commit to user 5
Satuan Tugas satgas pemberantasan mafia hukum tersebut adalah salah satu wujud keseriusan pemerintah dalam upaya memberantas keberadaan mafia
hukum. Satgas Mafia Hukum yang dibentuk pemerintah ini, memfokuskan pada sembilan kategori praktek mafia hukum meliputi mafia peradilan,
korupsi, pajak dan bea cukai, tambang, kehutanan, perikanan, perbankan, pertanahan serta narkoba. Diharapkan dengan dibentuknya satuan tugas
pemberantasan mafia hukum ini upaya pemberantasan korupsi akan berjalan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan tanpa adanya tebang pilih dan
prioritas kasus mana yang harus. Dengan segala keterbatasan wewenangnya yang hanya bertugas melakukan koordinasi, evaluasi, koreksi dan pemantauan
pemberantasan mafia hukum dapat berjalan efektif. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk
mengkaji lebih dalam yang tertuang dalam bentuk penelitian dengan judul: “ FUNGSI SATUAN TUGAS PEMBERANTASAN MAFIA HUKUM
DALAM MENDUKUNG
PERADILAN YANG
BERSIH DAN
BERWIBAWA”. B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka perumusan yang diangkat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang melatarbelakangi dibentuknya Satuan Tugas Pemberantasan
Mafia Hukum? 2.
Bagaimanakah fungsi Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum dalam mendukung sistem peradilan yang bersih dan berwibawa?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk mengetahui latarbelakang dibentuknya Satuan Tugas
Pemberantasan Mafia Hukum; dan
commit to user 6
b. Untuk mengetahui fungsi Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum
dalam mendukung sistem peradilan yang bersih dan berwibawa. 2.
Tujuan Subyektif a.
Untuk mengembangkan dan memperdalam pengetahuan penulis di bidang Hukum Tata Negara khususnya mengenai latarbelakang
dibentuknya Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum dan fungsi Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum dalam mendukung
peradilan yang bersih dan berwibawa; dan b.
Memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh gelar S1 dalam bidang ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bermanfaat pada
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya dan Hukum Tata Negara pada khususnya.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan
literatur dalam dunia kepustakaan mengenai kedudukan dan fungsi Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum dalam menegakkan
peradilan yang bersih dan berwibawa dalam tatanan hukum tata negara Indonesia.
c. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan terhadap penelitian-
penelitian sejenis untuk tahap berikutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Guna mengembangkan penalaran ilmiah dan wacana keilmuan penulis
serta untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menerapkan ilmu hukum yang diperoleh dalam bangku perkuliahan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan serta
tambahan pengetahuan bagi semua pihak yang bersedia menerima dan
commit to user 7
bagi para pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti serta bermanfaat bagi para pihak yang berminat pada permasalahan yang
sama.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan faktor penting dalam penelitian guna mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian, juga akan
mempermudah pengembangan data, sehingga penyusunan penulisan hukum ini sesuai dengan metode ilmiah. Metode dalam penulisan ini dapat diperinci
sebagai berikut: 1.
Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penulisan hukum ini adalah penelitian hukum
normatif atau
doctrinal research
yaitu suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna
menjawab isu hukum yang dihadapi Peter Mahmud Marzuki, 2008:35. 2.
Sifat Penelitian Sifat penelitian hukum ini sejalan dengan sifat ilmu hukum itu sendiri.
Ilmu hukum mempunyai sifat sebagai ilmu yang preskriptif . Artinya sebagai ilmu yang bersifat preskriptif, ilmu hukum mempelajari tujuan
hukum, konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum. Sebagai ilmu terapan ilmu hukum menetapkan standar prosedur, ketentuan-ketentuan,
rambu-rambu dalam melaksanakan aturan hukum Peter Mahmud Marzuki, 2008:22.
3. Pendekatan Penelitian
Menurut Peter Mahmud Marzuki, pendekatan dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan, yaitu pendekatan perundang-undangan
statute approach
, pendekatan kasus
case approach
, pendekatan historis
historical approach
, pendekatan perbandingan
comparative approach
dan pendekatan konseptual
conceptual approach
Peter Mahmud, 2008: 93. Adapun dalam penelitian ini penulis memilih untuk menggunakan
beberapa pendekatan yang relevan dengan permasalahan penelitian yang
commit to user 8
dihadapi, diantaranya adalah pendekatan perundang-undangan dimana munculnya Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum ini dari Keputusan
Presiden Nomor 37 Tahun 2009 tentang Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum. Yang didalamnya termuat wewenang, fungsi, serta tugas
Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum yang perlu dikaji mengenai keberadaanya dalam Hukum Tata Negara Indonesia.
Pendekatan sejarah
digunakan untuk
mencari latarbelakang
dibentuknya Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum oleh Presiden sebagai salah satu upaya yang dilakukan Presiden untuk memberantas
keberadaan Mafia Hukum. 4.
Jenis dan Sumber Bahan Hukum Untuk memecahkan isu hukum dan sekaligus memberikan preskripsi
mengenai apa yang seyogyanya, diperlukan sumber-sumber penelitian. Sumber-sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi sumber-sumber
penelitian yang berupa bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif
yang artinya mempunyai otoritas. Bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan
peraturan perundang-undangan, dan putusan-putusan hakim. Sedangkan bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan
merupakan dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, dan jurnal-jurnal hukum Peter Mahmud
Marzuki, 2008:141. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis dan sumber bahan
hukum primer dan sekunder. Tentunya sumber bahan hukum yang dimaksud berkaitan dan menunjang diperolehnya jawaban atas
permasalahan penelitian yang diketengahkan penulis.
5. Teknik Pengumpulan Data
Karena penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, maka dalam penggumpulan datanya dilakukan dengan studi kepustakaanstudi
commit to user 9
dokumen. Teknik ini merupakan cara pengumpulan data dengan membaca, mempelajari, mengkaji, dan menganalisis serta membuat catatan dari buku
literatur, peraturan perundang-undangan, dokumen dan hal-hal lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
6. Teknik Analisis Bahan Hukum
Teknik analisis bahan hukum yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah silogisme dan interpretasi. Silogisme adalah metode
argumentasi yang konklusinya diambil dari premis-presmis yang menyatakan permasalahan yang berlainan. Dalam mengambil konklusi
harus terdapat sandaran untuk berpijak. Sandaran Umum dihubungkan dengan permaslahan yang lebih khusus melalui term yang ada pada
keduanya Mundiri, 2005:100. Interpretasi atau penafsiran merupakan salah satu metode penemuan
hukum yang memberikan penjelasan yang gamblang mengenai teks undang-undang agar ruang lingkup kaedah dapat ditetapkan sehubungan
dengan peristiwa tertentu. Adapun berdasarkan dasar penemuan hukum oleh hakim terdapat beberapa jenis interpretasi, diantaranya: interpretasi
gramatikal yaitu penafsiran berdasarkan bahasa, Interpretasi teleologis atau sosiologis yaitu penafsiran berdasarkan tujuan kemasyarakatan, peraturan
perundang-undangan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang baru, penafsiran sistematis adalah dengan menafsirkan undang-undang sebagai
bagian dari keseluruhan sistem perundang-undangan dengan jalan menghubungnya dengan undang-undang lain. Interpretasi Historis yaitu
makna undang-undang dapat dijelaskan dan ditafsirkan dengan jalan menelusuri sejarah yang terjadi. Ada dua jenis interpretasi sejarah,
diantaranya penafsiran menurut sejarah undang-undang dan penafsiran menurut sejarah hukum. Berikutnya ada penafsiran komparatif yaitu
interpretasi yang
hendak memperoleh
penjelasan dengan
jalan memperbandingkan hukum, Interpretasi futuristik merupakan metode
penafsiran yang bersifat antisipatif yaitu hendak memperoleh penjelasan dari ketentuan perundang-undangan dengan berpedoman pada undang-
commit to user 10
undang yang belum mempunyai kekuatan hukum. Beberapa jenis metode interpretasi pada kenyataannya sering digunakan bersama-sama atau
campur aduk. Dapat dikatakan bahwa dalam setiap interpretasi atau penjelasan undang-undang mencakup berbagai jenis penafsiran Sudikno
Mertokusumo, 2003: 170-173.
F. Sistematika Penulisan Hukum