c. Oligomenorhoeyaitu haid jarang dan siklus yang panjang.Oligomenorrhoe terjadi kalau siklus lebih dari 35 hari. Sering terdapat pada wanita yang
asthenis. Oligomenore yang menetap dapat terjadi akibat dari perpanjangan stadium follikuler, perpanjangan stadium luteal, kedua stadium di atas
menjadi panjang. Pada umumnya oligomenore yang ovulatoar tidak memerlukan terapi. Kalau mendekati amenorea maka dapat diusahakan
mengadakan ovulasi. d. Hipomenoreayaituperdarahan haid dalam jumlah sedikit, ganti pembalut 1-2
kalihari. Etiologi kekurangan estrogen maupun progesterone, stenosis hymen, stenosis serviks uteri, sinekia uteri sindrom asherman. Lamanya
Perdarahan Secara normal haid sudah berhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang, Misalnya pada
endomeritis, myoma atau carcinoma dari corpus uteri. e. HipermenoreaMenorrhagiaadalah pengeluaran darah yang terlalu banyak
biasanya lebih dari 80 ml menstruasi, kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi, terjadi pada siklus yang teratur.
f. Menometroragia adalah pengeluaran darah yang terlalu banyak biasanya lebih dari 80 ml menstruasi, terjadi diluar siklus dengan periode perdarahan
lebih dari 7 hari Anwar, Baziad, Prabowo, 2011.
2.3.5. Mekanisme Kontrasepsi Suntik DMPA pada Perubahan Siklus Menstruasi
Kontrasepsi suntik DMPA mengandung hormon progestin yang merupakan turunan dari hormon progesteron. Progesteron merupakan hormon dari
golongan steroid yang berpengaruh pada siklus menstruasi perempuan. Hormon ini merupakan bentukan dari pregnenolon yang dihasilkan oleh kelenjar dan
berasal dari kolesterol darah. Progesteron bertanggung jawab pada perubahan endometrium pada paruh kedua siklus menstruasi dan perubahan siklik dalam
serviks serta vagina. Progesteron menyiapkan lapisan uterus endometrium untuk penempatan telur yang telah dibuahi dan perkembangannya, dan mempertahankan
uterus selama kehamilan. Progesteron diproduksi dan disekresi di ovarium, terutama dari korpus
luteum pada fase luteal atau sekretoris siklus haid. Sintesis dan sekresinya dirangsang oleh LH. Pada pertengahan fase luteal kadarnya mencapai puncak
kemudian akan menurun dan mencapai kadar paling rendah pada akhir siklus haid, yang diakhiri dengan perdarahan haid.Sehingga pada saat pemberian
suntikan DMPA, pada fase luteal kadar hormon progesteron tetap tinggi dan hormon esterogen menurun sehingga tidak terjadi pelepasan lapisan uterus
endometrium yang mengakibatkan sering terjadinya gangguan pola haid amenorrhea tidak haid. Pemberian jangka lama progesteron saja mungkin
menyebabkan fungsi corpus luteum yang tidak adekuat pada siklus haid sehingga menghambat folikulogenesis. Hormon progesterone juga mempermudah
perubahan karbohidrat menjadi lemak, salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ yang mengandung banyak lemak
cenderung mempunyai mempunyai kandungan air yang sedikit kering. Kondisi ini juga terjadi pada vagina sehingga vagina menjadi kering sebagai akibat
sampingan dari hormon progesteron Wiknjosastro, 2006.
Selain amenorrheagangguan pola haid lain yang terjadi karena penggunaan DMPA seperti spotting disebabkan karena menurunnya hormon
estrogen Hartanto, 2010, gangguan pola haid metroraghia yang disebabkan oleh kadar hormon estrogen dan progesteron yang tidak sesuai dengan kondisi dinding
uterus endometrium untuk mengatur volume darah menstruasi dan dapat disebabkan oleh kelainan organik pada alat genetalia atau kelainan fungsional
Depkes RI, 2000, gangguan pola haid menorragia disebabkan karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron sehingga menimbulkan
endometrium menghasilkan volume yang lebih banyak Hartanto, 2010.
2.4. Berat Badan 2.4.1. Definisi