13
kepada masyarakat pengguna, sehingga perpustakaan menjadi agen perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi teknologi dan budaya
masyarakat. Termasuk dalam tugas ini adalah upaya promosi dan publikasi serta sosialisasi agar masyarakat pengguna mengetahui dengan jelas apa yang
ada dan dapat dimanfaatkan dari perpustakaan. Menurut Hermawan dan Zen 2006:40 Tugas pokok perpustakaan khusus
adalah “Memberikan layanan informasi kepada anggota atau staf lembaga dimana perpustakaan bernaung”.
Dari berbagai defenisi di atas dapat dinyatakan bahwa tugas perpustakaan khusus adalah memberikan layanan informasi kepada masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan bahan informasi dalam rangka mendukung pengembangan dan peningkatan lembaga maupun kemampuan sumberdaya manusia.
2.2 Perpustakaan Digital
Perubahan yang terjadi dari zaman ke zaman semakin membuktikan berkembangnya teknologi informasi yang telah memasuki era digital. Dengan
berkembangnya teknogi informasi, internet dan elektronik, perpustakaan semakin memperbaiki sistem pelayanannya dengan cara membentuk perpustakaan digital.
Layanan ini digunakan dengan perangkat digital atau elektronik untuk mendukung pengguna dalam menemukan informasi dengan cepat.
Perpustakaan digital tidak harus berdiri sendiri secara fisik atau terpisah dari perpustakaan yang koleksinya berbasis cetak. Pepustakaan digital dapat merupakan
bagian dari sistem pelayanan perpustakaan, hanya saja memakai prosedur kerja berbasis komputer dan sumberdaya digital. Perpustakaan digital menawarkan
Universitas Sumatera Utara
14
kemudahan bagi pengguna untuk mengakses sumber-sumber elektronik pada waktu dan kesempatan yang terbatas. Konsep perpustakaan digital menekankan pada
lingkungan suatu perpustakaan dimana berbagai dokumen tersimpan dalam format elektronik atau digital dan dapat diakses dan ditemukan kembali dalam format digital.
Menurut Widyawan 2005 “Perpustakaan digital itu tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan sumber-sumber informasi lain dan pelayanan informasinya
terbuka bagi pengguna di seluruh dunia”. Koleksi perpustakaan digital tidak terbatas pada dokumen elektronik pengganti bentuk tercetak saja, ruang lingkup koleksinya
malah sampai pada artefak digital yang tidak bisa tergantikan oleh bentuk tercetak. Sedangkan menurut Kusumah 2001 Digital Library belum didefinisikan
secara jelas untuk dapat dijadikan standar atau acuan dalam dunia pendidikan. Namun demikian ia mengutip definisi yang dirangkum oleh Saffady sebagai berikut Digital
Library adalah “Perpustakaan yang mengelola semua atau sebagian yang substansi dari koleksi-koleksinya dalam bentuk komputerisasi sabagai bentuk alternatif,
suplemen atau pelengkap terhadap cetakan konvensional dalam bentuk mikro material yang saat ini didominasi koleksi perpustakaan”.
Salah satu definisi perpustakaan digital yang dapat dikutip dari Digital Library Federation mengatakan bahwa :
Perpustakaan digital berbagai organisasi yang menyediakan sumberdaya, termasuk pegawai yang terlatih khusus, untuk memilih, mengatur,
menawarkan akses, memahami, menyebarkan, menjaga integritas, dan memastikan keutuhan karya digital, sedemikian rupa sehingga koleksi tersedia
dan terjangkau secara ekonomis oleh sebuah atau sekumpulan komunitas yang membutuhkannya.
Universitas Sumatera Utara
15
Defenisi yang sama mengenai perpustakaan digital dikemukakan oleh Subroto 2009 menyatakan bahwa perpustakaan digital adalah “Penerapan tehnologi
informasi sebagai sarana untuk menyimpan, mendapatkan, dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital”. Atau secara sederhana dapat
dianalogikan sebagai tempat menyimpan koleksi perpustakaan yang sudah dalam bentuk digital.
Dari beberapapengertian di atas dapat dikemukakan bahwa perpustakaan digital sebagai perpustakaan yang memiliki, mengelola dan menyebarluaskan
koleksinya dalam bentuk digital. Sehingga dalam mengakses informasinya melalui perangkat digital. Dalam kata lain, perpustakaan digital merupakan perpustakaan
yang melayani pengguna dengan segala kemudahan.
2.3 Digitalisasi