h. meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan secara terus menerus dengan
memberikan pendidikan.
2.9 Sejarah infeksi nosokomial pada pasien obstetri
Menjelang paruh kedua abad XIX Ignaz Philip Semmelwis, seorang dokter ahli kebidanan di Wina Austria, telah mengamati 30 dari para ibu yang
melahirkan di rumah sakit menderita demam setelah melahirkan dengan angka kematian sebesar 12,24. Mereka yang melahirkan di rumah sendiri tidak
terserang demam demikian. Semmelwis melihat pula bahwa para dokter muda yang memeriksa para
ibu tersebut di rumah sakit umumnya tidak mencuci tangannya sebelum melakukan pemeriksaan. Ketika kemudian salah seorang dokter itu meninggal
karena demam setelah tangannya terluka karena terkena pisau bedah, Semmelwis menyimpulkan bahwa demam pada para ibu yang melahirkan itu akibat sepsis
terkena hama dan dapat menular. Kemudian ia mewajibkan para dokter yang akan memeriksa pasien agar
terlebih dahulu mencuci tangan mereka dengan cairan kaporit. Dengan cara ini angka kematian para ibu dapat diturunkan sampai 1,27.
Tetapi, Semmelwis tidak mendapat atas penemuannya itu, bahkan banyak ditentang oleh para dokter di zamannya. Akhirnya, ia meninggal di rumah sakit
jiwa di Wina pada thaun 1865 Managemen Berbasis Lingkungan, 2006.
2.10 Definisi Infeksi nosokomial pada pasien obstetri
Infeksi yang tidak ada dan juga tidak dalam masa inkubasi pada saat pasien masuk ke dalam rumah sakit. Kebanyakan infeksi saluran kencing dan
endometritis adalah nosokomial sekalipun organisme penyebabnya dari dalam yaitu ada dalam saluran genital bawah maternal sebelum persalinan. Panduan
pencegahan Infeksi Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya terbatas
Universitas Sumatera Utara
2.11 Teori infeksi nosokomial pada persalinan pervaginam dan seksio sesarea
Setiap tindakan medis obstetri baik fisiologis normal maupun patologis abnormal akan mengundang resiko adanya invasi mikroba pathogen yang akan
menimbulkan penyakit infeksi bagi ibu dan janinnya Darmadi, 2008 Persalinan pervaginam berhubungan dengan sejumlah faktor yang
meningkatkan resiko perempuan terhadap endometriosis dan infeksi saluran kencing termasuk:
a. Ketuban pecah lama 24 jam
b. Trauma jalan lahir laserasi vaginal atau perineal dan robekan uretral
c. Pengeluaran plasenta secara manual karena tertinggalnya sisa-sisa plasenta
d. Episiotomi
e. Persalinan forceps tengah Hemsell 1991; Newton, Prihoda dan Gibbs
1990 Seksio sesarea merupakan faktor paling penting yang memberi sumbangan
pada frekuensi dan keparahan endometritis pascapersalinan Gibbs 1980.
Infeksi di tempat
sayatan bedah
Organ rongga
sayatan bedah
Infeksi saluran
kencing Pneumonia
Infeksi aliran
darah
primer Lainnya
19 55
12 3
2 9
Tabel 2.1 Distribusi infeksi nosokomial pada pasien seksio sesarea Diadaptasi dari: Horan dkk. 1993.
Infeksi sayatan bedah organruangan seperti endometritis lebih dari separuhnya dan yang paling serius dan mahal adalah infeksi luka hampir 20.
Umpamanya, pasien dengan luka biasanya menghabiskan 7 hari lebih lama di rumah sakit daripada mereka yang tidak terkena infeksi dan 4 hari lebih lama dari
pasien dengan endometritis. Infeksi luka terutama akibat kontaminasi langsung dari area sayatan dengan organisme pada rongga uterus pada saat pembedahan.
Panduan pencegahan Infeksi Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya
terbatas.
Universitas Sumatera Utara
Faktor predisposisi untuk infeksi luka adalah perempuan yang: I.
Mempunyai vaginosis bacterial Gardenella vaginalis yang diperoleh dari endometrium
II. Diseksio sesarea sewaktu kala dua persalinan
III. Didiagnosis infeksi selaput ketuban korioamniotis sebelum kelahiran
Mead 1993 Infeksi obstretik lainnya jarang, berkisar kurang 1 sampai dengan 15.
Urutan frekuensi yang menurun, termasuk infeksi saluran kencing nosokomial kira-kira 12 yang kebanyakan terjadi pada perempuan yang mengalami seksio
sesarea,infeksi episiotomi 5,biasanya sederhana dan tidak sulit, pneumonia nosokomia 3 dan hampir selalu pada pasien pasca seksio sesarea, Septikemia
yaitu 2 dan kebanyakan pada pasien pasca seksio sesarea, dan infeksi payudara yaitu mastitis pada perempuan pasca persalinan menyusui 3 Panduan
pencegahan Infeksi Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya terbatas.
2.12 Perawatan ibu pascapersalinan