Rancangan bangun sistem informasi pembiayaan Mudharabah untuk pemberian modal bagi usaha kecil menengah : studi kasus koperasi jasa keuangan syariah ei mubarok

(1)

i

Skripsi

Oleh : Eka Purnamasari NIM : 106093003077

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ii

(Studi Kasus : Koperasi Jasa Keuangan Syariah El Mubarok)

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Oleh : Eka Purnamasari NIM : 106093003077

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

JAKARTA 2011 M / 1432 H


(3)

iii

BAGI USAHA KECIL MENENGAH

(STUDI KASUS: KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH EL MUBAROK)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh : Eka Purnamasari

106093003077 Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Nur Aeni Hidayah, MMSI. Ditdit Nugeraha Utama, MM, M.Com. NIP. 19750818 200501 2 008 NIP. 19741129 200801 1 006

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi

Nur Aeni Hidayah, MMSI. NIP. 19750818 200501 2 008


(4)

iv

Keuangan Syariah El Mubarok)” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi pada hari selasa 22 Februari 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada program studi Sistem Informasi.

Jakarta, Maret 2011 Tim Penguji,

Penguji I Penguji II

Nia Kumaladewi, MMSI. Zainul Arham, M.Si.

NIP . 19750412 200710 2 002 NIP . 19750412 200710 1 002

Pembimbing I Pembimbing II

Nur Aeni Hidayah, MMSI. Ditdit Nugeraha Utama, MM, M.Com. NIP . 19750818 200501 2 008 NIP. 19741129 200801 1 006

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Ketua Prodi Sistem Informasi

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis. Nur Aeni Hidayah, MMSI. NIP . 19680117 200112 1 001 NIP . 19750818 200501 2 008


(5)

v

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI MANAPUN.

Jakarta, Maret 2011


(6)

vi HIDAYAH dan DITDIT N. UTAMA.

KJKS El Mubarok merupakan salah satu lembaga keuangan syariah dengan kegiatan operasionalnya yang dijalankan berdasarkan prinsip syariah. Salah satu bentuk kegiatan penyaluran dananya ialah pembiayaan mudharabah yang memberikan bantuan kepada anggota yang memiliki usaha kecil dan menengah untuk modal usaha. Sistem operasional yang digunakan saat ini di KJKS El Mubarok masih menggunakan sistem manual, sedangkan anggota yang ingin mengajukan pembiayaan mulai bertambah. Semakin banyaknya data yang menumpuk sehingga sulit untuk pencarian data secara cepat, serta penghitungan angsuran yang masih manual menjadi alasan untuk pembangunan sistem informasi pembiayaan mudharabah yang diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan tersebut. Dalam perancangan Sistem Informasi Pembiayaan Mudharabah digunakan Metode Object Oriented Analysis and Design (OOAD) dengan pendekatan metode Booch dengan toolnya menggunakan Unifield Modeling Language (UML), diagram yang digunakan ialah usecase diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram, state diagram, collaboration diagram, deployment diagram. Dari penelitian ini menghasilkan sebuah rancang bangun sistem informasi pembiayaan mudharabah yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja KJKS dengan menggunakan sistem yang terkomputerisasi.

Kata Kunci : KJKS El Mubarok, Sistem Informasi Pembiayaan Mudharabah, Object Oriented Analysis and Design (OOAD), Unified Modelling Language (UML).

VII Bab + 221 Halaman + xxiii Halaman + 1 Simbol + 113 Gambar + 34 Tabel + Pustaka + V Lampiran


(7)

vii

memberikan segala nikmat rahmat, taufik serta dan hidayah-Nya sehingga penelitian skripsi ini yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Pembiayaan Mudharabah untuk Pemberian Modal bagi Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus: Koperasi Jasa Keuangan Syariah EL Mubarok)” dapat terselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung terselesaikannya skripsi ini. Karena tanpa dukungan dari mereka, peneliti tidak akan mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, perkenankanlah pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syopiansah Jaya Putra, M.Sis. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI. selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus dosen pembimbing I yang telah membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Zainul Arham, M.Si selakuSekretaris Program Studi Sistem Informasi. 4. Bapak Ditdit N. Utama, MM, M.Com selaku dosen pembimbing II yang telah

banyak memberikan ilmunya serta membimbing peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.


(8)

viii penyelesaian skripsi ini.

6. Orang tua saya Ayah dan Ibu serta adik-adik saya Ayu, Putra dan Shafa yang telah memberikan doa, motivasi dan dukungan yang tak ternilai harganya. 7. Untuk sahabat-sahabat saya Desi, Heni, Hilda, Yunda dan teman-teman

angkatan 2006 khususnya kelas SIB yang telah memberikan dukungannya dan bersama-sama berjuang dalam menyelesaikan skripsi.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, sehingga saran dan kritik yang berguna dan bersifat membangun dari pembaca untuk lebih menyempurnakan skripsi ini akan sangat peneliti hargai. Peneliti berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Maret 2011


(9)

ix

HALAMAN JUDUL ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR SIMBOL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xxii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Batasan Masalah ... 6

1.4 Ruang Lingkup ... 6

1.5 Tujuan ... 7

1.6 Manfaat ... 7

1.7 Metode Penelitian ... 7


(10)

x

2.2.1 Definisi Sistem... 10

2.2.2 Karakteristik Sistem ... 12

2.2.3 Klasifikasi Sistem ... 14

2.3 Konsep Dasar Informasi ... 15

2.3.1 Definisi Informasi ... 15

2.3.2 Siklus Informasi ... 15

2.3.3 Kualitas Informasi ... 16

2.3.4 Nilai Informasi ... 17

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 17

2.4.1 Definisi Sistem Informasi ... 17

2.4.2 Komponen Sistem Informasi ... 18

2.5 Konsep Dasar Pembiayaan... 19

2.5.1 Definisi Pembiayaan ... 19

2.5.2 Prinsip-Prinsip Pembiayaan... 20

2.5.3 Skema Pembiayaan ... 20

2.6 OOAD (Object Oriented Analisys and Design) ... 29

2.6.1 Definisi OOAD ... 29

2.6.2 Konsep Dasar dalam OOAD ... 30

2.6.2.1 Objek ... 30


(11)

xi

2.7.2.1 Diagram Struktur ... 38

2.7.2.2 Diagram Perilaku ... 39

2.8 Modal ... 41

2.9 UKM (Usaha Kecil Menengah) ... 42

2.10 PHP ... 44

2.11 MySQL ... 44

2.12 Web Browser ... 45

2.13 Intranet ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

3.1 Metode Pengumpulan Data ... 47

3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 49

3.3 Kerangka Berfikir ... 52

BAB IV INCEPTION ... 53

4.1 Profil KJKS El Mubarok ... 53

4.1.1 Latar Belakang KJKS El Mubarok ... 53

4.1.2 Visi dan Misi KJKS Al Mubarok ... 53

4.1.3 Struktur Organisasi ... 54


(12)

xii

BAB V ELABORATION ... 72

5.1 Analysis and Design Model... 72

5.1.1 Menentukan Diagram Use Case Sistem Informasi Pembiayaan Mudharabah ... 72

5.1.2 ActivityDiagram ... 80

5.1.3 ClassDiagram ... 92

5.1.4 Sequence Diagram ...101

5.1.5 StateDiagram ...110

5.1.6 Collaboration Diagram ...132

5.1.7 User Interface ...140

BAB VI CONSTRUCTION AND TRANSITION ...182

6.1 Construction ...182

6.1.1 Logical View ...182

6.1.2 Implementation ...183

6.1.3 Test ...183

6.2 Transition ...187

6.2.1Mendefinisikan Arsitektur Jaringan...187


(13)

xiii

DAFTAR PUSTAKA ...192

LAMPIRAN I WAWANCARA...196

LAMPIRAN II STANDARISASI...201

LAMPIRAN III CODING ...209

LAMPIRAN IV USER INTERFACE ...215


(14)

xiv 1 Use Case Diagram

Actor

Use Case Participant

2 Class Diagram

Class

Datatype

Interface Generalization

3 Sequence Diagram

Participant

Simpel Message Synchronous Asynchronous

4 Activity Diagram Titik Awal

Titik Akhir Activity Pilihan untuk mengambil keputusan Fork


(15)

xv

Tanda Penerimaan

5 Component Diagram

Component

Interface 6 Deployment Diagram Node1

Node

Comunicates

7 State Diagram Initial State

State1 State

Transition

Fork Decision Final State Sumber: Munawar, 2005


(16)

xvi

Gambar 2.2 Skema Mudharabah ... 25

Gambar 2.3 Aktivitas OOAD ... 33

Gambar 2.4 Proses Makro ... 35

Gambar 2.5 Proses Mikro ... 35

Gambar 2.6 Aktifitas Proses Mikro ... 37

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian ... 52

Gambar 4.1 Struktur Organisasi KJKS El Mubarok... 54

Gambar 4.2 Rich Picture Sistem yang sedang berjalan ... 62

Gambar 4.3 Batasan Sistem Informasi Pembiayaan Mudharabah ... 70

Gambar 5.1 Use CaseDiagram ... 73

Gambar 5.2 Activity Diagram untuk Use Case “Login” ... 80

Gambar 5.3 Activity Diagram untuk Use Case “Manajemen Anggota”... 81

Gambar 5.4 Activity Diagram untuk Use Case “Manajemen Tabungan” ... 83

Gambar 5.5 Activity Diagram untuk Use Case “Manajemen Pengajuan Pembiayaan” ... 84

Gambar 5.6 Activity Diagram untuk Use Case “Konfirmasi Pembiayaan”... 86

Gambar 5.7 Activity Diagram untuk Use Case “Realisasi Pembiayaan” ... 87

Gambar 5.8 Activity Diagram untuk Use Case “Transaksi Angsuran” ... 89

Gambar 5.9 Activity Diagram untuk Use Case “Manajemen User” ... 90


(17)

xvii

Gambar 5.14 Sequence Diagram untuk Use Case “Manajemen Anggota” ...102

Gambar 5.15 Sequence Diagram untuk Use Case “Manajemen Tabungan” ...103

Gambar 5.16 Sequence Diagram untuk Use Case “Manajemen Pengajuan Pembiayaan”...104

Gambar 5.17 Sequence Diagram untuk Use Case “Konfirmasi Pembiayaan” ...105

Gambar 5.18 Sequence Diagram untuk Use Case “Realisasi Pembiayaan”...106

Gambar 5.19 Sequence Diagram untuk Use Case “Transaksi Angsuran” ...107

Gambar 5.20 Sequence Diagram untuk Use Case “Manajemen User”...108

Gambar 5.21 Sequence Diagram untuk Use Case “Manajemen Modul” ...109

Gambar 5.22 Sequence Diagram untuk Use Case “Log Out”...110

Gambar 5.23 State Diagram untuk Use Case “Login” ...111

Gambar 5.24 State Diagram untuk Use Case “Manajemen Anggota” ...113

Gambar 5.25 State Diagram untuk Use Case “Manajemen Tabungan” ...115

Gambar 5.26 State Diagram untuk Use Case “Manajemen Pengajuan Pembiayaan” ...118

Gambar 5.27 State Diagram untuk Use Case “Konfirmasi Pembiayaan” ...120

Gambar 5.28 State Diagram untuk Use Case “Realisasi Pembiayaan” ...122

Gambar 5.29 State Diagram untuk Use Case “Transaksi Angsuran” ...125

Gambar 5.30 State Diagram untuk Use Case “Manajemen User” ...127


(18)

xviii

Gambar 5.35 Colaboration Diagram “Login” ...133

Gambar 5.36 Colaboration Diagram “Manajemen Anggota” ...133

Gambar 5.37 Colaboration Diagram “Manajemen Tabungan” ...134

Gambar 5.38 Colaboration Diagram “Manajemen Pengajuan Pembiayaan” ...135

Gambar 5.39 Colaboration Diagram “Konfirmasi Pembiayaan” ...136

Gambar 5.40 Colaboration Diagram “Realisasi Pembiayaan”...136

Gambar 5.41 Colaboration Diagram “Transaksi Angsuran” ...137

Gambar 5.42 Colaboration Diagram “Manajemen User” ...138

Gambar 5.43 Colaboration Diagram “Manajemen Modul” ...139

Gambar 5.44 Colaboration Diagram “Logout” ...139

Gambar 5.45 Tampilan halaman utama Sistem Informasi Pembiayaan Mudharabah (Home) ...140

Gambar 5.46 Tampilan Menu Profil ...141

Gambar 5.47 Tampilan Menu Produk ...141

Gambar 5.48 Tampilan Menu Persyaratan Pembiayaan ...142

Gambar 5.49 Tampilan Login...143

Gambar 5.50 Tampilan Halaman Utama CS ...144

Gambar 5.51 Tampilan Menu Anggota ...145

Gambar 5.52 Tampilan Form Tambah Anggota ...146


(19)

xix

Gambar 5.57 Tampilan Form Tambah Tabungan ...149

Gambar 5.58 Tampilan Edit Tabungan ...150

Gambar 5.59 Tampilan Detail Tabungan ...150

Gambar 5.60 Tampilan Cetak Seluruh Daftar Tabungan ...151

Gambar 5.61 Tampilan Cetak Buku Tabungan ...151

Gambar 5.62 Tampilan Menu Pembiayaan ...152

Gambar 5.63 Tampilan Form Tambah Pengajuan Pembiayaan ...153

Gambar 5.64 Tampilan Edit Pembiayaan ...154

Gambar 5.65 Tampilan Detail Pembiayaan ...155

Gambar 5.66 Tampilan Cetak Daftar Pengajuan Pembiayaan ...155

Gambar 5.67 Tampilan Halaman Utama Teller ...156

Gambar 5.68 Tampilan Menu Realisasi Pembiayaan ...157

Gambar 5.69 Tampilan Realisasi Ajuan Pembiayaan...158

Gambar 5.70 Tampilan Form Tambah Realisasi ...159

Gambar 5.71 Tampilan Cetak Perjanjian Realisasi ...159

Gambar 5.72 Tampilan Detail Realisasi ...160

Gambar 5.73 Tampilan Cetak Seluruh Daftar Realisasi ...160

Gambar 5.74 Tampilan Kartu Angsuran ...161

Gambar 5.75 Tampilan Menu Angsuran ...162


(20)

xx

Gambar 5.80 Tampilan Detail Angsuran ...165

Gambar 5.81 Tampilan Cetak Seluruh Daftar Angsuran ...165

Gambar 5.82 Tampilan Halaman Utama Admin ...166

Gambar 5.83 Tampilan Manajemen Profil ...167

Gambar 5.84 Tampilan Manajemen Produk ...168

Gambar 5.85 Tampilan Manajemen Persyaratan Pembiayaan ...169

Gambar 5.86 Tampilan Manajemen User ...170

Gambar 5.87 Tampilan Form Tambah User ...171

Gambar 5.88 Tampilan EditUser ...172

Gambar 5.89 Tampilan Daftar Anggota ...173

Gambar 5.90 Tampilan Detail Anggota ...174

Gambar 5.91 Tampilan Cetak Daftar Anggota...174

Gambar 5.92 Tampilan Daftar Tabungan ...175

Gambar 5.93 Tampilan Detail Tabungan ...176

Gambar 5.94 Tampilan Cetak Daftar Tabungan ...176

Gambar 5.95 Tampilan Daftar Ajuan Pembiayaan...177

Gambar 5.96 Tampilan Edit Ajuan Pembiayaan Untuk Konfirmasi ...178

Gambar 5.97 Tampilan Detail Ajuan Pembiayaan yang disetujui ...179

Gambar 5.98 Tampilan Cetak Daftar Pengajuan Pembiayaan yang telah dikonfirmasi ...179


(21)

xxi

Gambar 6.1 Logical View Sistem Informasi Pembiayaan Mudharabah ...182 Gambar 6.2 Arsitektur Jaringan Sistem Informasi Pembiayaan Mudharabah ...187 Gambar 6.3 Deployment Diagram Sistem Informasi Pembiayaan Mudhabarah...189


(22)

xxii

Tabel 3.1 Standarisasi Pembiayaan Mudharabah ... 47 Tabel 4.1 Spesifikasi Aktor dan Use Case pada Sistem Informasi Pembiayaan

Mudharabah ... 71 Tabel 5.1 Spesifikasi Naratif untuk Use CaseLogin” ... 73 Tabel 5.2 Spesifikasi Naratif untuk Use Case “Manajemen Anggota” ... 74 Tabel 5.3 Spesifikasi Naratif untuk Use Case “Manajemen Tabungan” ... 75 Tabel 5.4 Spesifikasi Naratif untuk Use Case “Manajemen Pengajuan Pembiayaan” ... 76 Tabel 5.5 Spesifikasi Naratif untuk Use Case “Konfirmasi Pembiayaan” ... 76 Tabel 5.6 Spesifikasi Naratif untuk Use Case “Realisasi Pembiayaan” ... 77 Tabel 5.7 Spesifikasi Naratif untuk Use Case “Transaksi Angsuran” ... 78 Tabel 5.8 Spesifikasi Naratif untuk Use Case “Manajemen User” ... 78 Tabel 5.9 Spesifikasi Naratif untuk Use Case “Manajemen Modul” ... 79 Tabel 5.10 Spesifikasi Naratif untuk Use CaseLogout”... 79 Tabel 5.11 Spesifikasi database user... 96 Tabel 5.12 Spesifikasi database anggota ... 97 Tabel 5.13 Spesifikasi database tabungan ... 97 Tabel 5.14 Spesifikasi database pembiayaan... 98 Tabel 5.15 Spesifikasi database realisasi... 99 Tabel 5.16 Spesifikasi database angsuran ... 99


(23)

xxiii

Tabel 5.20 Keterangan State Diagram untuk Use Case “Manajemen Anggota” ...113 Tabel 5.21 Keterangan State Diagram untuk Use Case “Manajemen Tabungan” ...116 Tabel 5.22 Keterangan State Diagram untuk Use Case “Manajemen Pengajuan

Pembiayaan” ...118 Tabel 5.23 Keterangan State Diagram untuk Use Case “Konfirmasi Pembiayaan ...121 Tabel 5.24 Keterangan State Diagram untuk Use Case “Realisasi Pembiayaan” ...123 Tabel 5.25 Keterangan State Diagram untuk Use Case “Transaksi Angsuran” ...125 Tabel 5.26 Keterangan State Diagram untuk Use Case “Manajemen User” ...127 Tabel 5.27 Keterangan State Diagram untuk Use Case “Manajemen Modul”...130 Tabel 5.28 Keterangan State Diagram untuk Use CaseLogout” ...131 Tabel 5.29 Keterangan State Diagram untuk Class “Pembiayaan” ...131 Tabel 5.30 Keterangan State Diagram untuk Class “Angsuran” ...132 Tabel 6.1 Black Box Testing ...183


(24)

1 1.1 Latar Belakang

Penelitian mengenai pembiayaan telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak, untuk pembiayaan konvensional di antaranya adalah penelitian mengenai pembiayaan sistem kredit yang diberikan bagi usaha tani pada tingkat pedesaan (Supriatna, 2009), efekivitas pembiayaan KPR di Semarang (Kusumaningsih & Tyas, 2008) atau penelitian mengenai pembiayaan yang terdapat di beberapa koperasi tingkat kabupaten/kota di 20 propinsi di Indonesia (DBPPWI-UI, 2004), penelitian lainnya mengenai peranan sebuah sistem informasi kredit dalam menunjang pemberian kredit usaha yang dilakukan di PT. BRI (Persero) Cabang Banjar Unit Banjar (Suherman & Christiana, 2008). Selain itu, untuk penelitian di bidang pembiayaan syariah juga telah banyak dilakukan, di antaranya adalah mengenai pembiayaan KPR rumah yang terdapat di Perbankan Syariah (Haris, 2007), penelitian terhadap pembiayaan dengan menggunakan skema bagi hasil di Perbankan Syariah (Iljas, 2004) atau penelitian yang berfokus pada Akta Perjanjian Pembiayaan di Koperasi UIN Malang (Jundiani, 2006).

Untuk penelitian bertaraf internasional juga telah banyak dilakukan, di antaranya adalah penelitian mengenai akuntansi ijarah pada pembiayaan syariah dengan akad sewa yang berada di sebuah lembaga keuangan di Malaysia (Aniza et al. 2003) atau penelitian yang dilakukan mengenai pembiayaan syariah dengan akad Bai Bithaman Ajil (Rosly et al. 2000), di Nigeria dilakukan penelitian


(25)

mengenai sistem kredit yang diberikan untuk wanita miskin agar mereka dapat memenuhi kebutuhan keluarganya (Okonjo, 1979), atau kredit yang diberikan untuk American Medical Association (AMA) and the American Academy of Family Physicians (AAFP) di Amerika (Davis & Willis, 2004), sedangkan di Afrika Selatan terdapat penelitian mengenai pembiayaan kredit yang diberikan untuk pemberantasan kemiskinan dengan membiayai pelayanan kesehatan (Bond, 2007), di Islamic Microfinance Institutions pun terdapat penelitian mengenai pembiayaan yang diberikan untuk usaha mikro (Habib, 2003), terdapat juga penelitian tentang akuntansi yang digunakan untuk mengecek pembiayaan murabahah pada Bank Islam (El-Galfy, 2007), penelitian selanjutnya mengenai pembiayaan yang diberikan untuk membangun service market di China (Sun et al. 2007). Pembiayaan di Amerika Latin juga digunakan untuk merubah investasi (Madrigal et al. 2006) atau penelitian di China yang pembiayaannya diberikan untuk perusahaan kecil dan menengah (Liu, 2008). Ada pula penelitian mengenai hubungan antara keuntungan perusahaan dengan pembiayaan yang dipilih pada perusahaan di China (Cai et al. 2009), penelitian lainnya mengenai analisis dari inovasi bisnis pembiayaan yang ada di China (Gengzhong & Xiao, 2006). Selain itu, penelitian yang masih dilakukan di China ialah mengenai pembiayaan yang membangun efisiensi pembangunan pasar (Jin-ying et al. 2009), penelitian lainnya ialah sistem informasi perancangan evaluasi kredit yang ada pada perusahaan modern di China (Li-Hui et al. 2009). Dari penelitian-penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa pembiayaan pada lembaga konvensional hanya memiliki transaksi dengan jenis pemberian kredit usaha saja, dibandingkan


(26)

dengan lembaga pembiayaan syariah yang menyebut transaksinya dengan sebutan akad dan akad tersebut memiliki beberapa jenis transaksi sesuai dengan jenis usaha.

Berbeda dengan pembiayaan konvensional yang merupakan pembiayaan dengan menggunakan sistem bunga, pembiayaan dengan sistem syariah merupakan sistem pembiayaan dengan menggunakan sistem bagi hasil (Mujib, 2009). Namun, jika melihat penelitian mengenai sistem informasi pembiayaan syariah, yang merupakan perpaduan penelitian di bidang ilmu komputer dan akuntansi syariah, sampai saat ini belum dikaji lebih jauh karena untuk jurusan sistem informasi bisnis syariah itu sendiri baru pertama kali berada di UIN Syarif Hidayatullah. Dari dua kajian teori sistem informasi dengan pembiayaan syariah, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi pembiayaan mudharabah merupakan sekumpulan elemen-elemen yang saling terkait untuk mencapai suatu tujuan yang sama dalam melakukan proses transaksi pembiayaan yang merupakan kerjasama antara dua pihak, yaitu koperasi syariah sebagai pemberi dana kepada anggota menggunakan prinsip bagi hasil.

Penelitian mengenai sistem informasi pembiayaan syariah di sebuah koperasi syariah pun saat ini masih belum dilakukan, dikarenakan banyak penelitiannya hanya terfokus pada pembiayaan secara umum. Koperasi syariah merupakan sebuah konversi dari koperasi konvensional melalui pendekatan yang sesuai dengan syariat Islam dan peneladanan ekonomi yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. Koperasi konvensional sendiri memiliki basis kegiatan ekonomi rakyat dengan prinsip yaitu “dari anggota oleh anggota untuk anggota”.


(27)

Maka perbedaan koperasi konvensional dengan koperasi syariah pun hanya terletak pada operasionalnya saja, koperasi syariah mengharamkan bunga dan menggunakan prinsip-prinsip syariah Islam di dalam menjalankan kegiatannya sehari-hari (Buchori, 2009). Berbeda dengan koperasi konvensional yang menggunakan sistem bunga, perlu diketahui dalam ajaran Islam riba itu diharamkan, seperti yang terdapat dalam surat berikut:

                          

“Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih” (QS An Nisa, 161).

Koperasi Jasa Keuangan Syariah El Mubarok ini memiliki berbagai jenis produk yang diberikan kepada para anggotanya. Salah satu produknya ialah pembiayaan dengan skema bagi hasil yaitu dengan akad mudharabah yang diberikan untuk mudhorib atau anggotanya yang memiliki usaha kecil dan menengah (UKM). KJKS El Mubarok ini kadang sulit untuk mendata anggotanya yang terus bertambah. Permintaan anggota untuk mengajukan pembiayaan pun juga akan semakin bertambah. Sistem yang ada saat ini masih manual meskipun telah menggunakan komputer tetapi hanya menggunakan Microsft word dan exel, dari sistem tersebut terdapat beberapa permasalahan yang sering ditemui dalam proses pencatatan dan pelaporannya, mereka kesulitan dalam pencatatan data anggota, data pembiayaan, perhitungan angsuran pembiayaan dan waktu


(28)

pembayaran yang belum terotomatisasi serta pembayaran angsuran serta slip hasil transaksi yang masih belum terkomputerisasi sehingga mudhorib harus menunggu dengan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan pelayanannya.

Keadaan tersebut mendorong untuk dibuatnya rancangan sistem informasi pembiayaan mudharabah untuk mempermudah KJKS El Mubarok dalam melayani para anggotanya pada setiap pemberian modal. Hal ini pula yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian untuk disajikan dalam skripsi yang berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Pembiayaan Mudharabah untuk Pemberian Modal bagi Usaha Kecil Menengah (Studi kasus: Koperasi Jasa Keuangan Syariah El Mubarok).

1.2 Perumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang tersebut maka dirumuskanlah beberapa masalah yaitu:

1. Bagaimana merancang dan membuat suatu sistem informasi yang dapat mengatur data-data KJKS yang terus bertambah karena selama ini masih menggunakan sistem berkas?

2. Bagaimana membuat sistem informasi pembiayaan mudharabah yang dapat melakukan proses perhitungan transaksi realisasi pembiayaan dan pembayaran angsuran dalam menentukan pembagian jumlah pembayaran angsuran dengan sistem yang terkomputerisasi?


(29)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah sebelumnya batasan masalahnya ialah: 1. Merancang dan membangun sistem informasi pembiayaan mudharabah

pada KJKS El Mubarok berbasis web dengan menggunakan jaringan intranet.

2. Proses bisnis yang dilakukan pada sistem ini adalah proses pencatatan anggota koperasi, pencatatan rekening tabungan yang tidak meliputi transaksi setoran ataupun penarikan, pencatatan pengajuan pembiayaan, proses realisasi atau pencairan dana dan pembayaran angsuran.

3. Pada proses konfirmasi pengajuan pembiayaan, sistem ini tidak membahas cara penyeleksian pengajuan pembiayaan yang diajukan anggota untuk direalisasi.

4. Dalam merancang sistem informasi pembiayaan mudharabah ini menggunakan bahasa pemograman PHP dengan database MySQL.

1.4Ruang Lingkup

Penelitian ini dilakukan pada KJKS El Mubarok. Koperasi syariah ini menyediakan berbagai produk simpan pinjam salah satunya ialah pembiayaan mudharabah, dimulai dari permohonan pembiayaan hingga pembiayaan tersebut dapat dicairkan dan pembayaran angsuran yang dilakukan tiap bulan sesuai kesepakatan diawal. Penelitian ini mulai dilakukan pada tanggal 23 Mei 2010 sampai 21 Desember 2010.


(30)

1.5Tujuan

Tujuan penelitian yang dilakukan ada dua jenis, yaitu tujuan penelitian umum dan tujuan penelitian khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan sistem informasi pembiayaan mudarabah. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk menghasilkan:

1. Rancangan analisis sistem informasi mudharabah yang diajukan dengan proses bisnis yang lebih simple.

2. Rancangan database dari sistem informasi pembiayaan mudharabah. 3. Rancangan desain interface sistem informasi mudharabah yang userfriendly.

1.6 Manfaat

Manfaat yang terdapat pada penelitian ini ialah:

1. Memberikan gambaran umum mengenai pembiayaan yang ada di lembaga keuangan syariah khususnya tentang pembiayaan mudharabah.

2. Sebagai referensi untuk bahan penelitian selanjutnya di bidang sistem informasi bisnis syariah.

3. Memberikan informasi untuk menambah pengetahuan mengenai pembiayaan yang terdapat pada lembaga syariah serta sistem informasi pembiayaan yang diaplikasikan.

1.7 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini sebagai berikut: 1. Metode Pengumpulan Data


(31)

Dalam penulisan penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yaitu melalui studi lapangan (yang terdiri dari observasi dan wawancara) dan studi pustaka (Jogiyanto, 2008).

2. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan ialah metode OOAD (Object Oriented Analysis and Design). Tahap-tahap pada metode OOAD ini adalah sebagai berikut (Booch et al. 2007).

1) Inception 2) Elaboration 3) Construction 4) Transition

1.8 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari tujuh bab yang disusun sedemikian rupa dengan materi pembahasan yang saling berhubungan dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan secara kesuluruhan mengenai penulisan laporan. Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, manfaat dan tujuan penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori-teori yang berhubungan dengan sistem informasi pembiayaan mudharabah.


(32)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam penulisan laporan. Metode yang digunakan antara lain metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem. Pada metode pengumpulan data, digunakan metode studi lapangan (observasi, wawancara) dan studi pustaka. Sedangkan metode pengembangan sistem yang digunakan ialah metode pengembangan OOAD (Object Oriented Analysis And Design).

BAB IV INCEPTION

Bab ini menjelaskan mengenai profil koperasi syariah, analisa sistem berjalan, requirments sistem informasi pembiayaan mudharabah, defining the boundaries of the problem (batasan masalah), determining misision use case (tujuan use case).

BAB V ELABORATION

Bab ini menjelaskan mengenai tahapan analisis dan perancangan sistem informasi pembiayaan mudharabah yang akan digambarkan melalui beberapa diagram.

BAB VI CONSTRUCTION AND TRANSITION

Bab ini menjelaskan mengenai tahapan pembangunan dan pengujian serta penggambaran arsitektur sistem informasi pembiayaan mudharabah. BAB VII PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari uraian yang sudah diterangkan pada bab-bab sebelumnya, dan juga berisi saran-saran perbaikan.


(33)

10 2.1 Konsep Dasar Rancang Bangun

Perancangan atau rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisis dan sebuah sistem ke dalam bahasa pemograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem di implementasikan. Sedangkan pengertian pembangunan atau bangun sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian (Pressman, 2002).

Kata “Rancang” merupakan kata kerja dari “merancang” yakni mengatur segala sesuatu (sebelum bertindak, mengerjakan, atau melakukan sesuatu) atau merencanakan sedangkan perancangan merupakan kata benda yang memilki arti proses perbuatan merancang. Sedangkan “Rancang Bangun” dapat diartikan sebagai merancang atau mendesain suatu bangunan (Depdiknas, 2008).

2.2 Konsep Dasar Sistem 2.2.1 Definisi Sistem

Dalam mendifinisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang lebih menekankan pada prosedur dan elemennya. Prosedur didefinisikan sebagai suatu urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Penganut pendekatan elemen adalah


(34)

sistem sebagai bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Sedangkan ada definisi lain, sistem sebagai suatu komponen atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung, satu sama lain dan terpadu. Sebuah sistem mempunyai tujuan atau sasaran. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur didefinisikan bahwa sistem yaitu suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Ladjamudin, 2005).

Definisi lain mengenai sistem ialah serangkaian bagian yang saling terkait dan saling tergantung yang diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan keseluruhan yang menyatu (Robbins & Coulter, 2004). Selain itu sistem juga dapat dikatakan jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Adapun prosedur adalah suatu urut-urutan operasi tulis menulis dan biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi (Kristanto, 2003).

Maka dapat disimpulkan sistem adalah sebuah rangkaian elemen-elemen yang saling terkait di dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Di dalam sistem ini terdapat prosedur yang merupakan urutan langkah langkah di dalam suatu kegiatan.


(35)

2.2.2 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, keluaran, pengolah, dan sasaran atau tujuan, berikut penjelasannya (Ladjamudin, 2005):

1. Komponen Sistem.

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai karakteristik dari sistem yang menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batasan Sistem.

Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus dijaga dan dipelihara.


(36)

Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem.

Penghubung merupakan media yang menghubungkan antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini kemungkinan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lainnya melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem

Masukan sistem adalah energi (sumber daya) yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan dan masukan sinyal. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi (sumber daya) yang diproses untuk mendapatkan keluaran dari sistem.

6. Keluaran Sistem

Keluaran sistem adalah energi (sumber daya) yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain.

7. Pengolahan Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.


(37)

8. Sasaran Sistem

Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan.

2.2.3 Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, di antaranya adalah (Kristanto, 2003):

1. Sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak merupakan sistem yang tidak bisa dilihat secara mata biasa dan biasanya sistem ini berupa pemikiran atau ide-ide, sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang bisa dilihat secara mata biasa dan biasanya sering digunakan oleh manusia. 2. Sistem alamiah dan sistem buatan. Sistem alamiah merupakan sistem yang

terjadi karena pengaruh alam, sedangkan sistem buatan manusia merupakan sistem yang dirancang dan dibuat oleh manusia.

3. Sistem tertutup dan sistem terbuka. Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan bagian luar sistem dan biasanya tidak terpengaruh oleh kondisi di luar sistem, sedangkan sistem terbuka merupakan sistem yang berhubungan dengan bagian luar sistem.


(38)

2.3 Konsep Dasar Informasi 2.3.1 Definisi Informasi

Informasi merupakan salah satu sumber daya penting dalam suatu organisasi digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan (Kadir & Triwahyuni, 2005).

Menurut McFadden dkk mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut (Kadir, 2003). Sedangkan pengertian lain mengenai informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berati bagi yang menerimanya. Informasi merupakan pengetahuan dari hasil pengolahan data-data yang berhubungan menjadi sebuah kesimpulan (Mulyanto, 2009).

Maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan data-data yang telah diolah dan dapat berguna bagi pemakai. Data dengan informasi memang kadang sulit untuk dibedakan tetapi perbedaannya ialah informasi merupakan data yang hasilnya dapat menjadi sebuah data baru bagi user dan dapat bermanfaat bagi pemakai.

2.3.2 Siklus informasi

Sebuah data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses


(39)

Proses (M odel)

Dasar Data Input

(Data)

Data (Ditangkap)

Hasil T indakan

O utput (Inform ation)

Penerim a

Keputusan Tindakan

kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini oleh John Burch disebut dengan siklus informasi (information cycle) (Jogiyanto, 2005). Siklus informasi atau siklus pengolahan data adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Siklus Informasi (Jogiyanto, 2005) 2.3.3 Kualitas Informasi

Kualitas informasi menurut Burch dan Grudnitski ditentukan oleh oleh tiga faktor, yaitu (Kadir & Triwahyuni, 2005):

1. Relevansi (relevancy), berarti bahwa informasi benar-benar berguna bagi suatu tindakan keputusan yang dilakukan oleh seseorang.

2. Akurasi (accuracy), berarti bahwa sebuah informasi bebas dari kesalahan. 3. Tepat waktu (timeliness), berarti bahwa informasi datang pada saat


(40)

2.3.4 Nilai Informasi

Nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan untuk beberapa kegunaan, sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah yang tertentu dengan biaya untuk memperolehnya, karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan. Lebih lanjut sebagian besar informasi tidak dapat persis ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectineness atau cost benefit (Jogiyanto, 2005).

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.4.1 Definisi Sistem Informasi

Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai berikut (Kristanto, 2003): 1. Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari

komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.

2. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi.


(41)

3. Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Definisi lain tentang sistem informasi yaitu mencangkup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi) dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan (Kadir, 2003). Sistem informasi dalam pengertian lain merupakan suatu komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi, dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan (Mulyanto, 2009).

Maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi ialah serangkaian komponen-komponen (manusia, hardware, software, data, jaringan) yang saling terkait. Di dalam sistem informasi terdapat kegiatan input, proses dan output, untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

2.4.2 Komponen Sistem Informasi

Kita dapat mengilustrasikan 5 komponen dalam sistem informasi (O’Brien, 2006).Komponen sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Sumber daya manusia (pemakai akhir dan pakar SI). 2. Hardware (mesin dan media).

3. Software (program dan prosedur). 4. Data (dasar data dan pengetahuan)


(42)

5. Jaringan (media komunikasi dan dukungan jaringan)

2.5 Konsep Dasar Pembiayaan 2.5.1 Definisi Pembiayaan

Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan bank syariah kepada masyarakat yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh bank syariah dari masyarakat yang surplus dana (Muhamad, 2001).

Sedangkan pengertian pembiayaan menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998, pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2002). Selain itu pembiayaan dalam perbankan syariah menurut Al-Haran dapat dibagi menjadi tiga yaitu return bearing financing (bentuk pembiayaan yang secara komersial menguntungkan, ketika pemilik modal mau menanggung resiko kerugian dan nasabah juga memberikan keuntungan), return free financing (bentuk pembiayaan yang tidak untuk mencari keuntungan yang lebih ditunjukkan kepada orang yang membutuhkan sehingga tidak ada keuntungan yang dapat diberikan) dan charity financing (bentuk pembiayaan yang memang diberikan kepada orang miskin dan membutuhkan sehingga tidak ada klaim terhadap pokok dan keuntungan) (Ascarya, 2007).


(43)

Dapat disimpulkan pembiayaan ialah suatu bentuk penyaluran dana yang diberikan oleh suatu lembaga keuangan syariah kepada anggotanya dengan prinsip bagi hasil berdasarkan syariat Islam. Pembiayaan syariah berbeda dengan pembiayaan yang ada di lembaga keuangan konvensional dengan prinsip bunga dan itu termasuk riba.

2.5.2 Prinsip-Prinsip Pembiayaan

Agar sesuai dengan aturan dan norma Islam, lima unsur keagamaan yang ditekankan dalam banyak literatur, harus diterapkan dalam perilaku investasi, yaitu (Lewis & Algound, 2007):

1. Tidak ada transaksi keuangan berbasis bunga (riba). 2. Pengenalan pajak religious atau pemberian sedekah, zakat.

3. Pelarangan produksi barang dan jasa yang bertentangan dengan hukum Islam (haram).

4. Penghindaran aktivitas ekonomi yang melibatkan maysir (judi) dan gharar (transaksi yang tidak jelas).

5. Penyediaan takaful (asuransi Islam).

2.5.3 Skema Pembiayaan

Skema pembiayaan adalah suatu akad yang dipilih dengan berdasarkan objek pengguna dana KJKS oleh anggota koperasi syariah yang menggunakannya.


(44)

                          ...

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu” (QS An Nisa, 29).

Pada ayat tersebut menjelaskan bahwa skema yang diterapkan pada Koperasi Syariah senantiasa menjauhi kebatilan, perdagangan dan kerjasama sesama anggota dengan suka sama suka.

Jenis-jenis akad yang diterapkan pada skema pembiayaan dapat dibagi ke dalam beberapa kelompok, yaitu (Ascarya, 2007):

1. Skema bagi hasil a. Musyarakah

Musyarakah merupakan akad bagi hasil ketika dua atau lebih pengusaha pemilik dana/modal bekerja sama sebagai mitra usaha, membiayai investasi usaha baru atau yang sudah berjalan. Mitra usaha pemilik modal berhak ikut serta dalam manajemen perusahaan, tetapi itu tidak menjadi keharusan. Para pihak dapat membagi pekerjaan mengelola usaha sesuai kesepakatan dan mereka juga dapat meminta gaji / upah untuk tenaga dan keahlian yang mereka curahkan untuk usaha tersebut. Proporsi keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan bersama sedangkan kerugian


(45)

akan ditanggung bersama sesuai dengan proporsi penyertaan modal masing-masing pihak.

b. Mudharabah

1) Definisi Mudharabah

Definisi secara fikih Mudharabah disebut juga Muqaradhah yang berarti bepergian untuk urusan dagang. Secara muamalah berarti pemilik modal (shahibul maal) menyerahkan modalnya kepada pekerja/pedagang/pelaku usaha (mudharib) untuk diputar sebagai usaha, sedangkan keuntungan usaha itu dibagi menurut kesepakatan bersama. Definisi di koperasi syariah dari akad mudharabah adalah bentuk kerjasama antara koperasi syariah selaku pemilik dana (shahibul maal) dengan anggotanya yang bertindak sebagai pengelola usaha yang produktif dan halal (mudharib) (Buchori, 2009).

Pengertian lain mengenai mudharabah ialah bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih dimana pemilik modal (shahibul mal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian keuntungan. Bentuk ini menegaskan bentuk kerjasama dalam paduan kontribusi 100 % modal shahibul mal dan keahlian dari muharib (Amalia et al. 2007). Definisi lainnya menerangkan bahwa mudharabah dipahami sebagai kontrak antara paling sedikit dua pihak, yaitu pemilik modal (shahibul al-mal atau rabb al-mal) yang mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain, pengusaha


(46)

(mudharib), untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha (Lewis & Algound, 2007).

Dapat disimpulkan bahwa mudharabah ialah suatu perjanjian atau kontrak kerjasama antara dua pihak yaitu pihak yang memberikan dana (shahibul mal) kepada pihak yang mengelola dana (mudharib) dengan nisbah bagi hasil. Di dalam mudharabah modal seutuhnya disediakan oleh shahibul mal, sedangkan mudharib memberikan keahlian.

2) Dalil Syariah a. Dalil Al Quran

                                                                                                                                                      

“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu. Maka dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa


(47)

akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah. Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasannya) di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS Al Muzzamil, 20).

b. Dalil Hadis

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwasanya, Sayidina Abbas jikalau memberikan dana kemitraan usahanya secara Mudharabah, ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya menyalahi peraturan maka yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW dan Rasulpun memperkenankannya

“Rahmat Allah SWT tercurahkan atas dua pihak yang sedang bekerja sama selama mereka tidak melakukan penghianatan, manakala berkhianat maka bisnisnya akan tercela dan keberkahan pun akan sirna daripadanya” (HR. Abu Daud, Baihaqi dan Al Hakam).


(48)

A nggota (M udharib )

K operasi S y ariah

P royek U saha

P em bagian K euntungan

M odal

P E R JA N JIA N B A G I H A S IL

K eahlian/ keteram pilan

M odal 100 %

N isbah y% N isbah

x%

3) Ketentuan penyaluran mudharabah

Ketentuan-ketentuan untuk penyaluran mudharabah ialah (Buchori, 2009):

a. Penyaluran dana mudharabah adalah penyaluran dana yang disalurkan oleh Koperasi Syariah kepada anggotanya untuk suatu usaha yang produktif.

b. Dalam penyaluran dananya UJKS Koperasi syariah berindak sebagai shahibul maal membiayai 100 % kebutuhan dana suatu proyek (usaha). Anggota sebagai mudharib / pengelola usaha tersebut.

c. Jangka waktu usaha, tatacara pengembalian ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.

d. Koperasi syariah sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian kecuali jika anggota sebagai pengelola melakukan kesalahan yang disengaja atau menyalahi perjanjian.

Gambar 2.2 Skema Mudharabah (Buchori, 2009)


(49)

2. Skema Jual beli a. Murabahah

Murabahah adalah istilah dalam Fikih Islam yang berarti suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan.

b. Salam

Salam merupakan bentuk jual beli dengan pembayaran di muka dan penyerahan barang di kemudian hari (advance payment atau forward buying atau future sales) dengan harga, spesifikasi, jumlah, kualitas, tanggal dan tempat penyerahan yang jelas serta disepakati sebelumnya dalam perjanjian. Barang yang dipejualbelikan belum tersedia pada saat transaksi dan harus diproduksi terlebih dahulu, seperti produk-produk pertanian.

c. Istishna

Istishna adalah memesan kepada perusahaan untuk memproduksi barang atau komoditas tertentu untuk pembeli/pemesan. Dalam istishna pembayaran dapat di muka, dicicil sampai selesai, atau di belakang serta istishna biasanya diaplikasikan untuk industri dan barang manufaktur. 3 Skema Sewa

a. Ijarah

Sewa atau ijarah dapat dipakai sebagai bentuk pembiayaan, pada mulanya merupakan bentuk pembiayaan, tetapi merupakan aktivitas usaha


(50)

seperti jual beli. Individu yang membutuhkan pembiayaan untuk membeli aset dapat mendatangi pemilik dana (dalam hal ini bank) untuk membiayai pembelian aset produktif. Pemilik dana kemudian membeli barang dimaksud dan kemudian menyewakannya kepada yang membutuhkan aset tersebut.

b. Ijarah Muntahiya Bittamlik

Ijarah muntahiya bittamlik (IMBT) adalah transaksi sewa dengan perjanjian untuk menjual atau menghibahkan objek sewa di akhir periode sehingga transaksi ini diakhiri dengan alih kepemilikan objek sewa.

4 Skema Pinjaman a. Qardh

Qardh merupakan pinjaman kebajikan / lunak tanpa imbalan, biasanya untuk pembelian barang-barang fungible (yaitu barang yang dapat diperkirakan dan diganti sesuai berat, ukuran, dan jumlahnya)

b. Qardhul Hasan

Qardhul Hasan merupaka pinjaman tanpa bunga. Qardhul Hasan operasionalnya sama dengan Qardh. Yang membedakan antara Qardh dengan Qardhul Hasan adalah sumber dananya. Pada Qardhrul Hasan sumber dana yang dipinjamkan bersumber dari dana ZIS sementara Qardh bersumber dari dana modal Koperasi Syariah atau laba yang disisihkan.


(51)

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai pembiayaan di antaranya: Tabel 2.1 Jurnal Pembiayaan

No Peneliti Bidang Metode Tahun

1 Cai Q, Tong G, Zeng Z

Company in China Relationship between enterprise profit and financing choice

2009 2 Jin-ying S, Bo Y,

Jian-hua F, Song-lin Z, Zhan-yong J

China Financing of building energy

efficient market

2009

3 Li-Hui S, Zhong-Yi Z, Xi-Fu W, Maohua T

China Credit Evaluation Information

sistem Design of Modern Logistics Enterprises

2009

4 Supriatna A Mikro Usaha Tani di tingkat pedesaan

Pembiayaan sistem kredit 2009 5 Kusumaningsih E,

Tyas WP

Penyediaan RS / RSS di Semarang

Pembiayaan KPR 2008

6 Liu J Small and Medium

Enterprise Board in China

Financing Order of the Listed firms

2008

7 Suherman M, Christiana C

PT. BRI (Persero) Cabang Banjar Unit Banjar

Peranan sistem informasi kredit dalam menunjang

pemberian kredit usaha

2008

8 Bond P In South Africa Kredit sebagai satu strategi pengurangan kemiskinan menghubungkan dengan pendidikan kesehatan dan strategi pembiayaan kesehatan pelayanan

2007

9 El-Galfy Islamic Bank Accounting for markup

financing murabahah

2007 10 Haris H Perbankan Syariah Pembiayaan Kepemilikan

Rumah

2007 11 Sun J, Liu C, Xi B,

Xiao G

China Dynamic Actor Network

Analysis

2007 12 DBPPWI-UI Pengembangan Koperasi

bidang Pembiayaan pada tingkat Kabupaten / Kota

Berbagai jenis pembiayaan 2006

13 Gengzhong F, Xiao S.

China Analysis of Logistics Financing Business Innovation

2006 14 Jundiani Pembiayaan pada

Koperasi UIN Malang

Akta perjanjian pembiayaan 2006 15 Madrigal M,

Millan J, Robboy R, Molina J

Latin America New supply adequacy mechanisms


(52)

16 Davis NL, Willis CE

in the United States are administered by the American Medical Association (AMA) and the American Academy of Family Physicians (AAFP)

Credit sistems for allopathic physicians

2004

17 Iljas A Perbankan Syariah Pembiayaan bagi hasil 2004

18 Aniza R, Sharif M, Rahim A, Rahman A

Institusi Keuangan Malaysia

Pembiayaan Ijarah 2003

19 Habib A Islamic Microfinance Institutions

Financing Microenterprises 2002 20 Rosly SA, Sanusi

M, Yasin N

Perbankan Syariah Pembiayaan Bai bitSaman Ajil` 2000

21 Okonjo K Nigerian Rural women's credit sistems 1979

2.6 OOAD (Object Oriented Analisys and Design) 2.6.1 Definisi OOAD

Object Oriented Analysis adalah metode analisa yang memeriksa requirement (syarat/keperluan yang harus dipenuhi suatu sistem) dari sudut pandang kelas-kelas dan objek-objek yang ditemui dalam ruang lingkup permasalahan. Sedangkan Object Oriented Design adalah metode untuk mengarahkan arsitektur software yang didasarkan pada manipulasi objek-objek sistem atau subsistem (Suhendar & Gunadi, 2002).

Analysis dan design objects mendeskripsikan dengan jelas dua hal yang berbeda. Analysis objects mendeskripsikan gejala di luar sistem, seperti orang-orang dan hal-hal, yaitu seuatu yang berdiri sendiri. Design objects mendeskripsikan gejala pada sistem yang dapat kita kontrol. Kita


(53)

mendeskripsikan perilaku mereka seperti pengoperasian komputer (Mathiassen et al. 2000).

2.6.2 Konsep Dasar dalam OOAD 2.6.2.1Objek

Objek baik yang konkret maupun konseptual selalu ada di sekeliling kita. Sebuah objek memiliki keadaan sesaat (state) dan perilaku (behavior). State sebuah objek tersebut yang dinyatakan dalam attribute/properties. Sedangkan perilaku suatu objek mendefinisikan bagaimana sebuah objek bertindak/beraksi dan memberikan reaksi. Perilaku sebuah objek dinyatakan dalam operation. Menurut Schmuller, attribute dan operation bila disatukan akan memberikan fitur/features. Himpunan objek-objek yang sejenis disebut class. Objek adalah contoh/instance dari sebuah class.

Aspek-Aspek yang berkaitan dengan objek antara lain (Munawar, 2005): a. Abstraksi

Abstraksi bertujuan untuk memfilter properties dan operation pada suatu objek, sehingga hanya tinggal properties dan operation yang dibutuhkan saja. Seringkali masalah yang berbeda membutuhkan sejumlah informasi yang berbeda pula pada areal yang sama.

b. Inheritance

Seperti yang telah diuraikan, objek adalah contoh/instance dari sebuah class. Hal ini mempunyai konsekuensi yang penting yaitu sebagai instance sebuah class, sebuah objek mempunyai semua karakterisktik dari classnya. Inilah yang


(54)

disebut dengan inheritance (pewarisan sifat). Dengan demikian apapun attribute dan operation dari class akan dimiliki pula oleh semua objek yang di inherit/diturunkan dari class tersebut. Sifat ini tidak hanya berlaku untuk objek terhadap class tetapi juga berlaku untuk class terhadap class lainnya.

c. Polimorphisme

Polimorphisme adalah konsep yang sangat handal bagi pengembangan perangkat lunak untuk pemisahan secara jelas di antara sub sistem yang berbeda. Dengan demikian sebuah sistem akan bisa dimodifikasi secara mudah karena hanya dibutuhkan interface antar class.

d. Encapsulation

Encapsulation sering disebut dengan penyembunyian informasi (information hiding). Konsep ini lebih didasari pada fakta yang ada di dunia nyata bahwa tidak semua hal perlu diperlihatkan.

e. Association

Association (assosiasi) adalah hubungan antar objek yang saling membutuhkan. Hubungan ini bisa satu arah ataupun lebih dari satu arah.

f. Aggregation

Aggregation (agregasi) adalah bentuk khusus dan asosiasi yang menggambarkan seluruh bagian suatu objek merupakan bagian dari objek yang lain.


(55)

2.6.3 Aktivitas Utama dalam OOAD

Aktifitas utama dalam OOAD ialah sebagai berikut (Booch et al. 2007): 1. Inception

Pada tahapan awal ini ialah membangun dan memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan sistem, membuat sebuah kesepakatan dengan user mengenai apa yang akan dibangun, secara pasti dapat mengetahui kendala yang terjadi dan memastikan lingkup lingkungan pembangunan sistem yang akan dibangun. 2. Elaboration

Pada tahapan ini akan dibangun rancangan sistem yang akan dibuat. Seluruh kebutuhan user digambarkan melalui desain diagram.

3. Construction

Pada tahapan ini merupakan tahapan pembangunan atau pembuatan coding dan pengujian sistem.

4. Transition

Pada tahapan ini sistem telah selesai dibuat akan siap diberikan kepada end user. Pada tahapan ini juga akan digambarkan arsitektur perangkat-perangkat yang digunakan.


(56)

Aktifitas dalam OOAD digambarkan pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Aktivitas OOAD (Booch et al. 2007)

Proses dalam OOAD terdapat dua, yaitu (Booch et al. 2007): 1. Macro Prosess

Dalam proses makro meliputi beberapa tahapan dan akan digambarkan pada Gambar 2.4, yaitu:

a. Requirements

Pada tahapan ini dijelaskan mengenai membuat dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan stakeholder atau pihak-pihak lain yang berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Serta mendefiniskan dan menjelaskan batasan dari sistem yang akan dibuat.

b. Analysis and design

Tahapan ini mentransformasikan kebutuhan ke dalam sebuah perancangan sistem yang menyediakan sebuah spesifikasi dari implementasi di lingkungan yang dipilih untuk di implementasikan. Ini meliputi meningkatkan


(1)

6 Gambar 7.1 Sequence Diagram untuk use case

“Manajemen Pengajuan Pembiayaan”

Sequence diagram pada gambar 7.1 digunakan oleh

dua aktor yaitu CS dan admin. Untuk CS dimulai pada saat CS akan menambah data pengajuan pembiayaan baru maka sebelumnya CS harus mengetahui mengetahui siapa anggota yang akan melakukan pengajuan pembiayaan dan tabungan yang dimilikinya dengan melihatnya pada objek anggota dan tabungan. Sebelumnya CS harus memilih objek jaminan yang diberikan oleh anggota, lalu menggunakan objek pembiayaan data pengajuan pembiayaan, jika data yang diisi tidak lengkap maka sistem akan menampilkan alert dan CS harus melengkapinya. Setelah itu data pengajuan pembiayaan akan terbaca dan CS dapat melihat data pembiayaan dan dapat mencetak seluruh data pembiayan untuk laporan.

Sedangkan untuk admin, dimulai pada saat admin ingin melihat daftar pengajuan pembiayaan pada objek pembiayaan yang tersedia pada sistem. Admin dapat melihat seluruh daftar pengajuan pembiayaan dan mencetaknya.

Gambar 7.2 Sequence Diagram untuk use case “Realisasi Pembiayaan”

Sequence diagram pada gambar 7.2 ini dimulai

pada saat teller akan melakukan transaksi realisasi pembiayaan atau pencairan dana dari pembiayaan yang diajukan oleh anggota. Sebelumnya teller harus memilih salah satu pengajuan pembiayaan yang telah disetujui, setelah itu maka akan dilakukan realisasi, jika data realisasi yang diisi tidak lengkap maka sistem akan menampilkan alert dan teller harus mengisinya kembali. Jika berhasil maka realisasi dapat langsung dicetak karena

akan digunakan sebagai bukti perjanjian antara anggota dengan pihak koperasi. Teller pun dapat mencetak seluruh daftar realisasi yang terjadi jika diperlukan dan mencetak kartu angsuran untuk anggota.Sedangkan untuk admin, dimulai pada saat admin ingin melihat daftar realisasi maka admin dapat melihatnya dan mencetak seluruh daftar realisasi.

Gambar 7.3Sequence Diagram untuk use case

“Transaksi Angsuran”

Sequence diagram pada gambar 7.3 dimulai pada

saat teller akan mengisi data angsuran yang akan dibayarkan oleh anggota. Sebelumnya teller harus mengetahui angsuran yang akan dibayar terdapat pada realisasi yang mana dengan melihatnya pada objek realisasi. Lalu menggunakan objek angsuran untuk menulis angsuran ke berapa yang akan dibayar dengan menghitung jumlah angsuran yang telah ditambahkan denda jika pembayaran yang dilakukan melebihi batas waktu yang telah ditentukan, jika data yang diisi tidak lengkap maka akan sistem akan menampilkan alert dan teller harus melengkapinya. Setelah itu maka teller dapat mencetak slip pembayaran untuk diberikan kepada anggota, selain itu teller juga dapat mencetak seluruh pembayaran angsuran yang telah dilakukan per anggota serta mencetak angsuran per periode.

VIII. STATE DIAGRAM

State diagram ini akan menunjukan keadaan-keadaan

yang mungkin terjadi atau dialami oleh sebuah objek.

State diagram ini dibagi menjadi dua cara

penggambarannya, state diagram berdasarkan use case

dan state diagram berdasarkan class.

Berikut ini penggambaran state diagram pada sistem informasi pembiayaan mudharabah.


(2)

7 A. State Diagram Berdasarkan Use Case

1. State untuk use case “Manajemen Pengajuan

Pembiayaan”

Gambar 8.1 State Diagram untuk use case “Manajemen Pengajuan Pembiayaan”

Tabel 8.1 Keterangan state diagram untuk use case

“Manajemen Pengajuan pembiayaan” Keadaan / State Keterangan

CS / admin telah Login Kondisi saat CS atau admin akan menggunakan menu anggota dan

Login berdasarkan account yang dimiliki.

Halaman telah ditampilkan sesuai pilihan Login

Kondisi saat Login telah dilakukan.

Halaman CS ditampilkan Kondisi saat pilihan Login yang digunakan menggunakan account

CS maka akan menampilkan halaman utama CS. Menu pembiayaan mudharabah

dipilih

Keadaan ini ketika CSmasuk ke dalam sistem dan telah memilih menu pembiayaan mudharabah. Menu pembiayaan mudharabah

ditampilkan

Menu pembiayaan mudharabah

akan ditampilkan setelah menu pembiayaan mudharabah ini dipilih oleh CS untuk digunakan. Tambah pengajuan pembiayaan

dipilih

Kondisi saat CS akan menambahkan pengajuan pembiayaan baru maka CS akan memilih tambah pengajuan pembiayaan.

Form pengajuan pembiayaan ditampilkan

Kondisi setelah CS membuka tombol “tambah pengajuan pembiayaan” maka akan menampilkan form pengajuan pembiayaan untuk diisi. Anggota telah dipilih kondisi saat CS akan menginput

pengajuan pembiayaan maka sebelumnya diharuskan memilih anggota yang akan dibuatkan pengajuan pembiayaan baru Pengajuan pembiayaan telah

diinput

Kondisi ini terjadi jika data pengajuan pembiayaan telah diisi oleh CS.

Alert ditampilkan Kondisi jika data pengajuan

pembiayaan yang diisi tidak lengkap maka sistem akan menampilkan alert. Pengajuan pembiayaan disimpan Kondisi jika data pengajuan

pembiayaan telah lengkap diisi maka akan disimpan.

Pengajuan pembiayaan ditampilkan

Kondisi saat data pengajuan pembiayaan baru telah selesai maka data pengajuan pembiayaan baru akan bertambah dan ditampilkan.

Aksi dipilih Kondisi saat CS akan melakukan

aksi yang lain untuk mengedit, mendelete atau melihat detail data. Pengajuan pembiayaan diedit Kondisi jika data pengajuan

pembiayaan terdapat kesalahan maka dapat diedit.

Pengajuan pembiayaan didelete Kondisi jika data pengajuan pembiayaan salah maka dapat dihapus.

Detail pembiayaan ditampilkan Kondisi saat CS ingin melihat secara detail data mengenai pengajuan pembiayaan Pengajuan pembiayaan

ditampilkan

Kondisi saat data pengajuan pembiayaan yang telah diubah atau didelete maka data pengajuan pembiayaan baru akan terlihat. Halaman admin ditampilkan Kondisi saat pilihan Login yang

digunakan menggunakan account

admin maka akan menampilkan halaman utama admin. Menu daftar pengajuan

pembiayaan dipilih

Kondisi saat admin akan melihat seluruh daftar pengajuan pembiayaan maka akan memilih menu daftar pengajuan pembiayaan. Detail pengajuan pembiayaan

ditampilkan

Kondisi saat admin ingin melihat secara detail data mengenai pengajuan pembiayaan. Pengajuan pembiayaan dicetak Kondisi saat CS atau admin ingin

mencetak data pengajuan pembiayaan.

2. State Diagram untuk use case “Realisasi


(3)

8 Gambar 8.2 State Diagram untuk use case “Realisasi

Pembiayaan”

Tabel 8.2 Keterangan state diagram untuk use case

“Realisasi Pembiayaan” Keadaan / State Keterangan

Teller / admin telah Login Kondisi saat teller atau admin akan menggunakan menu anggota dan

Login berdasarkan account yang dimiliki.

Halaman telah ditampilkan sesuai pilihan Login

Kondisi saat Login telah dilakukan.

Halaman teller ditampilkan Kondisi saat pilihan Login yang digunakan menggunakan account

teller maka akan menampilkan halaman utama teller.

Menu realisasi dipilih Kondisi saat teller memilih menu realisasi untuk melakukan pencairan dana.

Menu realisasi ditampilkan Kondisi setelah menu realisasi dipilih maka menu realisasi akan ditampilkan.

Pengajuan pembiayaan yang belum direalisasi dipilih

Kondisi saat teller harus memilih salah satu pengajuan pembiayaan yang telah dikonfirmasi untuk direalisasi.

Aksi realisasi dipilih Kondisi saat teller akan melakukan realisasi, maka harus memilih aksi realisasi.

Realisasi diubah Kondisi saat pengajuan pembiayaan akan direalisasi, maka status realisasi akan diubah dari “Tidak” menjadi “Ya”.

Form realisasi ditampilkan Kondisi saat status relisasi diubah menjadi “Ya”, maka akan menampilkan form realisasi. Realisasi telah diinput Kondisi saat teller telah menginput

form realisasi.

Alert ditampilkan Kondisi saat form realisasi tidak

lengkap maka akan menampilkan

alert dan teller harus mengisinya kembali.

Realisasi dicetak Kondisi setelah form realisasi diisi maka realisasi akan dicetak. Realisasi disimpan Kondisi setelah form realisasi diisi

maka realisasi akan tersimpan. Realisasi pembiayaan ditampilkan Kondisi saat realisasi baru telah

tersimpan maka akan menampilkan daftar realisasi yang otomatis telah masuk ke dalam sistem.

Aksi dipilih Kondisi saat teller akan melakukan aksi yang lain untuk mengedit, mendelete atau melihat detail data. Realisasi didelete Kondisi jika data realisasi salah

maka dapat dihapus.

Detail realisasi ditampilkan Kondisi saat teller ingin melihat secara detail data mengenai realisasi.

Realisasi ditampilkan Kondisi realisasi yang telah didelete

maka daftar realisasi baru akan terlihat.

Halaman admin ditampilkan Kondisi saat pilihan Login yang digunakan menggunakan account

admin maka akan menampilkan halaman utama admin. Menu daftar realisasi dipilih Kondisi saat admin akan melihat

seluruh daftar realisasi maka akan memilih menu daftar realisasi. Detail realisasi ditampilkan Kondisi saat admin ingin melihat

secara detail data mengenai realisasi.

Seluruh realisasi dicetak Kondisi saat teller dan admin akan mencetak seluruh daftar realisasi. Kartu angsuran dicetak Kondisi saat teller akan mencetak

kartu angsuran kepada anggota yang pengajuan pembiayaannya dicairkan

Gambar 8.3 State Diagram untuk use case “Transaksi Angsuran”

Tabel 8.3 Keterangan state diagram untuk use case

“Transaksi Angsuran”

Keadaan / State Keterangan

Menu angsuran dipilih Kondisi ketika teller masuk ke dalam sistem dan telah memilih menu angsuran.

Menu angsuran ditampilkan Kondisi setelah menu angsuran dipilih maka menu angsuran akan ditampilkan.

Tambah angsuran dipilih Kondisi saat akan menginput data angsuran maka teller harus memilih tambah angsuran. Form angsuran ditampilkan Kondisi setelah tambah angsuran

dipilih maka form angsuran akan ditampilkan.

Realisasi dipilih Kondisi saat mengisi form angsuran, sebelumnya harus memilih realisasi mana yang akan digunakan untuk mengetahui siapa anggota yang akan melakukan transaksi angsuran.

Angsuran yang akan dibayar telah dipilih

Kondisi saat teller memilih angsuran ke berapa yang akan dibayar oleh anggota. Jumlah angsuran telah dientry Kondisi saat jumlah angsuran

sudah diisi.

Jumlah denda telah terhitung Kondisi jika anggota membayar angsuran melebihi batas waktu yang ditentukan maka akan mendapatkan denda yang akan dijumlahkan dengan angsuran yang dimilikinya.

Jumlah total angsuran telah terhitung

Kondisi ketika jumlah angsuran ditambah denda jika ada maka akan mendapatkan total angsuran yang harus dibayar.


(4)

9 pembiayaan

Ada simpan

delete

A n g s u r a n

A d a

H i t u n g t o t a l a n g s u r a n D e n d a

A d a

H i t u n g d e n d a

H i t u n g t o t a l a n g s u r a n E d i t , s i m p a n

selesai maka slip pembayaran akan dicetak.

Angsuran disimpan Kondisi saat transaksi angsuran telah selesai dilakukan dan slip tercetak maka otomatis data angsuran akan tersimpan. Angsuran ditampilkan Kondisi seteleh data angsuran baru

telah disimpan maka akan menampilkan daftar angsuran baru. Aksi dipilih Kondisi jika teller akan memilih

aksi lain pada menu angsuran Angsuran didelete Kondisi jika data angsuran salah

maka dapat dihapus.

Detail angsuran ditampilkan Kondisi saat teller ingin melihat secara detail data mengenai angsuran.

Detail angsuran ditampilkan Kondisi saat teller ingin melihat secara detail data mengenai realisasi.

Angsuran ditampilkan Kondisi setelah daftar angsuran didelete maka daftar realisasi baru akan terlihat.

Seluruh pembayaran angsuran per anggota dicetak

Kondisi saat teller ingin mencetak seluruh pembayaran angsuran per anggota.

Angsuran per periode dicetak Kondisi saat teller teller ingin mencetak pembayaran angsuran berdasarkan periode yang dinginkan.

B. State Diagram berdasarkan Class

1. State Diagram untuk class “Pembiayaan”

Gambar 8.4 State Diagram untuk class “Pembiayaan” Tabel 8.4 Keterangan state diagram untuk class

“Pembiayaan”

Keadaan / State Keterangan

Ada Keadaan ini menyatakan jika suatu

objek pembiayaan ada maka dapat disimpan atau didelete.

2. State Diagram untuk class “Angsuran”

Gambar 8.5 State Diagram untuk class “Angsuran” Tabel 8.5 Keterangan state diagram untuk class

“Angsuran”

Keadaan / State Keterangan

Ada Kondisi ini terjadi jika terdapat

objek angsuran maka dapat diedit

dan disimpan lalu dihitung totalnya jika tidak memiliki denda.

Ada Kondisi ini terjadi jika user talat

melakukan pembayaran maka angsuran akan ditambah dengan jumlah denda.

IX. COLLABORATION DIAGRAM

Collaboration diagram ini menunjukan informasi

yang sama dengan sequence diagram, tetapi dalam bentuk dan tujuan yang berbeda. Pada diagram ini interaksi objek atau aktor ditunjukan dengan arah panah tanpa keterangan waktu berbeda dengan sequence diagram yang menggambarkannya berdasarkan urutan waktu.

Berikut ini collaboration diagram yang terdapat pada sistem informasi pembiayaan mudharabah.

Gambar 9.1 Collaboration Diagram “Manajemen Pengajuan Pembiayaan”

Collaboration diagram pada gambar 9.1 menjelaskan

bahwa teller mengambil data anggota dan tabungan untuk mengisi data pengajuan pembiayaan. Setelah itu memilih jaminan yang diberikan oleh anggota. Jika yang diisi tidak lengkap maka harus mengisinya kembali jika telah terisi semuanya maka dapat menampilkan data pengajuan pembiayaan dan dapat mencetaknya. Selain itu admin dapat melihat data pengajuan pembiayaan serta mencetaknya jika diperlukan.

Gambar 9.2 Collaboration Diagram “Realisasi Pembiayaan”

Collaboration diagram pada gambar 9.2 menjelaskan

bahwa teller dapat melakukan transaksi realisasi pembiayaan atau pencairan dana dari pembiayaan yang diajukan oleh anggota. Sebelumnya teller harus memilih salah satu pengajuan yang telah disetujui, setelah itu maka akan dilakukan realisasi, jika realisasi yang diisi tidak lengkap maka sistem akan menampilkan alert dan teller harus mengisinya kembali. Jika berhasil maka realisasi dapat langsung dicetak karena akan digunakan sebagai bukti perjanjian antara anggota dengan pihak koperasi. Teller pun dapat mencetak seluruh daftar realisasi yang


(5)

10 terjadi jika diperlukan dan mencetak kartu angsuran untuk diberikan kepada anggota. Sedangkan untuk admin dapat melihat seluruh daftar realisasi dan mencetaknya.

Angsuran

Teller

1. read realisasi

4. tidak lengkap

5. read angsuran 6. tampilkan angsuran

Realisasi

2. write angsuran 3. hitung total angsuran 7. cetak slip pembayaran 8. cetak seluruh pembayaran angsuran per anggota

9. cetak angsuran per periode

Gambar 9.3 Collaboration Diagram “Transaksi Angsuran”

Collaboration diagram pada gambar 9.3 menjelaskan

bahwa teller harus mengetahui data realisasi dari angsuran yang ingin dibayar untuk melakukan transaksi angsuran. Setelah itu menghitung jumlah angsuran ditambah dengan denda yang ada jika terjadi keterlambatan pembayaran. Jika data yang diisi tidak lengkap maka harus melengkapinya dan data pun tersimpan, jika angsuran telah dibayar maka dapat mencetak slip pembayaran. Teller juga dapat mencetak angsuran per anggota atau per periode sesuai yang diinginkan.

X. TAMPILAN PROGRAM

Gambar 10.1 Tampilan Halaman Tambah Pembiayaan

Pada halaman ini CS dapat menginput data permohonan pengajuan pembiayaan yang diajukan oleh anggota.

Gambar 10.2 Tampilan Halaman Realisasi Pembiayaan Mudharabah

Pada halaman ini, teller melakukan realisasi pembiayaan atau pencairan dana dari permohonan yang telah disetujui oleh admin.

Gambar 10.3 Tampilan Halaman Pembayaran Angsuran

Pada halaman ini teller menginput angsuran yang akan dibayar oleh anggota setiap bulannya.

XI. SIMPULAN

Dari hasil pembahasan tentang sistem informasi pembiayaan mudharabah dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Penelitian ini menghasilkan analisis dan rancangan sistem informasi pembiayaan mudharabah

digambarkan melalui beberapa diagram diantaranya

use case diagram, activity diagram, class diagram,

sequence diagram, state diagram, collaboration

diagram.

2. Pada sistem ini menghasilkan aplikasi yang dapat melakukan proses-proses transaksi pembiayaan

mudharabah, dimulai dari proses pengajuan

pembiayaan sampai pembayaran angsuran yang diajukan oleh anggota.

3. Sistem informasi pembiayaan mudharabah

dirancang dengan menggunakan sistem berbasis web.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Supriatna A. 2009. Pola Pelayanan Pembiayaan Sistem Kredit Mikro Usaha Tani di Tingkat

Pedesaan. Jurnal Litbang Pertanian. 28 (3).

[2] Kusumaningsih E, Tyas WP. 2008. Efectivity Funding System KPR in Affordable RS / RSS in Semarang City. Jurnal Tata Loka. Vol 10. No 1.

[3] [DBPPWI-UI] Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK bekerjasama dengan Pengembangan Pengelolaan Wirausaha-Universitas Indonesia. 2006. Pengkajian Pemusatan Pengembangan koperasi Bidang Pembiayaan pada Tingkat

Kabupaten / Kota. Jurnal Pengkajian Koperasi dan

UKM. No 2.

[4] Haris H. 2007. Pembiayaan Kepemilikan Rumah

(Sebuah Inovasi Pembiayaan Perbankan Syari’ah).

Jurnal Ekonomi Islam Lariba. Vol I. No 1.

[5] Iljas A. 2004. Perbankan Syariah: Tinjauan Terhadap


(6)

11 [6] Jundiani. 2006. Perjanjian Pembiayaan Sebagai

Transaksi Berjamin (Kajian Terhadap Akta

Perjanjian Pembiayaan di koperasi UIN Malang).

Ulul Albab. Vol 7. No 2.

[7] Aniza R, Sharif M, Rahim A, Rahman A. 2003. An Exploratory study of Ijarah Accounting Practices in

Malaysian Financal Institusion, Internasional

Journal of Islamic Financial Service. Vol 5. No 3. [8] Rosly SA, Sanusi M, Yasin N. 2000. The Role Khiyar

Al-‘Ayb in Al-Bay’ Bithaman Ajil Financing.,

Internasional Journal of Islamic Financial Service. Vol 2. No 3.

[9] Okonjo K. 1979. Rural women's credit systems: a

Nigerian example. Stud Fam Plann. 10. 326-331.

[10] Mujib A. 2009. Pola Interpretasi Norma Fiqh pada

Produk Perbankan Syari’ah Indonesia. Jurnal

Asy-Syir’ah Vol. 43 No. I.

[11] Buchori NS. 2009. Koperasi Syariah. Jawa Timur: Mashun Kelompok Masmedia Buana Pustaka. [12] Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan

Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

[13] Suhendar A, Gunadi H. 2002. Visual Modelling

Menggunakan UML dan Rational Rose. Bandung:

Informatika.

[14] Jogiyanto. 2008. Metode Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.

[15] Booch G, Maksimchuk RA, Engle MW, Young BJ, Conallen J, Houston KA. 2007. Object Orien ted Analisys and Design with Applications Third