0.28 Respon terhadap kondisi atau gangguan lingkungan

jenis komunitas kupu-kupu pada suatu habitat r TSP = -0.628, P= 029; r Pb = -0.600, P= 0.039. Berdasarkan hasil analisis tersebut, diketahui bahwa jumlah jenis tumbuhan pakan merupakan variabel dominan dengan nilai korelasi tertinggi terhadap kekayaan dan keanekaragaman jenis kupu-kupu karena semakin banyak jenis tumbuhan pakan yang tersedia maka akan semakin banyak jenis yang dapat memanfaatkannya sehingga lokasi tersebut lebih banyak ditemukan kupu-kupu. Potensi Kupu-Kupu sebagai Bioindikator Kondisi Lingkungan Hutan Kota Respon Kupu-Kupu terhadap Variabel-Variabel Lingkungan Kecenderungan distribusi jenis kupu-kupu berdasarkan variabel-variabel lingkungan yang mempengaruhinya dianalisis dengan analisis multivariat. Analisis dilakukan dengan terlebih dahulu mengkonversi data jenis kupu-kupu menjadi √x sedangkan untuk data variabel lingkungan ditransformasi ke dalam bentuk log 10 x+1.Hasil analisis data Detrended Correspondence Analysis DCA menunjukkan Length of Gradient sebesar 1.626 kurang dari 3 sehingga analisis yang digunakkan adalah analisis linier RDA. Redundancy analysis RDA merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui distribusi spesies berdasarkan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Hasil analisis data RDA divisualisasikan dengan CanoDraw sehingga menghasilkan tampilan triplot Gambar 15. Hasil analisis RDA menunjukkan bahwa antar variabel lingkungan berupa kekayaan jenis tumbuhan pakan, leaf area index, jarak dari jalan raya, dan jarak dari area gangguan memiliki korelasi positif dan kuat, begitu pula dengan kelembapan udara namun dengan nilai korelasi yang lebih rendah, serta dengan kecepatan angin dengan nilai korelasi negatif yang kuat. Di sisi lain, antara konsentrasi Pb, kadar TSP, suhu udara, intensitas cahaya, dan kecepatan angin juga membentuk korelasi positif namun dengan nilai korelasi yang rendah. Ordinasi RDA menunjukkan adanya kesamaan karakteristik lingkungan antara HK Rawa Dongkal yang berada di kawasan permukiman dengan HK Kopassus Cijantung yang berada di kawasan perkantoran dimana karakteristik lingkungan yang mendominasi diantaranya kekayaan jenis tumbuhan pakan, nilai LAI, jarak dari jalan raya, serta jarak dari area sumber gangguanyang tinggi. Ordinasi dari keseluruhan jenis juga menunjukkan bahwa sebagian besar jenis kupu-kupu terordinasi pada asosiasi kedua lokasi hutan kota tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua lokasi tersebut merupakan lokasi dimana ditemukan sebagian besar jenis kupu-kupu. Hasil ordinasi menunjukkan bahwa jenis kupu-kupuG. agamemnon dan D. hyparete tidak memiliki keterkaitan yang kuat terhadap faktor-faktor lingkungan tertentu, sehingga diindikasi dapat hidup pada habitat dengan sumber daya yang terbatas hingga optimal, serta dari tingkat gangguan rendah hingga tinggi. Hal tersebut didukung dengan hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa jenis kupu- kupu tersebut ditemukan disemua lokasi hutan kota contoh. Jenis kupu-kupu tersebut memiliki sifat yang dapat beradaptasi di berbagai tipe habitat serta tidak dibatasi persyaratan faktor-faktor lingkungan tertentu. Adapun jenis kupu-kupu L. nina diketahui memiliki keterkaitan dengan kecepatan angin, karena kupu-kupu jenis tersebut memiliki ukuran tubuh yang kecil sehingga membutuhkan kondisi kecepatan angin rendah. Keterangan: G.agamemnon : Gag E. hecabe : Ehe G. doson : Gdo L. nina : Lni P. demoleus : Pds F. aniella : Fan P. demolion : Pdn P. gracilis : Pgr P. memnon : Pme Tem : suhu udara P. polytes : Ppo Hum : kelembapan udara D. bisaltide : Dbi Lin : intensitas cahaya E. eunice : EEu Wve : kecepatan angin H. bolina : Hbo Fpl : tumbuhan pakan I. juventa : Iju Lai : leaf area index J. hedonia : Jhe Tsp : kadar TSP N. hylas : Nhy Pb : konsentrasi Pb P. hebe : Phe Dhi : jarak dari jalan raya Y. horsfieldii : Yho Dar : jarak dari area gangguan A. olferna : Aol O 1 , O 5 , O 9 : HK Rawa Dongkal

C. pyranthe

: Cpy O 2 , O 6 , O 10 : HK PT JIEP D. hyparete : Dhy O 3 , O 7 , O 11 : HK Kopassus Cijantung E. blanda : Ebl O 4 , O 8 , O 12 : HK UKI Cawang Gambar 15 Ordinasi triplot Redundancy Analysis RDA distribusi jenis kupu- kupu dengan faktor-faktor lingkungan di keempat lokasi hutan kota O x pengamatan Hasil analisis menunjukkan terdapat beberapa jenis yang memiliki kecenderungan distribusi serta keterkaitan kuat dengan faktor-faktor lingkungan tertentu. Jenis-jenis kupu-kupu tersebut beserta faktor lingkungan pencirinya ditampilkan pada Tabel 5.Kupu-kupu jenis Y. horsfieldii dan P. hebe merupakan jenis yang memiliki keterkaitan tertinggi serta dipengaruhi oleh paling banyak faktor-faktor lingkungan yang mencirikan habitat dengan potensi gangguan rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua jenis tersebut memiliki kerentanan lebih tinggi apabila terjadi perubahan lingkungan karena memiliki preferensi lingkungan dengan gangguan yang rendah serta persyaratan kondisi lingkungan yang lebih kompleks dibandingan jenis lainnya. Di sisi lain, jenis P. demoleus dan E. hecabe menunjukkanketerkaitan yang erat dengan beberapa variabel lingkungan yang mencirikan habitat terganggu. Tabel 5 Jenis kupu-kupu beserta faktor lingkungan pencirinya Jenis kupu-kupu Faktor lingkungan penciri Korelasi positif Korelasi negatif Polyura hebe Ypthima horsfieldii Kekayaan jenis tumbuhan pakan, Leaf area index, jarak dari jalan raya, jarak dari area gangguan Kecepatan angin Papilio demoleus Konsentrasi Pb, kadar TSP, intensitas cahaya, suhu udara Kelembapan relatif Eurema hecabe TingkatanPengaruh Variabel-Variabel Lingkungan terhadap Keberadaan Jenis Kupu-Kupu Pemeringkatan pengaruh variabel-variabel lingkungan terhadap keberadaan jeniskupu-kupu menunjukkan bahwa kekayaan jenis tumbuhan pakan dan konsentrasi Pb merupakan variabel lingkungan utama yang mempengaruhi keberadaan kupu-kupu, diikuti oleh leaf area indexLAI, dan intensitas cahaya sebagai faktor lingkungan ketigaTabel 6. Tabel 6 Variabel lingkungan dan tingkatan pengaruhnya terhadap keberadaaan jenis kupu-kupu Variabel lingkungan Var.N λ P F Kekayaan jenis tumbuhan pakan 7 0.33 0.002 4.98 Konsentrasi Pb 6 0.23 0.002 4.77 Leaf area index 5 0.2 0.004 6.5 Intensitas cahaya 3 0.06 0.01 2.51 Suhu udara 1 0.03 0.262 1.24 Kelembaban udara 2 0.03 0.244 1.31 Jarak dari area gangguan 10 0.03 0.466 1.02 Kecepatan angin 4 0.02 0.592 0.77 Jarak dari jalan raya 9 0.01 0.636 0.66 λ:eigenvalue, : signifikan P0.05. Distribusi Jenis Kupu-Kupu berdasarkan Tipe Habitat dan Potensi Gangguan Lingkungan Perbedaan distribusitiap-tiap jenis kupu-kupu menghasilkan perbedaan komposisi jenis kupu-kupu disetiap lokasi hutan kota Tabel 7. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa terdapat jenis kupu-kupu yang ditemukan di seluruh habitat contoh, menempati dua atau lebih tipe habitat, atau hanya ditemukan di satu habitat tertentu.Secara umum distribusi jenis kupu-kupu sebagian besar ditemukan di habitat dengan potensi gangguan rendah. Jenis-jenis yang ditemukan semakin menurun jumlahnya seiring dengan meningkatnya potensi gangguan lingkungan. Terdapat empat jenis kupu-kupu yang ditemukan di keseluruhan habitat, yakniE. hecabe, L. nina, D. hyparete, dan G agamemnon. Keempat jenis kupu-kupu tersebut merupakan jenis generalis dengan jumlah individu yang melimpah serta kelimpahan relatif yang tinggi di keseluruhan habitat hutan kota. Di sisi lain, terdapat enam jenis kupu-kupu yang hanya ditemukan di suatu tipe habitat tertentu site spesific, empat jenis diantaranya hanya ditemukan di habitat dengan potensi gangguan lingkungan rendah I. juventa, N. hylas, P. hebe, Y. horsfieldii, dan dua jenis kupu-kupu P. demoleus, F. aniella hanya ditemukan pada habitat dengan potensi gangguan lingkungan tinggi. Konsistensi penemuan jenis-jenis tersebut hanya di habitat tertentu pada tiap periode pengamatan menunjukkan bahwa jenis- jenis tersebut memiliki ketergantungan pada komponen-komponen habitat yang spesifik pada hutan kota tersebut sehingga dapat dikategorikan sebagai jenis spesialis. Tabel 7 Distribusi jenis kupu-kupu di tiap tipe habitat dan potensi gangguan lingkungan HK Rawa Dongkal HK Kopassus Cijantung HK PT JIEP HK UKI Cawang Potensi gangguan rendah Tinggi Je ni s kup u -kupu G.agamemnon, D. hyparete, L. nina, E. hecabe D. bisaltide, J. hedonia, A. olferna G. doson, P. Memnon, P. polytes, E.eunice, C. pyranthe, P.gracilis P.demolion P.demoleus Y. horsfieldii I. juventa, N. hylas,

P. hebe

F. aniella E. blanda E. blanda H. bolina H.bolina Kelompok jenis generalis tidak menunjukkan keterkaitan yang kuat terhadap komponen-komponen lingkungan tertentu, namun jenis-jenis tersebut menunjukkan keterkaitan dengan perubahan potensi gangguan lingkungan Gambar 16. Gambar 16 Kelimpahan relatif keempat jenis kupu-kupu generalis pada gangguan lingkungan rendah hingga tinggi 10 20 30 40 50 Rendah Tinggi K el im p a h a n r el a ti f Potensi gangguan E. hecabe 2 4 6 8 10 12 Rendah Tinggi K el im p a h a n r ela ti f Potensi gangguan

L. nina

2 4 6 8 10 12 14 16 Rendah Tinggi K el im p a h a n r el a ti f Potensi gangguan

D. hyparete

2 4 6 8 10 12 14 16 Rendah Tinggi k el im p a h a n r el a ti f Potensi gangguan

G. agamemnon

Grafik tersebut menunjukkan bahwa kecenderungan kelimpahan relatif keempatnya meningkat seiring dengan meningkatnya potensi gangguan.Grafik pada jenis kupu-kupuL nina dan G. agamemnon menunjukkan kecenderungan sedikit berbeda dengan menunjukkan penurunan di habitat dengan potensi gangguan sedang, yaitu di HK PT JIEP namun tetap menunjukkan nilai kelimpahan relatif tertinggi pada habitat dengan potensi gangguan lingkungan tertinggi. Potensi Komunitas Kupu-Kupu serta Jenis Kupu-kupu Tertentu sebagai Bioindikator Kondisi Lingkungan Berdasarkan hasil identifikasi, keseluruhan jenis kupu-kupu yang ditemukandalam penelitian ini telah diketahui sifat-sifat ekologis, kedudukan dan klasifikasi taksonominya,serta merupakan konsumen primer yang memanfaatkan tumbuhan sebagai sumber pakannya. Jenis-jenis kupu-kupu tersebut juga diketahui bersifat kosmopolit sehingga dapat ditemukan di berbagai tipe habitat, memiliki perbedaan warna dan pola pada sayap yang dapat dilihat secara langsung untuk membedakan antar jenisnya. Dilihat dari status konservasinya, semua jenis yang ditemukan tidak termasuk jenis yang dilindungi berdasarkan IUCN International Union for Conservation of Nature and Natural Resources, CITES Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora, maupun PP No. 7 tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa jenis kupu-kupu yang teridentifikasi potensial sebagai bioindikator, jenis-jenis tersebut ditampilkan pada Tabel 8. Tabel 8 Jenis kupu-kupu potensial sebagai bioindikator kondisi lingkunganberdasarkan kesesuaian terhadapkriteria sifat umum dan respon terhadap kondisi lingkungan Kriteria Jenis kupu-kupu E. hecabe Y. horsfieldii P. hebe P. demoleus Kehadiran pada habitat Keseluruhan HK HK Kopassus Cijantung HK Rawa Dongkal HK PT JIEP Kelimpahan relatif Tinggi 20 Rendah 15 Rendah 15 Tinggi 20 Korelasi dengan faktor lingkungan Ciri habitat gangguan rendah maupun tinggi Ciri habitat gangguan rendah Ciri habitat gangguan rendah Ciri habitat terganggu Voltinisme Multivoltin Belum diketahui Belum diketahui Multivoltin + Keberagaman sumber pakan Polifagus Polifagus Polifagus Polifagus Penyebaran pakan Pada seluruh habitat HK Pada seluruh habitat HK Pada seluruh habitat HK Pada seluruh habitat HK Preferensi habitat Dapat beradaptasi dengan habitat dengan suhu tinggi Habitat yang masih baik dengan ekosistem terjaga Habitat ternaungi dengan kanopi rapat Kawasan pertanian atau urbanisasi tinggi