Editing Diagram Proses Digitalisasi Koleksi Antiquariat Flow Chart Rangkuman Hasil Penelitian

43 kamera untuk memperoleh hasil gambar yang maksimal sesuai dengan yang diinginkan. Setelah kegiatan scanning berjalan, buku hasil dari kegiatan scan akan muncul pada layar komputer. Kemudian file dokumen tersebut disimpan ke dalam database komputer dalam dua format yaitu .pdf dan .jpg”. Dari pernyataan yang diungkapkan oleh I 2 di atas dapat disimpulkan bahwa proses digitalisasi yang dilakukan terhadap koleksi antiquariat dengan cara melakukan kegiatan scanning menggunakan alat alih media yaitu Capture Atiz. Setelah beberapa tahapan kegiatan proses scanning berjalan, akan menghasilkan dokumen eletronik berupa gambar dari buku yang di-scan pada layar komputer. Kemudian file hasil scanning tersebut disimpan ke dalam komputer dalam dua format yaitu .pdf dan .jpg.

b. Editing

Proses editing merupakan kegiatan mengolah fileberkas didalam komputer guna menpereroleh hasil maksimal yang diinginkan. Untuk mengetahui proses digitalisasi pada tahap editing yang dilakukan oleh pihak perpustakaan terhadap koleksi antiquariat, maka peneliti mewawancarai informan kedua I 2 yang bertugas sebagai pegawai pelaksana kegiatan digitalisasi koleksi antiquariat di Perpustakaan Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Berikut adalah petikan hasil wawancara mengenai proses digitalisasi pada tahap editing pelestarian koleksi antiquariat : Universitas Sumatera Utara 44 Proses digitalisasi pada tahap editing terhadap koleksi antiquariat. “Belum ada dilakukan, karena kami masih melakukan proses scanning terlebih dahulu terhadap seluruh koleksi antiquariat. Setelah seluruh bahan pustaka antiquariat selesai pada tahap scanning, barulah kami melanjutkannya ke tahap editing.” Dari pernyataan I 2 di atas dapat disimpulkan bahwa proses editing terhadap koleksi antiquariat belum dilaksanakan. Dikarenakan pihak perpustakaan masih melakukan proses scanning terlebih dahulu terhadap koleksi antiquariat. Setelah seluruh koleksi antiquariat selesai pada tahap scanning, maka akan dilanjutkan ke tahap editing.

c. Uploading

Proses uploading merupakan proses pengisian input metadata dan meng-upload berkas dokumen tersebut ke digital library. Untuk mengetahui proses digitalisasi pada tahap uploading yang dilakukan oleh pihak perpustakaan terhadap koleksi antiquariat, maka peneliti mewawancarai informan kedua I 2 yang bertugas sebagai pegawai pelaksana kegiatan digitalisasi koleksi antiquariat di Perpustakaan Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Berikut adalah petikan hasil wawancara mengenai proses digitalisasi pada tahap uploading pelestarian koleksi antiquariat : Universitas Sumatera Utara 45 Proses digitalisasi pada tahap uploading terhadap koleksi antiquariat. “Kami belum melakukan proses uploading, karena kami masih melakukan proses scanning terhadap seluruh koleksi antiquariat terlebih dahulu. Setelah seluruh bahan pustaka selesai di scan, barulah kami melakukan ke tahap editing dan kemudian meng-upload bahan pustaka tersebut.” Dari pernyataan I 2 di atas dapat diketahui bahwa proses uploading yang dilakukan terhadap koleksi antiquariat belum dilakukan, karena masih melakukan proses scanning terhadap seluruh koleksi antiquariat terlebih dahulu. Setelah proses scanning terhadap seluruh koleksi antiquariat selesai dilaksanakan, maka akan dilanjutkan pada tahap editing pada koleksi antiquariat dan kemudian meng-upload bahan pustaka antiquariat tersebut.

4.2.3 Alat Alih Media

Kategori ketiga yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara adalah alat alih media. Alat alih media digunakan untuk mempermudah dalam melaksanakan kegiatan digitalisasi koleksi antiquariat. Untuk mengetahui persediaan alat yang dilakukan oleh pihak perpustakaan, maka peneliti mewawancarai informan pertama I 1 . Berikut adalah petikan hasil wawancara mengenai alat alih media digitalisasi : Penyediaan alat untuk kegiatan digitalisasi koleksi antiquariat oleh pihak Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Universitas Sumatera Utara 46 “Disini kita sudah memiliki alat alih media khusus yang digunakan untuk kegiatan digitalisasi yaitu Capture Atiz. Alat alih media khusus yang memudahkan dalam pengerjaan digitalisasi, sehingga kita tidak perlu lagi melakukan kegiatan seperti untuk tehnik pengawetan yang seperti saat ini ada harus perlembar, buku harus dirusak, harus dibuka jilidannya. Kita tidak perlu lagi membeli alat alih media khusus yang tujuannya adalah jangan sampai buku itu jilidannya dirusak. Tujuan pembelian alat ini jangan sampai jilidannya dibuka, terus perlembar dicuci, dikasih bahan-bahan kimia tertentu sehingga buku menjadi bersih, jamur-jamur hilang, tetap awet.” Dari pernyataan yang diungkapkan oleh I 1 di atas dapat diketahui bahwa Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit telah memiliki alat alih media khusus yaitu Capture Atiz. Alat alih media tersebut membantu memudahkan dalam melaksanakan digitalisasi terhadap koleksi antiquariat. Sehingga perpustakaan tidak perlu lagi melakukan kegiatan pengawetan, preservasi, menghilangkan jamur-jamur pada koleksi antiquariat sebelum melaksanakan kegiatan digitalisasi. Berikut ini merupakan gambar alat alih media yang digunakan untuk melakukan kegiatan digitalisasi terhadap koleksi antiquariat di Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Universitas Sumatera Utara 47 Gambar 4.2.3 Alat Alih media Capture Atiz

4.2.4 Inisiatif

Kategori keempat yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara adalah inisiatif. Inisiatif dilakukan untuk membuat terobosan atau langkah pertama yang diambil dalam mengupayakan suatu hal. Untuk mengetahui inisiatif dalam penyelamatan koleksi antiquariat yang dilakukan oleh pihak perpustakaan, maka peneliti mewawancarai informan I 1 . Berikut adalah petikan hasil wawancara mengenai inisiatif : Kegiatan inisiatif dalam penyelamatan koleksi antiquariat yang dilakukan oleh pihak Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit. “Saat ini Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit mencoba menyelamatkan isi konten dari bahan pustaka, dan untuk fisik buku sendiri ditetapkan dari segi suhu ruangan. Suhu ruangan dibuat pada 17 0C dan Universitas Sumatera Utara 48 kelembapannya berada pada 55 RH , dilengkapi dengan pendingin ruangan yang hidup 24 jam”. Dari pernyataan yang diungkapkan oleh I 1 di atas dapat diketahui bahwa Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit melakukan beberapa kegiatan inisiatif dalam melaksanakan kegiatan digitalisasi koleksi antiquariat. Kegiatan yang dilakukan oleh pihak perpustakaan adalah dengan menetapkan suhu ruangan tempat penyimpanan koleksi antiquariat pada 17 0C dan kelembapan ruangan penyimpanan pada 55 RH , serta dilengkapi dengan pendingin ruangan yang hidup selama 24 jam yang berfungsi sebagai sarana perawatan koleksi agar suhunya tetap terjaga.

4.2.5 Kondisi Koleksi Antiquariat

Kategori kelima yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara adalah kondisi koleksi antiquariat. Kondisi merupakan gambaran atau penjelasan dari suatu keadaan. Untuk mengetahui kondisi koleksi antiquariat yang dilakukan oleh pihak perpustakaan, maka peneliti mewawancarai informan I 2 . Berikut adalah petikan hasil wawancara mengenai kondisi koleksi antiquariat : Kondisi koleksi antiquariat yang akan dialih media menjadi bahan digital pada Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit. “Keadaan koleksi antiquariat yang terdapat pada perpustakaan sebagian besar ada yang mengalami kerusakan, seperti yang diketahui karena umur dari koleksi antiquariat yang tua, banyak koleksi yang mengalami kerusakan seperti pada tulang buku yang sudah rusak dan lem-lem pada punggung buku Universitas Sumatera Utara 49 sudah terkelupas sehingga sulit dalam penggunaannya, buku-buku yang tidak memiliki sampul, lembaran-lembaran buku yang lapuk sehingga sulit untuk membacanya”. Dari pernyataan yang diungkapkan oleh I 2 di atas dapat diketahui bahwa Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit memiliki koleksi antiquariat yang kondisi koleksi tersebut mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi pada koleksi antiquariat seperti tulang buku yang sudah rusak dan lem-lem pada punggung buku sudah terkelupas sehingga sulit dalam penggunaannya, buku-buku yang tidak memiliki sampul, lembaran-lembaran buku yang lapuk sehingga sulit untuk membacanya dikarenakan usia dari koleksi antiquariat yang sudah sudah tua. Berikut ini merupakan gambar kondisi koleksi antiquariat yang akan diubah bentuk kedalam bentuk digital yang terdapat pada Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Gambar 4.2.5 Kondisi Koleksi Antiquariat Universitas Sumatera Utara 50 Proses Digitalisasi memindai dokumen dalam bentuk cetak dan mengubahnya kedalam bentuk digital. Scanning mengolah fileberkas didalam komputer guna menpereroleh hasil maksimal yang diinginkan. Editing mengolah fileberkas didalam komputer guna menpereroleh hasil maksimal yang diinginkan. Uploading proses pengisian input metadata dan meng-upload berkas dokumen tersebut ke digital library. Koleksi Digital Koleksi dalam bentuk elektronikdigital.

4.3 Diagram Proses Digitalisasi Koleksi Antiquariat Flow Chart

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan, melalui proses analisis data dapat digambarkan diagram alih proses digitalisasi koleksi antiquariat flow chart sebagai berikut: Gambar 4.3 Diagram proses digitalisasi koleksi antiquariat flow chart

4.4 Rangkuman Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara mendalam depth interview dengan informan, melalui proses analisa data yang menjaga keabsahan data serta melakukan triangulasi, maka diperoleh beberapa kategori. Kategori tersebut adalah nilai informasi pegawai perpustakaan di Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit, yaitu sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 51 NO KATEGORI HASILPENELITIAN 1 Pelestarian Koleksi Antiquariat Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit telah memiliki alat alih media khusus agar jilidan buku tidak perlu lagi dibuka pada saat melaksanakan kegiatan proses digitalisasi koleksi antiquariat. 2 Proses Digitalisasi : Scanning, Editing, Uploading Scanning menggunakan alat alih media yaitu Capture Atiz. Setelah beberapa tahapan scanning berjalan, akan menghasilkan dokumen eletronik berupa gambar dari buku yang di-scan pada komputer, file hasil scanning disimpan ke dalam komputer dalam format .pdf dan .jpg. Proses editing terhadap koleksi antiquariat belum dilaksanakan karena pihak perpustakaan masih melakukan proses scanning terlebih dahulu terhadap koleksi antiquariat. Proses uploading terhadap koleksi antiquariat belum dilakukan, karena masih melakukan proses scanning terhadap seluruh koleksi antiquariat terlebih dahulu. 3 Alat Alih Media Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit memiliki alat alih media khusus yaitu Capture Atiz. Alat tersebut membantu memudahkan proses digitalisasi terhadap koleksi antiquariat, sehingga tidak perlu lagi melakukan kegiatan pengawetan, preservasi, menghilangkan jamur pada koleksi antiquariat sebelum melaksanakan kegiatan digitalisasi. 4 Inisiatif PPKS melakukan beberapa kegiatan inisiatif dalam melaksanakan kegiatan digitalisasi koleksi antiquariat. seperti menetapkan suhu ruangan tempat penyimpanan koleksi antiquariat pada 17 0C dan kelembapan ruangan penyimpanan pada 55 RH , dilengkapi dengan pendingin ruangan yang beroperasi selama 24 jam agar suhu ruangan tetap stabil. Universitas Sumatera Utara 52 5 Kondisi Koleksi Antiquariat PPKS memiliki koleksi antiquariat yang kondisinya mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi seperti tulang buku yang rusak dan lem pada punggung buku terkelupas, buku-buku yang tidak memiliki sampul, lembaran buku yang lapuk dikarenakan usia dari koleksi antiquariat yang sudah sudah tua. Tabel 4.4 : Rangkuman Hasil Penelitian Universitas Sumatera Utara 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Proses kegiatan digitalisasi koleksi antiquariat di Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit bertujuan untuk pengembangan perpustakaan digital yang memiliki peranan penting dalam penyebarluasan informasi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui wawancara langsung bersama informan, maka dapat disimpulkan bahwa proses kegiatan digitalisasi koleksi antiquariat di Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit berdasarkan pemahaman pegawai perpustakaan dapat dilihat dari berbagai hal, yaitu sebagai berikut : 1. Pelestarian Koleksi Antiquariat Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit tidak memiliki proses pelestarian pemeliharaan khusus koleksi antiquariat. Akan tetapi, Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit melakukan beberapa kegiatan dalam melakukan penyelamatan pada fisik koleksi antiquariat. 2. Proses Digitalisasi : Scanning, Editing, Uploading Proses digitalisasi yang dilakukan terhadap koleksi antiquariat dengan cara melakukan proses scanning menggunakan alat alih media yaitu Capture Atiz. Setelah proses scaning berjalan, dokumen tersebut disimpan ke dalam komputer dengan dua format yaitu .pdf dan .jpg. Proses editing dan uploading yang dilakukan terhadap Universitas Sumatera Utara