BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
INFEKSI NOSOKOMIAL 2.1 Definisi
Nosokomial berasal dari bahasa yunani, dari kata nosos yang artinya penyakit dan komeo yang artinya merawat. Nosokomian berarti tempat untuk
merawat atau disebut sebagai rumah sakit. Jadi infeksi nosokomial diartikan sebagai infeksi yang diperoleh atau terjadi di rumah sakit Darmadi, 2008.
Infeksi nosokomial adalah adanya infeksi di rumah sakit dengan catatan sewaktu masuk ke dalam rumah sakit tidak dalam masa inkubasi. Umumnya telah
tampak sewaktu pasien masih dirawat di rumah sakit, tapi sebagian kira-kira 25 dari infeksi luka operasi, gejala-gejala akan timbul setelah pasien pulang mims
CA., et al Infeksi yang diperoleh di rumah sakit dan menjadi jelas setelah keluar dari
rumah sakit. Infeksi pada bayi baru lahir yang diakibatkan dari jalan lahir. Infectious Disease Epidemiology Section Office of Public Health Louisiana Dept
of Health Hospitals.
2.2 Epidemiologi
Infeksi nosokomial merupakan suatu masalah yang nyata di seluruh dunia dan terus meningkat Alvarado, 2000. Contohnya, kejadian infeksi berkisar dari
terendah sebanyak 1 di beberapa Negara Eropa dan Amerika hingga 40 di beberapa tempat Asia, Amerika Latin dan Sub sahara Afrika Lynch, dkk 1997.
Pada 1987, suatu survei prevalensi meliputi 55 rumah sakit di 14 negara berkembang pada empat wilayah WHO Eropa, Mediterania timur, Asia
Tenggara, dan pasifik Barat menemukan rata-rata 8.7 dari seluruh pasien rumah sakit menderita infeksi nosokomial. Jadi pada setiap saat, terdapat 1.4 juta
pasien di seluruh dunia terkena komplikasi infeksi yang didapat di rumah sakit Tikhomirov, 1987. Pada survei ini frekuensi tertinggi dilaporkan dari rumah
sakit di wilayah Timur Tengah Mediterania dan Asia tenggara masing-masing
Universitas Sumatera Utara
11,8 dan 10 Mayon-white dkk 1988. Angka kejadian ini belum mencerminkan keadaan saat ini, karena pada waktu itu pandemik HIVAIDS baru
saja mulai. Terlebih lagi, survei tidak mengikutkan negara di Afrika di mana insidens infeksi nosokomial jauh lebih tinggi. Walaupun demikian, survei
memberikan beberapa pedoman tentang infeksi nosokomial apa yang sering terjadi di negara berkembang. Infeksi tempat pembedahan, infeksi saluran kencing
dan infeksi saluran napas bawah pneumonia merupakan jenis utama yang dilaporkan. Urutan ini berbeda dengan yang dilaporkan di AS, misalnya, infeksi
saluran kencing dan saluran pernapasan lebih umum, diikuti oleh infeksi tempat pembedahan Emori dan Gaynes 1993.
Penelitian WHO dan lain-lain, juga menemukan bahwa prevalensi infeksi nosokomial yang tertinggi terjadi di Unit Gawat Darurat, perawatan bedah akut,
dan bangsal ortopedi. Tidak mengherankan apabila kejadian infeksi lebih tinggi di antara pasien yang lebih rentan karena usia tua, dan beratnya penyakit yang
sedang diderita.
2.3 Etiologi 2.3.1 Agen Infeksi
Pasien akan terpapar berbagai macam mikroorganisme selama ia dirawat di rumah sakit. Kontak antara pasien dan berbagai macam mikroorganisme ini
tidak selalu menimbulkan gejala klinis karena banyaknya faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial. Kemungkinan terjadinya infeksi
tergantung pada karakteristik mikroorganisme, resistensi terhadap zat-zat antibiotika, tingkat virulensi,dan banyaknya materi infeksius Ducel, G, 2002.
Semua mikroorganisme termasuk bakteri, virus, jamur dan parasit dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Bakteri dan virus biasanya sering, jamur dalam
kategori kadang-kadang dan parasit pula jarang dalam menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme yang didapat dari
orang lain cross infection atau disebabkan oleh flora normal dari pasien itu sendiri self infection. Kebanyakan infeksi yang terjadi di rumah sakit ini lebih
disebabkan karena faktor eksternal, yaitu penyakit yang penyebarannya melalui
Universitas Sumatera Utara
makanan dan udara dan benda atau bahan-bahan yang tidak steril. Penyakit yang didapat dari rumah sakit saat ini kebanyakan disebabkan oleh mikroorganisme
yang umumnya selalu ada pada manusia yang sebelumnya tidak atau jarang menyebabkan penyakit pada orang normal Ducel, G, 2002.
Jenis mikroba penyebab Infeksi Nosokomial :
- Bakteri Gram negatif yang sering : - Pseudomonas aeruginosa
- Acinetobacter baumanni - Klebsiella pneumoniae ESBL
- Escherichia coli ESBL - Enterobacter spp.
- Proteus spp. - Serratia spp.
- Legionella pneumophila - Bakteri Gram positif yang sering :
- Methicillin Resistant Staphylococcus - Aureus MRSA
- Methicillin Resistant Staphylococcus Epidermidis MRSE - Vancomycin Resistant Enterococcus VRE
- Virus : Hepatitis B, Hepatitis C, HIV - Jamur : Candida spp. , Aspergillus spp.
- Parasit : Malaria
2.3.2 Respon dan toleransi tubuh pasien
Faktor terpenting yang mempengaruhi tingkat toleransi dan respon tubuh pasien dalam hal ini adalah umur, status imunitas penderita, penyakit yang
diderita, obesitas dan malnutrisi, orang yang menggunakan obat-obatan immunosupresan dan steroid serta tindakan invasif yang dilakukan pada tubuh
untuk melakukan diagnosa dan terapi WHO. Usia muda dan usia tua berhubungan dengan penurunan resistensi tubuh
terhadap infeksi kondisi ini lebih diperberat bila penderita menderita penyakit kronis seperti tumor, anemia, leukemia, diabetes mellitus, gagal ginjal, SLE dan
Universitas Sumatera Utara
AIDS. Keadaan-keadaan ini akan meningkatkan toleransi tubuh terhadap infeksi dari kuman yang semula bersifat opportunistik. Obat-obatan yang bersifat
immunosupresif dapat menurunkan pertahanan tubuh terhadap infeksi. Banyaknya prosedur pemeriksaan penunjang dan terapi seperti biopsi, endoskopi, kateterisasi,
intubasi dan tindakan pembedahan juga meningkatkan resiko infeksi WHO.
2.3.3 Lingkungan
Tempat pelayanan kesehatan adalah lingkungan di mana orang yang terinfeksi dan orang yang berisiko mendapat infeksi akan berkumpul. Pasien
dengan infeksi atau sebagai karier mikroorganisme patogen yang dimasukkan ke dalam rumah sakit adalah sumber yang utama dalam menyebabkan infeksi pada
pasien lain dan petugas kesehatan. Orang yang ramai yang datang untuk menerima rawatan di rumah sakit, pasien yang sering ditukar dari satu unit ke unit
yang lain, dan konsentrasi pasien yang sangat rentan terhadap infeksi dalam satu area misalnya bayi baru lahir, pasien luka bakar dan pasien dalam perawatan
intensif, semuanya berkontribusi pada pengembangan infeksi nosokomial WHO.
2.3.4 Resistensi bakteri
Penggunaan obat antimikroba secara meluas untuk terapi atau profilaksis termasuk obat topikal adalah penentu utama bagi resistensi bakteri terhadap obat
antimikroba. Dalam beberapa kasus, obat antimikroba menjadi kurang efektif karena resistensi bakteri. Antimikroba yang banyak digunakan menyebabkan
bakteri menjadi resisten terhadap obat ini dan akhirnya muncul dan menyebar di tempat pelayanan kesehatan. Banyak bakteri seperti staphylococci dan
enterococci , saat ini telah menjadi resisten terhadap sebagian besar atau semua
antimikroba yang dulunya efektif WHO.
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Infeksi Nosokomial
Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya infeksi nosokomial yang dikemukakan Darmadi 2008 adalah:
Universitas Sumatera Utara
I. Faktor-faktor luar extrinsic factor yang berpengaruh dalam proses
terjadinya infeksi nosokomial seperti petugas pelayanan medis dokter, perawat, bidan, tenaga laboratorium, dan sebagainya, peralatan, dan dan
material medis jarum, kateter, instrumen, respirator, kaindoek, kassa, dan lain-lain, lingkungan seperti lingkungan internal seperti ruangan bangsal
perawatan, kamar bersalin, dan kamar bedah, sedangkan lingkungan eksternal adalah halaman rumah sakit dan tempat pembuangan
sampahpengelolahan limbah, makananminuman hidangan yang disajikan setiap saat kepada penderita, penderita lain keberadaan
penderita lain dalam satu kamarruanganbangsal perawatan dapat merupakan sumber penularan, pengunjungkeluarga keberadaan
tamukeluarga dapat merupakan sumber penularan.
Petugasdokter,perawat dan lain-lain
penderita dalam perawatan
Bangsallingkungan
Gambar 2.1 Faktor-faktor luar extrinsic factors yang berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi nosokomial
Penderita lain Peralatan medis
Makanan dan minuman
Pengunjung atau keluarga
Universitas Sumatera Utara
II. Faktor-faktor yang ada dalam diri penderita instrinsic factors seperti
umur, jenis kelamin, kondisi umum penderita, risiko terapi, atau adanya penyakit lain yang menyertai multipatologi beserta komplikasinya.
III. Faktor keperawatan seperti lamanya hari perawatan length of stay,
menurunnya standar pelayanan perawatan, serta padatnya penderita dalam satu ruangan.
IV. Faktor mikroba seperti tingkat kemampuan invasi serta tingkat
kemampuan merusak jaringan, lamanya paparan length of exposure antara sumber penularan reservoir dengan penderita.
2.5 Penilaian yang digunakan untuk Infeksi Nosokomial