E. Keaslian Penulisan
Adapun judul tulisan ini adalah Tinjauan Yuridis Normatif Penayangan Berita
Kriminal Oleh Televisi Terhadap Hak Anak Dalam Memperoleh Informasi Yang Sehat, judul skripsi ini belum pernah ditulis, sehingga tulisan ini asli dalam hal tidak
ada judul yang sama. Dengan demikian ini keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
F. Tinjauan Kepustakaan
1. Penayangan Berita Kriminal
Penayangan berita kriminal memiliki efek yang sulit terhindarkan, yaitu ketakutan masyarakat. Ketakutan masyarakat yang kita kenal denganfear of
crime merupakan reaksi emosional yang dicirikan dengan perasaan bahaya dan kegelisahan yang dihasilkan dari tantangan kekerasan fisik.
12
Berita kriminal adalah berita atau laporan mengenai kejahatan yangg diperoleh dari polisi-polisi. Berita yang termasuk ke dalam berita kejahatan adalah
pembunuhan, penipuan, pemerkosaan, pencopetan, pencurian, perampokan, narkoba, tawuran, penganiayaan dan sebagainya yang melanggar hukum.
13
Hampir semua stasiun televisi memproduksi program tayangan berita
kriminal. Bahkan, ada beberapa televisi yang menayangkan lebih dari satu label berita kriminal. Padahal materi yang disajikan sama, yaitu tentang hasil liputan seputar
peristiwa kriminal yang terjadi di berbagai tempat. Waktu penayangannya pun tidak cukup sepekan sekali, tetapi seringkali ditayangkan saban hari.
14
12
Bhakti Eko Nugroho, “Impotensional penayangan berita”. Melalui http:catatan-orang- biasa.blogspot.co.id200812impotensional-penayangan-berita.html. diakses tanggal 27 September
2015
13
Moeliono, Anton M. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Departemen Pendididkan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1990, hal 48
14
http:risalahans.blogspot.co.id200910menyoal-manfaat-berita-kriminal.html, diakses
tanggal 28 September 2015
Universitas Sumatera Utara
Penayangan berita semacam itu dimaklumi sebagai sebuah kontribusi insan pertelevisian dalam turut serta meminimalisasi tindak kriminalitas. Artinya, setelah
menontonnya pemirsa menyerap sejumlah informasi yang sekaligus menanamkan doktrin agar masyarakat selamanya menghindarkan diri dari hasrat berbuat sadisme.
Baik perbuatan kriminal karena kebiasaan, sekadar ingin mencoba, maupun karena alasan desakan keadaan. Pemirsa dan masyarakat akan semakin menyadari bahwa
kejahatan bukan hanya menghilangkan rasa aman orang lain, tetapi juga pasti mengancam kemerdekaan pelaku dengan aturan hukum yang telah ditetapkan.
15
Perkembangan berita kriminal semakin sering ditayangkan, tingkat kriminalitas seolah urung berkurang bahkan cenderung kian merajalela. Dari sini
muncul pertanyaan mengenai manfaat berita kriminal dalam menumbuhkan pengendalian masyarakat untuk tidak melakukan kejahatan. Ataukah justru berita
kriminal memberikan referensi modus operandi kejahatan yang lebih variatif, sehingga membangkitkan inspirasi perbuatan kriminal dengan cara relatif berbeda.
Sebab, kejahatan bisa terjadi karena hasil imitasi berdasarkan informasi yang diperoleh, lalu mencoba modus baru yang dianggap lebih aman. Karena itu, media TV
mestinya tidak sebatas menayangkan berita kriminal demi sebatas meraih rating tertinggi. Media TV mesti pula intens mengadakan evaluasi, dan terutama sering
melakukan penelitian berkenaan dengan seberapa besar signifikansi berita kriminal yang ditayangkan dari waktu ke waktu, terhadap berkurangnya tingkat kriminalitas
sehari-hari di masyarakat.
16
2. Pengertian Televisi