BAB III METODOLOGI
3.1 Desain Penelitian
Penelitian observasional dengan jenis pengukuran secara cross-sectional.
3.2 Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam, RSUP H. Adam Malik, Medan mulai bulan Juli 2011 sd September 2011.
3.3 Subjek Penelitian
Pasien sepsis pada infeksi HIV dan pasien sepsis pada non HIV, jenis kelamin pria, yang dirawat di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam, RSUP H. Malik, Medan.
3.4 Kriteria Inklusi
Pasien sepsis pada HIV, pasien sepsis pada non HIV yang dirawat di Ruang Rawat Penyakit Dalam, jenis kelamin pria, berusia 20 - 60 tahun, dan bersedia ikut serta dalam
penelitian.
3.5 Kriteria Eksklusi
Pasien sepsis pada HIV dan non HIV yang disertai dengan edema anasarka, atau asites permagna.
3.6 Sampel
3.6.1 Metode pengambilan sampel
Sampel diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling.
3.6.2 Besar Sampel
Rumus yang digunakan :
[ ]
2 d
Sd Z
Z n
β α
+ ≥
Dimana : n
Z = besar sampel minimal
α
Z = deviat baku alpha, untuk
α = 0,05 → Zα = 1,96
β
Sd = standar deviasi BCM pada penderita sepsis = 6,28 kepustakaan
= deviat baku beta, untuk β = 0,10 → Zß = 1,282
d = beda rata-rata yang bermakna = 4,5 ditetapkan peneliti
17
[ ]
2 5
, 4
28 ,
6 282
, 1
96 ,
1 +
≥ n
Universitas Sumatera Utara
n ≥ 20,47 ≈ 21
n
1
=n
2
3.7 Cara Kerja
= 21, jadi masing-masing kelompok diperlukan minimal 21 sampel. •
Seluruh subyek penelitian dimintakan persetujuan untuk mengikuti penelitian informed consent.
• Terhadap semua subjek yang termasuk dalam penelitian dilakukan:
a Dicatat nama, umur, jenis kelamin, berat badan BB dan tinggi badan TB.
Semua sampel ditegakkan diagnosa sepsis berdasarkan kriteria The ACCPSCCM Consensus Conference Committee American College of chest PhysiciansSociety
of Critical Care Medicine, dan ditambah nilai prokalsitonin 0,80 ngml. b
Diagnosa infeksi HIVAIDS ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan Elisa 3 metode yang reaktif.
c Dilakukan pemeriksaan rapid test pada penderita non HIV.
d Pemeriksaan kultur darah dengan media agar Bactec 9050.
e Pemeriksaaan prokalsitonin secara kuantitatif dengan mengunakan metode ELFA
Enzyme linked fluorescent immunoassay. f
Dilakukan pemeriksaan BIA, dengan syarat pasien telah dipuasakan selama 4 jam dan tidak berada dalam status dehidrasi.
g Pemeriksaan BIA menggunakan alat Maltron Bio Scan 916 pada suhu kamar,
dengan frekuensi 50-kHz dan amplitude 800- μA, elektroda ditempelkan pada kaki
dan tangan. Hasil akan keluar otomatis. 3.8
Identifikasi Variabel 3.8.1 Variabel bebas
- Sepsis pada HIV
- Sepsis pada non HIV
3.8.2 Variabel tergantung
- Parameter BIA
3.9 Definisi Operasional
SIRS adalah pasien yang memiliki dua atau lebih kriteria: 1 suhu 38
C atau 36 C;
2 Denyut jantung 90 kalimenit; 3 respirasi 20 kalimenit atau PaCO
2
32 mmHg; 4 hitung leukosit 12.000mm
3
atau 4.000mm
3
atau sel imatur band
10.
Universitas Sumatera Utara
Sepsis adalah SIRS ditambah tempat infeksi yang diketahui, dibuktikan dengan
biakan positif terhadap mikroorganisme dari tempat tersebut, danatau kultur darah
positif, atau nilai prokalsitonin 0,80 ngml.
Penderita infeksi HIV positif adalah penderita dengan hasil pemeriksaan ELISA 3
metode reaktif.
Penderita non HIV adalah penderita dengan hasil pemeriksaan rapid test negativ.
Prokalsitonin adalah petanda sepsis yang disebabkan oleh bakteri.
Phase Angle yaitu menyatakan keadaan dimana jumlah membran sel dan BCM yang
masih baik.
Status nutrisi adalah keadaan gizi seseorang.
Total protein meliputi semua komponen yang mengandung nitrogen, dari asam amino
sampai nukleoprotein.
Glikogen adalah polisakarida, dijumpai pada sitoplasma sel, distribusinya terutama
pada hati dan otot rangka.
Total Body Kalium TBK adalah konsentrasi kalium total dalam tubuh baik
intraseluler maupun ekstaseluler.
3.10 Kerangka Operasional