Efektivitas Kontrasepsi Suntikan Keuntungan Kontrasepsi Suntikan Kerugian Kontrasepsi Suntikan Indikasi Kontrasepsi Suntikan

Norethindrone Enanthate atau Noresterat. Diberikan dalam dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama 3 kali suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali setiap 12 minggu Hartanto,2010. Jenis kontrasepsi lain yaitu kontrasepsi suntikan kombinasi. Kontrasepsi jenis ini mengandung 25 mg Depo Medroksiprogestron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi intramuskular sebulan sekali Cyclofem, dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan dengan injeksi intramuskular sebulan sekali Saifuddin,2006. Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah pelepasan sel telur yang dikeluarkan tubuh wanita. Tanpa pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan mungkin hamil. Selain itu pada penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan sedikit hormon estrogen pada suntikan Cyclofem akan merangsang timbulnya haid setiap bulan Saifuddin,1996.

2.2.1. Efektivitas Kontrasepsi Suntikan

Memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan tahun, asal penyuntikan dilakukan secara benar sesuai jadwal yang ditentukan Saifuddin, 2006.

2.2.2. Keuntungan Kontrasepsi Suntikan

Menurut Saifuddin 2006 keuntungan kontrasepsi suntik antara lain: Sangat efektif, pencegahan kehamilan jangka panjang, tidak berpangaruh pada hubungan suami istri, tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik, menurunkan kejadian penyakit jinak payudara, mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul, dapat digunakan oleh wanita usia 35 tahun sampai perimenopause, pada suntikan Cyclofem terdapat hormon estrogen dalam dosis rendah untuk memacu terjadinya haid setiap bulan.

2.2.3. Kerugian Kontrasepsi Suntikan

Menurut Saifuddin 2006 kerugian kontrasepsi suntik antara lain: Pola haid yang normal dapat berubah menjadi amenorrhea, menoragia,metroragiadan spotting. Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian.Klien sangat tergantung pada sarana pelayanan kesehatan oleh sebab itu tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya. Kontrasepsi suntik juga tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV. Juga dapat terjadi berat badan yang berubah. Kemudian akan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah pemakaian dihentikan.

2.2.4. Indikasi Kontrasepsi Suntikan

Indikasi Kontrasepsi Suntikan antara lain : Untuk usia reproduksi, nulipara dan yang telah memiliki anak, menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas tinggi, menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai, setelah melahirkan dan tidak menyusui, setelah abortus atau keguguran, tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen kontrasepsi progestin, sering lupa memakai pil, dan mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kombinasi kontrasepsi progestin Saifuddin, 2006.

2.2.5. Kontraindikasi Kontrasepsi Suntik

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK TERHADAP BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK TERHADAP BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS BANYUDONO I KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 16

Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 (tiga) Bulanan terhadap Perubahan Berat Badan pada Akseptor Keluarga Berencana di Puskesmas Terjun, Medan Marelan

0 0 13

Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 (tiga) Bulanan terhadap Perubahan Berat Badan pada Akseptor Keluarga Berencana di Puskesmas Terjun, Medan Marelan

0 0 2

Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 (tiga) Bulanan terhadap Perubahan Berat Badan pada Akseptor Keluarga Berencana di Puskesmas Terjun, Medan Marelan

1 3 4

Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 (tiga) Bulanan terhadap Perubahan Berat Badan pada Akseptor Keluarga Berencana di Puskesmas Terjun, Medan Marelan

0 1 22

Hubungan Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 (tiga) Bulanan terhadap Perubahan Berat Badan pada Akseptor Keluarga Berencana di Puskesmas Terjun, Medan Marelan

0 0 3

Perubahan Siklus Menstraasi dan Berat Badan pada Akseptor KB Suntik di Puskesmas Helvetia Medan

0 0 10

HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONJONG I GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Penggunaan KB Suntik dengan Siklus Menstruasi pada Akseptor KB Suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Po

0 0 19

STUDI KOMPARASI LAMA PEMAKAIAN KONTRASESPI SUNTIK CYCLOPROVERA DAN DMPA DENGAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

0 0 13

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK DMPA DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR DI PUSKESMAS MERGANGSAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik DMPA Dengan Peningkatan Berat Badan Pada Akseptor di Puskesmas Merg

0 0 11