Pencurian dengan kekerasan diatur dalam Pasal 367 KUHP

1. jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, atau dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan; 2. jika perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu; 3. jika masuk ketempat melakukan kejahatan dengan merusak atau memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu; 4. jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat. 3 Jika perbuatan mengakibatkan kematian, maka diancam dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun; 4 Diancam dengan pidana mati atau pidana seumur hidup atau selama waktu tertentu paling lama dua tahun, jika perbuatan mengakibatkan luka berat atau kematian dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, disertai pula oleh salah satu hal yang diterangkan dalam No.1 dan 3”. 36 36 Ibid, hal 265

e. Pencurian dengan kekerasan diatur dalam Pasal 367 KUHP

Pasal 367 KUHP berbunyi : 1 jika pembuat atau pembantu dari salah satu kejahatan dalam bab ini adalah suami istri dari orang yang terkena kejahatan dan tidak terpisah harta kekayaan, maka terhadap pembuat atau pembantu itu mungkin diadakan penuntutan; Universitas Sumatera Utara 2 jika dia adalah suami istri yang terpisah meja dan ranjang atau terpisah harta kekayaan, atau jika dia adalah keluarga sedarah atau semenda baik dalam garis lurus maupun garis menyimpang derajat kedua, maka terhadap orang itu hanya mungkin diadakan penuntutan jika ada pengaduan yang terkena kejahatan 3 jika menurut lembaga matriarhal, kekuasaan bapak dilakukan oleh orang lain dari pada bapak kandung sendiri, maka ketentuan ayat diatas berlaku juga bagi orang itu”. Meningkatnya jumlah pemilik kendaraan bermotor menurunkan efektivitas pengawasan dan pengenalan identitas kendaraan bermotor, sehubung dengan itu peningkatan angka laju pencurian kendaraan bermotor cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah kendaraan ataupun pemilik kendaraan bermotor. Faktor-faktor lain yang menjadi pendukung dilaksanakan kejahatan pencurian kendaraan bermotor adalah pencurian kendaraan bermotor lebih mudah dilaksanakan daripada bentuk kejahatan terhadap harta benda yang lain seperti perampokan, penodongan dan sebagainya. Hal ini dikarenakan: 37 1. Hasilnya sangat menguntungkan 2. Kemungkinan tertangkap kecil, karena sangat sulit melakukan pengenalan kembali kendaraan bermotor yang telah dicuri 3. Penjualan ataupun pemasaran kendaraan bermotor hasil kejahatan mudah dilaksanakan 37 Soerjono Soekamto, Penanggulangan Pencurian Kendaraan Bermotor, Jakarta: PT. Bina Aksara, 1988, hal. 24. Universitas Sumatera Utara 4. Alat untuk melakukan kejahatan mudah dicari, antara lain obeng, kunci palsu, kawat dan lain-lainnya 5. Tempat parkir tidak bertanggung jawab atas kehilangan kendaraan bermotor Selain faktor yang melatarbelakangi dan mendukung dilakukannya kejahatan terhadap kendaraan bermotor, ada penyebab langsungnya yaitu kelengahan pemilik kendaraan serta kurangnya sistem pengaman kendaraan-kendaraan bermotor tertentu. 38 Semua kejahatan umumnya dilakukan oleh orang dewasa secara sendiri- sendiri, kemudian berkembang jadi dilakukan oleh kelompok-kelompok atau yang sering beroperasi secara diorganisir. Dari segi kuantitas, kejahatan di Kabupaten Labuhanbatu jelas sudah menunjukkan adanya peningkatan-peningkatan, sedangkan dari segi kuantitas kejahatan itu sendiri baik dilihat dari segi tujuan, pelaku, cara dan motifasi maupun lokasi kejadian, jelas sudah menunjukkan keadaan yang mengikat. Beberapa ciri peningkatan kuantitatif antara lain: a. Dilihat dari segi sasaran 1. Semua korban kejahatan adalah orang-orang dewasa dan remaja 2. Semua sasaran kejahatan adalah barang-barang berharga 3. Pelaku-pelaku kejahatan telah berani melakukan perampokan di siang hari di tempat ramai seperti pasar b. Dilihat dari segi pelaku 38 Ibid, hal 24 Universitas Sumatera Utara c. Dilihat dari segi modus operandi Semula hanya dipergunakan senjata tajam, alat-alat pengangkutan dan alat komunikasi yang sederhana, sekarang para pelaku kejahatan telah mempergunakan senjata api, alat-alat radio dan zat-zat kimia dalam melakukan kejahatannya. d. Dilihat dari segi Motif Semula kejahatan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pokok, kemudian berkembang disertai motif-motif lain seperti membunuh untuk tujuan memperoleh uang, semula kejahatan dilakukan sebagai cara terakhir untuk mempertahankan hidup dalam masyarakat. Sekarang kejahatan dilakukan secara sadis tanpa sedikitpun ada perasaan kemanusiaan. e. Cara menghancurkan barang bukti juga dilakukan dengan cara menjual sebagian komponen kendaraan yang dicuri, atau membawa pergi kendaraan ke daerah lain. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia telah mengatur fungsi dan tugas aparat kepolisian.Sebagaimana yang tercantum di dalam Pasal 13 tentang tugas dari kepolisian. 1 Dampak negatif dan kejahatan yang begitu buruk bukanlah suatu asumsi yang dibuat-buat dalam menyikapi maraknya kejahatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Sebab dalam kenyataannya kejahatan tidak hanya merugikan masyarakat secara fisik saja, tetapi juga menyangkut psikis seseorang atau suatu kelompok masyarakat. “Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; menegakkan hukum; dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat”. Namun, dalam kenyataannya masih banyak ditemui aparat kepolisian belum melaksanakan apa yang telah dicantumkan di dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tersebut, terutama penanggulangan kejahatan atau biasa disebut kriminalitas. Masalah kejahatan di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sering kali dipersoalkan oleh kalangan masyarakat maupun praktisi hukum. Hal ini dikarenakan dampak kejahatan itu dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Dampak dari kejahatan tersebut dapat menimbulkan rasa tidak aman, kecemasan, ketakutan, dan kepanikan ditengah masyarakat. 1 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia. Universitas Sumatera Utara