kekurangan fosfor akan menunjukkan terlambatnya masa pemasakan buah, dan biji.
Gejala yang umum terhambatnya pertumbuhan mengakibatkan tanaman kerdil.
Unsur Kalium mempunyai fungsi penting dalam fisiologis tanaman. Walaupun fungsi dan mekanisme yang jelas belum diketahui. Kalium berperan dalam
proses metabolisme, dan mempunyai pengaruh khusus dalam absorbsi hara, pengaturan pernafasan, transpirasi, kerja enzim, dan berfungsi sebagai translokasi
karbohidrat. Gejala kekurangan kalium umumnya terlihat seperti daun terbakar. Secara umum kekurangan kalium, daun bawah klorosis dengan bintik-bintik.
Kalsium merupakan pelapisan dinding sel, dan penting dalam pertumbuhan jaringan meristem. Unsur ini juga dijumpai dalam tanaman dalam bentuk kalsium
oksalat. Kekurangan kalsium dicirikan dari matinya kuncup, ujung-ujung akar mati, sehingga pertumbuhan terganggu.
Magnesium mempunyai fungsi dalam sisten enzim, dan merupakan penyusun klorofil. Juga berfungsi membantu translokasi fosfor dalam tanaman. Kekurangan
magnesium akan memperlihatkan klorosis pada daun tanpa adanya bintik-bintik jaringan mati. Pada daun terdapat warna merah.
2.6. Manfaat Zingiberaceae
Famili Zingiberaceae memiliki manfaat bagi masyarakat antara lain, tumbuhan ini dapat digunakan sebagai bumbu masakan, bahan obat-obatan, misalnya
untuk mengobati batuk, rematik, masuk angin dan lain sebagainya. Juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan minuman, misalnya untuk menghangatkan badan.
Menurut Lawrence 1964, bahwa kepentingan ekonomi dari famili ini adalah akarnya yang dapat digunakan sebagai ekstrak rasa, dan sebagai bumbu, untuk
minyak wangi yang digunakan dalam parfum, dan untuk ornamental, atau tanaman hias. Di Indonesia umumnya banyak digunakan sebagai tanaman hias, termasuk
Universitas Sumatera Utara
Alpinia, Hedychium, Elettaria, Cardamon dimana bijinya digunakan untuk obat- obatan dan sebagai bumbu masak Marcho, 1995.
Menurut Ernawati 2001 bahwa Zingiberaceae yang paling banyak digunakan terdapat dalam genera Alpinia, Amomum, Curcuma, dan Zingiber,
sedangkan untuk yang umum yaitu Boesenbergia, Kampferia, Elettaria, Elettrariopsis, Etlingera, dan Hedychium. Paling sedikit 20 atau lebih jenis
Zingiberaceae yang telah dibudidayakan untuk digunakan sebagai bumbu masakan, pewangi, dan obat-obatan, tanaman hias, dan baru-baru ini sebagai bunga potong.
Salah satu yang paling sering digunakan adalah sebagai bumbu masakan. Keberadaan minyak yang penting, misalnya Limonen, Eugenol, Geraniol, dan lain-lain.
Pengetahuan masyarakat dari berbagai etnis tentang pemanfaatan suku Zingiberaceae sebagai obat tradisional umumnya diperoleh sacara turun-temurun.
Adapun bagian yang digunakan sebagai bahan obat adalah rhizom dari tanaman tersebut. Sedangkan cara pengobatannya bermacam-macam antara lain direbus, atau
dibuat jamu, dan diambil airnya untuk diminum, diambil sarinya atau dioleskan pada bagian tubuh yang diobati,yaitu bagian perut, kening, atau bagian lainnya dan ada
juga yang langsung dimakan, misalnya pada rhizom kencur Nugroho, 1998.
2.7. Beberapa Penelitian Zingiberaceae
Beberapa kajian keanekaragaman jenis Zingiberaceae di Sumatrera Utara
sudah dilakukan. Namun, karena kelompok tumbuh-tumbuhan ini termasuk famili yang mempunyai jumlah jenis terbesar setelah famili Orchidaceae dan Poaceae
dalam kelas Lyliopsida, maka kajian tersebut masih dilakukan pada lokasi-lokasi terpisah. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan antara lain oleh Gustina, 2007,
menginventarisasi Zingiberaceae di kawasan Taman Wisata Alam Deleng Lancuk dan Hutan Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Dari penelitian
Universitas Sumatera Utara
tersebut diperoleh lima jenis Zingiberaceae, yaitu Golbba pendula Roxb., Globba marantina Linn., Amomum apiculatum K. Schum., Hedychium longicornatum Bak.,
dan Geostachys decurvata Bak. Ridl.
Selanjutnya Sari 2007, melakukan inventarisasi Zingiberaceae di kawasan Hutan Sibayak I kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, ditemukan 18 jenis
dengan tujuh genus, yaitu Amomum, Costus, Etlingera, Globba, Hedychium, Phaeomeria, dan Zingiber. Jenis-jenis yang ditemukan adalah Amomum lapaceum,
Amomum sp1., Amomum sp2., Amomum sp3., Costus speciosus,Costus sp., Etlingera fimriobracteata, Etlingera cokcinea, Etlingera sp., Globba patens, Globba pendula,
Globba manrantina, Hedychium lavescens, Phaeomeria speciosa, Zingiber multibracteatum, Zingiber sp.,dan ada dua jenis yang tidak diketahui nama genus dan
spesiesnya. Berikutnya Marpaung 2009, menginventarisasi jenis-jenis Zingiberaceae di
Taman Wisata Alam Si Cikeh-Cikeh Kabupaten Dairi, Sumatera Utara ditemukan 13 spesies dengan empat genus, yaitu Amomum sp., Etlingera loerzingii, Etlingera sp1.,
Etlingera sp2., Etlingera sp3., Globba; Globba pendulla Roxb., Globba marantina Linn.,
Globba pattens Miq., Globba variabilis Ridl., Globba sp1., dan Hedychium; Hedychium sp1., Hedychium silindricum Ridl., Hedychium coronarium Koen.
Kemudian Siagian 2010, melakukan inventarisai Zingiberaceae di kawasan Agro Wisata Hutan Taman Eden 100, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara
ditemukan 10 jenis Zingiberaceae dengan enam genus, yaitu Etlingera; Etlingera
elatior Jack R.M.Sm., Etlingera sp1., Etlingera sp2., Geostachys; Geostachys decurvata bak. Ridl., Globba; Globba marantina Linn., Globba patens Miq.,
Globba pendula Roxb., Hedychium; Hedychium cilindricum Ridl., Hornstedtia; Hornstedtia scyphifera Koenig Steud., Zingiber; Zingiber multibracteatum Holtt.
Universitas Sumatera Utara
BAB III BAHAN DAN METODE