22 daerah uji dengan menggunakan spidol. Tikus didiamkan selama 24 jam
kemudian bahan uji baru dioleskan.
3.7.2 Uji aktivitas terhadap pertumbuhan rambut
Sediaan uji dioleskan ke punggung tikus sebanyak 0,25 gram satu kali sehari selama 3 minggu. Kelompok 1 tidak diolesi apapun kontrol normal.
Kelompok 2 diolesi basis gel sebagai kontrol negatif F1, kelompok 3 diolesi gel yang mengandung ekstrak buah alpukat 3 F2, kelompok 4 diolesi gel
yang mengandung ekstrak buah alpukat 5 F3, kelompok 5 diolesi gel yang mengandung ekstrak buah alpukat 7 F4, kelompok 6 diolesi gel minoxidil
sebagai kontrol positif F5. Pengamatan panjang rambut pada tiap daerah dilakukan pada hari ke-7,
14 dan 21. Diukur panjang 10 rambut tikus terpanjang dengan menggunakan jangka sorong. Selain mengukur panjang rambut, pengukuran ketebalan rambut
juga dilakukan dengan menggunakan hair analyzer.
3.8 Analisis Data Data rata-rata panjang rambut dan ketebalan rambut yang diperoleh diolah
secara statistik menggunakan program SPSS Statistical Product and Service Smirnov 17. Distribusi data yang normal dan homogen diolah dengan metode
ANOVA lalu dilanjutkan dengan uji Post Hoc Tukey HSD, sedangkan untuk data yang tidak normal digunakan statistik nonparametik yaitu Kruskal Wallis yang
dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U.
Universitas Sumatera Utara
23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Ekstraksi
Hasil ekstraksi dari 500 gram buah alpukat kering dengan menggunakan pelarut etanol 96 sebanyak 5 L, kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator
pada suhu ± 40°C sampai diperoleh ekstrak kental adalah sebanyak 78,38 gram.
4.2 Hasil Evaluasi Sediaan Gel 4.2.1 Hasil pemeriksaan stabilitas fisik sediaan
Pengamatan sediaan gel secara visual pada saat sediaan selesai dibuat dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data pemeriksaan stabilitas fisik sediaan gel
Formula Penampilan
Warna Bau
Konsistensi F1
Bening Tidak berbau
Semi padat F2
Hijau kekuningan Berbau khas
Semi padat F3
Hijau kekuningan Berbau khas
Semi padat F4
Hijau kekuningan Berbau khas
Semi padat F5
Kuning pucat Berbau khas
Semi padat Keterangan: F1: gel tanpa EBA kontrol negatif, F2: gel EBA 3, F3: gel EBA
5, dan F4: gel EBA 7, F5: gel Minoxidil kontrol positif Gel yang tidak mengandung ekstrak berwarna bening, sedangkan gel yang
mengandung ekstrak berwarna hijau kecoklatan. Intensitas warna sediaan gel bertambah dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak yang ditambahkan. Bau khas
sediaan juga bertambah dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak yang digunakan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap sediaan gel, diketahui bahwa formula sediaan gel tanpa ataupun dengan penambahan ekstrak
Universitas Sumatera Utara
24 tidak mengalami perubahan konsistensi, warna, maupun aroma. Artinya bahwa
sediaan yang dibuat stabil secara fisik Panjaitan, dkk., 2012. Hasil pengamatan stabilitas fisik selama penyimpanan 12 minggu dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data hasil pengamatan terhadap stabilitas fisik sediaan gel selama
penyimpanan 12 minggu Formula Parameter
Lama penyimpanan minggu 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 F1
Warna -
- -
- -
- -
- -
- -
- Bau
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Konsistensi - -
- -
- -
- -
- -
- -
F2 Warna
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Bau -
- -
- -
- -
- -
- -
- Konsistensi -
- -
- -
- -
- -
- -
- F3
Warna -
- -
- -
- -
- -
- -
- Bau
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Konsistensi - -
- -
- -
- -
- -
- -
F4 Warna
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Bau -
- -
- -
- -
- -
- -
- Konsistensi -
- -
- -
- -
- -
- -
- F5
Warna -
- -
- -
- -
- -
- -
- Bau
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Konsistensi - -
- -
- -
- -
- -
- -
Keterangan: F1: gel tanpa EBA kontrol negatif, F2: gel EBA 3, F3: gel EBA 5, dan F4: gel EBA 7, F5: gel Minoxidil kontrol positif, - :
tidak terjadi perubahan dan +: terjadi perubahan
4.2.2 Hasil pemeriksaan homogenitas sediaan Tabel 4.3 Data pengamatan homogenitas sediaan gel
No Sediaan Lama penyimpanan minggu
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 F1
- -
- -
- -
- -
- -
- -
2 F2
- -
- -
- -
- -
- -
- -
3 F3
- -
- -
- -
- -
- -
- -
4 F4
- -
- -
- -
- -
- -
- -
5 F5
- -
- -
- -
- -
- -
- -
Keterangan: F1: gel tanpa EBA kontrol negatif, F2: gel EBA 3, F3: gel EBA 5, dan F4: gel EBA 7, F5: gel Minoxidil kontrol positif,
= tidak homogen,
= homogen
Universitas Sumatera Utara
25 Pemeriksaan homogenitas terhadap sediaan gel menunjukkan bahwa
semua sediaan tidak memperlihatkan adanya butir-butir kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca transparan. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat
mempunyai susunan yang homogen Ditjen POM, 1985. Hasil pengamatan homogenitas dari semua sediaan gel dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan gambarnya
pada Lampiran halaman 44.
4.2.3 Hasil pengukuran pH sediaan Tabel 4.4 Data pengukuran pH sediaan gel
No Sediaan Lama penyimpanan minggu
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 F1
5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5,5 5,5 5,5 5,5
2 F2
5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,2 5,2 5,2 5,2
3 F3
5,2 5,2 5,2 5,2 5,2 5,2 5,2 5,2 5,2 5,2 5,1 5,0
4 F4
5,2 5,2 5,2 5,2 5,2 5,2 5,2 5,2 5,2 5,1 5,1 5,1
5 F5
5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 5,0 4,9 4,9 4,9 4,9
Keterangan: F1: gel tanpa EBA kontrol negatif, F2: gel EBA 3, F3: gel EBA 5, dan F4: gel EBA 7, F5: gel Minoxidil kontrol positif
Hasil pengukuran pH sediaan gel EBA dilakukan dengan menggunakan pH meter. Penurunan pH terjadi pada semua formula termasuk kontrol, maka
kemungkinan penyebabnya bukan karena pengaruh ekstrak, namun pengaruh lingkungan seperti gas-gas di udara yang bersifat asam yang masuk dalam sediaan
gel Ida dan Noer, 2012
.
Penurunan pH pada suatu sediaan dapat disebabkan oleh adanya pengaruh CO
2
yang terdapat di udara dimana CO
2
tersebut akan bereaksi dengan fase air sehingga membentuk asam Septiani, dkk., 2012.
Nilai pH tidak boleh terlalu asam karena dapat menyebabkan iritasi kulit dan juga tidak
boleh terlalu basa karena dapat menyebabkan kulit bersisik. Penurunan pH yang terjadi dalam penelitian ini masih dalam pH fisiologis rambut dan kulit
kepala yaitu 4,5 – 6,5 Bariqina dan Ideawati, 2001.
Universitas Sumatera Utara
26
4.2.4 Hasil penentuan viskositas sediaan
Hasil penentuan viskositas sediaan gel dilakukan menggunakan viskometer Brookfield pada seluruh sediaan. Hasil penentuan viskositas sediaan
dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Data pengukuran viskositas
F Viskositas cP pada minggu ke-
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
F1 3500 3500
3500 3500
3500 3500
3500 3500
3500 3500
3500 3500
F2 3000 3000 3000
3000 3000
3000 3000 3000 3000 3000 3000 3000
F3 2250 2250
2250 2250
2250 2250
2250 2250
2250 2250
2250 2250
F4 2000 2000 2000
2000 2000
2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000
F5 3500 3500
3500 3500
3500 3500
3500 3500
3500 3500
3500 3500
Keterangan: F1: gel tanpa EBA kontrol negatif, F2: gel EBA 3, F3: gel EBA 5, dan F4: gel EBA 7, F5: gel Minoxidil kontrol positif
Berdasarkan data pada Tabel 4.5 dapat dilihat hasil viskositas sediaan gel stabil dalam penyimpanan. Viskositas berpengaruh terhadap laju penyerapan obat,
semakin kental akan semakin lama penyerapan obatnya Kuncari, dkk., 2014. Viskositas yang terlalu tinggi pada gel akan menyebabkan srtuktur gel lebih kaku
dan zat aktif akan lebih sulit berdifusi melewati matriks gel sehingga pelepasan zat aktif menjadi menurun Sanna, dkk., 2010; Fulviana, dkk., 2013.
Viskositas gel dipengaruhi oleh konsentrasi dari gelling agent. Peningkatan jumlah gelling
agent dapat memperkuat matriks gel sehingga menyebabkan kenaikan viskositas Dwiastuti, 2010.
Nilai viskositas sediaan gel yang baik yaitu 2000-4000 cps Arikumalasari, dkk., 2013 sehingga sediaan gel EBA memenuhi persyaratan
viskositas gel.
4.2.5 Hasil uji iritasi terhadap kulit sukarelawan
Uji iritasi dilakukan pada kulit normal panel manusia dengan maksud untuk mengetahui apakah sediaan uji itu dapat menimbulkan iritasi atau kepekaan
kulit atau tidak. Umumnya, iritasi akan segera menimbulkan reaksi kulit sesaat
Universitas Sumatera Utara
27 setelah pelekatan atau penyentuhannya pada kulit, iritasi demikian disebut iritasi
primer. Jika reaksi tersebut timbul beberapa jam setelah pelekatan atau penyentuhannya pada kulit disebut iritasi sekunder Ditjen POM., 1985.
Tabel 4.6 Data pengamatan uji iritasi terhadap kulit sukarelawan.
Sukarelawan Reaksi kulit
Eritema Eritema dan
papula Disertai
pembentukan vesikula
Edema dan
vesikula I
II III
IV V
VI VII
VIII IX
X XI
XII XIII
XIV XV
Keterangan: = Tidak ada reaksi
+ = Eritema
++ = Eritema dan papula
+++ = Eritema, papula dan vesikula
++++ = Edema dan vesikula Berdasarkan data pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa sediaan gel yang
dibuat tidak menimbulkan iritasi.
4.3 Hasil Pengujian Aktivitas Sediaan 4.3.1 Ketebalan rambut