commit to user
sosial dan kontaminasi yang dapat terjadi dalam situasi kelompok. Dennis Viehland dan Aaron Wong, 2007
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dipilih adalah wilayah kota Yogyakarta dan Solo karena di wilayah ini perkembangan radio komunitas cukup tinggi. Terdapat sekitar 65
radio komunitas di Yogyakarta dan kurang lebih 30 radio komunitas di Solo. Selain itu, Yogyakarta di Solo memiliki beberapa pakar radio yang mampu
memenuhi kriteria sebagai responden dan mampu memberikan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian ini. 4.
Populasi dan Sampel
Populasi yang ditetapkan adalah seluruh pakar radio yang berada di wilayah kota Yogyakarta dan Solo, dan pengambilan sampel akan dilakukan dengan
menggunakan purposive sampling, yaitu dengan memilih individu – individu yang berkompeten untuk mendukung penelitian ini. Purposive sampling diambil
karena dianggap lebih mampu menangkap kelengkapan data dan memperoleh kedalaman studi di dalam suatu konteks tertentu. Jumlah sampling bukan
mewakili populasi tetapi mewakili informasi. Sehingga jumlahnya tidak ditentukan, sebab yang lebih penting adalah informasi yang dapat digali dari key
person tersebut sesuai dengan kebutuhan untuk memahami permasalahan.
Melalui purposive sampling tersebut, peneliti mendapatkan sembilan orang responden yang yang terdiri dari lima orang merupakan pakar radio komunitas
commit to user
di Yogyakarta dan empat orang merupakan pakar radio komunitas di Solo. Para responden tersebut telah memenuhi kriteria yang dibutuhkan dalam penelitian
ini, antara lain karena pengalaman yang banyak di dunia radio komunitas, baik sebagai teknisi yaitu orang – orang yang terjun secara langsung dalam radio
komunitas terutama dalam masalah teknis radio, kemudian pemerhati radio yaitu mereka yang mengerti dan mengikuti bagaimana perkembangan radio komunitas
di Yogyakarta dan Solo, serta akademisi yang menguasai tentang radio komunitas.
5. Sumber Data
1. Data Primer
Adalah data yang langsung dikumpulkan peneliti dari sumbernya. Sumber data utama pada penelitian ini didapatkan melalui kuisioner dan interview atau
wawancara kepada pengamat ahli radio. 2.
Data Sekunder Data yang diperoleh dengan membaca buku-buku, jurnal, dan makalah yang
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. 6.
Cara Pengumpulan Data
a. Wawancara interview
Merupakan percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang
commit to user
diwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan. Moleong, 1995
Dalam penelitian ini, pertanyaan yang diajukan bersifat open-ended dan mengarah pada kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang informal
dan wajar guna menggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang bermanfaat untuk menggali informasi lebih jauh dan mendalam.
Dalam penelitian ini, pada tahap pertama peneliti mengajukan beberapa pertanyaan mengenai gambaran umum radio komunitas di Yogyakarta dan Solo
kepada responden. Wawancara ini dimaksudkan untuk memancing para responden agar memberikan banyak informasi untuk nantinya dijadikan sebagai
pedoman dalam tahap kuisioner. b.
Kuisioner Kuisioner dalam penelitian ini berisi tentang pernyataan – pernyataan mengenai
prediksi perkembangan yang mungkin akan terjadi pada radio komunitas di Yogyakarta dan Solo yang dibuat berdasarkan hasil rangkuman wawancara pada
tahap pertama. Kuisioner ini kemudian dikembalikan kepada para responden untuk diklarifikasi. Dalam kuisioner ini setiap pernyataan disertai dengan jenjang
skala untuk mengukur seberapa responden setuju maupun tidak setuju pada tiap pernyataan yang tertulis. Skala yang digunakan adalah skala Likert.
Dalam buku Panduan Riset Perilaku Konsumen, skala Likert atau yang juga disebut summated-rating scale merupakan teknik pengukuran sikap yang paling
luas digunakan dalam riset pemasaran. Skala ini memungkinkan responden untuk
commit to user
mengekspresikan intensitas perasaan mereka. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah hingga intensitas paling tinggi. Pilihan jawaban bisa
tiga, lima, tujuh, sembilan dan yang pasti adalah angkan ganjil Simamora, 2004.
Dalam kuisioner ini, peneliti menggunakan tujuh poin skala likert pada tiap pernyataan, yaitu skala 1 Pasti tidak terjadi, 2 Sangat tidak mungkin terjadi, 3
Tidak mungkin terjadi, 4 Mungkin terjadi – mungkin tidak, 5 Mungkin terjadi, 6 Sangat mungkin terjadi, dan 7 Pasti terjadi. Tahap kuisioner dalam penelitian
ini dilakukan sebanyak dua kali putaran, tujuannya untuk mendapatkan hasil yang lebih valid dan reliabel. Responden juga dipersilahkan untuk memberikan
alasan maupun pendapatnya yang dianggap penting pada setiap jawaban.
7. Validiatas Data