Studi Delphi Landasan Teori

commit to user membentuk sikap hedonis, tidak membentuk arena baru bagi konflik sosial yang tidak perlu, tidak membentuk masyarakat yang permisif, acuh tak acuh terhadap problem social, dan tidak membentuk figur penghayal, tetapi membentuk figur yang kreatif dan optimis Masduki, 2004.

5. Studi Delphi

Metode Delphi adalah sistematis metode peramalan interaktif yang menggunakan panel para expert atau pakar dibidang tertentu. Dalam buku The Delphi Method Techniques and Application, Delphi dapat dikarakteristikkan sebagai metode untuk menstrukturisasi sekelompok proses komunikasi sehingga proses tersebut menjadi efektif bagi sekelompok individu, sebagai kesatuan, untuk mengatasi problema yang kompleks Harold A. Listone, Murray Turrof, 2002. Menurut Dennis Viehland dan Aaron Wong, metode Delphi adalah proses survei terstruktur untuk mengkonsolidasikan pendapat dari kelompok ahli ke dalam penilaian pada suatu masalah, yang biasanya berhubungan dengan masa depan. Pertanyaan diminta dari para ahli dan informasi tersebut kemudian dianalisis dan dikembalikan ke masing-masing ahli. Setiap putaran memberikan peserta kesempatan untuk merevisi pandangan mereka. Hal ini dilakukan berulang kali sampai konsensus dicapai pada pertanyaan tertentu. Untuk memastikan keabsahan hasil, panelis tidak secara langsung berinteraksi satu sama lain, commit to user sehingga menghindari proses sosial dan kontaminasi yang dapat terjadi dalam situasi kelompok. Dennis Viehland dan Aaron Wong, 2007 Sedangkan Aprisa Chrysantina dalam sebuah artikel yang berjudul 9 Langkah metode Delphi mengungkapkan bahwa metode Delphi adalah cara mendapatkan informasi, membuat keputusan, menentukan indikator, parameter dan lain-lain yang reliabel dengan mengeksplorasi ide dan informasi dari orang-orang yang ahli di bidangnya, caranya dengan menggunakan kuesioner yang diisi oleh praktisi yang kompeten di bidang yang akan diteliti, kemudian hasil kuesioner ini direview oleh pihak fasilitator atau peneliti untuk dibuat kesimpulan, dikelompokkan, diklasifikasikan dan kemudian dikembalikan pada praktisi yang sama untuk direvisi dan begitu seterusnya dalam beberapa tahap yang berulang. Dengan metode seperti ini, partisipan yang meliputi para ahli dapat memberikan pendapat dan opini dengan bebas dan objektif, tanpa takut disalahkan, bahkan dapat merevisi pendapat mereka yang sebelumnya. Sehingga hasil diskusi yang diperoleh dapat bersifat sereliabel mungkin. Ia meringkas langkah-langkah metode Delphi dalam 9 langkah mudah, yaitu : 1. Menentukan periode waktu 2. Menetukan jumlah putaran pengambilan pendapat 3. Menentukan apa saja yang akan ditentukan dicari 4. Menentukan ahlinya 5. Menentukan input apa yang akan diharapkan dari mereka commit to user 6. Me-review literatur oleh para ahli tersebut kriteria dan tujuan 7. Melaksanakan sesi diskusi dan feedback interaktif bersama ekspertis 8. Merumuskan hasil dari sesi diskusi dengan pengelompokan, pengkategorian, ataupun pemeringkatan 9. Menyepakati hasil diskusi dan feedback Chrysantina, 2009 Proses teknik Delphi di masa sekarang ini terbagi menjadi dua jenis. Yang paling sering ditemukan adalah “Delphi Exercise”. Situasi yang diciptakan dalam versi ini adalah satu tim monitor yang beranggotakan sedikit orang merancang sebuah kuesioner yang dikirim ke sekelompok responden yang jumlahnya lebih banyak daripada tim monitor tersebut. Setelah kuesioner tersebut dikembalikan, tim monitor meringkas hasilnya, dan berdasarkan hasil yang diperoleh, mengembangkan sebuah kuesioner baru bagi kelompok responden. Kelompok responden biasanya diberi, setidaknya satu peluang untuk mengevaluasi ulang jawaban-jawaban awalnya berdasarkan pada pemeriksaan respon dari kelompok tersebut. Pada satu titik, jenis teknik Delphi ini merupakan kombinasi dari prosedur polling atau pemungutan suara dan prosedur konferensi musyawarah yang berupaya untuk mengganti porsi signifikan dari upaya yang diperlukan bagi individu untuk menjalin komunikasi dari kelompok responden yang lebih banyak kepada tim monitor yang jumlahnya lebih sedikit. Teknik ini disebut dengan bentuk Conventional Delphi atau teknik Delphi konvensional Harold A. Listone, Murray Turrof, 2002. commit to user Lebih lanjut, jenis teknik Delphi lainnya disebut dengan “Delphi Conference”, menggantikan tim monitor dengan hal yang lebih luas tingkatnya melalui komputer yang telah diprogram untuk melaksanakan kompilasi hasil kelompok. Pendekatan ini memiliki keuntungan untuk mengeliminasi penundaan yang disebabkan oleh kegiatan meringkas tiap-tiap babak dalam teknik Delphi, sehingga dapat mengubah prosesnya menjadi sistem komunikasi yang nyata. Namun, pendekatan Delphi ini membutuhkan karakteristik komunikasi yang ditetapkan sebelum teknik Delphi dikerjakan, sementara dalam praktik Delphi Exercise , tim monitor dapat menyesuaikan diri dengan karakteristik tersebut sebagai fungsi dari respon kelompok Harold A. Listone, Murray Turrof, 2002. R. Wilfred Tremblay dalam penelitiannya yang berjudul The Delphi Study on The Future of College Radio menggunakan teknik Delphi dalam melakukan penelitian kepada para penasihatpembimbing radio kampus di Amerika Serikat. Para panelis memberikan respon pada 24 objek kuesioner mengenai industri radio kampus selama periode 5, 10, dan 15 tahun. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi perubahan yang diproyeksikan akan menentukan masa depan radio kampus selama jangka waktu pendek 5-10 tahun dan jangka waktu menengah 10-15 tahun. Tremblay, 2003 Mengacu pada Linstone Turrof, penelitian ini mempergunakan metode Delphi, dengan teknik normatif yaitu untuk menstrukturisasi sekelompok proses komunikasi sehingga proses tersebut bisa menjadi efektif bagi sekelompok commit to user individu, secara keseluruhan, untuk mengatasi permasalahan yang rumit. Penelitian menggunakan metode Delphi secara tradisional menggunakan empat fase atau babakputaran, yaitu : 1 eksplorasi subjek di mana masing-masing individu memberikan kontribusi informasi tambahan yang berkaitan dengan isu yang diangkat; 2 konsensus mengenai bagaimana kelompok memandang isu tersebut; 3 eksplorasi pertidaksetujuan; dan 4 evaluasi akhir Tremblay, 2003. Untuk menghemat waktu dan fokus permasalahan, beberapa proyek Delphi, termasuk penelitian yang dilakukan Wilfred Tremblay ini diperingkas menjadi tiga babak dengan membuat para partisipan memberikan respon terhadap pertanyaan-pertanyaan di babak pertama yang close-ended tertutup. Dengan pendekatan menggunakan pertanyaan babak pertama yang open-ended terbuka untuk menghasilkan pertanyaan close-ended yang berikutnya untuk pengukuran, panelisnarasumber mungkin terbentur pada permasalahan yang terjadi pada saat ini daripada mengidentifikasi kesulitan dan peluang secara luas dan menyeluruh di lingkup masa depan. Oleh karena itu, metodologi tiga babak Delphi mungkin lebih cocok dengan fokus permasalahan dalam penelitian ini, daripada mengkaji topik secara acak. Tremblay, 2003 Banyak orang yang menganggap teknik Delphi sebagai prosedur dengan prediksi untuk bidang komunikasi karena teknik Delphi memang dapat digunakan secara commit to user signifikan untuk hal tersebut. Namun terdapat pula jenis bidang lain yang dapat menggunakan teknik Delphi, di antaranya adalah: 1. Mengumpulkan data sekarang dan data lama yang sudah tidak diketahui atau tidak tersedia lagi 2. Menelaah peristiwa-peristiwa sejarah yang signifikan 3. Mengevaluasi alokasi anggaran yang memungkinkan 4. Mengeksplorasi opsi-opsi perencanaan urban dan regional 5. Merencanakan kampus universitas dan pengembangan kurikulum 6. Menyatukan struktur suatu model 7. Menguraikan pro dan kontra yang berhubungan dengan opsi-opsi kebijakan yang potensial 8. Mengembangkan hubungan kausatif dalam fenomena perekonomian atau sosial yang kompleks 9. Membedakan dan memperjelas motivasi manusia yang alamiah dengan motivasi yang dibuat sendiri olehnya 10. Mengekspos prioritas dari nilai-nilai pribadi dan tujuan-tujuan sosial Harold A. Listone, Murray Turrof, 2002. Dalam sebuah jurnal berjudul The Delphi Method for Gaduate Research terdapat beberapa contoh penelitian yang menggunakan studi Delphi. Salah satunya adalah penelitian yang berjudul Identify and Rank The Critical Elements of IS Infrastructure Flexibility yang dilakukan oleh Duncan pada tahun 1995 . commit to user Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan metrik dari suatu infrastruktur teknologi informasi Dalam penelitiannya, Duncan menggunakan dua putaran Delphi yaitu survey dan diskusi untuk menjawab pertanyaan. Penelitian ini diikuti oleh 21 orang peserta. Dalam babak pertama, peserta dinilai karakteristik fleksibilitasnya misalnya peraturan kompatibilitas untuk jaringan komunikasi, data dan aplikasi, kepemimpinan manajemen dalam perencanaan jangka panjang untuk aplikasi, dan standarisasi antarmuka yang diidentifikasi dalam sebuah tinjauan pustaka. Peserta juga diberikan kesempatan untuk menambahkan karakteristik lain yang tidak ada dalam daftar. Di babak kedua, mereka mendiskusikan hasil dari putaran pertama. Dalam penelitian ini, studi Delphi dilanjutkan dengan wawancara kepada sampel yang berbeda untuk proses verifikasi dan generalisasi Skulmoski, Hartman dan Jennifer Kahn, 2007. Studi Delphi juga dapat digunakan untuk penelitian dalam bidang kesehatan, seperti yang telah dilakukan oleh Natasha Browne, Lorraine Robinson dan Alison Richardson dalam penelitian yang berjudul A Delphi Study on The Research Priorities of European Oncology Nurses . Penelitian ini dilakukan untuk meneliti perawatan kanker pada orang Eropa, serta untuk mendokumentasikan isu yang dianggap penting untuk anggota European Oncology Nursing Society EONS. Survei ini terdiri dari tiga tahap, dimulai dari EONS Spring Convention yang kedua pada tahun 2000, para perawat kanker di Eropa diminta untuk menyelesaikan kuesioner pada fase 1 . Pada tahap 2, commit to user kategori prioritas penelitian yang dihasilkan dari kuesioner fase 1 selanjutnya ditinjau oleh sekelompok perawat kanker di Eropa. Tahap terakhir meliputi pembagian kuesioner kedua. Sebanyak 223 perawat merespon kuesioner pertama dan sebanyak 117 perawat merespon kuesioner kedua. Dari penelitian ini menunjukkan prioritas tinggi di seluruh Eropa yaitu kebutuhan pasien yang berhubungan dengan komunikasi, informasi dan pendidikan, ilmu tentang penyakit dan pengobatannya dan pendidikan keperawatan untuk kanker Browne, Robinson dan Richardson, 2002 Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Van der Beek AJ, dkk dalam sebuah penelitian dibidang kesehatan dan keselamatan yang berjudul Priorities in Occupational Health Research: A Delphi Study in The Netherlands. Tahap pertama, penelitian ini diikuti oleh 33 orang yang di anggap sebagai informan kunci melalui fase wawancara. Tahap selanjutnya adalah dengan kuisioner yang diikuti oleh 150 expert, termasuk informan kunci yang sudah terlibat pada tahap pertama. Ada empat kelompok yang direkrut menjadi narasumber yang berasal dari pelayanan kesehatan dan keselamatan, lembaga penelitian ilmiah, badan administrasi pemerintahan dan perusahaan. Dengan menggunakan teknik Delphi, para ahli diminta untuk memprioritaskan beberapa topik dengan judul yang berbeda. Respon yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 86 untuk kuisioner tahap pertama dan 81 untuk kuisioner pada tahap kedua. Pada tahap kedua telah tercapai konsensus yang memuaskan sehingga proses Delphi dihentikan. Hasil dari penelitian ini diperoleh beberapa hal penting, antara lain desain commit to user pelaksanaan evaluasi tindakan, dimana topik tentang tentang analisis biaya memiliki nilai tertinggi. Hasil yang kedua adalah adanya penilaian hubungan antara eksposur dan efek, dalam hal ini masalah stres yang menimpa pekerja lebih penting daripada hanya keselamatan fisik saja Van der Beek AJ, dkk, 1997. Dalam pelaksanaanya, penelitian dengan menggunakan studi Delphi harus distrukturisasi untuk menghindari permasalahan yang terjadi dalam komunikasi tatap muka secara langsung, seperti misalnya pengaruh berlebihan dari individu yang dominan, bunyi semantik, dan tekanan terhadap kesesuaiankonformitas. Harold A. Listone, Murray Turrof, 2002 Dalam penelitian ini studi Delphi akan digunakan untuk mengetahui prediksi para pakar radio mengenai perkembangan yang akan terjadi pada radio komunitas di Yogyakarta dan Solo dalam hal pertumbuhan, pendanaan, perizinan, SDM dan teknologi dalam kurun waktu 5, 10 dan 15 tahun kedepan. commit to user

F. Definisi Konsepsional

Dokumen yang terkait

jurnal RADIO KOMUNITAS

0 8 10

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TARIF IKLAN PADA RADIO SWASTA DI KOTA JOGJA DAN SOLO (Studi Kasus pada Berbagai Radio Siaran Swasta Nasional di Kota Jogja dan Solo)

1 33 157

TINJAUAN STASIUN TV DAN RADIO KOMUNITAS LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STASIUN TV DAN RADIO KOMUNITAS JOGJA BERKEBUN DI YOGYAKARTA.

64 403 39

RADIO KOMUNITAS SEBAGAI RADIO DAKWAH Radio Komunitas Sebagai Radio Dakwah (Analisis Deskriptif Kualitatif Radio Bani Adam FM sebagai Radio Komunitas Dakwah di Boyolali).

0 1 14

PENDAHULUAN Radio Komunitas Sebagai Radio Dakwah (Analisis Deskriptif Kualitatif Radio Bani Adam FM sebagai Radio Komunitas Dakwah di Boyolali).

0 2 25

VARIASI PERKEMBANGAN WILAYAH DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN Variasi Perkembangan Wilayah dan Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Wilayah di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar Pada Tahun 2006 dan

0 0 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN INDUSTRI BATIK DI KAWASAN SENTRA BATIK LAWEYAN SOLO.

1 8 123

Pemanfaatan Radio Komunitas di Lingkunga

0 0 5

"RADIO KOMUNITAS MERAPI FM" Studi tentang keterlibatan Komunitas dalam pengelolaan Radio Merapi FM Edi Panutra Priyandono W. Atmojo Abstract - Radio Komunitas Merapi FM Studi Tentang Keterlibatan Komunitas dalam Pengelolaan Radio Merapi FM

0 0 8

UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS TEKNIK P T I K 2010 KATA PENGANTAR - MAKALAH Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan anak

0 1 10