2010).

b. Metode barrier, metode ini meliputi; (1) Kondom yang merupakan selubung atau sarung karet yang dapatdibuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik(vinil), atau bahan kulit (dari membran usus biri-biri) yang dipasang padapenis saat berhubungan seksual. Menghalangi masuknya sperma ke dalam genitalia interna wanita. Kondom tidak hanya mencegahkehamilan tetapi juga mencegah IMS termasuk HIV/AIDS (Hartanto,2010); (2) Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuatdari lateks (karet) yang di insersikan ke dalam vagina sebelumberhubungan seksual dan menutup serviks (Hartanto,2010); (3) Spermisida adalah bahan kimia (non oksinol-9) digunakanuntuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas dalambentuk aerosol (busa), tablet vaginal suppositoria, ataudissolvable film, dan dalam bentuk krim(Saifuddin, 2006). c. Metode Kontrasepsi Modern, menurut Saifuddin (2006) meliputi; (1) Kontrasepsi pil, merupakan jenis kontasepsi oral yang harusdiminum setiap hari yang bekerja mengentalkan lendir servikssehingga sulit dilalui oleh sperma.


(20)

Terdapat dua macam yaitukontrasepsi kombinasi atau sering disebut pil kombinasi yangmengandung progesteron dan estrogen, kemudian kontrasepsi pilprogestin yang sering disebut dengan minipil yang mengandung hormon progesteron; (2) Konrasepsi implan adalah alat kontrasepsi silastik berisihormon jenis progesteron levonogestrol yang ditanamkandibawah kulit, yang bekerja mengurangi transportasi sperma; (3) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)adalah alat kontrasepsi yangdimasukkan dalam rongga rahim wanita yang bekerjamenghambat sperma untuk masuk ke tuba fallopii; (4) Kontrasepsi Mantap (KONTAP) adalah suatu cara permanen baikpada pria dan pada wanita, dilakukan dengan tindakan mengoklusi tuba falopi (mengikat atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum (tubektomi) atau menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan okulasi vasa defensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi (vasektomi); (5) Kontrasepsi Suntikanadalah kontrasepsi yang diberikandengan cara disuntikkan secara intramuskuler di daerah ototpantat (gluteus maximus).

2.2.Kontrasepsi Suntikan

Kontrasepsi suntikan ialah jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan. Jenis kontrasepsi suntikan yang berdaya kerja lama tetapi masih banyak digunakan yaitu: DMPA (Depomedroksi Progesteron Asetat) atau Depo Provera. Diberikan sekali setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg. Disuntikan secara intramuskular didaerah bokong. Jenis kontrasepsi selanjutnya yaitu NET-EN


(21)

(Norethindrone Enanthate) atau Noresterat. Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama (3 kali suntikan pertama) kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu (Hartanto,2010). Jenis kontrasepsi lain yaitu kontrasepsi suntikan kombinasi. Kontrasepsi jenis ini mengandung 25 mg Depo Medroksiprogestron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi intramuskular sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan dengan injeksi intramuskular sebulan sekali (Saifuddin,2006).

Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah pelepasan sel telur yang dikeluarkan tubuh wanita. Tanpa pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan mungkin hamil. Selain itu pada penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan sedikit hormon estrogen pada suntikan Cyclofem akan merangsang timbulnya haid setiap bulan (Saifuddin,1996).

2.2.1. Efektivitas Kontrasepsi Suntikan

Memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan / tahun, asal penyuntikan dilakukan secara benar sesuai jadwal yang ditentukan (Saifuddin, 2006).

2.2.2. Keuntungan Kontrasepsi Suntikan

Menurut Saifuddin (2006) keuntungan kontrasepsi suntik antara lain: Sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpangaruh pada


(22)

hubungan suami istri, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian penyakit jinak payudara, mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul, dapat digunakan oleh wanita usia > 35 tahun sampai perimenopause, pada suntikan Cyclofem terdapat hormon estrogen dalam dosis rendah untuk memacu terjadinya haid setiap bulan.

2.2.3. Kerugian Kontrasepsi Suntikan

Menurut Saifuddin (2006) kerugian kontrasepsi suntik antara lain: Pola haid yang normal dapat berubah menjadi amenorrhea, menoragia,metroragiadan spotting. Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian.Klien sangat tergantung pada sarana pelayanan kesehatan oleh sebab itu tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya. Kontrasepsi suntik juga tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV. Juga dapat terjadi berat badan yang berubah. Kemudian akan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah pemakaian dihentikan. 2.2.4. Indikasi Kontrasepsi Suntikan

Indikasi Kontrasepsi Suntikan antara lain : Untuk usia reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak, menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi, menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, setelah melahirkan dan tidak menyusui, setelah abortus atau keguguran, tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen (kontrasepsi progestin),


(23)

sering lupa memakai pil, dan mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kombinasi (kontrasepsi progestin) (Saifuddin, 2006). 2.2.5. Kontraindikasi Kontrasepsi Suntik

Kontraindikasi kontrasepsi suntik yaitu : Hamil atau dicurigai hamil, perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid terutama amenorhea (suntikan progestin), kemudian yang mempunyai riwayat penyakit jantung, kanker payudara, stroke, dan diabetes mellitus yang disertai dengan komplikasi (Saifuddin, 2006).

2.2.6. Waktu Pemberian Kontrasepsi Suntik

Menurut Saifuddin (2006) waktu pemberian kontrasepsi suntik yaitu: Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil, kemudian mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, selanjutnya pada ibu yang tidak haid, penyuntikan pertama dapat diberikan setiap saat asalkan dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil dan ibu tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari setelah suntikan, pada ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti dengan kontrasepsi suntik, suntikan pertama dapat segera diberikan asalkan dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil, dan pada ibu yang sedang menggunakan AKDR dan ingin ganti dengan kontrasepsi suntik, suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid asal yakin ibu tersebut tidak hamil.


(24)

2.2.7. Cara Pemberian Kontrasepsi Suntikan

Kontrasepsi suntikan diberikan dengan cara disuntik intramuskular di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja dan efektif.

Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi etil isopropil alkohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik (Saifuddin, 2006).

2.2.8. Efek Samping Kontrasepsi Suntik

Efek Samping Kontrasepsi Suntik DMPA Menurut Saifuddin (2006) yaitu: a. Gangguan haid, gejala/ keluhan yang sering terjadi seperti: Tidak mengalami haid (amenorhea), perdarahan berupa tetesan/ bercak-bercak (spotting), perdarahan di luar siklus haid (metroragia/breakthroughbleeding), perdarahan haid yang lebih lama dan lebih banyak daripadabiasanya (menoragia). Penyebab gangguan haid dikarenakan adanya ketidakseimbangan hormon sehinggaendometrium mengalami perubahan histologiterutama pada bulan-bulan pertama penggunaan. Siklus haid akan kembali normal setelah 3 - 6 bulan penggunaan KB suntik dihentikan.

b. Mual / Sakit Kepala/Migrain, keluhan yang dirasakan sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala dan terasa berdenyut disertai rasa mual yang amat sangat dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga. Penyebab biasanya dikaitkan dengan reaksi tubuh terhadapprogesteron.


(25)

c. Perubahan Berat Badan, keluhan yang dirasakan yaitu naiknya berat badan, rata-rata dalamsetahun bervariasi antara 1-5 kg atau berat badan berkurang/turun. Setiap tahun rata-ratapenurunan berat badan antara 1,6-1,9 kg. Kenaikan berat badan, kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah dalam tahun pertama penggunaan.

d. Gangguan emosi (jarang terjadi), keluhan merasa lesu (lethargi), tidak bersemangat dalam kerja/kehidupan. Penyebabnya diperkirakan dengan adanya hormone progesterone terutamayang berisi 19-norsteroid menyebabkan kurangnya Vitamin B6 (Pyridoxin) di dalam tubuh.

e. Jerawat, keluhan adalah timbul jerawat pada wajah. Penyebabnya adalah hormon progestin terutama 19-norprogestinemenyebabkan peningkatan kadar lemak.

2.3.Menstruasi

2.3.1. Definisi Menstruasi

Menstruasi ialah salah satu proses alami seorang perempuan yaitu proses deskuamasi atau meluruhnya dinding rahim bagian dalam (endometrium) yang keluar melalui vagina. Merupakan perubaha terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron. Periode ini penting dalam hal


(26)

ini biasanya terjadi setiap bulan antara usi 2008).

2.3.2. Siklus Menstruasi

Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Hari pertama perdarahan dikatakan hari pertama siklus. Siklus normalnya yaitu berada pada interval 21-35 hari, dengan rata-rata panjang siklus 28 hari (Winkjosatro, 2005) dengan lamanya perdarahan 3-7 hari dengan jumlah darah selama haid berlangsung tidak melebihi 80 ml (Anwar, Baziad, Prabowo, 2011).

2.3.3. Mekanisme Menstruasi

Hormon steroid estrogen dan progesteron mempengaruhi pertumbuhan endometrium.Pada siklus 28 hari, hari hari ke-5 sampai 14 hari adalah fase folikular atau proliferasiyangdipengaruhioleh hormon estrogen yang dimulai setelah perdarahan berakhir dan berlangsung sampai saat ovulasi. Fase ini berguna untuk menumbuhkan endometrium agar siap menerima ovum yang telah dibuahio. Pada fase ini ovarium terjadi pematangan folikel akibat pengaruh FSH. Folikel ini akan menghasilkan estradiol dalam jumlah banyak. Pembentukan estradiol terus menigkat sampai kira-kira hari ke-13.

Puncak sekresi LH akan memacu terjadinya ovulasi pada hari ke-14. pengaruh progesteron terhadap endometrium paling terlihat pada hari ke-22, yaitu saat nidasi seharusnya terjadi. Bila tidak terjadi nidasi, estradiol dan progesteron akan menghambat FSH dan LH sehingga korpus luteum tidak dapat berkembang lagi. Akibat pengaruh estradiol dan progesteron akan terjadi penyempitan


(27)

pembuluh darah endometrium yang berlanjut dengan iskemia. Dengan demikian, endometrium akan terlepas dan diikuti oleh perdarahan yang terkenal dengan nama haid (Bobak, 2004).

Mekanisme menstruasi belum diketahui seluruhnya, akan tetapi sudah dikenal beberapa faktor yangmemegang peranan dalam hal ini, selain faktor hormonal yakni;(1)Faktor-Faktor Enzim. Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikolagen dan asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut serta dalam pembangunan endometrium. Pada pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, dengan akibat mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian, lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum, apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan terjadi, maka dengan menurunnya kadar progestoren, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan, dan merusakkan bagian dari sel-sel yang berperan dalam sintesis protein. Karena itu, timbul gangguan dalam metabolisme endometrium yang mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan; (2) Faktor-Faktor Vaskularyaitu mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteria-arteria, vena-vena hubungan antaranya, seperti digambarkan di atas. Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena-vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosisi dan perdarahan dengan pembentukan hematom,


(28)

baik dari arteri maupun dari vena; (3) Faktor Prostaglandindimana endometrium mengandung banyak prostaglandin. Dengan desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid (Pillitery, 2003 dalam Sumardiani, 2010).

2.3.4. Gangguan Menstruasi

Gangguan haid pada masa reproduksi diantaranya seperti:

a. Amenorea yaitu suatu keadaan atau kondisi dimana pada seorang wanita tidak mengalami menstruasi pada masa menstruasi sebagaimana mestinya atau secara sederhana disebut dengan tidak haid pada suatu periode atau masa menstruasi.

b. Polimenorhoeyaitu haid sering datang dan siklus yang pendek, kurang dari 21 hari. Kalau siklus pendek tapi teratur ada kemungkinan terjadistadium proliferasi pendek, stadium sekresi pendek, atau keduanya memendek.Yang paling sering dijumpai ialah pemendekan stadium proliferasi. Kalau siklus lebih pendek dari 21 hari maka kemungkinan besar juga stadium sekresi pendek. Hal ini menyebabkan infertilitas. Siklus yang tadinya normal menjadi pendek. Gejala ini biasanya disebabkan pemendekan stadium sekresi karena corpus luteum lekas mati. Ini sering terjadi karena disfungsi ovarium pada climacterium, pubertas, penyakit. Terapi yang digunakan untukstadium proliferasi dapat diperpanjang dengan estrogen dan stadium sekresi dengan kombinasi estrogen-progesteron.


(29)

c. Oligomenorhoeyaitu haid jarang dan siklus yang panjang.Oligomenorrhoe terjadi kalau siklus lebih dari 35 hari. Sering terdapat pada wanita yang asthenis. Oligomenore yang menetap dapat terjadi akibat dari perpanjangan stadium follikuler, perpanjangan stadium luteal, kedua stadium di atas menjadi panjang. Pada umumnya oligomenore yang ovulatoar tidak memerlukan terapi. Kalau mendekati amenorea maka dapat diusahakan mengadakan ovulasi.

d. Hipomenoreayaituperdarahan haid dalam jumlah sedikit, ganti pembalut 1-2 kali/hari. Etiologi kekurangan estrogen maupun progesterone, stenosis hymen, stenosis serviks uteri, sinekia uteri ( sindrom asherman). Lamanya Perdarahan Secara normal haid sudah berhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang, Misalnya pada endomeritis, myoma atau carcinoma dari corpus uteri.

e. Hipermenorea(Menorrhagia)adalah pengeluaran darah yang terlalu banyak biasanya lebih dari 80 ml / menstruasi, kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi, terjadi pada siklus yang teratur.

f. Menometroragia adalah pengeluaran darah yang terlalu banyak biasanya lebih dari 80 ml / menstruasi, terjadi diluar siklus dengan periode perdarahan lebih dari 7 hari (Anwar, Baziad, Prabowo, 2011).

2.3.5. Mekanisme Kontrasepsi Suntik DMPA pada Perubahan Siklus Menstruasi

Kontrasepsi suntik DMPA mengandung hormon progestin yang merupakan turunan dari hormon progesteron. Progesteron merupakan hormon dari


(30)

golongan steroid yang berpengaruh pada siklus menstruasi perempuan. Hormon ini merupakan bentukan dari pregnenolon yang dihasilkan oleh kelenjar dan berasal dari kolesterol darah. Progesteron bertanggung jawab pada perubahan endometrium pada paruh kedua siklus menstruasi dan perubahan siklik dalam serviks serta vagina. Progesteron menyiapkan lapisan uterus (endometrium) untuk penempatan telur yang telah dibuahi dan perkembangannya, dan mempertahankan uterus selama kehamilan.

Progesteron diproduksi dan disekresi di ovarium, terutama dari korpus luteum pada fase luteal atau sekretoris siklus haid. Sintesis dan sekresinya dirangsang oleh LH. Pada pertengahan fase luteal kadarnya mencapai puncak kemudian akan menurun dan mencapai kadar paling rendah pada akhir siklus haid, yang diakhiri dengan perdarahan haid.Sehingga pada saat pemberian suntikan DMPA, pada fase luteal kadar hormon progesteron tetap tinggi dan hormon esterogen menurun sehingga tidak terjadi pelepasan lapisan uterus (endometrium) yang mengakibatkan sering terjadinya gangguan pola haid amenorrhea (tidak haid). Pemberian jangka lama progesteron saja mungkin menyebabkan fungsi corpus luteum yang tidak adekuat pada siklus haid sehingga menghambat folikulogenesis. Hormon progesterone juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai kandungan air yang sedikit / kering. Kondisi ini juga terjadi pada vagina sehingga vagina menjadi kering sebagai akibat sampingan dari hormon progesteron (Wiknjosastro, 2006).


(31)

Selain amenorrheagangguan pola haid lain yang terjadi karena penggunaan DMPA seperti spotting disebabkan karena menurunnya hormon estrogen (Hartanto, 2010), gangguan pola haid metroraghia yang disebabkan oleh kadar hormon estrogen dan progesteron yang tidak sesuai dengan kondisi dinding uterus (endometrium) untuk mengatur volume darah menstruasi dan dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genetalia atau kelainan fungsional (Depkes RI, 2000), gangguan pola haid menorragia disebabkan karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron sehingga menimbulkan endometrium menghasilkan volume yang lebih banyak (Hartanto, 2010).

2.4. Berat Badan 2.4.1. Definisi

Berat badan adalah hasil peningkatan/penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain-lainnya. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi massa tubuh. Faktor-faktor itu dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup faktor-faktor hereditas seperti gen, regulasi termis,dan metabolisme. Faktor eksternal mencakup aktivitas fisik, dan asupan makanan (Ekawati,2010). 2.4.2. Pengukuran Berat Badan

Keseimbangan berat badan bila energi yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Keadaan ini akan menghasilkan berat badan ideal/normal. Cara mudah untuk menentukan tinggi badan ideal orang dewasa adalah dengan mengukur tinggi badannya.


(32)

Berat Badan Ideal = (Tinggi Badan(cm) - 100) - ( 10% tinggi badan)

Berat badan ideal ini bergantung pula pada besar kerangka dan komposisi tubuh dalam hal otot dan lemak. Seorang yang berkerangka besar dan atau mempunyai komposisi otot relatif lebih besar mempunyai berat badan ideal yang lebih besar. Untuk hal inidiberi kelonggaran ± 10-20% (Almatsier,2009).

2.4.3. Mekanisme Kontrasepsi DMPA Pada Perubahan Berat Badan

Kontrasepsi suntik DMPA atau Depoprovera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif. Dalam tahun pertama penggunaan turut memicu terjadinya peningkatan berat badan, kekeringan pada vagina, gangguan emosi, dan jerawat karena penggunaan hormonal yang lama dapat mengacaukan keseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadi perubahan sel yang normal menjadi tidak normal. Perubahan Berat Badan, keluhan yang dirasakan yaitu naiknya berat badan, rata-rata dalamsetahun bervariasi antara 1-5 kg atau berat badan berkurang/turun. (Saifuddin, 2006). Hormon ini juga mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya adalah yang menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya gairah seksual. Kenaikan berat badan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga terjadi penumpukan lemak, selain itu hormon progesteron di DMPA juga merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan


(33)

aktivitas fisik, akibatnya pemakaian suntikan progesteron dapat menyebabkan berat badan bertambah (Hartanto,2010).


(34)

22 BAB 3

KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin di amati melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoadmojo, 2003). Kerangka konsep yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan siklus menstruasi dan kenaikan berat badan pengguna kontrasepsi suntik di Puskesmas Helvetia Medan.

Skema 1. Kerangka Konsep Penelitian

Akseptor kb suntik 3 bulan − Perubahan siklus

menstruasi − Perubahan berat

badan Akseptor kb suntik 1 bulan

− Perubahan siklus menstruasi


(35)

3.2. Defenisi Operasional No Variabel Defenisi

Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1. Perubahan

Siklus Menstruas i Jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya berubah setelah penggunaan kb suntik. Hari pertama perdarahan dikatakan hari pertama siklus. Siklus normal yaitu berada pada interval 21-35 hari. Kuesioner dengan jumlah 6 pertanyaan. Terdapat pada item pertanyaan 1-6 pada instrumen penelitian a.Berpengaruh apabila, siklus menstruasi mengalami perubahan. Dari Siklus menstruasi normalnya yaitu berada pada interval 21-35 hari. 2.Tidak, berpengaruh apabila siklus menstruasinya berada pada interval 21-35 hari. Nominal

2. Perubahan Berat Badan Perubahan berat badan wanita dimana berat badan bertambah atau menurun setelah pemakaian KB suntik. Kuesioner dengan

jumlah 4 terdapat pada item pertanyaan 7-10 dari instrumen penelitian dan alat penimbang berat badan.

a.Berubah apabila ada kenaikan atau penurunan berat-badan. b.Tidak berubah apabila berat badan tidak mengalami kenaikan maupun penurunan berat badan setelah penggunaan KB suntik Nominal 3.3. Hipotesis

Hipotesa dalam penelitian ini yaitu ada perbedaansiklus menstruasi dan berat badan.pada akseptor kb suntik 1 bulan dan 3 bulan.


(36)

24 BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif komparatif untuk mengetahui perbedaan perubahan siklus menstruasi dan perubahan berat badan pengguna kontrasepsi suntik 1 bulan dan 3 bulan di Puskesmas Helvetia Medan Tahun 2013.

4.2. Sampling Desain 4.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor kontrasepsi suntik di Puskesmas Helvetia Medan pada Januari sampai oktober tahun 2013 sebanyak 34 responden.

4.2.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan metode total sampling. Sampel dari penelitian ini adalah seluruh aseptor KB suntik pada Januari sampai Oktober tahun 2013 yang tercatat di register Puskesmas Helvetia Medan sebanyak 34 responden (Arikunto, 2002). Adapun sampel yang diambil harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

Kriteria responden :

1) Yang menggunakan KB suntik dalam satu tahun pertama. 2) Bertempat tinggal di daerah Helvetia Medan


(37)

4.3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian mulai dilakukan pada bulan Maret sampai dengan April tahun 2014. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Helvetia Medan.Pertimbangan peneliti memilih lokasi ini adalah untuk efisiensi dan efektifitas waktu dan lokasi mudah dijangkau oleh peneliti.

4.4.Etika Penelitian

Etika dalam penelitian ini dilakukan setelah sidang skripsi selesai kemudian peneliti mengajukan permohonan etika penelitian dari komite etika setempat yaitu dari Komite Etik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, peneliti kemudian mengajukan izin penelitian kepada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, setelah surat izin diberikan peneliti kemudian mengajukan permohonan penelitian ke lokasi penelitian melalui pemimpin didaerah tersebut yaitu Kepala Puskesmas Helvetia Medan. Sedangkan pada responden, peneliti telah menjelaskan manfaat dan tujuan dari penelitian, serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang terjadi selama pengumpulan data yaitu responden tidak akan dikenakan sanksi atau denda apabila responden berpartisipasi dalam penelitian ini.Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner. Semua data yang diperoleh semata-mata digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan serta tidak akan dipublikasikan pada pihak lain. Setelah responden memahami dan menerima maksud dan tujuan dari penelitian, maka


(38)

respondendiminta untuk menandatangani lembar persetujuan dan dilanjutkan pengisian kuesioner secara sukarela.

4.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dikembangkan oleh peneliti dalam bentuk metode observasi langsung ke responden kemudian lembar kuesioner disusun dalam metode check list yang sudah dipersiapkan. Dalam instrumen penelitian terdapat lembar penjelasan kepada responden, lembar persetujuan untuk menjadi responden, lembar untuk data demografi kemudian alat penimbang berat badan. Lembar pertanyaan untuk mengidentifikasi perubahan siklus menstruasi dan perubahan berat badan yang terjadi sebelum dan setelah penggunaan KB suntik. Jumlah pertanyaan untuk mengetahui perubahan menstruasi terdiri dari 6 pertanyaan dan perubahan berat badan terdiri dari 4 pertanyaan. Untuk alat penimbang berat badan menggunakan timbangan yang ada di Puskesmas Helvetia Medan, yang akan diuji oleh ahli gizi setempat bahwa alat tersebut layak untuk digunakan dalam penelitian saya.

4.6. Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalalah pengukuran pengamatan yang berarti keandalan instrument dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.Uji Validitas instrumen telah diuji kelayakannya oleh ahli dibidangnya dari Universitas Sumatera Utara dan di Puskesmas Helvetia Medan. Hasil uji validitas yang telah dilakukan yaitu sebesar 0,8.


(39)

Setelah uji validitas dilakukan dan dinyatakan valid maka dilanjutkan dengan uji reabilitas, uji reabilitas untuk kuesioner perubahan siklus menstruasi dan kenaikan berat badan telah dilakukan di Puskesmas Biak Muli Kec.Bambel Kutacane. Jumlah responden untuk uji reabilitas adalah 20 orang pada ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik diluar sampel, penelitian menggunakan komputerisasi dan ujireliability statistic Kuder Richardson-21 (KR-21) (Notoatmodjo, 2010). Hasil uji reliabilitas untuk kuesioner perubahan berat badan yaitu sebesar 0,798 dan perubahan menstruasi yaitu sebesar 0,7074.

4.7. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan beberapa langkah-langkah yaitu setelah permohonan izin dari Fakultas Keperawatan USU telah diberikan, peneliti mengajukan surat izin penelitian kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan untuk meneliti di Puskesmas Helvetia Medan,setelah mendapatkan izin penelitian dari Kepala Dinas Kesehatan setempat, kemudian peneliti telah melakukan penelitian di Puskesmas Helvetia Medan, peneliti melaksanakan pengumpulan data dari buku register Puskesmas Helvetia Medan, setelah jumlah responden telah mencukupi, peneliti telahmelakukan pendekatan pada responden yang datang ke puskesmas, kemudian peneliti menjelaskan kepadaresponden tentang tujuan, manfaat dan cara pengisian kuesioner, responden yang bersedia akan diminta untuk menandatangani informed consent (surat persetujuan), selanjutnya responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti selama 5-10 menit, selama responden mengisi kuesioner peneliti tetap


(40)

mendampingi responden apabila responden kurang memahami isi pertanyaan dalam kuesioner maka peneliti akan menjelaskan maksud dari pertanyaan, setelah responden selesai mengisi kuesioner maka peneliti telah memeriksa kelengkapan dari kuesioner, apabila ada yang belum lengkap maka peneliti telah menanyakan langsung dan menyelesaikannya dalam waktu itu juga dan peneliti telah melakukan perlakuan yang sama pada responden selanjutnya sampai terkumpul semua data yang ingin diteliti.

4.8. Analisis Data

Semua data yang telah terkumpul dilakukan analisis data dengan memeriksa semua kuesioner apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi dengan mewawancarai ulang responden (editing). Kemudian data diberi kode secara manual sebelum diolah dengan komputer (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data. Data yang dibersihkan kemudian dimasukkan kedalam program komputer (entri). Setelah data dimasukkan ke dalam komputer lakukan pemeriksaan terhadap semua data guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data (cleaning data). Tahap terakhir yaitu melakukan penyimpanan data untuk siap dianalisis (saving). Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisa univariatmeliput i data demografi berupa usia, jenis kontrasepsi, agama, suku, serta data yang berhubungan dengan karakteristik responden yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Kemudian analisa bivariat yang digunakan untuk mengidentifikasi hubungankontrasepsi suntik terhadap perubahan siklus menstruasi dan berat badan


(41)

dengan melihat perbedaan perubahan siklus menstruasi dan berat badan dengan akseptor kb suntik 1 bulan dengan kb suntik 3 bulan yaitu menggunakan uji t-Independent dan hasil analisis akan disajikan dalam bentuk tabel.Selanjutnya dengan membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori kepustakaan yang ada


(42)

30 BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan kb suntik 1 bulan dan 3 bulan terhadap siklus menstruasi dan berat badan yang dilakukan sejak 11maret-19 April 2014 di Puskesmas Helvetia Medan yang terdiri dari 34 responden dengan 17 responden akseptor kb suntik 1 bulan dan 17 responden akseptor kb suntik 3 bulan.

5.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden

Dari hasil penelitian diperoleh deskripsi karakteristik responden mencakup usia, suku, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan, jumlah anak, lama penggunaan kontrasepsi, jumlah penyuntikan, perubahan berat badan dan hal tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden (tabel 5.1.) menunjukkan bahwa mayoritas usia responden berada pada rentang 20–35 tahun sebanyak 29 responden (85,3%), bersuku batak sebanyak 23 responden (67,6%), beragama Islam sebanyak 22 responden (64,7%), berpendidikan SMU sebanyak 17 responden (50,0%), bekerja sebagai IRT (ibu rumah tangga) sebanyak 24 responden (70,6%), mempunyai 2 anak sebanyak 14 responden (41,2%), menggunakan kb suntik selama 9-12 bulan sebanyak 26 responden (76,5%).


(43)

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Usia

– <20 tahun – 20-35 tahun – >35 tahun Suku

– Batak – Jawa – Melayu Agama

– Islam – Katolik – Protestan – Hindu – Budha

Pendidikan terakhir – Tidak sekolah – SD

– SLTP

– SMU/Sederajat – Diploma – Sarjana Pekerjaan

– Pegawai negeri – Pegawai swasta – Wiraswata – Petani – IRT Jumlah anak

– 1 – 2 – 3 – 4

Jenis kontrasepsi yang digunakan

– 3 bulan sekali(DMPA) – 2 bulan

sekali(Noristerat) – 1 bulan sekali

(Cyklofem) Lama penggunaan kb suntik

– 3-8 bulan – 9-12 bulan

- 29 5 23 9 2 22 - 12 - - - 4 6 17 5 2 6 3 1 - 24 7 14 8 5 17 - 17 8 26 - 85,3 14,7 67,6 26,5 5,9 64,7 - 35,3 - - - 11,8 17,6 50,0 14,7 5,9 17,6 8,8 2,9 - 70,6 20,6 41,2 23,5 14,7 50,0 - 50,0 23,5 76,5


(44)

5.1.2 Siklus Menstruasi Ibu Sebelum dan Sesudah Menggunakan KB Suntik 1 Bulan

Hasil penelitian terhadap siklus menstruasi didapati 17 responden (100%) menyatakan sebelum menggunakan kb suntik 1 bulan siklus menstruasi yang dialami selama 21-35 hari dan setelah menggunakan kb suntik 1 bulan didapati mayoritas responden menyatakan siklus menstruasi selama 21-35 hari sebanyak 12 responden (70,6%). Hasil penelitian perubahan siklus menstruasi pada akseptor kb suntik 1 bulan di Puskesmas Helvetia Medan pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Siklus Menstruasi Sebelum dan Sesudah Menggunakan Kb Suntik 1 bulan

Siklus Menstruasi

Sebelum Sesudah

F % F %

<21 hari 21-35 hari >35 hari Tidak teratur - 17 - - 100 - 1 12 - 4 5,9 70,6 - 23,5

5.1.3 Siklus Menstruasi Ibu Sebelum Dan Sesudah Menggunakan KB Suntik 3 Bulan

Hasil penelitian terhadap siklus menstruasi didapati 17 responden (100%) menyatakan sebelum menggunakan kb suntik 3 bulan siklus menstruasi yang dialami selama 21-35 hari dan setelah menggunakan kb 3 bulan didapati mayoritas responden menyatakan tidak mengalami haid/menstruasi sebanyak 9 responden (52,9%). Hasil penelitian perubahan siklus menstruasi pada akseptor kb suntik 3 bulan di Puskesmas Helvetia Medan pada tabel 5.3.


(45)

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Siklus Menstruasi Sebelum dan Sesudah Menggunakan KB Suntik 3 bulan

Siklus Menstruasi

Sebelum Sesudah

F % F %

<21 hari 21-35 hari >35 hari Tidak teratur - 17 - - 100 - - 2 6 9 - 11,8 35,2 52,9

5.1.4. Perubahan Berat Badan yang Dialami Ibu Setelah Menggunakan KB Suntik 1 Bulandan 3 Bulan

Hasil penelitian terhadap perubahan berat badan yang dialami oleh ibu mayoritas responden menyatakan terjadi perubahan berat badan setelah menggunakan kb suntik 1 bulan sebanyak 10 responden (58,8%) dan kb suntik 3 bulan sebanyak 13 responden (76,5%) . Hasil penelitian perubahan berat badan pada akseptor kb suntik 1 bulan dan 3 bulan di Puskesmas Helvetia Medan pada tabel 5.4. Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi dan Persentase Perubahan Berat Badan

Setelah Menggunakan Kb Suntik 1 Bulan dan 3 bulan Perubahan BB Kb suntik 1 bulan Kb suntik 3 bulan

f % F %

Ya Tidak 10 7 58,8 41,2 13 4 76,5 23,5

5.1.5 Berat Badan yang Dirasakan Ibu Setelah Menggunakan KB Suntik 1 Bulan

Hasil penelitian terhadap berat badan yang dirasakan oleh ibu setelah menggunakan kb suntik 1 bulan mayoritas responden menyatakan berat badan bertambah dan menjadi lebih gemuk sebanyak 9 responden (52,9%). Hasil


(46)

penelitian berat badan yang dirasakan pada akseptor kb suntik di Puskesmas Helvetia Medan pada tabel 5.5.

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berat Badan yang dirasakan Setelah Menggunakan KB Suntik 1 Bulan

Berat Badan Frekuensi Persentase (%)

Berat badan bertambah Berat badan menurun Tidak ada perubahan berat badan 9 1 7 52,9 5,9 41,2

5.1.6 Berat badan yang Dirasakan Ibu Setelah Menggunakan kb Suntik 3 Bulan

Hasil penelitian terhadap berat badan yang dirasakan oleh ibu setelah menggunakan kb suntik 3 bulan mayoritas responden menyatakan berat badan bertambah dan menjadi lebih gemuk sebanyak 12 responden (70,6%). Hasil penelitian berat badan yang dirasakan pada akseptor kb suntik di Puskesmas Helvetia Medan pada tabel 5.6.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berat Badan yang dirasakan Setelah Menggunakan KB Suntik 3 Bulan

Berat Badan Frekuensi Persentase (%)

Berat badan bertambah Berat badan menurun Tidak ada perubahan berat badan 12 1 4 70,6 5,9 23,5

5.1.7 Perubahan Berat Badan yang Dirasakan Ibu Setelah Menggunakan KB Suntik 1 Bulandan 3 Bulan

Hasil penelitian terhadap perubahan berat badan yang dirasakan oleh ibu setelah menggunakan kb suntik 1 bulan dan 3 bulan mayoritas responden menyatakan berat badan bertambah 1-3 kg sebanyak 12 responden (35,3%). Hasil


(47)

penelitian perubahan berat badan yang dirasakan pada akseptor kb suntik di Puskesmas Helvetia Medan pada tabel 5.7.

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berat Badan yang dirasakan Setelah Menggunakan KB Suntik 1 Bulan dan 3 Bulan

Perubahan berat badan - 0 kg

- 1-3 kg - 4-5 kg - >5 kg

11 12 9 2 32,4 35,3 26,5 5,9

5.1.2 Analisa Bivariat

a. Perubahan Siklus Menstruasi

Perbedaan perubahan siklus menstruasi dengan kb suntik 1 bulan dan kb suntik 3 bulan. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata perubahan siklus menstruasi pada akseptor kb suntik 1 bulan 1,29 dan akseptor kb suntik 3 bulan 1,88. Standar Deviasi yang menggunakan kb suntik 1 bulan 0,47 dan yang menggunakan kb suntik 3 bulan 0,332. Hasil uji statistik diperoleh beda mean 0,588 dan nilai P diperoleh 0,000. Sehingga terdapat perbedaan perubahan siklus menstruasi yang menggunakan kb suntik 1 bulan dengan kb suntik 3 bulan di Puskesmas Helvetia Medan.

Tabel 5.8. Perbedaan Siklus Menstruasi Akseptor KB Suntik 1 Bulan dengan KB Suntik 3 Bulan (n=17) di Puskesmas Helvetia Medan

Variabel Mean SD Mean

Difference T

SE Difference

P value Perubahan siklus

menstruasi kb suntik 1 bulan

Perubahan siklus menstruasi kb suntik 3 bulan

1,29

1,88

0,47

0,332


(48)

b. Perubahan Berat Badan

Perbedaan perubahan berat badan dengan kb suntik 1 bulan dan kb suntik 3 bulan. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata perubahan berat badan pada akseptor kb suntik 1 bulan 1,59 dan akseptor kb suntik 3 bulan 1,76. Standar Deviasi yang menggunakan kb suntik 1 bulan 0,507 dan yang menggunakan kb suntik 3 bulan 0,437. Hasil uji statistik diperoleh beda mean 0,176 dan nilai P diperoleh 0,285. Sehingga terdapat tidak terdapat perbedaan perubahan berat badanpada akseptor kb suntik 1 bulan dengan kb suntik 3 bulan di Puskesmas Helvetia Medan.

Tabel 5.9. Perbedaan Perubahan Berat Badan Akseptor KB Suntik 1 Bulan dengan KB Suntik 3 Bulan (n=17) di Puskesmas Helvetia Medan

Variabel Mean SD Mean

Difference T

SE Difference

P value Perubahan berat

badan kb suntik 1 bulan

Perubahan berat badan kb suntik 3 bulan

1,59

1,76

0,507

0,437

0,176 1,086 0,162 0,285

5.2 Pembahasan

5.2.1 Perubahan Siklus Menstruasi

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari seluruh responden akseptor kb suntik 1 bulan mayoritas tidak mengalami perubahan siklus menstruasi sebanyak 12 responden (70,6%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori menurut Saifuddin (1996) yang menyatakan hormon progestin dengan sedikit hormon estrogen pada suntikan 1


(49)

bulan atau Cyclofem akan merangsang timbulnya haid setiap bulan. Hal ini juga sesuai dengan teori keuntungan pemakaian Cyclofem menurut Hartanto (2010) yang berdampak terhadappola perdarahan seperti siklus haid menjadi teratur sehingga pengguna kb suntik 1 bulan mayoritas tidak mengalami perubahan siklus menstruasi.

Berdasarkan hasilpenelitian pada akseptor kb suntik 3 bulan menunjukkan bahwa dari seluruh responden mayoritas mengalami perubahan siklus menstruasi sebanyak 15 responden (88,1%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian oleh Sumardiani (2010) menunjukkan adanya pengaruh penggunaan kontasepsi DMPA terhadap perubahan pola menstruasi. Dari 30 responden yang diamati 22 responden mengalami perubahan pola menstruasi.

Hal ini diperkuat dengan teori pemakaian DMPA menurut Hartanto (2010) yaitu dapat tejadi gangguan pola haid dan menurut Saifuddin (2006) sering ditemukan gangguan haid sepertiamenorrhea, menoragia,metroragiadan spotting. Didalam DMPA terdapat kandungan progesteron,progesteron bertanggung jawab pada perubahan endometrium pada siklus menstruasi dalam serviks serta vagina.Sehingga pada saat pemberian suntikan DMPA, pada fase luteal kadar hormon progesteron tetap tinggi dan hormon esterogen menurun sehingga tidak terjadi pelepasan lapisan uterus (endometrium) yang mengakibatkan sering terjadinya gangguan pola haid amenorhea (tidak haid).

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai probabilitas adalah 0,000 (p<0,05) dengan demikian Ho ditolak. Kesimpulannya ada perbedaan perubahan


(50)

siklus menstruasi yang terjadi antara akseptor kontrasepsi 1 bulan dengan kontrasepsi 3 bulan.

5.2.3 Perubahan Berat Badan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari seluruh responden akseptor kb 1 bulan mayoritas mengalami perubahan berat badan sebanyak 10 responden (58,8%) dan pada seluruh akseptor kb 3 bulan mayoritas mengalami perubahan berat badan sebanyak 13 responden (76,5%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Agustina (2008) yang menunjukkan adanyapengaruh yang penggunaan kontasepsi DMPA terhadap perubahan beratbadan. Dari 57 responden yang diamati 31 mengalami perubahan beratbadan dan 19 tidak mengalamai perubahan berat badan. Hasil penelitiantersebut semakin memperkuat dugaan adanya keterkaitan penggunaan kontrasepsi DMPA terhadap perubahan berat badan.

Hal ini diperkuat dengan teori menurut Saifuddin (2006) yakni DMPA atau Depo provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron yang terkandung didalan kontrasepsi suntikan mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif. Dalam tahun pertama penggunaan turut memicu terjadinya peningkatan berat badan karena penggunaan hormonal yang lama dapat mengganggu keseimbangan hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh sehingga mengakibatkan terjadi perubahan sel yang normal menjadi tidak normal. Risiko kenaikan berat badan kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan


(51)

menurunkan aktivitas fisik, akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat badan bertambah.

Hasil pengamatan pada tabel 5.7 juga menunjukkan rata-ratakenaikan berat badan hanyalah 1-5 kg, hanya 2 responden yangmengalami kenaikan berat badan di atas 5 kg. Hasil penelitian inimenunjukkan adanya kesamaan dengan dugaan para ahli yangmenyatakan umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar,bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama penyuntikan.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai probabilitas adalah 0,285 (p<0,05) dengan demikian Ho diterima. Kesimpulannya tidak ada perbedaan perubahan berat badan yang terjadi antara akseptor kb suntik 1 bulan dengan kb suntik 3 bulan.

5.3 Keterbatasan penelitian

Dalam penelitian ini peneliti telah berupaya semaksimal mungkin untuk memperoleh data yang sebenarnya dan mengontrol kondisi yang berkaitan dengan proses dan hasil penelitian secara optimal, namun berbagai kendala tidak jarang muncul sehingga berbagai kelemahan dan keterbatasan pada saat melaksanakan penelitian ini, antara lain :

5.3.1 Keterbatasan waktu dan tenaga dari peneliti

Karena adanya keterbatasan waktu, tenaga dan dana dari peneliti maka jumlah sampel yang diambil adalah 34 responden, dimana jumlah sampel dapat diperbesar untuk melihat hasil yang lebih baik.


(52)

5.3.2 Keterbatasan alat pengumpul data

Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang mempunyai dampak yang sangat subyektif sehingga kebenaran data sangat bergantung pada kejujuran dari responden. Peneliti belum menemukan standar baku kuesioner sehingga instrumen tersebut dibuat berdasarkan pemahaman dari peneliti sendiri yang tentunya masih terbatas sebagai peneliti pemula.


(53)

41 BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang perubahan siklus menstruasi dan berat badan pada akseptor kb suntik di Puskesmas Helvetia Medan, maka dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:

6.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian terhadap perubahan perubahan siklus menstruasi pada aksepstor kb suntik 1 bulan dan 3 bulan maka dapat diambil kesimpulan yaitu: Ada perbedaan siklus menstruasi yang terjadi antara akseptor kb suntik 1 bulan dengan akseptor kb suntik 3 bulan dan tidak ada perbedaan berat badan yang terjadi antara akseptor kb suntik 1 bulan dengan akseptor kb suntik 3 bulan.

6.2. Saran

6.2.1. Bagi Petugas Kesehatan

Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan KB juga dapat memberikan konseling tentangefek samping KB suntik sehingga tidak ada kekhawatiran dariakseptor KB tersebut.

6.2.2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan bagi institusi pendidikan dalam kegiatan proses belajar, sebagai bahan acuan bagi penulis selanjutnya dan juga dapat memberikan penyuluhan tentang efek samping dalam penggunaan


(54)

kontrasepsi suntiksehingga masyarakat mendapatkan informasi yang benar.

6.2.3. Bagi Bidang Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi data dasar atau bahan perbandingan untuk melakukan penelitian yang akan datang, dan keterbatasan penelitian ini dapat digunakan peneliti selanjutnya dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda dan peneliti selanjutnya dapat meneliti model perubahan berat badan dengan lebih spesifik dengan melihat perubahan berat badan lebih banyak terjadi didaerah lengan, paha, atau perut. Juga dapat dteliti untuk pemilihan kontrasepsi suntik apakah berhubungan dengan suku, agama, pendidikan dan pekerjaan.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. (2009). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Anggraini, Mekar Dwi, dkk. (2009). Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan pola menstruasi pada akseptor KB suntik DMPA di wilayah kerja puskesmas sokaraja I purwokerto. Jurnal Keperawatan Soedirman,Volume 4, No:2 Juli 2009. Purwokerto: Keperawatan FKIK Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Anggraeni, Yetty. (2012). Pelayanan keluarga berencana. Yogyakarta: Rohima Press.

Anwar, M. Baziad, A.R. Prabowo, P. (2011). Ilmu kandungan edisi ketiga. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Bobak, Irene, M (2004). Buku ajar keperawatan maternitas. Jakarta: EGC.

Ekawati, Desi. (2010). Pengaruh KB suntik DMPA terhadap peningkatan berat badan di BPS siti syamsiah wonokarto wonogiri. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

Handayani, Sri. (2010). Buku ajar pelayanan keluarga berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Hartanto, Hanafi. (2010). Keluarga berencana dan kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Saifuddin, Abdul Bari. (2006). Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin, Abdul Bari, dkk. (1996). Buku acuan nasional pelayanan keluarga berencana. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saroha, P. (2009). Kesehatan reproduksi dan kontrasepsi. Jakarta: Trans Info


(56)

Selma, S, dkk. (2013). Analisis pelayanan KB mandiri wanita usia subur berdasarkan status ekonomi. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Vol 16 No;1.

Setiadi. (2007). Konsep dan penulisan riset keperawatan. Jogyakarta: Graha Ilmu. Speroff, Leon. (2005). Pedoman klinis kontrasepsi edisi 2. Jakarta: EGC.

Sumardiani, lilis. (2010). Perubahan pola menstruasi pada 9 bulan pertama KB suntik DMPA di klinik maria delitua. Karya Tulis Ilmiah. Medan: DIV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Walsh, L.V. (2008). Buku ajar kebidanan komunitas. Jakarta: EGC.

Winkjosatro, H. (2005). Ilmu kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


(57)

(58)

Lampiran 1

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

Saya yang bernama Tari Listioriniadalah mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Perubahan Siklus Menstruasi dan Berat Badan Pada Akseptor KB Suntik. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Adapun tujuan penelitian saya adalah untuk mengetahui perubahan siklus menstruasi dan perubahan berat badan yang terjadi pada akseptor kb suntik. Perubahan siklus menstruasi dan perubahan berat badan adalah efek samping yang normal terjadi. Manfaat bagi ibu adalah apabila hasil penelitian menyatakan perubahan menstruasi yang terjadi dan perubahan berat badan yang dialami oleh akseptor kb suntik maka akan menjadi masukan kepada petugas pelayanan kesehatan setempat, sehingga ibu akan mendapatkan penyuluhan tentang penggunaan kontrasepsi suntik yang efektif. Hasil dari penelitian ini tidak akan memberikan dampak negatif bagi ibu, peneliti tidak akan menuntut ibu apabila ibu mengundurkan diri dari penelitian ini. Bila ibu tidak bersedia, ibu berhak menolak diikutsertakan dalam penelitian ini. Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apa pun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian


(59)

saja. Dalam memberikan jawaban atas pertanyaan sesuai dengan pendapat ibu tanpa di pengaruhi oleh orang lain.Apabila ibu bersedia dan menyetujuinya, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu. Dan jika ada hal yang tidak ibu mengerti, ibu dapat menanyakan kepada peneliti. Atas partisipasi ibu saya ucapkan terimakasih.

Peneliti


(60)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini telah mendapatkan penjelasan dan sudah memahami tujuan dan mamfaat penelitian ini, saya mengerti bahwa resiko yang akan terjadi sangat kecil dan saya mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa adanya sanksi atau paksaan.

Dengan demikian, secara suka rela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun saya bersedia berperan serta dalam penelitian ini.

Medan, 2014 Responden


(61)

Lampiran 3

INSTRUMEN PENELITIAN Bagian 1. Data Demografi

Kode Responden: Petunjuk pengisian:

1. Berilah tanda check list (√) pada salah satu tanda kurung sesuai dengan jawaban responden.

2. Bila ada pertanyaan yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.

1. Usia :

2. Suku bangsa : ( ) Batak ( ) Jawa ( ) Melayu

( ) Lainnya. Sebutkan:... 3. Agama : ( ) Islam

( ) Katolik ( ) Protestan ( ) Hindu ( ) Budha

4. Pendidikan Terakhir : ( ) Tidak Sekolah ( ) SD

( ) SLTP

( ) SMU/Sederajat ( ) Diploma

( ) Sarjana

5.Pekerjaan : ( ) Pegawai Negeri ( ) Petani

( ) Pegawai Swasta ( ) Wiraswasta ( ) IRT

( ) Lain-lain. Sebutkan:... 6.Jumlah Anak : ...orang

7. Jenis Kontrasepsi yang Digunakan : ( ) 3 bulan sekali (DMPA) ( ) 2 bulan sekali (Noristerat) ( ) 1 bulan sekali (Cyklofem)


(62)

8. Lama penggunaan kontrasepsi suntik :...bulan.

9. Sudah melakukan berapa kali penyuntikan :...x penyuntikan 10.Berat badan : Sebelum menggunakan kb suntik ...kg


(63)

Lampiran 4

1. Kuesioner Perubahan Siklus Menstruasi dan Perubahan Berat Badan yang Terjadi Pada Pengguna Kontrasepsi Suntik.

Beri tanda(√) pada salah satu pilihan jawaban.

1. Berapa lama biasanya siklus menstruasi ibu sebelum menggunakan kontrasepsi suntik?

฀ <21 hari ฀>35 hari

฀ 21-35 hari ฀ Lain-lain, sebutkan....

2. Berapa lama biasanya siklus menstruasi ibu setelah menggunakan kontrasepsi suntik?

฀ <21 hari ฀>35 hari

฀ 21-35 hari ฀ Lain-lain, sebutkan....

3. Berapa lama waktu menstruasi ibu sebelum menggunakan kontrasepsi suntik? ฀ 1-2 hari ฀>7 hari

฀ 3-7 hari ฀ Lain-lain, sebutkan....

4. Berapa lama waktu menstruasi ibu sesudah menggunakan kontrasepsi suntik? ฀ 1-2 hari ฀>7 hari

฀ 3-7 hari ฀ Lain-lain,sebutkan.... 5. Bagaimana haid ibu setelah menggunakan kontrasepsi suntik?

฀ Haid teratur ฀ Biasa saja

฀ Haid tidak teratur ฀ Tidak mengalami haid

6. Bagaimana pendarahan yang ibu alami setelah menggunakan kontrasepsi suntik?

฀ Pendarahan berupa bercak-bercak ฀ Tidak mengalami haid/perdarahan

฀ Terjadi perdarahan tetapi diluar siklus haid normal

฀ Perdarahan yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama ฀ Perdarahan dan siklus normal(tidak berubah)

7. Bagaimana nafsu makan ibu setelah menggunakan kontrasepsi suntik? ฀ Nafsu makan bertambah

฀ Nafsu makan menurun


(64)

8. Apakah ibu merasakan perubahan berat badan setelah menggunakan kontrasepsi suntik?

฀ Ya ฀ Tidak

9. Bagaimana berat badan yang ibu rasakan?

฀ Berat badan bertambah dan menjadi lebih gemuk ฀ Berat badan menurun dan menjadi lebih kurus ฀ Tidak ada perubahan berat badan

10.Setelah pemakaian berapa lama ibu merasakan terjadinya perubahan berat badan?

฀ 1 bulan

฀ 2 bulan ฀ 3 bulan


(65)

Lampiran 5

RIWAYAT HIDUP

Nama : Tari Listiorini

Tempat / Tanggal Lahir : Kutacane, 15 September 1992 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Email

Alamat : Jln. Melati No.11 Kutacane, Aceh Tenggara Riwayat Pendidikan :

• 1998-2004 : SD Muhammadiyah Kutacane • 2004-2007 : SMP Negeri 1 Kutacane • 2007-2010 : SMA Negeri 1 Kutacane


(66)

Lampiran 6

DANA PENELITIAN

No. Kegiatan Biaya

1 PROPOSAL a. Survei Awal b. Transportasi c. Biaya Internet

d. Fotocopy Sumber-sumber Daftar Pustaka dan pembelian buku literatur e. Fotocopy laporan dan memperbanyak

proposal

f. Sidang Proposal

Rp 80.000 Rp 50.000 Rp 100.000 Rp 300.000

Rp 230.000

Rp 200.000

2 PENGUMPULAN DATA

a. Biaya pengambilan data b. Etika Penelitian

c. Reliabilitas d. Transportasi e. Cenderamata

Rp 150.000 Rp 100.000 Rp 50.000 Rp 160.000 Rp 180.000 3 ANALISA DATA DAN

PENGUMPULAN LAPORAN a. Kertas A4 2 rim

b. Penjilidan

c. Fotocopy Laporan Penelitian d. Sidang Skripsi

Rp 60.000 Rp 50.000 Rp 100.000 Rp 200.000

4 BIAYA TIDAK TERDUGA Rp 200.000


(67)

Jenis Kegiatan Sept '13 Okt '13 Nov '13 Des '13 Jan '14 Feb '14 Mar '14 Apr '14 Mei '14 Jun '14 Jul' 14 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Mengajukan Judul Menetapkan Judul Menyusun skripsi Mengajukan skripsi Sidang Skripsi Revisi Skripsi Validitas /Reabilitas Pengumpulan data Analisa Data Penyusunan Skripsi Ujian Skripsi Revisi Mengumpulkan


(68)

HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN

No. Pertanyaan Pakar 1 Pakar 2 Pakar 3

1 4 4 4

2 4 4 4

3 3 3 4

4 3 3 4

5 3 3 4

6 3 4 4

7 4 4 4

8 4 4 4

9 3 3 3

10 3 3 3

Total 34 35 38

Nilai validitas = rata-rata skor = (34+35+38)/3 = 0,89 maksimal skor 40


(69)

S U N T I K 1 BLN

1 36 BATAK PROTESTAN SMU PEGAWAI NEGERI 3 10 10 0

2 29 JAWA ISLAM SMU IRT 2 10 10 0

3 25 BATAK ISLAM SLTP IRT 1 6 6 2

4 34 BATAK ISLAM SMU IRT 4 12 12 4

5 31 JAWA ISLAM SMU IRT 2 10 10 2

6 34 BATAK ISLAM SLTP IRT 3 12 12 2

7 30 JAWA ISLAM SD IRT 3 8 8 0

8 27 BATAK PROTESTAN SMU WIRASWATA 2 11 11 3

9 23 MELAYU ISLAM SMU IRT 1 3 3 2

10 30 BATAK ISLAM SARJANA PEGAWAI NEGERI 1 10 10 4

11 26 BATAK ISLAM DIPLOMA PEGAWAI SWASTA 1 6 6 3

12 25 BATAK PROTESTAN SLTP IRT 3 9 9 0

13 45 BATAK PROTESTAN SARJANA PEGAWAI NEGERI 2 11 11 0

14 25 JAWA ISLAM SMU IRT 2 12 12 0

15 27 BATAK ISLAM SMU PEGAWAI SWASTA 2 10 10 2

16 32 BATAK PROTESTAN SLTP IRT 3 8 8 0

17 30 BATAK PROTESTAN SMU IRT 2 12 12 5

18 32 BATAK ISLAM SD IRT 4 12 4 3

S U N T I K 3 BLN

19 32 JAWA ISLAM SD IRT 4 12 4 0

20 31 JAWA ISLAM SLTP IRT 3 6 2 2

21 23 JAWA ISLAM SMU IRT 2 12 4 5

22 40 BATAK PROTESTAN DIPLOMA PEGAWAI NEGERI 3 12 4 5

23 34 BATAK PROTESTAN SMU IRT 2 9 3 3

24 33 BATAK PROTESTAN SMU IRT 4 12 4 0

25 29 BATAK PROTESTAN SMU IRT 2 9 3 0

26 33 BATAK ISLAM SMU IRT 3 12 4 0

27 22 BATAK ISLAM SMU IRT 2 12 4 5

28 23 BATAK PROTESTAN SMU IRT 1 3 2 2

29 23 BATAK ISLAM SMU IRT 1 5 2 3

30 35 MELAYU ISLAM SLTP IRT 4 12 4 4

31 28 JAWA ISLAM DIPLOMA PEGAWAI NEGERI 1 12 4 7

32 40 BATAK PROTESTAN DIPLOMA PEGAWAI NEGERI 2 12 4 8


(70)

(71)

TABULASI PENGUMPULAN DATA NO R Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10

1 B A B B C D C B C D K

B S U N T I K 1 BLN

2 B B B B A E C B C D

3 B D B C C C B A A B

4 B B B B A E A A A C

5 B B B B A E C A A D

6 B B B B A E C A A D

7 B B B B A E C B C D

8 B B B B A E C A A D

9 B B B B A E A A A C

10 B D B B C C C A A D

11 B D B B C C C A A D

12 B D B B C C C B C D

13 B B B B A E C B C D

14 B B B B A E C B C D

15 B B B B A E B A B D

16 B B B B A E C B C D

17 B B B B A E C A A D

1 B D B D D B C A A C

K B S U N T I K 3 BLN

2 B D B D D B C B C D

3 B C B A C A C A A D

4 B D B D D B C A A D

5 B B B B C A C A A C

6 B B B A C A B A B D

7 B D B D D B C B C D

8 B D B D D B C B C D

9 B D B D D B C B C D

10 B D B D D B A A A D

11 B D B D D B A A A D

12 B C B A C A C A A D

13 B D B D D B A A A D

14 B C B A C C C A A D

15 B C B A C A C A A C

16 B C B A C A A A A C

17 B C B A C A A A A D

KETERANGAN:

Q1= A. <21 hari B. 21-35 hari C. >35 hari D. Lain-lain, sebutkan....

Q2= A. <21 hari B. 21-35 hari C. >35 hari D. Lain-lain, sebutkan....

Q3=A.1-2 hari B. 3-7 hari C. >7 hari D. Lain-lain, sebutkan....

Q4= A.1-2 hari B. 3-7 hari C. >7 hari D. Lain-lain, sebutkan....

Q5= A. Haid teratur B.Biasa saja C.Haid tidak teratur

D.Tidak mengalami haid

Q6= A.Pendarahan berupa bercak-bercak

B.Tidak mengalami haid/perdarahan

C.Terjadi perdarahan tetapi diluar siklus haid normal

D.Perdarahan yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama

E.Perdarahan dan siklus normal(tidak berubah)

Q7= A.Nafsu makan bertambah

B.Nafsu makan menurun


(72)

1. Perubahan Menstruasi 2. Perubahan Berat-badan

No.Res Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Ʃx Q7 Q8 Q9 Q10 Ʃx

1 1 1 1 1 1 1 6 36 1 1 1 1 4 16

2 1 1 1 1 1 1 6 36 1 1 1 1 4 16

3 1 1 1 1 1 1 6 36 1 1 1 1 4 16

4 1 0 1 0 0 0 2 4 1 0 0 0 1 1

5 1 1 1 0 1 1 5 25 0 1 1 1 3 9

6 1 1 1 0 1 0 4 16 0 1 1 1 3 9

7 1 1 1 0 1 1 5 25 0 1 1 1 3 9

8 1 1 1 0 1 1 5 25 1 1 1 1 4 16

9 1 0 1 1 1 1 5 25 0 1 1 1 3 9

10 1 1 1 1 1 1 6 36 0 0 0 0 0 0

11 1 1 1 1 1 1 6 36 1 1 1 1 4 16

12 1 1 1 1 1 1 6 36 0 0 0 0 0 0

13 1 0 1 0 0 0 2 4 0 1 1 1 3 9

14 1 1 1 1 1 0 5 25 0 1 1 1 3 9

15 1 0 1 0 0 0 2 4 1 1 1 1 4 16

16 1 1 1 1 1 1 6 36 0 0 0 0 0 0

17 1 1 1 1 1 1 6 36 1 1 1 1 4 16

18 1 1 1 1 1 1 6 36 1 1 1 1 4 16

19 1 1 1 1 1 1 6 36 1 1 1 1 4 16

20 1 1 1 1 1 1 6 36 0 1 1 1 3 9


(73)

Vt =Ʃ�2− (Ʃ�)2 M = Ʃ ∑ � K21 = K

�−1� �1

M(K−M)

�.�� � Ket : KR21 = Reliabel instrumen

n n = � 6

6−1� �1

5,05(6−5,05)

6 � 1,9475 � K = Banyak soal

n = 101 = 0,7074

= 549 − (101)2 = 38,95 20 Vt = Varians Total M = Skor rata-rata

20 20 = 5,05 N = Jumlah responden

20 = 1,9475

Data dikatakan reliabel karena 0,7074 > 0,70

Vt =Ʃ�2− (Ʃ�)2 M = ƩƩ ∑ ���21 = K

�−1� �1

M(K−M)

�.�� �

2. Perubahan Berat-badan

n n = � 4

4−1� �1

2,9(4−2,9)

4 � 1,99 �

n = 58 = 0,798

= 208 − (58)2 = 39,8 20 20 20 = 2,9 20


(74)

(75)

(76)

(77)

(78)

(79)

(80)

(81)

(82)

(83)

(84)

(85)

(86)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK TERHADAP BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK TERHADAP BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS BANYUDONO I KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 16

Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 (tiga) Bulanan terhadap Perubahan Berat Badan pada Akseptor Keluarga Berencana di Puskesmas Terjun, Medan Marelan

0 0 13

Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 (tiga) Bulanan terhadap Perubahan Berat Badan pada Akseptor Keluarga Berencana di Puskesmas Terjun, Medan Marelan

0 0 2

Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 (tiga) Bulanan terhadap Perubahan Berat Badan pada Akseptor Keluarga Berencana di Puskesmas Terjun, Medan Marelan

1 3 4

Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 (tiga) Bulanan terhadap Perubahan Berat Badan pada Akseptor Keluarga Berencana di Puskesmas Terjun, Medan Marelan

0 1 22

Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 (tiga) Bulanan terhadap Perubahan Berat Badan pada Akseptor Keluarga Berencana di Puskesmas Terjun, Medan Marelan

0 0 3

Perubahan Siklus Menstraasi dan Berat Badan pada Akseptor KB Suntik di Puskesmas Helvetia Medan

0 0 10

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONJONG I GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Penggunaan KB Suntik dengan Siklus Menstruasi pada Akseptor KB Suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Po

0 0 19

STUDI KOMPARASI LAMA PEMAKAIAN KONTRASESPI SUNTIK CYCLOPROVERA DAN DMPA DENGAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

0 0 13

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK DMPA DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik DMPA Dengan Peningkatan Berat Badan Pada Akseptor di Puskesmas Merg

0 0 11