27 setelah pelekatan atau penyentuhannya pada kulit, iritasi demikian disebut iritasi
primer. Jika reaksi tersebut timbul beberapa jam setelah pelekatan atau penyentuhannya pada kulit disebut iritasi sekunder Ditjen POM., 1985.
Tabel 4.6 Data pengamatan uji iritasi terhadap kulit sukarelawan.
Sukarelawan Reaksi kulit
Eritema Eritema dan
papula Disertai
pembentukan vesikula
Edema dan
vesikula I
II III
IV V
VI VII
VIII IX
X XI
XII XIII
XIV XV
Keterangan: = Tidak ada reaksi
+ = Eritema
++ = Eritema dan papula
+++ = Eritema, papula dan vesikula
++++ = Edema dan vesikula Berdasarkan data pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa sediaan gel yang
dibuat tidak menimbulkan iritasi.
4.3 Hasil Pengujian Aktivitas Sediaan 4.3.1 Ketebalan rambut
Pengukuran ketebalan rambut menggunakan perangkat hair analyzer lensa perbesaran 200x normal lens dengan sensor biru. Hasil pengukuran ketebalan
Universitas Sumatera Utara
28 rambut semua kelompok hewan uji dapat dilihat di Tabel 4.7 halaman 28 dan
Gambar 4.1 halaman 29. Hasil perhitungan secara statistik dapat dilihat pada Lampiran halaman 53-57.
Tabel 4.7 Data pengukuran ketebalan rambut
Formula Hewan uji
Ketebalan rambut mm Minggu I
Minggu II Minggu III
F0 1
0,017 0,019
0.021 2
0,010 0,014
0,015 3
0,011 0,014
0,017 4
0,018 0,019
0,022 0,014±0,004
0,016±0,002 0,018±0,004
F1 1
0,015 0,017
0,019 2
0,019 0,02
0,022 3
0,011 0,014
0,015 4
0,013 0,014
0,014 0,014±0,003
0,016±0,003 0,017±0,004
F2 1
0,018 0,022
0,028 2
0,014 0,022
0,024 3
0,018 0,021
0,028 4
0,017 0,021
0,023 0,017±0,002
0,021±0,001 0,026±0,003
F3 1
0,018 0,028
0,04 2
0,019 0,027
0,043 3
0,02 0,028
0,042 4
0,018 0,029
0,04 0,019±0,001
0,028±0,001 0,041±0,001
F4 1
0,022 0,032
0,046 2
0,022 0,034
0,043 3
0,019 0,038
0,042 4
0,019 0,039
0,048 0,021±0,001
0,036±0,003 0,045±0,003
F5 1
0,022 0,038
0,043 2
0,022 0,041
0,051 3
0,028 0,048
0,053 4
0,022 0,048
0,048 0,024±0,003
0,044±0,005 0,049±0,004
Keterangan: F0: kontrol normal, F1: gel tanpa EBA kontrol negatif, F2: gel EBA 3, F3: gel EBA 5, dan F4: gel EBA 7, F5: gel Minoxidil
kontrol positif
Universitas Sumatera Utara
29 Gambar 4.1 Grafik hasil pengukuran ketebalan rambut tikus putih
Pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.1 dapat dilihat adanya pertambahan ketebalan rambut tikus putih oleh masing-masing perlakuan mulai dari minggu
pertama sampai minggu ketiga. Hasil statistik pada minggu pertama menunjukkan data terdistribusi tidak normal dan tidak homogen. Uji Kruskal Wallis
menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antar kelompok p0,05, sedangkan uji Mann Whitney menunjukkan Formula 7 berbeda secara bermakna bila
dibandingkan dengan kontrol negatif basis gel, kontrol normal dan Formula 3. Formula 5 dan 7 tidak berbeda secara bermakna.
Hasil statistik pada minggu kedua menunjukkan data terdistribusi tidak normal dan tidak homogen. Uji Kruskal Wallis menunjukkan terdapat perbedaan
bermakna antar kelompok p0,05, sedangkan uji Mann Whitney menunjukkan Formula 7 berbeda secara bermakna bila dibandingkan dengan kontrol negatif
basis gel, kontrol normal, Formula 3 dan Formula 5. Sedangkan, bila Formula 7 dibandingkan dengan kontrol positif didapatkan hasil yaitu tidak
0,00 0,01
0,02 0,03
0,04 0,05
0,06
1 2
3
T eba
l ra
m bu
t m
m
Waktu minggu
kontrol normal kontrol negatif
formula 3 EBA formula 5 EBA
formula 7 EBA kontrol positif
Universitas Sumatera Utara
30 terdapat perbedaan yang signifikan p0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
Formula 7 memberikan hasil yang sama dengan kontrol positif. Pada minggu ketiga dari data tersebut terlihat bahwa terjadi peningkatan
ketebalan rambut. Hasil statistik pada minggu ketiga menunjukkan data terdistribusi normal dan homogen. Hasil pengujian ANOVA menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan p0,05 terhadap ketebalan rambut. Pengujian ANOVA dengan uji F juga menunjukkan adanya perbedaan signifikan karna nilai
F hitung lebih besar dari F tabel. Nilai F tabel diperoleh dengan menarik garis dari df1 yaitu jumlah perlakuan dikurangkan satu sehingga diperoleh nilai 5 dan df2
yaitu jumlah sampel dikurangkan jumlah perlakuan diperoleh nilai 18. Pada titik ini nilai F tabel adalah sebesar 2,77 sedangkan nilai F hitung adalah sebesar
105,87 maka sediaan gel mempunyai efek terhadap ketebalan rambut. Hasil uji Tukey menunjukkan Formula 3, 5 dan 7 berbeda secara bermakna bila
dibandingkan dengan kontrol negatif basis gel. Jadi dapat disimpulkan Formula 3, 5 dan 7 memiliki aktivitas terhadap ketebalan rambut. Formula 5 dan
7 tidak berbeda secara bermakna sehingga berdasarkan rata-rata ketebalan rambut dapat disimpulkan Formula 5 dan 7 memiliki aktivitas terhadap
ketebalan rambut yang lebih baik dibandingkan Formula 3, akan tetapi tidak sebaik kontrol positif.
4.3.2 Panjang rambut
Pengukuran panjang rambut dilakukan menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran panjang rambut semua kelompok hewan uji dapat dilihat di Tabel 4.8
halaman 31. Hasil perhitungan secara statistik dapat dilihat pada Lampiran halaman 58-60.
Universitas Sumatera Utara
31
Tabel 4.8 Pengukuran panjang rambut
Formula Hewan uji
Panjang rambut mm Minggu I
Minggu II Minggu III
F0 1
1,55 6,5
16,1 2
1,75 6,1
15,5 3
2 6,3
14,8 4
2,1 6,4
13,25 1,85±0,25
6,32±0,17 14,91±1,23
F1 1
2,55 6,15
14,13 2
2,75 6,4
15,43 3
1,95 6
15,5 4
1,8 6,65
16,6 2,26±0,46
6,3±0,28 15,41±1,01
F2 1
3,25 7,2
17,94 2
3,75 8,1
17,75 3
3,1 7,75
17,32 4
3,1 8
18,04 3,3±0,31
7,76±0,40 17,76±0,32
F3 1
3,35 9,2
19,1 2
3,55 8,8
18,75 3
3,6 9,1
18,9 4
3,85 8,3
18,64 3,59±0,20
8,85±0,40 18,85±0,20
F4 1
4,4 9,4
19,5 2
4,55 9,25
19,95 3
4,2 9,35
19,54 4
4,45 9,5
19,35 4,4±0,15
9,37±0,10 19,58±0,26
F5 1
5,75 10,55
21,39 2
5,6 11,2
21,82 3
5,85 12,1
20,59 4
5,9 10,75
21,75 5,77±0,13
11,15±0,69 21,39±0,56
Keterangan: F0: kontrol normal, F1: gel tanpa EBA kontrol negatif, F2: gel EBA 3, F3: gel EBA 5, dan F4: gel EBA 7, F5: gel Minoxidil
kontrol positif
Universitas Sumatera Utara
32
Gambar 4.2 Grafik hasil pengukuran panjang rambut tikus putih
Pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.2 dapat dilihat adanya pertambahan panjang rambut tikus putih oleh masing-masing perlakuan mulai dari minggu pertama
sampai minggu ketiga. Berdasarkan hasil pengukuran, rata-rata panjang rambut kontrol negatif
basis gel pada minggu pertama yaitu 2,26±0,46 mm, sedangkan kontrol normal yaitu 1,85 ± 0,25 mm. Untuk melihat adanya perbedaan panjang pertumbuhan
rambut pada kontrol negatif dengan kontrol normal dapat diketahui dengan cara perhitungan secara statistik. Hasil perhitungan secara statistik menunjukkan data
terdistribusi normal dan homogen sehingga perhitungan dilanjutkan dengan uji ANOVA yang menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar kelompok.
Hasil Uji Tukey menunjukkan tidak adanya perbedaan secara bermakna p0,05 kontrol negatif dibandingkan kontrol normal. Artinya basis gel tidak memiliki
aktivitas terhadap pertumbuhan rambut. Pada minggu kedua dan ketiga, rata-rata panjang rambut kontrol negatif berturut-turut yaitu 6,3±0,28 mm dan 15,41±1,01
mm, sedangkan kontrol normal berturut-turut yaitu 6,32±0,17 mm dan 14,91±1,23
0,00 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
1 2
3
P anjang
ram bu
t m
m
Waktu minggu
kontrol normal kontrol negatif
formula 3 EBA formula 5 EBA
formula 7 EBA kontrol positif
Universitas Sumatera Utara
33 mm. Perhitungan secara statistik, baik pada minggu kedua dan minggu ketiga
menunjukkan data terdistribusi normal dan homogen sehingga perhitungan dilanjutkan dengan uji ANOVA yang menunjukkan tidak adanya perbedaan
secara bermakna p0,05, artinya kontrol negatif basis gel tidak memiliki aktivitas terhadap pertumbuhan rambut.
Data rata-rata panjang rambut kontrol negatif, formula 3, formula 5, formula 7 dan kontrol positif pada minggu pertama berturut-turut yaitu
2,26±0,46 mm, 3,3±0,31 mm, 3,59±0,20 mm, 4,4±0,15 mm dan 5,77±0,13 mm. Berdasarkan data tersebut terjadi peningkatan rata-rata panjang pertumbuhan
rambut. Perhitungan secara statistik menunjukkan bahwa data terdistribusi normal dan homogen sehingga perhitungan dilanjutkan dengan uji ANOVA. Hasil
perhitungan uji ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan secara bermakna antar kelompok. Hasil uji Tukey menunjukkan kontrol negatif dibandingkan dengan
formula 3, 5, 7 dan kontrol positif terdapat perbedaan secara bermakna, antara formula 3 dan 5 dengan formula 7 dan kontrol positif serta antara
formula 7 dengan kontrol positif juga terdapat perbedaan yang bermakna p0,05.
Pada minggu kedua dan ketiga dari data tersebut terlihat bahwa terjadi peningkatan panjang rambut. Hasil statistik, baik pada minggu kedua dan ketiga
menunjukkan data terdistribusi normal dan homogen sehingga dilanjutkan dengan uji ANOVA. Hasil uji ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan
p0,05 untuk setiap perlakuan yang diberikan. Hasil perhitungan dengan uji Tukey menunjukkan Formula 3, 5 dan 7 berbeda secara bermakna bila
dibandingkan dengan kontrol negatif basis gel. Jadi dapat disimpulkan Formula
Universitas Sumatera Utara
34 3, 5 dan 7 memiliki aktivitas terhadap pertumbuhan rambut. Formula 3,
5 dan 7 dibandingkan dengan kontrol positif, Formula 3 dibandingkan dengan Formula 5 dan 7 didapatkan hasil yaitu berbeda secara bermakna
p0,05. Formula 5 dan 7 tidak berbeda secara bermakna sehingga berdasarkan rata-rata panjang rambut dapat disimpulkan Formula 5 dan 7
memiliki aktivitas terhadap panjang rambut yang lebih baik dibandingkan Formula 3, akan tetapi tidak sebaik kontrol positif.
Sediaan untuk melebatkan atau merangsang pertumbuhan rambut pada kebotakan atau rambut rontok dapat menngandung zat manfaat yang dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu antara lain kounteriritan, vasodilator, stimulan kelenjar sebum, zat kondisioner rambut, hormon,
antiseptikum serta aneka zat lain Azis dan Muktiningsih, 1999; Ditjen POM., 1985. Kandungan senyawa-senyawa bermanfaat pada ekstrak buah alpukat dapat
memberi hasil positif dalam merangsang pertumbuhan rambut Diana dan Wahini, 2014. Kandungan nutrisi esensial seperti protein, vitamin A, D, E dan B6,
magnesium, besi, tembaga, asam amino dan asam folat pada buah alpukat, semuanya sangat penting untuk nutrisi dan pertumbuhan rambut Maregesi, dkk.,
2014. Dalam penelitian ini aktivitas gel yang mengandung ekstrak buah alpukat dalam merangsang pertumbuhan rambut lebih kecil jika dibandingkan dengan gel
yang mengandung minoxidil. Hal ini dapat disebabkan karna ekstrak buah alpukat merupakan herbal sehingga kemungkinan kinerjanya lebih lambat bila
dibandingkan dengan minoxidil yang merupakan senyawa murni Kuncari, dkk., 2015.
Universitas Sumatera Utara
35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan