Latar Belakang Penelitian Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pemda di Provinsi Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pelaksanaan otonomi daerah yang dimulai dari tahun 1999 membawa banyak perubahan dalam birokrasi Negara Indonesia. Perubahan ini ditandai dengan penggunaan istilah “Daerah Otonomi” untuk menyebut daerah, yang artinya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terjadi peralihan fungsi yang cukup signifikan dari pemerintah pusat pada pemerintah daerah. Daerah otonomi diberi wewenang mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat karena dianggap lebih mengetahui keadaan daerahnya. Dari sudut pandang yang lain pemerintah pusat memberi tanggung-jawab pada pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan kemandirian daerah. Pelayanan pada masyarakat bisa dikatakan dengan penyediaan sarana dan prasarana umum yang nantinya akan mempercepat pertumbuhan daerah tersebut. Pelaksanaan otonomi daerah dimaksud agar daerah yang bersangkutan dapat berkembang sesuai dengan kemampuannya sendiri yang tidak bergantung kepada pemerintah pusat. Oleh karena itu, daerah otonom harus mempunyai kemampuan sendiri untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri melalui sumber- Universitas Sumatera Utara sumber pendapatan yang dimiliki. Hal ini meliputi semua kekayaan yang dikuasai oleh daerah dengan batas-batas kewenangan yang ada dan selanjutnya digunakan untuk membiayai semua kebutuhan dalam rangka penyelenggaraan urusan rumah tangganya sendiri. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD merupakan alat dalam menentukan pendapatan dan pengeluaran, implementasi dari perencanaan pembangunan yang telah ditetapkan sebelumnya, otorisasi pengeluaran, sumber pengembangan ukuran-ukuran standar untuk evaluasi kinerja, alat memobilisasi pegawai dan alat koordinasi bagi semua aktivitas dari berbagai unit kerja. Perencanaan APBD sebagai perwujudan keseluruhan aktivitas dan kegiatan pemerintah menuntut adanya partisipasi aktif yang menampung berbagai aspirasi masyarakat sehingga akan mencerminkan kebutuhan riil masyarakat. Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang menjadi dasar dalam perencanaan dalam pelaksanaan pelayanan publik. APBN dibuat dengan mempedomani dokumen perencanaan RKPD Rencana Kerja Pemerintah Daerah sehingga akan mempermudah dalam mengalokasikan pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pemerintah daerah. Penentuan besarnya alokasi dana untuk suatu kegiatan terutama yang dilaksanakan oleh unit-unit kerja daerah ditentukan dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar dalam menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan dengan jumlah atau persentase tertentu tanpa dilakukan kajian yang mendalam. Suatu unit kerja dalam mengajukan usulan program proyek kurang Universitas Sumatera Utara memperhatikan kenyataan yang sesungguhnya, yaitu kenyataan yang dapat memprediksi kebutuhan-kebutuhan yang seharusnya diperlukan. Unit-unit kerja malah berlomba-lomba mengajukan usulan program proyek sebanyak- banyaknya dan menganggarkannya melebihi kebutuhan riil. Pengalokasian dana yang hanya berdasarkan data tahun sebelumnya dengan pengajuan programproyek yang melebihi kebutuhan riil mengakibatkan kenaikan jumlah belanja daerah di Provinsi Sumatera Utara. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1. Besarnya alokasi anggaran belanja daerah tersebut ternyata tidak didukung dengan alokasi pendapatan daerah sebagai sumber pendanaan bagi belanja. Kondisi ini mengakibatkan defisit anggaran bagi pemerintah daerah itu sendiri. Fenomena defisitnya anggaran Pemerintah KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.1. Daftar Belanja Daerah KabupatenKota dalam jutaan rupiah Pemerintah Daerah 2007 2008 2009 2010 Kab. Asahan 772.635 654.116 648.828 669.516 Kab. Dairi 431.024 527.963 439.818 445.652 Kab. Deli Serdang 1.004.195 1.179.033 1.318.989 1.320.132 Kab. Tanah Karo 489.497 527.259 655.106 542.289 Kab. Labuhan Batu 738.317 950.381 572.873 566.427 Kab. Langkat 815.410 840.144 938.838 942.715 Kab. Madina 470.812 483.401 574.656 538.002 Kab. Nias 559.324 606.886 630.251 350.672 Kab. Simalungun 798.418 880.994 937.193 937.543 Kab. Tapsel 756.764 921.650 529.958 544.210 Kab. Tapteng 372.313 366.656 467.120 460.485 Kab. Taput 472.661 498.939 547.347 499.411 Kab. Tobasa 413.846 396.567 490.243 456.920 Kota Binjai 338.622 385.023 407.488 433.170 Kota Medan 1.727.143 1.870.914 2.138.439 2.357.353 Kota P. Siantar 374.993 502.653 487.196 484.336 Universitas Sumatera Utara Kota Sibolga 265.168 327.106 324.942 313.885 Kota Tanjung Balai 260.708 389.010 380.370 363.250 Kota Tebing Tinggi 292.630 358.807 362.546 325.636 Kota P. Sidempuan 320.662 420.839 351.044 355.006 Kab. Pakpak Barat 241.048 257.670 296.942 249.122 Kab. Nias Selatan 412.409 418.920 590.514 523.468 Kab. Humbahas 328.008 345.806 388.606 381.875 Kab. Sergai 462.874 450.551 621.646 656.237 Kab. Samosir 343.473 420.694 419.421 368.499 Kab. Batu Bara - 242.884 441.614 443.293 Kab. Padang Lawas - - 212.867 390.818 Kab. Paluta - - 281.352 344.609 Kab. Labusel - - 206.423 377.613 Kab. Labura - - 195.959 414.114 Kab. Nias Utara - - - 173.921 Kab. Nias Barat - - - 133.835 Kota Gunung Sitoli - - - 162.680 JUMLAH 10.731.616 15.224.866 16.858.589 17.526.694 Sumber : data diolah oleh penulis, 2011 Tabel 1.2. Daftar SurflusDefisit APBD KabupatenKota dalam jutaan rupiah DAERAH SURFLUSDEFISIT APBD 2007 2008 2009 2010 Kab. Asahan 72.635 66.984 21.280 27.153 Kab. Dairi 46.235 79.071 20.727 29.941 Kab. Deli Serdang 44.697 37.786 27.443 30.105 Kab. Tanah Karo 28.926 13.279 135.069 18.338 Kab. Labuhan Batu 25.829 128.408 94.811 62.174 Kab. Langkat 136 20.695 51.327 54.327 Kab. Madina 19.013 51.085 23.085 782 Kab. Nias 100.548 71.747 69.450 107.159 Kab. Simalungun 26.807 27.861 18.903 12.352 Kab. Tapsel 52.596 194.625 31.065 7.210 Kab. Tapteng 22.693 34.154 30.036 20.148 Kab. Taput 37.257 10.234 15.953 8.963 Kab. Tobasa 58.253 4.912 55.948 27.420 Kota Binjai 14.300 5.300 5.097 Kota Medan 4.915 122.998 287.775 355.970 Universitas Sumatera Utara Kota P. Siantar 5.924 55.084 16.067 26.400 Kota Sibolga 25.587 38.321 25.847 25.367 Kota Tanjung Balai 3.208 59.802 48.070 32.250 Kota Tebing Tinggi 21.984 61.883 13.226 25.340 Kota P. Sidempuan 12 47.902 8.365 - Kab. Pakpak Barat 35.087 28.089 46.937 22.181 Kab. Nias Selatan 111.807 73.490 229.000 136.857 Kab. Humbahas 13.753 19.373 1.513 2.122 Kab. Sergai 9.000 71.999 24.771 28.000 Kab. Samosir 61.500 108.040 61.243 33.613 Kab. Batu Bara - 826 9.322 10.000 Kab. Padang Lawas - - 2.736 28.130 Kab. Paluta - - 3.132 5.692 Kab. Labusel - - 34.282 Kab. Labura - - 30.538 Kab. Nias Utara - - - 3.102 Kab. Nias Barat - - - - Kota Gunung Sitoli - - - 2.948 JUMLAH 755.954 1.070.126 1.370.075 1.213.961 Sumber : data diolah oleh penulis, 2011 Dari tabel 1.2. diketahui hampir seluruh KabupatenKota yang ada di Provinsi Sumatera Utara mengalami defisit anggaran yang besarnya bervariasi antara Rp. 9.000.0000,00 sampai dengan Rp. 287.775.000.000,00. Defisit anggaran yang dialami KabupatenKota di Sumatera Utara cenderung mengalami kenaikan yaitu tahun 2007 sekitar Rp. 755.954.000.000, tahun 2008 sekitar Rp. 1.070.126.000.000, tahun 2009 sekitar Rp. 1.370.075.000.000, dan tahun 2010 sekitar Rp. 1.213.961.000.000. Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk melihat Pengaruh Pendapatan Asli Daerah PAD, Dana Alokasi Umum DAU, Universitas Sumatera Utara dan Dana Alokasi Khusus DAK terhadap Belanja Daerah. Sehingga diketahui seberapa besar kontribusi PAD, DAU, dan DAK dalam Belanja Daerah.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Belanja Modal pada Kota di Pulau Sumatera

3 155 93

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Jumlah Penduduk Terhadap Belanja Daerah Pada Pemda Di Sumatera Utara

6 106 122

Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH) Dan Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dengan Belanja Pelayanan Dasar Sebagai Moderating Variabel (Stud

5 68 181

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Daerah di Provinsi Aceh

1 50 99

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dengan Belanja Modal Sebagai Variabel Intervening Di Kabupaten Dan Kota Provinsi Aceh

5 75 107

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Lain-lain Pendapatan terhadap Belanja Daerah (Studi Kasus Kabupaten/ Kota di Propinsi Sumatera Utara)

1 39 84

The influence of original local government revenues, general allocation funds and special allocation funds to local government expenditures

0 12 99

PENGARUH BELANJA DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP Pengaruh Belanja Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia(Studi Empiris Pada Pemerint

2 6 19

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Jumlah Penduduk Terhadap Belanja Daerah Pada Pemda Di Sumatera Utara

0 0 13

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Jumlah Penduduk Terhadap Belanja Daerah Pada Pemda Di Sumatera Utara

0 0 16