Kerangka Operasional Analisis Data

 Sepsis adalah SIRS ditambah tempat infeksi yang diketahui, dibuktikan dengan biakan positif terhadap mikroorganisme dari tempat tersebut, danatau kultur darah positif, atau nilai prokalsitonin 0,80 ngml.  Penderita infeksi HIV positif adalah penderita dengan hasil pemeriksaan ELISA 3 metode reaktif.  Penderita non HIV adalah penderita dengan hasil pemeriksaan rapid test negativ.  Prokalsitonin adalah petanda sepsis yang disebabkan oleh bakteri.  Phase Angle yaitu menyatakan keadaan dimana jumlah membran sel dan BCM yang masih baik.  Status nutrisi adalah keadaan gizi seseorang.  Total protein meliputi semua komponen yang mengandung nitrogen, dari asam amino sampai nukleoprotein.  Glikogen adalah polisakarida, dijumpai pada sitoplasma sel, distribusinya terutama pada hati dan otot rangka.  Total Body Kalium TBK adalah konsentrasi kalium total dalam tubuh baik intraseluler maupun ekstaseluler.

3.10 Kerangka Operasional

Pasien pria sepsis pada non HIV Pasien pria sepsis pada HIV Perbedaan nilai parameter BIA, yaitu : Total Body Water TBW, Extracellular Water ECW, Intracellular Water ICW, Body Cell Mass BCM, Fat Free Mass FFM, Fat Mass FM, Resting Metabolic rate RMR, Total Body Kalium TBK,Total Protein, Mineral Glikogen, Phase angle. Pemeriksaan BIA Analisa statistik Dicatat: nama, umur, jenis kelamin, BB, TB Laboratorium: Rapid test, kultur sumber infeksi, kultur darah, prokalsitonin Laboratorium : Elisa 3 metode, kultur sumber infeksi, kultur darah prokalsitonin Universitas Sumatera Utara

3.11 Analisis Data

1. Analisis univariat: untuk memperoleh gambaran distribusi rerata, standar deviasi masing-masing variabel. 2. Analisis bivariat: untuk mengetahui hubungan antara masing-masing variabel bebas dan terikat. Uji statistik yang digunakan untuk data berdistribusi normal adalah uji t tidak berpasangan, sedang untuk yang tidak terdistribusi normal menggunakan Mann-Whitney test, dikatakan bermakna bila P 0,05, Uji statistik menggunakan perangkat lunak SPSS 17,0. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada tabel 4-1 dapat dilihat karakteristik dasar dan perbandingan masing masing kelompok sampel penelitian. Dari 42 orang sampel penelitian, semuanya berjenis kelamin pria, yang terbagi atas 21 orang pada kelompok sepsis HIV dan 21 orang sepsis non HIV, dengan tinggi badan rata-rata 165,9±4,3 cm pada kelompok sepsis HIV dan 164,8±4,2 cm pada kelompok sepsis non HIV. Umur rata-rata adalah 29,5 ±5,8 tahun pada kelompok sepsis HIV dan 43,6 ±13,2 tahun pada kelompok sepsis non HIV. Berat badan rata-rata kelompok sepsis HIV adalah 49,2 ±6,5 kg dengan Index Massa Tubuh IMT 17,8 ±2,2 kgm 2 , sedangkan pada kelompok sepsis non HIV berat badan rata- rata adalah 60,0 ±8,2 kg dengan IMT 22,1 ±3,2 kgm 2 Etiologi sepsis pada kelompok HIV sebanyak 21 orang 100 adalah pneumonia, sedangkan pada kelompok non HIV terdiri dari pneumonia 15 orang 71,4, gangren diabetikum 2 orang 9,5, dan urosepsis 3 orang 14,3. Tabel 4-1 . Berat badan dan IMT dijumpai berbeda bermakna secara statistik dimana pada kelompok sepsis HIV lebih rendah dibanding kelompok sepsis non HIV. Tabel 4-1 Tabel 4-1. Karakteristik Dasar Sampel Penelitian Karakteristik Sepsis HIV Sepsis Non HIV P Jumlah n 21 21 Jenis Kelamin • Pria 21 100 21 100 Umur tahun 29,5 ± 5,8 43,6 ± 13,2 0,001 Tinggi Badan cm 165,9 ± 4,3 164,8 ± 4,2 0,372 Berat Badan kg 49,2 ± 6,5 a 60,0 ± 8,2 0,001 IMT kgm 2 17,8 ± 2,2 a 22,1 ± 3,2 0,001 Etiologi Sepsis, n • Pneumonia a • Gangren Diabetikum • Urosepsis • Selulitis 21 100 15 71,4 2 9,5 3 14,3 1 4,8 0,072 Keterangan: HIV, Human Immunodeficiency Virus; IMT, index Massa Tubuh a Signifikan uji t Independent Universitas Sumatera Utara