Pemeriksaan mikroskopik Pemeriksaan karekterisasi serbuk simplisia

31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Tumbuhan

Identifikasi sampel di lakukan oleh Laboratorium Herbarium Medanense Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Medan. Hasil identifikasi adalah Chromolaena odorata L. King H. E. Robins. 4.2 Hasil Pemeriksaan Karakterisasi 4.2.1 Pemeriksaan makroskopik Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia daun Gulma Siam Chromolaena odorata L. King H. E. Robins mempunyai panjang ± 13 cm, lebar 6 sampai 8 cm, berupa daun hijau dengan ujung daun runcing, pinggir daun bergerigi, berbau khas dan berasa sangat pahit.

4.2.2 Pemeriksaan mikroskopik

Hasil pemeriksaan mikroskopik simplisia daun Gulma Siam dijumpai rambut penutup multiseluler, minyak atsiri , stomata tipe aktinositik dan berkas pengangkut xylem dengan penebalan spiral.

4.2.3 Pemeriksaan karekterisasi serbuk simplisia

Hasil maserasi bertingkat dari 500 g simplisia daun Gulma Siam Chromolaena odorata L. King H. E. Robins dengan pelarut n-heksana dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator dan kemudian diperoleh ekstrak kental sebanyak 30,05 g rendemen 6,01 dan hasil maserasi dengan pelarut etilasetat diperoleh ekstrak kental 36,98 g rendemen 7,396. Universitas Sumatera Utara 32 Karakteristik simplisia daun Gulma Siam diperoleh kadar air 7,9, kadar sari yang larut dalam air 15,42, kadar sari yang larut dalam etanol 11,96, kadar abu total 4,67, dan kadar abu tidak larut asam 0,57. Hasil karakterisasi simplisia ekstrak daun Gulma Siam dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Karakteristik simplisia daun Gulma Siam No. Parameter Persentase 1. Kadar air 7,93 2. Kadar sari larut air 15,42 3. Kadar sari larut etanol 11,96 4. Kadar abu total 4,67 5. Kadar abu tidak larut dalam asam 0,57 Penetapan kadar air pada simplisia dilakukan untuk mengetahui jumlah air yang terkandung dalam simplisia yang digunakan. Kadar air simplisia ditetapkan untuk menjaga kualitas simplisia karena kadar air berkaitan dengan kemungkinan pertumbuhan jamurkapang. Hasil penetapan kadar air diperoleh lebih kecil dari 10 yaitu 7,93. Kadar air yang melebihi 10 dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan mikroba, keberadaan jamur atau serangga, serta mendorong kerusakan mutu simplisia WHO, 1992. Penetapan kadar sari dilakukan menggunakan air dan etanol. Penetapan kadar sari larut air untuk mengetahui kadar senyawa kimia polar yang terkandung dalam simplisia, kadar sari larut dalam etanol untuk mengetahui kadar senyawa larut dalam etanol, baik senyawa polar maupun non polar. Hasil karakteristik dari simplisia daun Gulma Siam Chromolaena odorata L. King H. E. Robins menunjukkan hasil kadar sari larut air sebesar 15,42 dan hasil dari kadar sari larut etanol sebesar 11,96. Hasil penetapan kadar sari menunjukkan kadar sari yang larut air lebih besar daripada kadar sari Universitas Sumatera Utara 33 larut etanol. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa yang larut air lebih banyak seperti glikosida, tanin, saponin dan flavonoid sedangkan senyawa yang dapat larut dalam etanol adalah steroid dan flavonoid Depkes RI, 1986. Penetapan kadar abu untuk mengetahui kandungan mineral yang berasal dari dalam jaringan tumbuhan itu sendiri Ditjen POM RI, 2000. Kadar abu tidak larut asam untuk menunjukkan jumlah silikat, khususnya pasir yang ada pada simplisia dengan cara melarutkan abu total dalam asam klorida. Penetapan kadar abu pada simplisia daun Gulma Siam menunjukkan kadar abu total sebesar 4,67 dan kadar abu tidak larut dalam asam sebesar 0,57. Hasil perhitungan karakterisasi simplisia daun Gulma Siam meliputi penetapan kadar air, kadar sari larut air, kadar sari larut etanol, kadar abu dan kadar abu tidak larut asam dapat dilihat pada Lampiran 6.

4.3 Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Gulma Siam

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-Heksana, Etilasetat dan Etanol Daun Sembung Rambat (Mikania micrantha Kunth) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Dan Escherichia coli

15 77 72

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana dan Etilasetat Daun Mindi (Melia azedarach L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

7 21 82

Uji Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak n-Heksana dan Etilasetat Daun Gulma Siam (Chromolaena odorata) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

1 1 15

Uji Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak n-Heksana dan Etilasetat Daun Gulma Siam (Chromolaena odorata) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

0 0 2

Uji Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak n-Heksana dan Etilasetat Daun Gulma Siam (Chromolaena odorata) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

0 0 4

Uji Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak n-Heksana dan Etilasetat Daun Gulma Siam (Chromolaena odorata) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

0 0 14

Uji Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak n-Heksana dan Etilasetat Daun Gulma Siam (Chromolaena odorata) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

1 6 3

Uji Aktivitas Anti Bakteri Ekstrak n-Heksana dan Etilasetat Daun Gulma Siam (Chromolaena odorata) Terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

0 0 18

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana dan Etilasetat Daun Mindi (Melia azedarach L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

0 0 2

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana dan Etilasetat Daun Mindi (Melia azedarach L.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

0 1 4