nina Jenis Kupu Kupu (Papilionoidea) Potensial Sebagai Biondikator Kondisi Lingkungan Hutan Kota

4 PEMBAHASAN Komunitas Kupu-Kupu diBerbagai Tipe, Karakteristik Habitat, dan Gangguan Lingkungan Hutan Kota Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pollard transect merupakan metode yang efektif digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan kupu-kupu pada suatu habitat. Hal tersebut sejalan dengan beberapa penelitian tentang komunitas kupu-kupu sebelumnya yang menyatakan bahwa metode ini dipandang efektif untuk memantau fluktuasi komunitas kupu-kupu dan kondisi ekologis kupu-kupu di suatu habitat Pollard danYates 1993. Hasil penelitian komunitas kupu-kupu di empat kawasan hutan kota di wilayah Kotamadya Jakarta Timur dalam penelitian ini menunjukkan kekayaan jenis sebanyak 22 jenis kupu- kupu serta menunjukkan nilai lebih rendah dibandingkan dengan beberapa hasil penelitian komunitas kuu-kupu yang pernah dilakukan di wilayah DKI Jakarta. Sebagai contoh, pada hasil penelitian Utami 2012 di area Kampus UI Depok teridentifikasi sebanyak 46 jenis kupu-kupu, sedangkan hasil penelitian Rahmadetiassani 2013 mengidentifikasi 30 jenis di HK Srengseng, 26 jenis di Senayan, dan 24 jenis di Taman Margasatwa Ragunan. Perbedaan kekayaan jenis kupu-kupu yang ditemukan pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya, hal tersebut diduga disebabkan adanya perbedaan desainpenelitian yang terkait dengan waktudan lokasi pengamatan. Penelitian komunitas kupu-kupu yang dilakukan Utami 2012 dan Rahmadetiassani 2013 lebih memfokuskan pada kajian dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang kekayaan dan keanekaragaman jenis kupu-kupu di lokasi-lokasi pengamatan berupa taman- taman yang ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan berbungadan pada periode tertentuyang diprediksi mendukung keberadaan kupu-kupu. Sementara penelitian ini lebih memfokuskan pada kajian perbandingan komunitas kupu-kupu di habitat-habitat dengan berbagai potensi gangguan lingkungan, sehingga tidak selalu dilakukan di habitat dengan karakteristik lingkungan yang mendukung keberadaan kupu-kupu serta dilakukan pada beberapa periode musim dimana diantaranya merupakan musim saat kupu-kupu secara alami jarang ditemukan. Hal tersebut menunjukkan bahwa perbedaan lokasi dan periode waktu musim pengamatan diduga kuat akan berpengaruh terhadap kemungkinan adanya perbedaan komunitas kupu-kupu yang akan ditemukan. Selain itu, perbedaan gangguan lingkungan di suatu habitat juga diduga kuat memberikan pengaruh nyata terhadap perbedaan kekayaan jenis kupu-kupu di suatu habitat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keempat tipe hutan kota contoh sebagai lokasi pengamatan memiliki karakteristik lingkungan biotik dan abiotik serta tingkat gangguan yang berbeda, yang membentuk karakteristik habitat yang berbeda, dan sehingga berdampak pada perbedaan komposisi komunitas kupu- kupu yang ditemukan. Fenomena tersebut dapat terjadi karena pada dasarnya komposisi komunitas kupu-kupudisuatu tipe habitat sangat terkait dengan karakteristik habitatnya. Hal ini disebabkan tiap-tiap jenis kupu-kupu yang membentuk suatu komunitas kupu-kupu di suatu habitat memiliki preferensi dan persyaratan komponen-komponen habitat tertentu, akibatnya perbedaan sumberdaya yang tersedia di setiap tipe hutan kota menyebabkan variasi antar komunitas kupu-kupu di tiap-tiap hutan kota sebagai habitatnya. Fenomena ini