gandengan atau kereta tempelan yang dirangkaikan dengan kendaraan bermotor sebagai penariknya.
18
Upaya atau kebijakan untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan kejahatan termasuk bidang kebijakan kriminal criminal policy.Kebijakan ini
pun tidak terlepas dari kebijakan yang lebih luas, yaitu kebijakan sosial social policy yang terdiri dari kebijakan untuk kesejahteraan sosial social-
welfare policy dan kebijakan untuk perlindungan masyarakat social-defence policy.
Jenis Kendaraan bermotor menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 juli 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi tanggal 14
Juli 1993 yang merupakan turunan dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan :
1. sepeda motor 2. mobl penumpang termasuk juga dari jenis Mobil Keluarga
3. mobil bus 4. mobil barang
5. kendaraan khusus Yang dimaksud dengan kendaraan bermotor dalam Skripsi ini adalah
sepeda motor dan mobil yang dalam faktanya seperti banyak terjadi tindak pidana pencurian.
4. Pengertian Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Tindak pidana
19
18
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi.
19
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum Dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2001, hal 73.
Universitas Sumatera Utara
Pencegahan kejahatan merupakan tindakan untuk memberikan perlindungan dan menghindari rasa takut masyarakat dari gangguan
kejahatan.Selanjutnya pengamanan terhadap masyarakat tidak semata-mata terfokus pada para pelaku kejahatan, tetapi juga pada kecenderungan dalam
mengendalikan kejahatan itu sendiri.Untuk mencegah dan memberikan perlindungan masyarakat terhadap gangguan kejahatan maka dilakukan
tindakan kepolisian. Adapun tindakan kepolisian yang dimaksud adalah
20
a. Melakukan eliminasi terhadap faktor-faktor kriminogen yang ada dalam
masyarakat. b.
Menggerakkan potensi masyarakat dalam hal mencegah dan mengurangi kejahatan.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa upaya memberikan perlindungan masyarakat dari rasa takut terhadap gangguan
kejahatan harus dilakukan secara tegas.Namun demikian kebijakan yang bersifat pencegahan lebih diutamakan yaitu dengan melakukan eliminasi
terhadap faktor korelatif kriminogen dengan menggerakkan potensi dan partisipasi masyarakat.Termasuk melakukan kegiatan pencegahan pada
daerah rawan dan kegiatan penindakan terhadap kejahatan yang muncul. Kegiatan pencegahan kejahatan ini sebaiknya dilakukan secara terorganisir
kemungkinan besar kegiatan pencegahan kejahatan tidak akan berjalan secara efektif dan tidak mendapat hasil yang maksimal.
20
Muhamad Kemal Darmawan, Strategi Pencegahan Kejahatan, Bandung: PT: Citra Aditya Bakti, 2005, hal 42.
Universitas Sumatera Utara
Upaya penanggulangan kejahatan secara garis besar dapat dibagi 2 dua, yaitu lewat jalur penal hukum pidana dan non-penal bukandi luar
hukum pidana.
21
Upaya penanggulangan lewat jalur penal lebih menitikberatkanpada sifat repressive
penindasanpemberantasanpenumpasan sesudah kejahatan terjadi, sedangkan jalur non-penal lebih menitikberatkan pada sifat preventive
pencegahanpenangkalanpengendalian sebelum kejahatan terjadi.
22
Kegiatan pencegahan kejahatan terbagi 3 tiga pendekatan yaitu :
23
21
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2005, hal 42.
22
Loc.cit
23
Muhamad Kemal Darmawan, Op.cit, hal. 17
a. Pendekatan sosial, biasanya disebut dengan Social Crime Prevention yaitu segala perhatian dan kegiatan ditujukan untuk menumpas akar penyebab
kejahatan dan kesempatan individu untuk melakukan pelanggaran. Yang menjadi sasaran adalah populasi umum masyarakat atau pun kelompok-
kelompok yang secara khusus mempunyai risiko tinggi untuk melakukan pelanggaran.
b. Pendekatan situsional, biasa disebut sebagai Situational Crime Prevention yaitu segala perhatian diarahkan untuk mengurangi kesempatan seseorang
atau kelompok untuk melakukan pelanggaran. c. Pendekatan kemasyarakatan, biasa disebut Community Based Crime
Prevention yaitusegala langkah ditujukan untuk memperbaiki kapasitas masyarakat untuk mengurangi kejahatan dengan jalan meningkatkan kapasitas
merekapotensi masyarakat untuk menggunakan sosial kontrol informal.
Universitas Sumatera Utara
Penanggulangan kejahatan dapat diartikan secara luas dan sempit.Dalam pengertian yang luas, maka pemerintah beserta masyarakat
sangat berperan.Bagi pemerintah adalah keseluruhan kebijakan yang dilakukan melalui perundang-undangan dan badan-badan resmi yang
bertujuan untuk menegakkan norma-norma sentral dari masyarakat.
24
F. Metode Penelitian
Peran pemerintah yang begitu luas, maka kunci dan strategis dalam menanggulangi kejahatan meliputi ketimpangan sosial, diskriminasi
nasional, standar hidup yang rendah, pengangguran dan kebodohan di antara golongan besar penduduk.Bahwa upaya penghapusan sebab dari kondisi
menimbulkan kejahatan harus merupakan strategi pencegahan kejahatan yang mendasar.
Secara sempit lenbaga yang bertanggung jawab atas usaha pencegahan kejahatan adalah polisi.Namun karena terbatasnya sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh polisi telah mengakibatkan tidak efektifnya tugas mereka.Lebih jauh polisi juga tidak memungkinkan mencapai ideal pemerintah, sarana dan
prasarana yang berkaitan dengan usaha pencegahan kejahatan.Oleh karena itu, peran serta masyarakat dalam kegiatan pencegahan kejahatan menjadi hal
yang sangat diharapkan.
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah dengan metode pendekatan yuridis normatif,
yaitu dengan pengumpulan data serta studi kepustakaan maupun studi
24
Sudarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Bandung: Alumni, 1981, hal. 114.
Universitas Sumatera Utara