Alat Alih Media Inisiatif

45 Proses digitalisasi pada tahap uploading terhadap koleksi antiquariat. “Kami belum melakukan proses uploading, karena kami masih melakukan proses scanning terhadap seluruh koleksi antiquariat terlebih dahulu. Setelah seluruh bahan pustaka selesai di scan, barulah kami melakukan ke tahap editing dan kemudian meng-upload bahan pustaka tersebut.” Dari pernyataan I 2 di atas dapat diketahui bahwa proses uploading yang dilakukan terhadap koleksi antiquariat belum dilakukan, karena masih melakukan proses scanning terhadap seluruh koleksi antiquariat terlebih dahulu. Setelah proses scanning terhadap seluruh koleksi antiquariat selesai dilaksanakan, maka akan dilanjutkan pada tahap editing pada koleksi antiquariat dan kemudian meng-upload bahan pustaka antiquariat tersebut.

4.2.3 Alat Alih Media

Kategori ketiga yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara adalah alat alih media. Alat alih media digunakan untuk mempermudah dalam melaksanakan kegiatan digitalisasi koleksi antiquariat. Untuk mengetahui persediaan alat yang dilakukan oleh pihak perpustakaan, maka peneliti mewawancarai informan pertama I 1 . Berikut adalah petikan hasil wawancara mengenai alat alih media digitalisasi : Penyediaan alat untuk kegiatan digitalisasi koleksi antiquariat oleh pihak Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Universitas Sumatera Utara 46 “Disini kita sudah memiliki alat alih media khusus yang digunakan untuk kegiatan digitalisasi yaitu Capture Atiz. Alat alih media khusus yang memudahkan dalam pengerjaan digitalisasi, sehingga kita tidak perlu lagi melakukan kegiatan seperti untuk tehnik pengawetan yang seperti saat ini ada harus perlembar, buku harus dirusak, harus dibuka jilidannya. Kita tidak perlu lagi membeli alat alih media khusus yang tujuannya adalah jangan sampai buku itu jilidannya dirusak. Tujuan pembelian alat ini jangan sampai jilidannya dibuka, terus perlembar dicuci, dikasih bahan-bahan kimia tertentu sehingga buku menjadi bersih, jamur-jamur hilang, tetap awet.” Dari pernyataan yang diungkapkan oleh I 1 di atas dapat diketahui bahwa Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit telah memiliki alat alih media khusus yaitu Capture Atiz. Alat alih media tersebut membantu memudahkan dalam melaksanakan digitalisasi terhadap koleksi antiquariat. Sehingga perpustakaan tidak perlu lagi melakukan kegiatan pengawetan, preservasi, menghilangkan jamur-jamur pada koleksi antiquariat sebelum melaksanakan kegiatan digitalisasi. Berikut ini merupakan gambar alat alih media yang digunakan untuk melakukan kegiatan digitalisasi terhadap koleksi antiquariat di Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Universitas Sumatera Utara 47 Gambar 4.2.3 Alat Alih media Capture Atiz

4.2.4 Inisiatif

Kategori keempat yang diperoleh dari hasil transkrip wawancara adalah inisiatif. Inisiatif dilakukan untuk membuat terobosan atau langkah pertama yang diambil dalam mengupayakan suatu hal. Untuk mengetahui inisiatif dalam penyelamatan koleksi antiquariat yang dilakukan oleh pihak perpustakaan, maka peneliti mewawancarai informan I 1 . Berikut adalah petikan hasil wawancara mengenai inisiatif : Kegiatan inisiatif dalam penyelamatan koleksi antiquariat yang dilakukan oleh pihak Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit. “Saat ini Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit mencoba menyelamatkan isi konten dari bahan pustaka, dan untuk fisik buku sendiri ditetapkan dari segi suhu ruangan. Suhu ruangan dibuat pada 17 0C dan Universitas Sumatera Utara 48 kelembapannya berada pada 55 RH , dilengkapi dengan pendingin ruangan yang hidup 24 jam”. Dari pernyataan yang diungkapkan oleh I 1 di atas dapat diketahui bahwa Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit melakukan beberapa kegiatan inisiatif dalam melaksanakan kegiatan digitalisasi koleksi antiquariat. Kegiatan yang dilakukan oleh pihak perpustakaan adalah dengan menetapkan suhu ruangan tempat penyimpanan koleksi antiquariat pada 17 0C dan kelembapan ruangan penyimpanan pada 55 RH , serta dilengkapi dengan pendingin ruangan yang hidup selama 24 jam yang berfungsi sebagai sarana perawatan koleksi agar suhunya tetap terjaga.

4.2.5 Kondisi Koleksi Antiquariat