0.17 Respon terhadap kondisi atau gangguan lingkungan

jenis komunitas kupu-kupu pada suatu habitat r TSP = -0.628, P= 029; r Pb = -0.600, P= 0.039. Berdasarkan hasil analisis tersebut, diketahui bahwa jumlah jenis tumbuhan pakan merupakan variabel dominan dengan nilai korelasi tertinggi terhadap kekayaan dan keanekaragaman jenis kupu-kupu karena semakin banyak jenis tumbuhan pakan yang tersedia maka akan semakin banyak jenis yang dapat memanfaatkannya sehingga lokasi tersebut lebih banyak ditemukan kupu-kupu. Potensi Kupu-Kupu sebagai Bioindikator Kondisi Lingkungan Hutan Kota Respon Kupu-Kupu terhadap Variabel-Variabel Lingkungan Kecenderungan distribusi jenis kupu-kupu berdasarkan variabel-variabel lingkungan yang mempengaruhinya dianalisis dengan analisis multivariat. Analisis dilakukan dengan terlebih dahulu mengkonversi data jenis kupu-kupu menjadi √x sedangkan untuk data variabel lingkungan ditransformasi ke dalam bentuk log 10 x+1.Hasil analisis data Detrended Correspondence Analysis DCA menunjukkan Length of Gradient sebesar 1.626 kurang dari 3 sehingga analisis yang digunakkan adalah analisis linier RDA. Redundancy analysis RDA merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui distribusi spesies berdasarkan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Hasil analisis data RDA divisualisasikan dengan CanoDraw sehingga menghasilkan tampilan triplot Gambar 15. Hasil analisis RDA menunjukkan bahwa antar variabel lingkungan berupa kekayaan jenis tumbuhan pakan, leaf area index, jarak dari jalan raya, dan jarak dari area gangguan memiliki korelasi positif dan kuat, begitu pula dengan kelembapan udara namun dengan nilai korelasi yang lebih rendah, serta dengan kecepatan angin dengan nilai korelasi negatif yang kuat. Di sisi lain, antara konsentrasi Pb, kadar TSP, suhu udara, intensitas cahaya, dan kecepatan angin juga membentuk korelasi positif namun dengan nilai korelasi yang rendah. Ordinasi RDA menunjukkan adanya kesamaan karakteristik lingkungan antara HK Rawa Dongkal yang berada di kawasan permukiman dengan HK Kopassus Cijantung yang berada di kawasan perkantoran dimana karakteristik lingkungan yang mendominasi diantaranya kekayaan jenis tumbuhan pakan, nilai LAI, jarak dari jalan raya, serta jarak dari area sumber gangguanyang tinggi. Ordinasi dari keseluruhan jenis juga menunjukkan bahwa sebagian besar jenis kupu-kupu terordinasi pada asosiasi kedua lokasi hutan kota tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua lokasi tersebut merupakan lokasi dimana ditemukan sebagian besar jenis kupu-kupu. Hasil ordinasi menunjukkan bahwa jenis kupu-kupuG. agamemnon dan D. hyparete tidak memiliki keterkaitan yang kuat terhadap faktor-faktor lingkungan tertentu, sehingga diindikasi dapat hidup pada habitat dengan sumber daya yang terbatas hingga optimal, serta dari tingkat gangguan rendah hingga tinggi. Hal tersebut didukung dengan hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa jenis kupu- kupu tersebut ditemukan disemua lokasi hutan kota contoh. Jenis kupu-kupu tersebut memiliki sifat yang dapat beradaptasi di berbagai tipe habitat serta tidak dibatasi persyaratan faktor-faktor lingkungan tertentu. Adapun jenis kupu-kupu L. nina diketahui memiliki keterkaitan dengan kecepatan angin, karena kupu-kupu