commit to user 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan kualitas
hidup masyarakat. Pembangunan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu negara
dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Pembangunan ekonomi mempunyai pengertian :
a. Suatu proses perubahan yang terjadi secara terus menerus, 2 Usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita, 3 Kenaikan pendapatan
perkapita berlangsung dalam jangka panjang 4 Perbaikan sistem kelembagaan di segala bidang misalnya ekonomi, politik, hukum, sosial
dan budaya. Sistem kelembagaan ini bisa ditinjau dari aspek yaitu: aspek perbaikan di bidang organisasi institusi dan perbaikan di bidang regulasi
baik formal maupun informal. Lincolyn, 1999. b. Pembangunan sebagai pergerakan keatas dari seluruh sistem sosial yang
menekankan pada pentingnya pertumbuhan dengan perubahan khususnya perubahan nilai-nilai dan kelembagaan. Kuncoro, 2004. Tiga nilai pokok
dalam keberhasilan pembangunan ekonomi yaitu :
10
commit to user 11
1 Ketahanan Sustenance merupakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan, papan, kesehatan, proteksi untuk
mempertahankan hidup. 2 Harga diri Self Esteam merupakan pembangunan yang seharusnya
memanusiakan orang. Pengertian dalam arti luas pembangunan suatu daerah seharusnya meningkatkan kebanggaan sebagai manusia yang
berada di daerah atau wilayah tersebut. 3 Freedomfrom servitude merupakan kebebasan bagi setiap individu
suatu negara untuk berpikir, berkembang, berperilaku, dan berusaha untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
B. Pembangunan Ekonomi Daerah
Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya, sumber daya yang
ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi dalam wilayah atau daerah Arsyad, 1999: 298. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa tujuan
utama dari pembangunan ekonomi daerah adalah untuk meningkatkan dan memperbesar peluang kerja bagi masyarakat yang ada di daerah. Untuk
mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus bersama- sama mengambil inisiatif memanfaat seluruh potensi yang ada secara optimal
untuk membangun daerah demi menciptakan kesejahteraan mayarakat.
commit to user 12
Menurut Blakely 1994:50 pembangunan ekonomi daerah adalah suatu yang berorientasi pada proses tersebut meliputi pembangunan institusi
baru, pembangunan industri alternatif, pengembangan kapasitas tenaga kerja yang tersedia untuk menghasilkan produk yang lebih bagus, identifikasi pasar,
alih tehnologi dan mendirikan perusahaan maupun kooperat lainnya. Selanjutnya dikatakan bahwa karakteristik utama dari pembangunan ekonomi
daerah adalah penekanan pada pembangunan endogen yang menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam, daerah untuk menciptakan
kesempatan kerja baru dan merangsang pertumbuhan ekonomi daerah. Menurut Samuelson dan Nordhaus 1992:511, proses pembangunan
ekonomi ada empat 4 faktor yang menjadi modal pembangunan ; 1 sumber daya manusia ketersediaan tenaga kerja, pendidikan dan
motivasi; 2 sumber daya alam tanah, mineral, bahan bakar dan iklim;
3 pembentukkan modal mesin-mesin dan jalan raya; 4 tingkat
tehnologi pengetahuan,
rekayasa, manajemen
dan kewiraswastaan.s
Dari keempat hal tersebut masing-masing mempunyai kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan arah terhadap daerah tentang
kebijaksanaan yang mengarah pada pertumbuhan daerah yang diinginkan.
commit to user 13
1. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian suatu negara dianggap berhasil atau tidak dalam program pembangunan dinilai berdasarkan tinggi rendahnya tingkat
pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan
suatu negara atau daerah. Pengejaran pertumbuhan merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini
Todaro, 2000:136. Pada awal pembangunan ekonomi suatu negara umumnya
perencanaan pembangunan
ekonomi berorientasi
pada masalah
pertumbuhan growth. Hal ini bisa dimengerti bahwa penghalang utama dalam pembangunan negara sedang berkembang adalah terjadinya
kekurangan modal. Kalau masalah kekurangan modal ini teratasi, maka proses pembangunan di negara-negara berkembang akan lebih cepat
mencapai sasaran Widodo, 1990:35. Selanjutnya dikatakan bahwa laju “pertumbuhan ekonomi” adalah proses kenaikkan output per kapita dalam
jangka panjang. Oleh karena itu, pemakaian indikator pertumbuhan ekonomi biasanya dilihat dalam kurun waktu tertentu, misalnya selama
Pelita atau periode tertentu dekade, tetapi dapat pula secara tahunan. Menurut Djojohadikusomo 1994:1, pertumbuhan ekonomi
bersangkut paut dengan proses peningkatan produksi barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Dapat dikatakan bahwa pertumbuhan
commit to user 14
menyangkut dengan perkembangan dan diukur dengan meningkatnya hasil produksi dan pendapatan.
Menurut Perroux 1970, teori pusat pertumbuhan merupakan teori yang menjadi dasar dan strategi kebijaksanaan daerah yang banyak
diterapkan di berbagai negara dewasa ini lihat Arsyad 1999 : 147-148. Selanjutnya dikemukakan bahwa pertumbuhan tidak muncul di berbagai
daerah pada waktu yang sama tetapi terjadi pada pusat pertumbuhan dengan intensitas yang berbeda. Inti dari teori pertumbuhan sebagai
berikut: 1 Dalam proses pembangunan akan timbul industri unggulan
L´ Industrie Matrice yang merupakan industri penggerak utama dalam pembangunan suatu daerah. Keterkaitan antarindustri sangat
erat maka perkembangan industri unggulan akan pengaruhi perkembangan industri yang lain yang berhubungan dengan erat
industri unggulan tersebut. 2 Pemusatan industri pada suatu daerah akan mempercepat pertumbuhan
perekonomian, karena pemusatan industri akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antardaerah sehingga perkembangan industri
di daerah tersebut akan mempengaruhi perkembangan daerah lainnya. 3 Perekonomian merupakan gabungan dari sistem industri yang relatif
aktif industri unggulan dengan industri-industri yang pasif yakni industri yang hanya tergantung dari industri unggulan atau pusat
commit to user 15
pertumbuhan pada daerah yang relatif maju akan mempengaruhi daerah yang kurang maju atau daerah yang relatif pasif.
Todaro 2000:14 menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah kenaikkan kapasitas jangka panjang dari negara untuk menyediakan
berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikkan kapasitas itu sendiri ditentukan oleh adanya kemajuan teknologi, institusional
kelembagaan dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada. Selanjutnya dikemukakan oleh Todaro 2000:94-96, teori
pertumbuhan bertahap linier mengangkat beberapa teori pertumbuhan bertahap yang dianggap berjalan dari satu tahap ke tahap berikutnya.
Sebenarnya teori pertumbuhan sudah lama sekali yang dikemukakan oleh Adam Smith melalui tahapan perburuan, peternakan, pertanian, komersial
dan industrialisasi. Colin Clark mengemukakan tahap-tahap produksi primer, sekunder dan tersier. Karl Marx mengajukan tahap-tahap
tradisonal, feodalisme, kapitalisme dan sosialisme. Seperti diketahui pentahapan Marx tersebut merupakan pendorong bangkitnya faham politik
sosialisme yang kuat. Namun pada era berkembangnya ekonomika pembangunan, pada
tahun 1959, Walt Whitman Rostow mengemukakan teori tahap-tahap pertumbuhannya yang sangat terkenal. Menurut Rostow 1959,
pertumbuhan berjalan melalui tahap-tahap : 1. masyarakat tradisional, 2. prakondisi untuk lepas landas, 3 lepas landas, 4. pendewasaan dan 5.
Era dominasi konsumsi tingkat tinggi. Rostow menganggap bahwa
commit to user 16
pengamatan sejarah ekonomi yang di lakukan untuk negara-negara industri maju khususnya Inggris, merupakan teori tentang sejarah ekonomi
yang berlaku umum lihat Kuncoro, 1997 : 45. Pandangan ahli ekonomi klasik seperti Adam Smith, David
Ricardo, Thomas Roberth Malthus dan John Stuarr Mill, ada empat 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yakni : a. jumlah
penduduk, b. jumlah stock barang-barang modal, c luas tanah dan kekayaan alam serta d. tingkat tehnologi yang digunakan lihat Sukirno,
1985 : 275.
2. Teori Basis Ekonomi
Menurut Arsyad 1999 : 116, mengemukakan bahwa teori basis ekonomi ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan suatu
daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri yang menggunakan sumber daya
lokal termasuk tenaga kerja job creation dan bahan baku untuk diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja dalam
jangka panjang. Selanjutnya dikemukakan oleh Bendavid
–Val 1991:77, bahwa teori basis ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi regional daerah yang
sangat tergantung dari permintaan luar daerah akan produk-produk daerah tersebut. Lebih jelas dikatakan bahwa pertumbuhan atau penurunan
perekonomian suatu daerah ditentukan oleh kemampuannya dalam
commit to user 17
mengekpor keluar daerah tersebut. Ekspor tersebut baik dalam bentuk barang maupun jasa termasuk tenaga kerja. Industri yang melakukan
kegiatan ekspor disebut sektor basis. Apabila permintaan akan barang dan jasa meningkat ekspor, dari daerah maka sektor basis akan
berkembang dan pada gilirannya nanti perkembangan ini akan mendorong tumbuhnya sektor-sektor non basis. Dengan demikian akan terjadi
peningkatan pendapatan, investasi, konsumsi dan kemampuan kerja di dalam daerah.
3. Teori Perubahan Struktur Ekonomi
Menurut Todaro 2000:84, mengemukakan bahwa teori perubahan struktural menitikberatkan pada mekanisme transformasi
ekonomi domestik dari suatu perekonomian yang tertinggal under development economics yang semula bersifat subsisten menuju ekonomi
yang bersifat lebih maju, lebih ke arah kota dan lebih mengarah pada industri manufaktur. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa pada dasarnya
teori tentang perubahan struktur ini menjelaskan fenomena yang terjadi pada negara-negara sedang berkembang yang didominasi oleh kegiatan di
pedesaan menuju kepada perekonomian yang berorientasi kota dalam bentuk industri dan jasa.
Kuznes 1955, mengatakan bahwa perubahan struktur ekonomi atau transformasi struktural ditandai dengan adanya perubahan persentase
sumbangan berbagai sektor dalam pembangunan ekonomi yang
commit to user 18
disebabkan adanya intensitas kegiatan manusia dan perubahan tehnologi lihat Sukirno 1985:77. Selanjutnya dikatakan bahwa perubahan struktur
ekonomi dapat dipahami dengan terjadinya proses perubahan dengan menggunakan konsep sektor primer, sekunder dan tersier. Begitu pula
perubahan struktur ekonomi juga dapat dipahami dari proses perubahan kegiatan ekonomi tradisional ke arah ekonomi modern atau dari ekonomi
subsisten ke ekonomi pasar atau modern. Dikemukakan oleh Sumodiningrat 1996:15, menyatakan bahwa hal-hal yang mendasar
dalam rangka perubahan struktur ekonomi adalah berawal dari langkah pengalokasian sumber daya, penguatan kelembagaan dan pemberdayaan
manusia.
4. Teori Lokasi
Teori ini mengatakan bahwa lokasi mempengaruhi pertumbuhan daerah khususnya bila dikaitkan dengan pengembangan kawasan industri.
Pemilihan lokasi yang tepat seperti memaksimumkan peluangnya untuk mendekati pasar lebih dipilih oleh perusahaan karena dapat
meminimumkan biaya. Model pengembangan industri kuno menyatakan bahwa lokasi yang terbaik adalah biaya termurah antara bahan baku
dengan pasar. Keterbatasan dari teori lokasi ini adalah teknologi dan komunikasi modern yang telah mengubah signifikansi suatu lokasi
tertentu untuk kegiatan produksi dan distribusi barang. Selanjutnya Alfred Weber dalam Adisasmito 2008, mengatakan pentingnya biaya transport
commit to user 19
sebagai faktor pertimbangan lokasi. Teori ini menentukan dua kekuatan lokasional primer, yaitu orientasi transpor dan orientasi tenaga kerja.
Biaya transpor adalah flat berdasarkan pada berat muatan dan fasilitasi transportasi ke segala jurusan, tetapi kenyataannya pada umumnya biaya
transpor untuk hasil akhir seringkali lebih tinggi dari pada untuk bahan baku dan fasilitas transpor terbatas pada sejumlah rute. Terbatasnya
pelayanan transpotrasi pada beberapa rute bersama-sama biaya penanganan merupakan faktor penting terhadap pemilihan lokasi industri,
yang pada umumnya cenderung menempatkan pada lokasi nodal, yang merupakan jalan sambung transportasi atau titik pindah muat.
C. Pendapatan Nasional 1. Pengertian Pendapatan Nasional
Lipsey dan Steiner dalam Sunarto dan Bambang, 2007 mendefinisikan Pendapatan Nasional sebagai nilai dari seluruh produk
yang dihasilkan oleh seluruh pelaku ekonomi dalam suatu negara selama satu tahun. Nilai yang dimaksud dalam perhitungan pendapatan nasional
adalah nilai jual, dengan sendirinya termasuk pajak-pajak yang timbul atas transaksi penjualan barangjasa tersebut
. Pendapatan nasional dapat juga disebut sebagai Produk Nasional.
Produk nasional mengindikasikan nilai jual dari seluruh produk yang dihasilkan, sedangkan Pendapatan Nasional mengindikasikan jumlah yang
dibayarkan oleh seluruh pelaku ekonomi untuk menghasilkan produk
commit to user 20
tersebut Sunarto dan Bambang, 2007. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik BPS, Pendapatan Nasional adalah pendapatan bersih seluruh
warga negara dari suatu negara selama satu tahun .
2. Pendapatan Nasional Dan Kesejahteraan Masyarakat
Karena pendapatan nasional adalah nilai dari seluruh produk yang dihasilkan oleh seluruh pelaku ekonomi dalam suatu negara, maka besar
atau kecilnya pendapatan nasional dapat dilihat sebagai gambaran tentang tingkat kesejahteraan masyarakat di negara yang bersangkutan.
Penghitungan pendapatan nasional dilakukan setiap tahun, untuk mengetahui perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Oleh
karena itu pemerintah selalu berusaha untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional.
Namun demikian pertumbuhan ekonomi yang hanya diukur dengan pendapatan nasional tidak linier atau tidak berkorelasi positif
dengan kesejahteraan masyarakatnya. Pendapatan nasional yang meningkat dari tahun ke tahun belum tentu diikuti dengan meningkatnya
kesejahteraan masyarakatnya. Kesejahteraan masyarakat pada umumnya akan ikut meningkat, jika meningkatnya pendapatan nasional diikuti oleh
pemerataan di antara penduduknya. Oleh karena itu, seharusnya sasaran pemerintah tidak hanya pada meningkatnya pendapatan nasional,
melainkan harus diikuti dengan upaya pemerataan Sunarto dan Bambang, 2007.
commit to user 21
3. Pendekatan Penghitungan Pendapatan Nasional
Lipsey dan Steiner dalam Sunarto dan Bambang, 2007 mengemukakan bahwa penghitungan Pendapatan Nasional dapat
dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu Pendekatan Pengeluaran pengeluaran uang dari rumah tangga ke perusahaan dan Pendekatan
Produksi nilai produk seluruh perusahaan yang diserahkan ke rumah tangga. BPS juga menerapkan dua pendekatan tersebut. Tidak ada
perbedaan hasil penghitungan dari dua pendekatan ini karena kedua pendekatan tersebut sebenarnya menghitung besarnya aliran pendapatan
yang sama. Perbedaannya hanya karena titik aliran tempat melakukan penghitungan.
4. Metode Penghitungan Pendapatan Nasional Di Indonesia
BPS menghitung pendapatan nasional melalui dua pendekatan, yaitu Pendekatan Produksi dan Pendekatan Pengeluaran, yang keduanya
menghasilkan jumlah yang sama. Dengan Pendekatan Produksi, dijumlahkan seluruh nilai produksi yang dikelompokkan ke dalam
sembilan lapangan usaha yang meliputi 1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan, 2 Pertambangan dan Penggalian, 3 Industri
Pengolahan, 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih, 5 Bangunan, 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran, 7 Pengangkutan dan Komunikasi, 8
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan, dan 9 Jasa-jasa. Sedangkan
commit to user 22
dengan Pendekatan Pengeluaran dihitung pengeluaran menurut jenis pengeluaran sebagaimana yang lazim dirumuskan dalam bentuk:
Y = C + I + G + X – M,
di mana: Y = PDB G = Belanja pemerintah
C = Belanja konsumsi I = Belanja investasi
X = Ekspor M = Impor
Untuk ini BPS mengelompokkan pengeluaran belanja ke dalam enam jenis pengeluaran karena I investasi dipisah ke dalam dua
kelompok, yakni Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto dan Perubahan Stok persediaan barang. Dengan demikian pengelompokan
jenis pengeluaran menurut BPS meliputi: 1 Konsumsi Rumah Tangga, 2 Konsumsi Pemerintah, 3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto,
4 Perubahan Stok, 5 Ekspor BarangJasa, dan 6 Impor BarangJasa. Dalam menghitung PDB pendekatan produksi, yang dihitung
adalah nilai tambah bruto yang diberikan oleh perusahaan dalam proses produksinya. Nilai tambah tersebut diperoleh dari perkalian jumlah
produksi dengan harga barang yang bersangkutan, selanjutnya dikurangi dengan biayaantara, yakni nilai bahan yang dipergunakan dalam proses
produksi. PDB adalah jumlah dari nilai tambahan bruto belum dikurangi penyusutan alat produksi dari seluruh pelaku ekonomi di dalam negeri
selama satu tahun. Karena PDB hanya menghitung nilai produk di dalam negeri, maka di dalam PDB termasuk pendapatan warga negara asing di
commit to user 23
dalam negeri, tetapi belum termasuk pendapatan warga negara sendiri di luar negeri perhatikan hierarki perhitungan di atas. Data tersebut
dikumpulkan oleh kantor-kantor statistik di kabupatenkota yang selanjutnya dikompilasi oleh BPS pusat Sunarto dan Bambang, 2007.
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda, diperlukan penjelasan singkat mengenai istilah yang dipergunakan dalam Produk
Domestik Regional Bruto PDRB dilihat dari segi pengertian sebagai berikut.
a 1 Dari segi produksi adalah jumlah nilai netto dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit produksi di dalam suatu
daerah dalam jangka waktu tertentu satu tahun. 2 Dari segi pendapatan adalah jumlah barang dan jasa pendapatan
yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah wilayah dalam waktu tertentu satu
tahun. 3 Dari segi pengeluaran adalah jumlah pengeluaran yang dilakukan
untuk dilakukan untuk konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan lembaga swasta yang tidak mencari untung serta
pengeluaran untuk investasi dan ekspor suatu daerah dalam jangka waktu tertentu satu tahun.
Berdasarkan pengertian tersebut, produk domestik regional bruto adalah seluruh produk atau nilai tambah barang dan jasa yang
dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu satu tahun.
commit to user 24
b Produk domestik regional bruto atas dasar harga berlaku adalah jumlah seluruh agregat ekonomi yang dinilai atas dasar harga yang
terjadi pada waktu itu. c Sektor ekonomi adalah sektor menurut lapangan usaha yang terdapat
dalam produk domestik regional bruto yang mencakup 9 sembilan sektor antara lain: a Pertanian, b Pertambangan dan Penggalian, c
Industri Pengolahan, d Listrik dan Air Bersih Minum, e Bangunan, f Perdagangan, Hotel dan Restauran, g Pengangkutan dan
Komunikasi, h Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan i Jasa-Jasa.
d Sektor unggulan atau sektor ekonomi potensial adalah sektor atau kegiatan perekonomian yang mampu melayani baik pasar domestik
maupun pasar luar daerah. e Sektor non unggulan adalah sektor atau kegiatan perekonomian yang
hanya mampu melayani pasar di daerah sendiri.
D. Studi Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan identifikasi sektor unggulan telah dilakukan oleh peneliti terdahulu baik dalam negeri maupun luar negeri
dengan daerah penelitian yang berbeda dan periode waktu penelitian yang berbeda pula. Di antaranya penelitian yang dilakukan oleh Rex 1977, di
Arizona dengan menggunakan analisis Location Quotient. penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan basik ekonomi selama periode
1991 –1994. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan basik ekonomi di
commit to user 25
Arizona selama periode penelitian yaitu kegiatan pertambangan, pertanian dan konstruksi.
Beberapa peneliti mengidentifikasi sektor unggulan yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
1. Herliawan 1996, di Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau bertujuan untuk mengidentifikasi sektor unggulan dan menggambarkan pertumbuhan
perekonomian daerah tersebut. Penelitian ini dilakukan selama periode tahun 1983-1992. Alat analisis yang digunakan adalah Location
Quotient dan Shift Share. 2. Yuwono 1999, tentang penentuan sektor unggulan dalam menghadapi
implementasi Undang-undang nomor 91999 dan Undang-undang nomor 251999. Penelitin ini berupaya untuk mengembangkan gagasan tentang
kriteria dan indikator yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi sektor unggulan suatu daerah. Alat analisis yang digunakan adalah Location
Quotient LQ. 3. Lichty dan Knudsen 1999, telah melakukan penelitian untuk
mengukur basis ekonomi Regional Economic Base di Minnisota Timur Laut. Alat analisis yang digunakan adalah Location Quotient,
Shift Share Klasik. Hasilnya menunjukkan bahwa analisis basis ekonomi mempunyai peran yang cukup penting dalam rangka mendeterminasikan
pengembangan usaha yang paling baik 4. Yusuf 1999, tentang kegiatan ekonomi potensial di Wilayah Bangka
Belitung. Alat analisis yang digunakan adalah analisis Model Rasio Pertumbuhan MRP, Location Quotient, dan alat analisis Overlay
commit to user 26
menunjukkan bahwa daerah Kabupaten Bangka Belitung memiliki kegiatan dominan industri pengolahan, listrik, gas dan air minum,
sedangkan kegiatan ekonomi potensial yang dapat dikembangkan adalah pertanian, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan. 5. Rato 2000, dilakukan di Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi sektor-sektor unggulan dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sikka selama periode 1993
–1997. Alat analisis yang digunakan adalah Location Quotient LQ, Dynamic
Location Quotient DLQ, Shift Share Klasik, Shift Share Esteban –
Marquillas dan Connectivity Quotient. 6. Hanham dan Shawn 2000, melakukan penelitian di Jepang menggunakan
alat analisis Shift Share yang memfokuskan pada perubahan kesempatan kerja manufaktur untuk melihat peran struktur kesempatan kerja. Hasil
penelitian menunjukan bahwa selama periode 1981-1995, kesemptan kerja pada daerah inti Core Region mengalami penurunan sebesar 3,
sedangkan daerah sekitarnya Peripheral Region mengalami peningkatan sebesar 5.
7. Mou 2001, telah melakukan penelitian di Provinsi Kalimantan Timur. Tujuannya adalah melakukan identifikasi sektor unggulan yang banyak
menyerap tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian dilakukan selama periode tahun 1993
–1999. Adapun alat analisis yang digunakan adalah Shift Share Klasik, Location Quotient LQ, Model Rasio
Pertumbuhan MRP dan Tipologi Klassen.
commit to user 27
8. Wiryadi 2001, di Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Tujuannya adalah identifikasi sektor unggulan untuk menentukan prioritas
pembangunan Kabupaten Indragiri Hilir. Penelitian tersebut dilakukan selama periode tahun 1993
–1999. Alat analisis yang digunakan Location Quotient LQ, analisis Model Rasio Pertumbuhan dan Analisis Overlay.
9. Handoyo 2002, di Pekalongan Provinsi Jawa Tengah. Tujuannya adalah identifikasi sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi Kabupaten
Pekalongan selama periode tahun 1990-1999. Alat analisis yang digunakan adalah Location Quotient, Dynamic Locaton Quotient DLQ, Shift Share
Klasik S-S-K, Shift Share Esteban –Marquillas dan Shift Share Arcellus.
Walaupun penelitian mengenai sektor unggulan telah banyak dilakukan,. tetapi penelitian ini belum pernah dilakukan di Kabupaten Sragen.
Penelitian ini dapat dikatakan punya perbedaan dengan penelitian terdahulu antara lain obyek penelitian, periode waktu, jenis data dan alat analisis yang
akan digunakan adalah Location Quotient LQ, Shift Share Klasik S-S-K, Model Rasio Pertumbuhan MRP dan Overlay.
E. Kerangka Pemikiran