dan Dana Alokasi Khusus DAK terhadap Belanja Daerah. Sehingga diketahui seberapa besar kontribusi PAD, DAU, dan DAK dalam Belanja Daerah.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan pada latar belakang, maka perumusan penelitian ini adalah mengetahui “Apakah Pendapatan Asli Daerah
PAD, Dana Alokasi Umum DAU dan Dana Alokasi Khusus DAK berpengaruh terhadap Belanja Daerah BD pada KabupatenKota di Sumatera
Utara?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui adanya pengaruh Pendapatan Asli Daerah PAD,
Dana Alokasi Umum DAU, dan Dana Alokasi Khusus DAK terhadap Belanja Daerah BD pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, antara lain : 1.
Bagi Peneliti, mengembangkan wawasan berfikir secara ilmiah khususnya ilmu akuntansi sektor publik.
Universitas Sumatera Utara
2. Bagi Pemerintah Daerah, menjadi masukan bagi pemerintah daerah
dalam melakukan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan dapat digunakan sebagai masukan untuk mendukung
pembuatan keputusan atau kebijakan mengenai penganggaran. 3.
Bagi Akademik, menjadi wacana dalam pengembangan ilmu akuntansi sektor Publik.
4. Bagi masyarakat, menjadi dasar penentuan sikap dalam
mendukung pembangunan daerah. 5.
Bagi peneliti selanjutnya, sebagai rujukan dalam membuat penelitian sejenis.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Belanja Daerah
Seluruh pendapatan daerah yang diperoleh baik dari daerahnya sendiri maupun bantuan dari pemerintah pusat akan digunakan untuk membiayai
seluruh pengeluaran daerah itu. Pendapatan daerah itu bisa berupa Pendapatan Asli Daerah PAD, dana perimbangan dan lain-lain pendapatan
daerah yang sah. Menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode anggaran yang bersangkutan. Belanja daerah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 31 ayat 1 menyebutkan bahwa belanja daerah dipergunakan
dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupetenkota yang terdiri dari urusan wajib,
urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah
daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Belanja daerah dikelompokkan ke dalam belanja tidak
langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program
dan kegiatan. Sementara belanja langsung merupakan belanja yang
Universitas Sumatera Utara
dianggarkan yang terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.
2. Pendapatan Asli Daerah
Pengertian pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh dari sumber-sumber pendapatan daerah dan dikelola sendiri oleh pemerintah
daerah. Sumber PAD terdiri dari: 1
Pajak Daerah 2
Retribusi Daerah 3
Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang dipisahkan 4
Lain-lain PAD yang sah. a. Pajak Daerah
Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UU
dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Wewenang
pungutan pajak daerah berada di tangan pemerintah daerah. Menurut UU No 28 Tahun 2009, pajak yang dikelola daerah ada dua
jenis: a
Pajak provinsi, terdiri dari: 1.
Pajak kendaraan bermotor 2.
Pajak bea balik nama kendaraan bermotor 3.
Pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dan
Universitas Sumatera Utara
4. Pajak air permukaan
5. Pajak rokok.
b Pajak kabupaten atau kota, terdiri dari: 1.
Pajak hotel 2.
Pajak restoran 3.
Pajak hiburan 4.
Pajak reklame 5.
Pajak penerangan jalan 6.
Pajak mineral bukan logam dan batuan 7.
Pajak parkir 8.
Pajak air tanah 9.
Pajak sarang burung wallet 10.
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan 11.
Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.
b. Retribusi Daerah
Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan danatau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Objek retribusi daerah ada tiga, yaitu:
1. Retribusi jasa umum adalah retribusi atas jasa yang disediakan
atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan
Universitas Sumatera Utara
dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh pribadi atau badan.
2. Retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh
pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial, karena pada dasarnya jasa tersebut dapat disediakan oleh swasta,
meliputi pelayanan dengan menggunakanmemanfaatkan kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal.
3. Retribusi perizinan usaha adalah retribusi atas kegiatan tertentu
pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan,
pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang,
prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
c. Hasil Pengelolaan Daerah yang Dipisahkan
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan terdiri dari: a. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
daerahBUMD b. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
pemerintahBUMN c. Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
swasta atau kelompok usaha masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis
pajak daerah, retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan mencakup:
a. Hasil penjualan asset daerah yang dipisahkan
b. Hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang
tidak dipisahkan c.
Jasa giro d.
Bunga deposito e.
Penerimaan atas tuntutan ganti rugi f.
Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan danatau pengadaan barang danatau jasa
oleh daerah serta keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
g. Pendapatan denda atas keterlambatan pelaksanan pekerjaan.
h. Pendapatan denda pajak dan denda retribusi
i. Pendapatan hasil eksekusi atas jaminan
j. Pendapatan dari pengembalian
k. Fasilitas sosial dan faslitas umum
l. Pendapatan dari penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
m. Pendapatan dari angsurancicilan penjualan.
Universitas Sumatera Utara
3. Dana Alokasi Umum DAU
Dana Alokasi Umum DAU adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk
membiayai kebutuhan pembiayaannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana alokasi umum yang merupakan penyanggah utama
pembiayaan APBD sebagian besar terserap untuk belanja pegawai sehingga belanja untuk proyek-proyek pembangunan menjadi berkurang.
Dana alokasi umum merupakan jenis transfer dana antar tingkat pemerintahan yang tidak terkait dengan program pengeluaran tertentu. Dana
alokasi umum ini dimaksud untuk menggantikan transfer berupa subsidi daerah otonom dan inpres. Tujuan dari transfer ini adalah unutk menutupi
kesenjangan fiskal dan pemerataan kemampuan fiskal antar daerah dan pusat serta antar daerah.
4. Dana Alokasi Khusus DAK
Dana Alokasi Khusus adalah dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan kepada Daerah untuk membantu membiayai kebutuhan tertentu.
Dana Alokasi Khusus merupakan bagian dari dana perimbangan sesuai dengan UU Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah. Dana Alokasi Khusus dapat dialokasikan dari APBN kepada daerah tertentu untuk membantu membiayai kebutuhan
khusus, dengan memperhatikan tersedianya dana dalam APBN. Yang
Universitas Sumatera Utara
dimaksudkan sebagai daerah tertentu adalah daerah-daerah yang mempunyai kebutuhan yang bersifat khusus. Pengalokasian Dana Alokasi Khusus
memperhatikan ketersediaan dana dalam APBN berarti bahwa besaran Dana Alokasi Khusus tidak dapat dipastikan setiap tahun.
Dana Alokasi Khusus digunakan khusus untuk membiayai investasi pengadaan dan atau peningkatan prasarana dan sarana fisik dengan umur
ekonomis yang panjang. Dalam keadaan tertentu Dana Alokasi Khusus dapat membantu biaya pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana
tertentu untuk periode terbatas, tidak melebihi 3 tiga tahun.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu lainnya yang berhubungan disajikan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti Judul
Penelitian Variabel yang
Digunakan Hasil Penelitian
1. Mhd. Ali
Akbar 2011
Pengaruh Pendapatan Asli
Daerah, Dana Alokasi Umum,
Jumlah Penduduk, dan
Pertumbuhan Ekonomi
terhadap Belanja Daerah pada
Pemda di Sumut Pendapatan Asli
Daerah PAD, Dana Alokasi
Umum DAU, Jumlah Penduduk,
dan Pertumbuhan Ekonomi serta
Belanja Daerah. Secara simultan
realisasi PAD, DAU, Jumlah Penduduk
dan Pertumbuhan Ekonomi
berpengaruh signifikan terhadap
anggaran belanja daerah pada
Pemerintah Daerah di Provinsi Sumut.
2. Novi
Pratiwi Maulida
2007 Pengaruh Dana
Alokasi Umum dan Pendapatan
Asli Daerah terhadap prediksi
Belanja Daerah Dana Alokasi
Umum DAU, Pendapatan Asli
Daerah PAD dan Belanja Daerah.
Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Asli
Daerah berpengaruh signifikan terhadap
Belanja Daerah.
Universitas Sumatera Utara
3. Kesit
Bambang Prakoso
2004 Pengaruh Dana
Alokasi Umum dan Pendapatan
Asli Daerah terhadap prediksi
Belanja Daerah Studi Empirik
di wilayah Provinsi Jawa
Tengah dan DIY
Dana Alokasi Umum DAU,
Pendapatan Asli Daerah PAD dan
Belanja Daerah. Dana Alokasi Umum
dan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh
signifikan terhadap Belanja Daerah.
Sumber : data diolah oleh penulis, 2011 Akbar 2011 meneliti pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi
Umum, Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Belanja Daerah pada Pemda di Sumut. Penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan
realisasi PAD, DAU, Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh signifikan terhadap anggaran Belanja Daerah pada Pemda di Sumut. Sedangkan
secara parsial variabel Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh signifikan terhadap anggaran Belanja Daerah pada Pemda di Sumut.
Maulida 2007 meneliti pengaruh DAU dan PAD terhadap prediksi Belanja Daerah. Penelitian ini menunjukkan DAU dan PAD secara terpisah dan serentak
berpengaruh terhadap prediksi Belanja Daerah. Prakoso 2004 meneliti pengaruh Dana Alokai Umum dan Pendapatan Asli
Daerah terhadap prediksi Belanja Daerah studi empiris di Wilayah Provinsi Jawa Tengah dan DIY. Penelitian ini menunjukkan bahwa besarnya belanja daerah
dipengaruhi jumlah dana alokasi umum yang diterima dari pemerintah pusat. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa dana alokasi umum dan pendapatan asli
daerah berpengaruh secara signifikan terhadap belanja daerah.
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual
Hubungan antara Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi khusus dengan Belanja Daerah dapat digambarkan dalam kerangka
konseptual pada gambar 2.1.
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Menurut Erlina 2008 : 38 kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting
yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Hubungan yang dijelaskan adalah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan juga jika ada
variabel yang lain yang menyertainya. Penyusunan APBD dilakukan dengan cara menentukan perkiraaan
pengeluaran setinggi-tingginya guna membiayai kegiataan-kegiataan dan proyek- proyek daerah selama satu tahun anggaran kemudian menentukan perkiraan dan
Dana Alokasi Khusus X
3
Dana Alokasi Umum X
2
Pendapatan Asli Daerah X
1
Belanja Daerah
Y
Universitas Sumatera Utara
sumber-sumber penerimaan daerah guna menutupi pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud.
Pendapatan daerah yang dikumpulkan pemerintah daerah baik yang berasal dari daerah itu sendiri PAD maupun transfer berupa subsidi pemerintah pusat
DAU dan DAK akan digunakan untuk membiayai semua kegiatan-kegiatan dan proyek-proyek pemerintah daerah. Kenaikan pendapatan daerah juga akan
mempengaruhi belanja daerah.
2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dijelaskan, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi
Umum dan Dana Alokasi Khusus berpengaruh terhadap Belanja Daerah pada Pemerintah Daerah di Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih. Dengan penelitian asosiatif akan dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Erlina 2008 : 75 “populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh KabupatenKota yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah 33 KabupatenKota.
“Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi” Erlina, 2008:75. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini diambil menggunakan purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut :
1. KabupatenKota yang mempublikasikan Anggaran dan Realisasi APBD-
nya secara konsisten dari tahun 2006-2010.
Universitas Sumatera Utara
2. KabupatenKota yang tidak dimekarkan dan bukan pemekaran pada
kurun waktu 2006-2009. Dari 33 Pemerintah Daerah yang dijadikan populasi, pemerintah daerah yang
memenuhi kriteria sampel penelitian sebanyak 17 KabupatenKota, yang terdiri dari 13 Kabupaten dan 4 Kota yang terlihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
No DAERAH
Kriteria Sampel
Terpilih 1
2
1 Kab. Asahan
√ √
Sampel 1 2
Kab. Dairi √
√ Sampel 2
3 Kab. Deli Serdang
x √
- 4
Kab. Tanah Karo √
√ Sampel 3
5 Kab. Labuhan Batu
x √
- 6
Kab. Langkat x
√ -
7 Kab. Mandailing Natal
√ √
Sampel 4 8
Kab. Nias x
√ -
9 Kab. Simalungun
x √
- 10
Kab. Tapanuli Selatan √
√ Sampel 5
11 Kab. Tapanulu Tengah
√ √
Sampel 6 12
Kab. Tapanuli Utara √
√ Sampel 7
13 Kab. Toba Samosir
√ √
Sampel 8 14
Kota Binjai √
√ Sampel 9
15 Kota Medan
x √
- 16
Kota Pematang Siantar √
√ Sampel 10
17 Kota Sibolga
x √
- 18
Kota Tanjung Balai √
√ Sampel 11
19 Kota Tebing Tinggi
x √
- 20
Kota Padang Sidempuan √
√ Sampel 12
21 Kab. Pakpak Barat
√ √
Sampel 13 22
Kab. Nias Selatan √
√ Sampel 14
23 Kab. Humbang Hasundutan
√ √
Sampel 15 24
Kab. Serdang Bedagai √
√ Sampel 16
25 Kab. Samosir
√ √
Sampel 17 26
Kab. Batu Bara x
x -
27 Kab. Padang Lawas
x x
- 28
Kab. Padang Lawas Utara x
x -
29 Kab. Labuhanbatu Selatan
x x
-
Universitas Sumatera Utara
30 Kab. Labuhanbatu Utara
x x
- 31
Kab. Nias Utara x
x -
32 Kab. Nias Barat
x x
- 33
Kota Gunung Sitoli x
x -
Sumber : data diolah oleh penulis, 2011
C. Jenis dan Sumber Data