Latar Belakang Efektivitas Polri Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Labuhanbatu (Studi Kasus Polres Labuhanbatu)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia telah mengatur fungsi dan tugas aparat kepolisian.Sebagaimana yang tercantum di dalam Pasal 13 tentang tugas dari kepolisian. 1 Dampak negatif dan kejahatan yang begitu buruk bukanlah suatu asumsi yang dibuat-buat dalam menyikapi maraknya kejahatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat. Sebab dalam kenyataannya kejahatan tidak hanya merugikan masyarakat secara fisik saja, tetapi juga menyangkut psikis seseorang atau suatu kelompok masyarakat. “Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; menegakkan hukum; dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat”. Namun, dalam kenyataannya masih banyak ditemui aparat kepolisian belum melaksanakan apa yang telah dicantumkan di dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tersebut, terutama penanggulangan kejahatan atau biasa disebut kriminalitas. Masalah kejahatan di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sering kali dipersoalkan oleh kalangan masyarakat maupun praktisi hukum. Hal ini dikarenakan dampak kejahatan itu dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat. Dampak dari kejahatan tersebut dapat menimbulkan rasa tidak aman, kecemasan, ketakutan, dan kepanikan ditengah masyarakat. 1 Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia. Universitas Sumatera Utara Masalah kejahatan adalah salah satu masalah sosial yang selalu menarik dan menuntut perhatian yang serius dari waktu ke waktu terlebih lagi menurut asumsi umum serta beberapa hasil pengamatan dan penelitian berbagai pihak, terdapat kecendrungan perkembangan peningkatan dari bentuk dan jenis kejahatan tertentu baik secara kualitas maupun kuantitas. Faktor masalah ekonomi sebagai salah satu pendorong terjadinya kejahatan, sering terjadi dimanapun. Hal ini dikarenakan keadaan ekonomi yang berkembang dalam suatu Negara memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pokok-pokok kehidupan seseorang. Dalam hal ini, Plato memberikan pandangan bahwa disetiap Negara dimana didalamnya banyak terdapat orang miskin, maka secara diam-diam akan banyak terdapat penjahat, pelanggar agama, dan penjahat dari berbagai macam corak. 2 Salah satu bentuk kriminalitas yang mempunyai frekuensi tertinggi adalah tindak pidana pencurian kendaraan bermotor. Kejahatan pencurian kendaraan bermotor merupakan kejahatan terhadap harta benda yang tidak lajim terjadi di negara-negara berkembang selanjutnya dikatakan bahwa kejahatan pencurian kendaraan bermotor beserta isi-isinya merupakan sifat Sekarang ini demi memenuhi kebutuhan hidup, seseorang tidak memikirkan sebab dari perbuatannya itu. Hal ini telah bertentangan dengan nilai-nilai moral dalam pancasila. Bahkan bagi sebagian pelaku tindak pidana tidak takut kepada aparat hukum yang mengatur keamanan dan ketertiban umum. 2 Ridwan Hasibuan, Ediwarman, Asas-asas Kriminologi, Medan: USU Pres, 1994, hal 25. Universitas Sumatera Utara kejahatan yang menyertai pembangunan. 3 Sebagaimana perkembangan kehidupan manusia pencurianjuga mengalami beberapa pola kemajuan baik dalam teknik pelaksanaannya maupun pelakunya. Teknik pelaksanaannya bermula dari pola sederhana seperti mencuribarang secara langsung, kemudian berkembang mejadi pola yang lebih canggih, yaitu dengan mengikutsertakan suatu instrumen dalam melakukan proses mengambil sesuatu. Begitu pula dengan pola pelakunya dari perseorangan berkembang menjadi suatu kelompok yang bekerja secara terorganisir. Walaupun kejahatan berkembang sedemikian rupa, tetap menimbulkan satu akibat yang sama yaitu merugikan masyarakat. 4 Pencurian kendaraan bermotor yang akhir-akhir ini banyak terjadi dalam masyarakat, seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Labuhanbatu. Apabila kita melihat media massa terutama media cetak , banyak sekali berita berkaitan dengan pencurian kendaraan bermotor. Seperti yang dapat kita lihat pada kasus pencurian yang terjadi di Kabupaten Labuhanbatu yang mengakibatkan hilangnya sepeda motor milik satpam di kantor pegadaian syariah yang dilakukan oleh seorang pemuda pengangguran 5 , residivis pelaku curanmor kembali diringkus tersangka merupakan residivis kasus pencurian kendaraan bermotor tahun 2002 dan 2006 6 3 Soerjono Soekamto, Hartono Widodo dan Chalimah Sutanto, Penanggulangan Pencurian Kendaraan Bermotor Jakarta: Penerbit Aksara, 1998, hal 20 4 Ibid , dan pihak Polres Labuhanbatu juga mengamankan 12 orang tersangka kasus 5 http:www.metrosiantar.comketahuan-curi-sepeda-motor-satpam, diakses pada tanggal 30 April 2014, jam 09.30 WIB 6 http:www.metrosiantar.comresidivis-pelaku-curanmor-kembali-diringkus, diakses pada tanggal 30 April 2014, jam 09.45 WIB Universitas Sumatera Utara pencurian sepeda motor selain itu 15 mesin judi jackpot juga diamankan pihak kepolisian ditambah lagi 2 tersangka diduga sindikat pembuat STNK palsu 7 Dari data diatas, hal yang perlu disadari adalah bahwa peristiwa tersebut telah mengganggu norma kehidupan masyarakat, karena masyarakat membutuhkan keadaan yang tertib dan aman dalam menjalani kehidupannya. Dari situlah letak peran besar aparat penegak hukum dalam memberantas kejahatan demi terciptanya ketertiban umum. Namun perlu diingat bahwa memberantas kejahatan bukanlah usaha yang mudah dilakukan sebab kejahatan sendiri adalah suatu gejala norma di setiap masyarakat yang bercirikan heterogenitas dan perkembangan sosial dan karena itu tidak mungkin dimusnahkan sampai habis. . 8 Polisi sebagai salah satu unsur utama sistem peradilan pidana merupakan pranata sosial yang melaksanakan fungsi pengadilan sosial.Keseluruhan fungsi tersebut baik sebagai unsur sistem peradilan pidana ataupun alat pengandalian sosial berkaitan dengan peranan pokok Polisi dalam mencegah dan menanggulangi kejahatan. Dengan demikian bekerjanya Polisi di dalam masyarakat masyarakat senantiasa pada satu pihak bertolak dari aturan-aturan hukum pidana dan hukum acara pidana yang berlaku, sedangkan pada pihak lain melakukan penegakan hukuman dalam bentuk reaksi sosial formal terhadap kejahatan. 9 7 www.metrosiantar.com12-tersangka-curanmor-dan-15-mesin-jackpot-diamankan, diakses pada tanggal 30 April 2014, jam 10.30 WIB 8 Soedjono Dirjosisworo, Sosiolo-Kriminologis Bandung : Sinar Baru, 1984, hal.170 9 Soerjono Soekamto, Penanggulangan Pencurian Kendaraan Bermotor Jakarta, PT Bina Aksara, 1988, hal.12 Universitas Sumatera Utara Apabila kejahatan memang tidak dapat ditanggulangi secara total, upaya yangdapat ditempuh adalah mengurangi dan menekan laju kriminalitas sampai pada angka terendah. Hal dapat ini dirancang melalui upaya preventif maupun upaya represif. 10 Dari latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana Profesionalisme Polri sebagai Penegak Hukum dalam menanggulangi hal tersebut, maka penulis mencoba untuk menyajikan satu karya ilmiah berupa Skripsi dengan judul “Efektivitas Polri Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Pencurian Kendaraan Bermotor di Polres Kabupaten Labuhanbatu” Studi pada Polres Labuhanbatu. Upaya-upaya ini harus dirancang secara selektif dan sistematik agar dapat mencapai hasil yang optimal. Sebab bukan tidak mungkin bila suatu upaya penanggulangan justru menjadi pemicu pesatnya laju kriminalitas, hanya karena kurang tepatnya sistem yang diterapkan dalam menjalankan upaya tersebut. Upaya penanggulangan bukan semata-mata menjadi formula pemberantasan kejahatan yang dapat dilakukan tanpa pertimbangan secara matang dari berbagai segi yang menopang bangunan kejahatan itu sendiri. Pada garis besarnya masalah-masalah sosial yang timbul karena pencurian kendaraan bermotor dirasakan sangat mengganggu kehidupan masyarakat khususnya di kabupaten Labuhanbatu, akibatnya sangat memilukan, kehidupan masyarakat menjadi resah perasaan tidak aman bahkan sebagian anggota-anggotanya menjadi terancam hidupnya. Problem tadi pada hakikatnya menjadi tanggung jawab bersama. 10 Ibid, hal 28 Universitas Sumatera Utara

B. Rumusan Masalah