Polinasi, dan Penyebaran Biji Habitat Zingiberaceae

tropik di dunia, tetapi terutama terdapat di daerah Indo-Malaya, dimana terdapat kira- kira 50 dari jumlah jenis yang ditemukan. Hedychium adalah salah satu genera dengan jumlah jenis yang banyak tumbuh di Asia tropik, dan satu jenis hanya tumbuh di Madagaskar. Kaempferia tumbuh di Indo-Malaya dan Afrika tropik. Zingiberaceae tersebar luas di Indo-Malaya sampai ke China, Jepang, dan Kepulauan Pasifik. Alpinia juga tersebar sampai ke Utara Jepang, dan Selatan yang diwakili oleh Kaempferia dan genus endemik Aframumom. Genus yang terdapat di Amerika Tropik, dan terdapat juga di Afrika Tropik, yaitu, Costus, dan Renealmia. Costus banyak tumbuh di Amerika Tropik dan Afrika Barat, tetapi sedikit yang tumbuh di Asia, dan hanya satu jenis di Australia Rendle, 1959. Anggota-anggota dari famili ini biasanya tumbuh di hutan hujan dalam vegetasi sekunder Balgooy, 2001.

2.4. Polinasi, dan Penyebaran Biji

Dalam aspek biologi Zingiberaceae sangat sedikit yang diketahui. Pengamatan polinasi Zingibeceae ini pun hanya dilakukan dalam beberapa jenis, tetapi kupu-kupu dan nyengat memegang peranan penting dalam melakukan polinasi dalam Zingiberaceae Larsen et al., 1999. Pada semua kasus yang dilaporkan bunga Zingiberaceae mekar tidak lebih dari 24 jam. Bunga Zingiberaceae biasanya mekar pada pagi hari dan menutup pada sore hari. Di beberapa jenis Zingiber bunga mekar pada pagi hari setelah itu menutup pada beberapa jam Holtum, 1950. Penyebaran biji juga masih sedikit yang diketahui. Dalam hal ini penyebaran biji diduga oleh burung sebagai agen penyebar biji yang berperan aktif.misalnya pada Hedychium, saat kapsul biji Hedychium terbuka, burung akan tertarik untuk mendatangi biji tersebut karena warna bijinya yang mencolok dan berdaging. Burung ini akan menyebarkan biji kemanapun dia terbang. Pada kebanyakan jenis Universitas Sumatera Utara Zingiberaceae buah tumbuh dekat permukaan tanah dengan arilus biji berwarna putih, yang akhirnya akan disebarkan oleh semut. Pada genus Caulo, Kampferia yang ditemukan di Thailand, biji disebarkan oleh aliran air hujan Larsen et al., 1999.

2.5. Habitat Zingiberaceae

Pada hutan terjadi perubahan faktor-faktor lingkungan seiring dengan meningkatnya ketinggian tempat seperti keadaan tanah. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Edward et al. 1990 dalam Monk et al. 2000. Bahwa distribusi jenis-jenis tumbuhan menurut ketinggian tempat berkaitan dengan perubahan jenis tanah. Begitu juga Arief 1994 mengemukakan bahwa daerah pegunungan sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim yang berbeda-beda menurut ketinggiannya. Menurut Krebs 1985, kelembaban tanah mempengaruhi penyebaran geografi pada sebagian besar pohon pada hutan pegunungan, dan mempengaruhi kandunganketersediaan air tanah dimana hubungan dengan suhu dapat mempengaruhi keseimbangan air tumbuhan. Menurut Loveless 1989, tumbuhan dapat berhasil tumbuh dalam kondisi lingkungan yang beraneka ragam, sehingga tumbuhan tersebut cenderung berkembang luas. Hakim et al. 1986 menyatakan bahwa hingga saat ini telah dikenal enam belas macam unsur hara esensial bagi tanaman. Suatu unsur hara dikatakan esensial bila : 1 Kekurangan unsur tersebut dapat menghambat dan mengganggu pertumbuhan, baik vegetatif maupun generatif, 2 Kekurangan unsur tersebut tidak dapat diganti oleh unsur lain, 3 Unsur tersebut harus secara langsung terlihat dalam gizi makanan tanaman. Tetapi untuk poin ke dua agak lemah karena ada beberapa unsur dapat diganti oleh unsur lain, seperti Molibdenum dapat diganti oleh Vanadium. Berdasarkan kebutuhannya bagi tanaman maka ke enam belas unsur hara Universitas Sumatera Utara esensial tersebut dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok unsur hara makro dan kelompok unsur hara mikro. Hakim et al. 1986 menyatakan terdapat tiga keadaan tanah yang memungkinkan unsur hara mikro tersedia dalam jumlah yang sedikit, yaitu 1 pada tanah berpasir, 2 tanah organik, 3 tanah sangat alkalis. Persoalan kekurangan unsur hara mikro belum banyak diteliti, terutama di Indonesia tetapi ada petunjuk bahwa beberapa hara mikro berada dalam jumlah sedikit, dan sulit tersedia. Menurut Hakim et al. 1986 Nitrogen dan Fosfor terdapat dalam jumlah yang sedikit dalam tanah mineral. Sebagian besar dari kedua unsur ini berada dalam bentuk senyawa tidak larut, dan tidak tersedia bagi tanaman. Kadar Kalium tanah jauh lebih banyak dari Fosfor. Kalsium dalam tanah jumlah bervariasi, tetapi lebih rendah dari Kalium. Magnesium disamping sebagai unsur hara, ia mempunyai fungsi yang lebih banyak dari Kalsium. Menurut Hakim et al. 1986 Nitrogen merupakan suatu unsur yang paling banyak dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman. Unsur ini dijumpai dalam jumlah besar pada jaringan tanaman. Unsur ini merupakan bagian penyusun enzim, dan molekul klorofil. Sejumlah besar nitrogen dalam tanah adalah berada dalam bentuk organik. Gejala kekurangan nitrogen akan terlihat pada seluruh tanaman yang dicirikan oleh perubahan warna dari hijau pucat ke kuning-kuningan, terutama pada daun. Fosfor dijumpai dalam jumlah banyak. Unsur ini merupakan penyusun setiap sel hidup. Fosfor adalah penyusun fosfolid nukleoprotein, dan kitin. Fosfor sangat berperan aktif dalam mentransfer energi ke dalam sel. Juga berfungsi untuk mengubah karbohidrat. Selanjutnya dapat meningkatkan efisiensi kerja kloroplas. Kekurangan Fosfor akan menampakkan gejala pertumbuhan yang terhambat, karena terjadi gangguan pada pembelahan sel, daun tanaman menjadi berwarna hijau tua kemudian berubah jadi ungu. Juga terjadi pada cabang, dan tanaman muda. Gejala Universitas Sumatera Utara kekurangan fosfor akan menunjukkan terlambatnya masa pemasakan buah, dan biji. Gejala yang umum terhambatnya pertumbuhan mengakibatkan tanaman kerdil. Unsur Kalium mempunyai fungsi penting dalam fisiologis tanaman. Walaupun fungsi dan mekanisme yang jelas belum diketahui. Kalium berperan dalam proses metabolisme, dan mempunyai pengaruh khusus dalam absorbsi hara, pengaturan pernafasan, transpirasi, kerja enzim, dan berfungsi sebagai translokasi karbohidrat. Gejala kekurangan kalium umumnya terlihat seperti daun terbakar. Secara umum kekurangan kalium, daun bawah klorosis dengan bintik-bintik. Kalsium merupakan pelapisan dinding sel, dan penting dalam pertumbuhan jaringan meristem. Unsur ini juga dijumpai dalam tanaman dalam bentuk kalsium oksalat. Kekurangan kalsium dicirikan dari matinya kuncup, ujung-ujung akar mati, sehingga pertumbuhan terganggu. Magnesium mempunyai fungsi dalam sisten enzim, dan merupakan penyusun klorofil. Juga berfungsi membantu translokasi fosfor dalam tanaman. Kekurangan magnesium akan memperlihatkan klorosis pada daun tanpa adanya bintik-bintik jaringan mati. Pada daun terdapat warna merah.

2.6. Manfaat Zingiberaceae