Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokorelasi

Tabel 4.2. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 48 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation 11.04717843 Most Extreme Differences Absolute .110 Positive .072 Negative -.110 Kolmogorov-Smirnov Z .761 Asymp. Sig. 2-tailed .609 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas p atau Asymp. Sig. 2-tailed sebesar 0,609. Karena nilai probabilitas p, yakni 0,609, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas dipenuhi.

4.2.2. Uji Multikolinearitas

Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari nilai variance inflation factor VIF. “Nilai cutoff yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10” Ghozali, 2013:106. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3. Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Profitabilitas X1 .471 2.122 Leverage X2 .461 2.170 Ukuran Perusahaan X3 .802 1.246 Komite Audit X4 .800 1.250 Extraordinary Item X5 .760 1.315 Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.3, nilai VIF dari profitabilitasadalah 2,122, nilai VIF dari leverage adalah 2,170, nilai VIF dari ukuran perusahaanadalah 1,246, nilai VIF dari komite auditadalah 1,250, dan nilai VIF dari extraordinary item adalah 1,315. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat.

4.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X.Field, 2009:230, Ghozali, 2011:139. Field 2009:248, Ghozali, 2011:139 menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik Universitas Sumatera Utara menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.1.Uji Heteroskedastisitas Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.1, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.2.4. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali 2013:110, “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model tegresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya”. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Asumsi mengenai independensi terhadap residual non-autokorelasi dapat diuji dengan menggunakan uji Durbin- Watson Gio, 2015:61-62, Field, 2009:220. Nilai statistik dari uji Universitas Sumatera Utara Durbin-Watson berkisar di antara 0 dan 4. Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi. Tabel 4.4. Uji Autokorelasi Model Durbin-Watson 1 2.361 Berdasarkan Tabel 4.4, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 2,361. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara 1 dan 3, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi autokorelasi. Asumsi mengenai independensi terhadap residual non-autokorelasi dapat diuji dengan uji Run. Tabel 4.5. Uji Autokorelasi dengan Uji Run Runs Test Unstandardized Residual Test Value a 1.25026 Cases Test Value 24 Cases = Test Value 24 Total Cases 48 Number of Runs 28 Z .729 Asymp. Sig. 2-tailed .466 a. Median Berdasarkan Tabel 4.5, nilai Asymp. Sig. 2-tailed adalah 0,466 0,05, maka disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Universitas Sumatera Utara

4.3. Analisis Koefisien Determinasi

Dokumen yang terkait

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan perbankan di Indonesia : Periode 2011-2013

1 7 103

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KUALITAS KAP, TINGKAT Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kualitas Kap, Tingkat Leverage Dan Komite Audit Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015).

0 8 17

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, UKURAN KAP, SUBSIDIARIES, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP AUDIT DELAY Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran Kap, Subsidiaries, Dan Komite Audit Terhadap Audit Delay (Studi Empiriris pada Perusahaan Manuf

0 2 15

PENDAHULUAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran Kap, Subsidiaries, Dan Komite Audit Terhadap Audit Delay (Studi Empiriris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015).

0 4 9

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, ANAK PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, Pengaruh Ukuran Perusahaan, Anak Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran KAP terhadap Audit Delay (pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

0 2 15

PENDAHULUAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Anak Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran KAP terhadap Audit Delay (pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

0 3 8

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, ANAK PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, Pengaruh Ukuran Perusahaan, Anak Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran KAP terhadap Audit Delay (pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

0 3 18

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, KOMPLEKSITAS OPERASI, REPUTASI KAP DAN KOMITE AUDIT Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Kompleksitas Operasi, Reputasi Kap Dan Komite Audit Terhadap audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indones

0 2 15

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, KOMPLEKSITAS OPERASI, REPUTASI KAP DAN KOMITE AUDIT Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Kompleksitas Operasi, Reputasi Kap Dan Komite Audit Terhadap audit Delay (Studi Empiris pada Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indones

0 2 14

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TIPE INDUSTRI, EXTRAORDINARY ITEM, DAN LABA TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 13