Penguatan dan pemantauan pelaksanaan Rencana Kerja Pemberantasan Mafia

commit to user 51 liar illegal mining , dan perkara lain yang secara langsung menyentuh rasa keadilan masyarakat. c. Kajian dan Riset Melakukan kajian dan riset dalam rangka memperbaiki sistem di lembaga penegak hukum dan pengadilan yang selama ini memnugkinkan praktik mafia hukum. Perbaikan sistem difokuskan dalam rangka membangun keterbukaan informasi, pengawasan internal dan eksternal serta sistem pendisiplinan yang efektif, peningkatan akuntabilitas serta checks and balance dalam sistem penanganan perkara, melahirkan agen-agen pperubahan pada lembaga penegak hukum dan pengadilan serta penguatan peraturan perundang-undangan yang mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan mafia hukum. d. Komunikasi dan Informasi Melakukan kegiatan-kegiatan untuk menginformasikan hasil kerja serta kegiatan-kegiatan lain untuk mendorong upaya pemberantasan mafia hukum. http:www.satgas- pmh.go.idsatgaspmhdev?q=node19 [14 November 2010 pukul 01.45] Delapan Program Kerja utama Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum yang sesuai dengan rapat kerja Satgas pemberantasan mafia hukum sebagai berikut: Tabel 1: Delapan Program Kerja NO RENCANA AKSI INSTANSI TERKAIT INDIKATOR KEBERHASILAN

1. Penguatan dan pemantauan pelaksanaan Rencana Kerja Pemberantasan Mafia

Hukum Kepolisian, Kejaksaaan, Pengadilan, Pemasyarakatan, Komisi Kepolisian Nasional Kompolnas, Komisi Kejaksaan KKRI, dan Komisi Yudisial KY yang komperhensif dan mampu menjawab permasalahan yang ada 1.1. Pengkompilasian, analisis dan up dating rencana kerja pemberantasan mafia hukum Adanya hasil kompilasi Rencana Kerja PMH masing-masing lembaga penegak hukum serta commit to user 52 yang telah dibuat oleh Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, Pemasyarakatan, Komisi Kejaksaan Republik Indonesia KKRI, Komisi Kepolisian Nasional Kompolnas dan Komisi Yudisial KY. pengawas external yang sudah dimutakhirkan dan analisis dan berisikan kegiatan-kegiatan sebagaimana disampaikan. 1.2. Pembahasan bersama untuk menetapkan rencana kerja pemberantasan mafia hukum pada masing-masing institusi secara definitif. Mahkamah Agung MA, Kepolisian Republik Indonesia Polri, Kejaksaan Agung Kejakgung, Pemasyarakatan, Komisi Yudisial KY, Komisi Kejaksaan Republik Indonesia KKRI dan Komisi Kepolisian Nasional Kompolnas Disepakatinya rencana kerja pemberantasan PMH yang lebih komprehensif dan mampu menjawab akar permasalahan mafia hukum masing-masing lembaga, yang berisikan setidaknya rencana: a. Pennyempurnaan sistem dan metode pengawasan internal dan exsternal; b. Perbaikan sistem pendisiplinanpenjatuhan sanksi aparat penegak hukum; c. Penyempurnaan kode etik melalui analisis terhadap kode etik yang ada saat ini; d. Revisi Standar Prosedur Operasional SPO penanganan perkara serta SPO terkait bagi pemasyarakatan; e. Perbaikan substansi dalam formulir-formulir pencatatan dan pelaporan penanganan perkara commit to user 53 Misalnya substansi dalam formulir register perkara di pengadilan, formulir laporan polisi, dan sebagainya untuk memudahkan pemantauan perilaku dan kinerja aparat penegak hukum; f. Penguatan Kompolnas, KKRI dan KY serta lembaga pengawasan eksternal pada pemasyarakatan melalui penyusunan diagnostic assesment terhadap aturan yang ada saa ini serta pengusulan Undang-undang dan atau peraturan lain; g. Transparansi di msaing- masing institusi penegak hukum dan lembaga pengawas external; h. Pembuatan kebijakan yang memastikan pemenuhan kewajiban pelaporan kekayaan oleh pejabat kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan pemasyarakatan yang memenuhi Undang- undang; i. Khusus rencana MA: Pembuatan kebijakan oleh MA untuk mengizinkan para pihak commit to user 54 yang berperkara agar dapat merekam proses persidangan untuk memudahkan pembuktian dalam melaporkan dugaan pelanggaran etikhukum. 1.3. Public Launching : Rencana kerja pemberantasan mafia hukum oleh Mahkamah Agung, Kepolisian Republik Indonesia, Kejaksaan Agung, lembaga Pemasyarakatan, Komisi Yudisial, KKRI dan kompolnas. Mahkamah Agung MA, Kepolisian Republik Indonesia Polri, Kejaksaan Agung Kejakgung, Pemasyarakatan, Komisi Yudisial KY, Komisi Kejaksaan Republik Indonesia KKRI dan Komisi Kepolisian Nasional Kompolnas Terselenggaranya public launching rencana kerja pemberantasan mafia hukum. 1.4. Koordinasi, monitoring dan evaluasi KORMONEV bersama secara rutin pelaksanaan rencana kerja pemberantasan mafia hukum pada masing-masing institusi yang berisikan kegiatan-kegiatan diatas. Selain itu Satgas PMH dengan persetujuan dari masing-masing lembaga akan secara aktif ikut serta dalam pelaksanaan Mahkamah Agung MA, Kepolisian Republik Indonesia Polri, Kejaksaan Agung Kejakgung, Pemasyarakatan, Komisi Yudisial KY, Komisi Kejaksaan Republik Indonesia KKRI dan Komisi Kepolisian Umum: a. Diselenggarakannya rapat KORMONEV dengan seluruh institusi rutin setidaknya setiap 2 bulan sekali serta KORMONEV terpisah dengan masing-masing institusi sesuai dengan kebutuhan. b. Dilaksanakannya rencana kerja oleh masing-masing institusi sesuai indikator keberhasilan dan tenggat commit to user 55 pemerantasan mafia hukum. Nasional Kompolnas waktu yang ditetapkan. Khusus: Dari pelaksanaan masing-masing kegiatan diatas diharapkan tercapai hal-hal berikut: a. Ditetapkannya peraturan internal tentang penyempurnaan sistem dan metode pengawasan internal dan exsternal oleh masing- masing institusi. b. Ditetapkannya sistem pendisiplinan yang: · Menjamin pelaku diberi sanksi sesuai dengan tindakannya misalnya dengan memasukkan jenis-jenis sanksi ke setiap butir kode etik; · Proses penjatuhan sanksi berat secara terbuka dan melibatkan pihak eksternal; · Memungkinkan pengumuman nama aparat yang bersalah melakukan pelanggaran sedang dan berat; c. Ditetapkannya kode etik yang baru apabila dibutuhkan berdasarkan hasil analisis terhadap kode etik yang saat ini berlaku sehingga memuat, antara lain: · Secara rinci perilaku yang dilarang dan diperbolehkan untuk commit to user 56 dilakukan oleh aparat penegak hukum; serta · Ancaman hukum bagi pelanggarannya. d. Direvisinya SPO penanganan perkara oleh masing-masing institusi penegak hukum dan keadilan serta pemasyarakatan sehingga memuat, antara lain: · Batas waktu pelayanan tiap tahap perkara; · Biaya resmi pelayanan; · Diskresi dan yang kecil dan checks and balance dalam pelaksanaan tugas dan wewenang; · Keterbukaan dan Informasi dan akuntabilitas butir penting SPO diumumkan, pencari keadilan dapat akses informasi penting, dsb; · Serta diterbitkannya SPO terkait lagi pemasyarakatan yang antara lain memuat indiaktor yang lebih obyektif untuk menentukan terpidana yang berhak mendapatkan remisi, bebas bersyarat, dsb. e. Ditetapkannya formulir- formulir pencatatan dan pelaporan penanganan commit to user 57 perkara yang memuat informasi tambahan selain yang sudah ada saat ini, antara lain memuat; · Nilai perkara nilai uang, derajat kesalahan dalam pidana, dsb: · Identitas advokad yang menangani perkara; · Dan sebagainya perlu diperiksa kebutuhan penambahan informasi untuk masing-masing institusi. f. Adanya rancangan peraturan perundang-undangan oleh masing-masing lembaga pengawas external yang dapat memastikan lembaga pengawas eksternal pada kepolisian, kejaksaan, pegadilan dan pemasyarakatan memiliki kedudukan dan fungsi jelas, tugsa dan wewenang yang memadai serta didukung mekanisme kerja yang baik berdasarkan diagnostic assesment atas benchmark pengawasan eksternal yang ideal yang dibuat oleh satgas pemberantasan mafia hukum dan diajukan kepada Depkumham dan Presiden. g. Adanya peraturan Internal yang menjamin transparansi dan akses informasi di commit to user 58 institusi penegak hukum dan keadilan serta PAS. h. Adanya peraturan MA yang mengizinkan para pihak untuk merekam persidangan yang terbuka untuk umum sehingga mendorong meningkatnya kualitas laporan masyarakat yang masuk atas kejanggalan dalam proses persidangan di Pengadilan;

2. Pengelolaan Pengaduan Masyarakat