5.5.1.4.Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah KabupatenKota di Propinsi Aceh
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel PAD secara parsial berpengaruh secara positif terhadap belanja daerah kabupatenkota provinsi Aceh.
Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Abdullah dan Halim 2003 serta penelitian yang dilakukan oleh Maimunah 2006, kesesuaian ini diduga
karena undang-undang yang dipakai untuk mengatur mengenai pendapatan asli daerah adalah sama.
Hasil pengujian ini juga mendukung teori Keynesian Consumption yang menyatakan bahwa konsumsi saat ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan saat ini.
5.5.2. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua
Pada hipotesis kedua dengan uji residual didapat hasil bahwa nilai sig dari belanja daerah lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,752 dengan koefisien yang
positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa dana otonomi khusus bukanlah variabel moderating, yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara
DAU, DAK, DBH dan PAD terhadap BD, dan variabel tersebut tidak berperan besar dalam belanja daerah kabupatenkota di propinsi Aceh. Berdasarkan Qanun
Aceh No 2 Tahun 2008, bahwa pengalokasian tambahan dana bagi hasil minyak dan gas bumi dan
penggunaan dana otonomi khusus untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan keseimbangan pembangunan antara
KabupatenKota dalam wilayah Aceh. Dana Otonomi Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal ditujukan untuk membiayai program dan kegiatan
pembangunan terutama pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur pemberdayaan ekonomi rakyat pengentasan kemiskinan serta pendanaan
pendidikan sosial dan kesehatan. Selain ditujukan untuk membiayai program dan kegiatan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat
Universitas Sumatera Utara
tersebut Dana Otonomi Khusus dapat juga dialokasikan untuk membiayai program pembangunan dalam rangka pelaksanaan keistimewaan Aceh.
Hasil pengujian ini ternyata menunjukkan bahwa dana otonomi khusus yang diberikan oleh pemerintahan pusat kepada propinsi Aceh teryata tidak
memiliki pengaruh terhadap pembangunan di Aceh, walaupun dalam Qanun diatur bagaimana tata cara penggunaannya, namun tetap saja pengaruhnya tidak
signifikan terhadap belanja daerah. Pengalokasian dana otonomi khusus kepada propinsi Aceh diduga lebih berorientasi kepada nilai politis. Tambahan dana
otonomi khusus yang diberikan oleh pemerintahan pusat kepada provinsi Aceh diharapkan dapat membantu pelaksanaan kekhususan Aceh. Dana otonomi khusus
yang diterima sebenarnya memiliki nilai yang tidak begitu besar sehingga hal ini diduga sebagai penyebab dana tersebut tidak memoderasi hubungan antara DAU,
DAK, DBH dan PAD dengan BD.
Universitas Sumatera Utara
72
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan