Tinjauan Pustaka Tinjauan Yuridis Terhadap Fasilitas Keringanan Bea Masuk Bahan Baku Bagi Kegiatan Investasi Asing Dalam Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum

14 Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum” belum pernah ditulis sebelumnya, sehingga dapat dikatakan bahwa skripsi ini nantinya adalah asli dari hasil tulisan penulis.

E. Tinjauan Pustaka

1. Bea masuk Pasal 1 ayat 15 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 jo Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan selanjutnya disebut UU Kepabeanan menjelaskan bahwa bea masuk adalah pungutan negara berdasarkan undang-undang kepabeanan yang dikenakan terhadap barang yang diimpor. Pasal 25 UU Kepabeanan memberikan bentuk fasilitas fiskal berupa pembebebasan bea masuk terhadap barang impor yang digunakan untuk keperluan tertentu. Disamping itu pembebasan bea masuk diberikan pula terhadap barang- barang yang digunakan untuk kepentingan publik yang bersifat nonkomersial, kemajuan pendidikan, dan ilmu pengetahuan, sosial kemanusiaan, pertahanan dan keamanan, serta kesehatan. Bea masuk adalah pungutan negara berdasarkan undang-undang yang dikenakan terhadap barang yang memasuki daerah pabean. Yang dimaksud dengan daerah pabean adalah wilayah republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara diatasnya, serta tempat-tempat tertentu dizona Universitas Sumatera Utara 15 ekonomi eksklusif dan landas kontinen yang didalamnya berlaku undang undang kepabeanan. 13 2. Penanaman modal Pasal 1 ayat 1 UU Penanaman Modal disebutkan bahwa penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Indonesia. Untuk mempercepat pembangunan ekonomi nasional dan mewujudkan kedaulatan politik dan ekonomi yang menjadi kekuatan ekonomi riil dengan menggunakan modal yang berasal baik dari dalam maupun luar negeri. Untuk itu, penanaman modal harus menjadi bagian dari penyelenggaraan perekonomian nasional. 14 Kamus Istilah Keuangan dan Investasi menggunakan istilah investment investasi yang mempunyai arti penggunaan modal untuk menciptakan uang, baik melalui sarana yang menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang lebih berorientasi ke resiko yang dirancang untuk mendapatkan modal. Investasi dapat pula menunjuk ke suatu investasi keuangan di mana investor menempatkan uang Penanaman modal secara konseptual meliputi antara lain tiga kegiatan utama yaitu investasi masyarakat, investasi swasta dalam rangka penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing, serta belanja barang modal serta pengeluaran rutin oleh pemerintah daerah. Kegiatan investasi masyarakat merupakan kegiatan penanaman modal dalam bentuk pembelian aset-aset tidak bergerak seperti tanah, pembangunan tempat usaha dan pembelian mesin-mesin. 13 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 jo Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan Pasal 1 ayat 2. 14 Dhaniswara K. Harjono, Op. Cit., hlm. 106. Universitas Sumatera Utara 16 ke dalam suatu sarana atau menunjuk ke investasi suatu usaha atau waktu seseorang yang ingin memetik keuntungan dari keberhasilan perkerjaannya. 15 a. Dilihat dari segi sumber modalnya Macam-macam penanaman modal yaitu : 16 1 Penanaman modal dalam negeri Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dan menggunakan modal dalam negeri. 2 Penanaman modal asing Penanaman modal asing berdasarkan asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. 3. Infrastruktur Menurut Grigg Neil infrastruktur merujuk pada sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi. Sistem infrastruktur merupakan 15 John dan Jordan Elliot Goodman, Kamus Istilah Keuangan dan Investasi Jakarta: Elex Media Komputendo, 1994, hlm. 300. 16 Ade Gunawan, Hukum Penanaman Modal:Macam-macam Penanaman Modal Disertai Bentuk Kerjasamanya Jakarta: Graha Pustaka, 2011, hlm. 3. Universitas Sumatera Utara 17 pendukung utama fungsi-fungsi sistem sosial dan konomi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. 17 Infrastruktur didefenisikan sebagai fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintah dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-pelayanan similar untuk memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan sosial. Dalam bidang pekerjaan umum sendiri kebutuhan infrastruktur ditentukan atau dipengaruhi oleh struktur ruang kota. Perencanaan mencerminkan kemudahan interaksi antara aktivitas dan penduduknya. Kota-kota yang berkembang dengan suatu perencanaan pada umumnya dirancang dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti kemudahan pencapaian, sirkulasi, kemanana, kesehatan, dan efisiensi penggunan dan pengadaan infrastruktur penunjang. 18 4. Fasilitas penanaman modal Pasal 18 sampai dengan Pasal 24 UU Penanaman Modal ditentukan bahwa investor baik domestik maupun asing yang menanamkan investasinya di Indonesia diberikan fasilitas atau kemudahan-kemudahan dalam penanaman investasinya. Bentuk fasilitas yang diberikan kepada penanaman modal dapat berupa: a. Pajak penghasilan melalui pengurangan penghasilan netto sampai tingat tertentu terhadap jumlah penanaman modal yang dilakukan dalam waktu tertentu. 17 Robert J. Kodoatie, Op. Cit., hlm. 8. 18 Bambang Riyanto, Prediksi Dampak Ruang Sistem Transportasi Massal di Wilayah Jabotabek Bandung: Makalah Seminar FSTPT, 1998 Universitas Sumatera Utara 18 b. Pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal, mesin, atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri. c. Pembebasan atau keringanan bea masuk bahan baku atau bahan penolong untuk keperluan produksi untuk jangka waktu tertentu dan persyaratan tertentu. d. Pembebasan atau penangguhan Pajak Pertambahan Nilai atas impor barang modal atau mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang belum dapat diproduksi di dalam negeri selama jangka waktu tertentu. e. Penyusutan atau amortisasi yang dipercepat. f. Keringanan Pajak Bumi dan Bangunan, khususnya untuk bidang usaha tertentu, pada wilayah atau daerah atau kawasan tertentu. 19

F. Metode Penulisan