Karena kewajibannya mempunyai wewenang : Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa :

penyidikan yang mendahului tindalan lain yaitu penindakan yang berupa penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan, pemeriksaan surat, pemanggilan, tindakan pemeriksaan, dan penyerahan berkas perkara kepada penuntut umum. 43 4. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab. Wewenang melakukan penyelidikan diatur dalam Pasal 1 Butir 4 : Penyelidik adalah pejabat Polisi Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk melakukan penyelidikan. Selanjutnya sesuai pasal 4, yang berwenang melaksanakan fungsi penyelidikan adalah “setiap Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia”.Tegasnya penyelidik adalah setiap Pejabat Polri.Penyelidikan :monopoli tunggal” Polri. Penyelidik adalah setiap pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang karena kewajibannya melakukan proses penyidikan maka KUHAP memberikan wewenang sebagaimana yang terdapat dalam pasal 5. 1. Penyelidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 :

a. Karena kewajibannya mempunyai wewenang :

1. Menerima laporanpengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana 2. Mencari keterangan dan alat bukti 3. Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menanyakan serta meminta identitas diri 43 M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Jakarta: Sinar Grafika, 2000 , hal 101 Universitas Sumatera Utara

b. Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa :

1. Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan, dan penyitaan. 2. Pemeriksaan dan Penyitaan surat 3. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang 4. Membawa dan menghadapkan seseorang kepada penyidik 2. Penyelidik membuat dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan tindakan sebagaimana tersebut pada ayat 1 huruf a dan huruf b kepada penyidik. 2. Penyidikan Penyidikan berasal dari kata sidik dan menurut kamus umum bahasa Indonesia berarti penyelidikan jari untuk mengetahui dan membedakan orang. 44 44 L. Sumartini, Pembahasan Perkembangan Pembangunan Hukum Nasional tentang Hukum acara Pidana, Jakarta: Penerbit Badan Pembinaan Hukum Nasional, 2000, hal 30 Pengertian penyidikan sebagaimana dalam ketentuan Pasal 1 butir 2 KUHAP menjelaskan bahwa: “Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya”. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 butir 2 KUHAP di atas, unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian penyidikan adalah: a. Penyidikan merupakan serangkaian tindakan yang mengandung tindakan-tindakan yang antara satu dengan yang lain saling berhubungan; b. Penyidikan dilakukan oleh pejabat publik yang disebut penyidik; c. Penyidikan dilakukan dengan berdasarkan peraturan perundang-undangan. d. Tujuan penyidikan ialah mencari dan mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi, dan menemukan tersangkanya. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan keempat unsur tersebut dapat disimpulkan bahwa sebelum dilakukan penyidikan, telah diketahui adanya tindak pidana tetapi tindak pidana itu belum terang dan belum diketahui siapa yang melakukannya. Adanya tindak pidana yang belum terang itu diketahui dari penyelidikannya. Ketentuan Pasal 7 KUHAP menjelaskan bahwa penyidik karena kewajibannya memiliki kewenangan sebagai berikut: a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana. b. Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian. c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka. d. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan. e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat. f. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang. g. Memanggil orang untuk didengarkan dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi. h. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara. i. Mengadakan penghentian penyidikan. j. Mengadakan tindakan lainmenurut hukum yang bertanggungjawab. Universitas Sumatera Utara Demi terjaminnya keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentuan yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat, aparat kepolisian diharapkan bersandar pada pedoman yang telah diatur dalam Undang-Undang nomor 2 Tahun 2001 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam menjalankan tugas dan wewenangnya di atur dalam BAB III dalam Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19 nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia yang tercantum sebagai berikut: Tugas dan wewenang Kepolisian Negara Republik Indonesia menurut Pasal 13 adalah sebagai berikut : Tugas pokok Kepolisian Negara RI adalah : a. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat b. Menegakkan hukum dan c.Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat Dalam melaksanakan tugas pokoknya tersebut, Pasal 14 menyatakan, kepolisian bertugas untuk: 1. Melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patrol terhadap kegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan. 2. Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan Universitas Sumatera Utara 3. Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan. 4. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional. 5. memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum. 6. koordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa. 7. melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya. 8. menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian. 9. melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban danatau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. 10. melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi danatau pihak yang berwenang. 11. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam lingkup tugas kepolisian. 12. melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang- undangan Selanjutnya Pasal 15 menjelaskan bahwa dalam menjalankan tugasnya tersebutkepolisian berwenang untuk: a. menerima laporan danatau pengaduan; b. membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum; c. mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat; d. mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa; e. mengeluarkan peraturan kepolisian dalm lingkup kewenangan administratif kepolisian; f. melaksakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan; g. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian; h. mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang; i. mencari keterangan dan barang bukti; j. menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional; k. mengeluarkan surat izin danatau surat keterangan yang diperlukan dalam rangka pelayanan masyarakat; l. memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat; m. menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu. Universitas Sumatera Utara Semua wewenang di atas masih ditambahkan beberapa wewenang lainnya, antara lain: a. memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya; b. menyelenggarakan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor; c. memberikan surat izin mengemudi kendaraan bermotor; d. menerima pemberitahuan tentang kegiatan politik; e. memberikan izin dan melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak dan senjata tajam; f. memberikan izin operasional dan melakukan pengawasan terhadap badan usaha di bidang jasa pengamanan; g. memberikan petunjuk, mendidik dan melatih aparat kepolisian khusus dan petugas pengamanan swakarsa dalam bidang teknis kepolisian; h. melakukan kerja sama dengan kepolisian negara lain dalam menyidik dan memberantas kejahatan internasional; i. melakukan pengawasan fungsional kepolisian terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia dengan koordinasi instansi terkait; j. mewakili pemerintah RI dalam organisasi kepolisian internasional; k. melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam lingkup tugas kepolisian. Pasal 16 mengatur mengenai wewenang kepolisian dalam proses pidana yaitu: a. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledehan dan penyitaan; b. melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk kepentingan penyidikan; c. membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan; d. menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri; e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat; f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. mengadakan penghentian penyidikan; i. menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum; j. mengajukan permintaan secara langsung kepada imigrasi yang berwenang di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana; k. memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan kepada penuntut umum; l. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab. Universitas Sumatera Utara Ketentuan terkait “tindakan lain” tersebut menyatakan: a. tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum; b. selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut dilakukan; c. harus patut, masuk akal dan termasuk dalam lingkungan jabatannya; d. pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa; e. menghormati hak asasi manusia. Pasal 17 mengatur mengenai wewenang kepolisian sebagai berikut: Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia menjalankan tugas dan wewenangnya di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia khusunya di daerah hukum pejabat yang bersangkutan ditugaskan sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pasal 18 memuat tentang tugas dan wewenang kepolisian sebagai berikut: 1 Untuk kepentingan umum pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dapat bertindak menurut penilaiannya sendiri. 2 Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, hanya dapat dilakukan dalam keadaan yang sangat perlu dengan memperhatikan peratutran perundang-undangan, serta Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pasal 19 memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1 Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya pejabat kepolisian Negara Republik Indonesia senantiasa bertindak berdasarkan norma hukum dan mengindahkan norma agama, kesopanan, kesusilaan serta menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. 2 Dalam melaksanakan tugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, Kepolisian Negara Republik Indonesia mengutamakan tindakan pencegahan. Universitas Sumatera Utara Terkait dengan pejabat kepolisian, Pasal 18 menyatakan, untuk kepentingan umum pejabat kepolisian negara RI dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya dapat bertindakmenurut penilaiannya sendiri Ayat 1. Pelaksanaan ayat ini hanya dapat dilakukan dalam keadaan yang sangat perlu dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan, serta Kode Etik Profesi Kepolisian negara RI Ayat 2. Selanjutnya dikatakan dalam Pasal 19, dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, pejabat kepolisian senantiasa bertindak berdasarkan norma agama, kesopanan, kesusilaan, serta menjunjung tinggi hak asasi manusia Ayat 1. Bagi pejabat Kepolisian penguasaan Hukum Kepolisian merupakan suatu keharusan bahkan kebutuhan. Polri memiliki Tri Brata sebagai pedoman hidup dan landasan ideal filsafat, asas-asas Hukum Kepolisian adalah : 45 g. asas akuntabilitas 1. Asas hukum nasional 2. Asas Kodifikasi 3. Asas umum penyelenggaraan Negara a. asas kepastian hukum b. asas tertib penyelenggaraan Negara c. asas kepentingan umum d. asas keterbukaan e. asas proporsionalitas f. asas profesionalitas 45 www.google.com, Wewenang Polisi menurut UU No.2 tahun 2002 Hukum Kepolisian diakses pada tanggal 4 Mei 2014, pukul 15.00 WIB Universitas Sumatera Utara Demi memelihara kehidupan bernegara dan bermasyarakat, anggota Polisi dilarang, antara lain : 46 1. Melakukan kegiatan politik praktis 2. Mengikuti aliran yang dapat menimbulkan perpecahan dan mengancam kesatuan bangsa 3. Bekerjasama dengan orang lain untuk memperoleh keuntungan pribadi atau golongan yang merugikan kepentingan Negara 4. Bertindak sebagai perantara penguasa atau golongan untuk mendapatkan pekerjaan atau pesanan dari kantor polisi demi kepentingan pribadi 5. Memiliki saham atau modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada dalam lingkup kekuasaannya 6. Bertindak sebagai pelindung tempat perjudian, prostitusi, dan tempat hiburan 7. Menjadi penagih piutang atau pelindung orang yang punya utang 8. Menjadi perantara atau makelar perkara Demikianlah antara lain cakupan 3 macam tugas pokok dan fungsi kepolisian RI yang dijabarkan lebih lanjut dalam 12 macam tugas dengan dibekali sebanyak 36 wewenang dan asas-asas Hukum Kepolisian untuk melaksanakan semua tugas tersebut. Wewenang sebanyak itu masih juga diberi “kewenangan lain” Pasal 15 Ayat 2 poin k yang masih dalam lingkup tugas kepolisian. 46 www.google.com, Wewenang Polisi, diakses pada tanggal 4 Mei 2014, pukul 15.30 WIB Universitas Sumatera Utara Sistem Peradilan Pidana merupakan terjemahan dari Criminal Juctice System secara singkat dapat diartikan sebagai suatu sistem dalam masyarakat untuk menanggulangi kejahatan agar hal tersebut masih berada dalam batas- batas toleransi masyarakat. Gambaran ini hanyalah salah satu dari tujuan sistem peradilan pidana yang secara universal, sehingga cakupan tugas sistem peradilan pidana dapat dikatakan luas, yaitu : a. mencegah masyarakat menjadi korban kejahatan b.menyelesaikan kejahatan yang terjadi sehingga masyarakat menjadi puas bahwa keadilan telah ditegakkan dan pelaku kejahatan dapat dipidana c.berusaha agar mereka yang pernah melakukan kejahatan itu tidak mengulangi perbuatannya lagi. Sebagai suatu sistem, Sistem Peradilan Pidana mempunyai komponen- komponen penyelenggara, antara lain Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan dan Lembaga Pemasyarakatan yang kesemuanya akan saling terkait dan diharapkan adanya suatu kerjasama yang terintegrasi. Jika terdapat kelemahan pada salah satu sistem kerja komponennya, akan mempengaruhi komponen lainnya dalam sistem terintegrasi itu. Sistem Peradilan Pidana dapat dilihat dari berbagai perspektif, antara lain polisi, jaksa, hakim, tersangkaterdakwa dan korban kejahatan. Di antara perspektif tersebut, perspektif korban kejahatan akan membawa pada kecerahan sekaligus sebagai penyempurna dari perspektif lainnya yang dijadikan acuan dalam penyelenggaraan peradilan pidana. Sistem keadilan Universitas Sumatera Utara harus melindungi semua orang dan keadilan substansial ditujukan kepada orang yang terlanggar haknya dan orang yang disangka melanggar hukum pidana harus diperlakukan secara adil fair trial atau keadilan prosedural. 47 Untuk mengetahui sejauh mana tingkat perkembangan kejahatan pencurian kendaraan bermotor yang terjadi di Kabupaten Labuhanbatu, maka dibawah ini penulis akan meninjau data mengenai kejahatan pencurian

B. Data Kejahatan Delik Pencurian Kendaraan Bermotor