Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT El-Syifa Ciganjur

(1)

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN MUDHARABAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

(UMKM) BMT EL-SYIFA CIGANJUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

HENITA SAHANY 1110046100087

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H / 2015 M


(2)

PENGARUH PEMBIAYAAII MURABAHAH DAN MUDHARABAH

TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

(TIMKM) BMT EL SYITA CIGANJUR

Diajukan kepada

rfl;:::r*ah

dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.Sy)

Oleh:

HENITA SAHANY

NIM: 1110046100087

Dibawah bimbingan

Dr. Svahrul Adam. M.Ag NIP: 197305042000031002

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

tr.AKTILTAS SYARIAH DAN HUKUM

T]NTVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAII JAKARTA Pembimbing I1


(3)

LEMBAR PENGESA}IAN

Skripsi yang berjudul "Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah terhadap Perkembangan lJsaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT EL-SYIFA Ciganjur" telah diujikan dalam sidang nxunaqasya& Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islarn Negeri

ruf$

Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa, 29

September 2015. Skripsi

ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).

Jakarta, Oktober 2015 Mengesahkan,

Panitia Sidang:

Kehra AM. Hasan Ali. M.A.

NIP. 19751201 200501 1 005 H. Abdunauf. Lc. M.A. NIP. 19731215200501 I 002

Dr. Syahrul Adam. M.Ag NrP. 19730504 200003 1 002

Sekretaris

t

Pembimbing I

Pembimbing II

Penguji I

Maman Rahman Hakim. S.E.I. M.M

Dr. Muhammad Maksum. lv{.A

NIP. 19780715 20A312

t

007

AM. Hasan Ali. M.A.

NIP. 19751201 200501 1 00s

as Syariah dan Hukum

{iary4


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di Universitas Islam Negeri

OfN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku

di

Universitas Islam Negeri rufN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika

di

kemudian hari terbukti bahwa karya

ini

bukan karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri

ruf$

Syarif Hidayatullah

Jakarta. 2.

J.

hK s"n",

1 I 10046100087


(5)

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN MUDHARABAH TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL MENENGAH

(UMKM) BMT EL SYIFA CIGANJUR

Oleh: Henita Sahany ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembiayaan murabahah dan mudharabah BMT El Syifa Ciganjur terhadap perkembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang dijalankan oleh nasabah. Diukur dengan beberapa indikator seperti besaran pembiayaan yang diterima, peningkatan laba, peningkatan omzet penjualan, peningkatan pendapatan dan asset usaha.

Metode analisis data dilakukan dengan metode analisis regresi linear sederhana yaitu untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen pembiayaan murabahah terhadap variabel dependen perkembangan UMKM dan variabel independen pembiayaan mudharabah terhadap variabel dependen perkembangan UMKM yang diuji secara terpisah. Dan berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah dan mudharabah mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan UMKM nasabah BMT El Syifa.

Kata Kunci: Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Mudharabah, Perkembangan UMKM


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbi al-‘alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah melimpahkan segala nikmat, anugerah dan karunia, sehingga skripsi yang berjudul, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT EL-SYIFA Ciganjur” ini dapat terselesaikan. Salawat serta salam penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini dapat penulis selesaikan penyusunannya berkat bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Dan pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat serta ungkapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A selaku ketua program studi Muamalat dan bapak Abdurrauf, Lc, M.A selaku sekretaris program studi Muamalat.

3. Bapak Dr. Syahrul Adam, M.Ag selaku dosen pembimbing I dan bapak Maman Rahman Hakim, S.E.I, M.M selaku dosen pembimbing II yang telah berjasa memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(7)

4. Para dosen dan karyawan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan bantuannya kepada penulis.

5. Petugas pengawas perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, petugas pengawas perpustakaan utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dengan memberikan fasilitas penyediaan literatur untuk penulisan skripsi ini.

7. Kedua orang tua tercinta bapak Sa’ali, S.pd dan ibu Dedeh Hanifah, S.Ag yang telah memberikan semangat, motivasi serta doa yang selalu dipanjatkan untuk penulis sehingga penulis diberi kelancaran dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kak Nur Afifah dan ibu Yuyun Eliana yang telah memberikan motivasi dan moril.

9. Delly Chessia Fadhila dan Gian Setiatno yang telah memberikan perhatian, kasih sayang dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Untuk sahabat-sahabatku tercinta Rika Mudrikah, Kharis Cahyadi, Willy Fahmi Aziz, Abdul Hakim, Tri Puji Lestari, Aida Isti Nabila, Erni Sholihah Hotami, Sharifa Aquila Dirampatan, Alifia Nilam Saputri, Ela Sulistia, Rita Andriani, Deny Damara, Fredo, Belgis Permata Sari, Nurul Hidayani dan


(8)

Nurlaelati yang telah memberikan semangat, dan juga motivasi kepada penulis.

11. Untuk teman-teman PS B angkatan 2010 yang tidak bias disebutkan satu persatu.

12. Dan semua pihak yang tidak mampu penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan pula kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Semoga amal baik dan jasa yang telah diberikan berbagai pihak kepada penulis diterima dan dibalas dengan kebaikan oleh Allah SWT dan mendapatkan ganjaran pahala dari-Nya. Dengan segala kelemahan dam kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi setiap langkah kita. Aamiin yaa Rabbal’alamin.

Ciputat, 9 Oktober 2015


(9)

DAFTARISI

iiセセセセ jイHji^ャjセ@ ...••.••••...•••.••...••...•..•.•••.••.•••••••••.•.•••••••.•••••••••... i

SURAT PENGESAHAN PEMBIMBING ... jj SURAT PENGESAHAN PANITIA UnAN ... iii

セiisセ ...•...•...•..•... "

SURA T PERNY AT AAN ...•...•.•••...•••••••...•.•....••..••••.•.... iv

KATA PENGANT AR ... vi

ャIajイQイariセi@ ...•••.•..•.•••••...•..••....••.•...•.•.••••.•••.•..•...•.••••••••.••...•.•. ix

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 0 . . . : • • • • • • • • • • • 10

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah .. 0 • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 0 ; • • • • • 11 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 0 0 0 • • • • • • • • • • • • • • • 0 . 12 E. Review Studi Terdahulu ... 0 • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 14 F. Kerangka Konseptual ... 0 0 • • • • • • • • • • 17 G. Sistematika Penulisan ... .... . .. . .. . . .. .. . . ... .. .. .. . . . .. . .. .. .. .... 19

BABII LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan Murabahah


(10)

1. Pengertian Pembiayaan Murabahah ... 21

2. Landasan Hukum Pembiayaan Murabahah ... 23

3. Rukun dan Syarat Pembiayaan Murabahah ... 29

4. Konsep dan Penerapan Pembiayaan Murabahah

Pada BMT ... 32

B. Pembiayaan Mudharabah

1. Pengertian Pembiayaan Mudharabah ... 33

2. Landasan Hukum Pembiayaan Mudharabah ... 35

3. Rukun dan Syarat Perribiayaan Mudharabah ... 38

4. Konsep dan Penerapan Pembiayaan Mudharabah

Pada BMT ... 40

C. Usaha Mikro Keeil Menengah (UMKM)

1. Pengertian Usaha Milcro Keeil Menengah (UMKM) ... 41

2. Landasan Hukum Usaha Mikro Kecil Menengah ... 43

3.. Masalah Yang Dihadapi

Usaha Mikro keeil Mengengah (UMKM) ... 44


(11)

4. Perkembangan Usaha Mikro Kedl Menengah (UMKM) .... 45

BABIII METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 46

B. Jenis dan Sumber Data ... 46

C. Variabel Penelitian ... 50

D. Populasi dan Sampel ... 52

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 54

F. Lokasi Penelitian ... 55

G. Teknik: Pengolahan Data ... 55

H. Teknik Analisis Data ... 59

1. Statistik Deskriptif ... 59

2. Uji Validitas ... 60

3. Uji Reliabilitas ... 60

4. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas ... 61

b. Uji Heteroskedastisitas ... 61

c. Uji Autokorelasi ... 62

5. Uji Regresi Linear Sederhana ... 63

6. Uji Hipotesa ... 63

a. Uji t ... 63

b. Uji Koefisien Determinasi ... 65


(12)

BABIV GAMBARAN UMUM BMT EL-SYIFA, HASIL PENELITIAN

DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum BMT El-Syifa ... 68

1. Sejarah Singkat BMT El-Syifa ... 68

2. Visi dan Misi BMT El-Syifa ... 70

3. Produk Yang Ditawarkan BMT El-Syifa ... 71

4. Struktur Organisasi BMT EI-Syifa ... 74

B. Gambaran Umum Responden ... 75

C. Basil Penelitan dan Pembahasan ... 85

BABV PENUTUP A. Kesimpulan... . . . .. 1 02 B. Saran .... " ... '" 1 03 jIj|セQイセ@ セitセQイセ@ •.••••••...•••...•...•...••.•...•....•...••...•••••... 10:;


(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada penelitian ini permasalahan yang dibahas adalah mengenai pembiayaan murabahah dan mudharabah terhadap perkembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Dari penelitian-penelitian sebelumnya hasil menunjukan bahwa baik pembiayaan murabahah maupun mudharabah memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan UMKM. Dan dari hasil penelitian ini yang mengambil lokasi di BMT menunjukan pembiayaan murabahah dan mudharabah memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan UMKM. Selain di BMT penelitian tentang perkembangan UMKM ini juga dapat dilakukan pada lembaga keuangan perbankan. Lembaga keuangan perbankan terdiri dari dua macam yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah.

Disamping kedua lembaga keuangan yang tersebut diatas (Bank Umum dan BPRS), masih ada yang lain lagi lembaga keuangan yang bergerak di luar dunia perbankan. Lembaga keuangan ini biasa dinamai dengan Lembaga Keuangan Non Bank (LKNB). Termasuk dalam lembaga keuangan


(14)

non bank (LKNB), di antaranya: Koperasi Syariah atau BMT, Asuransi Syariah, Pegadaian Syariah, Dana Pensiun Syariah, dll1.

Baik lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank keduana diatur dalam hukum syariah, dimana di dalam hukum syariah melarang adanya pengambilan kelebihan yang merugikan semisal bunga atau riba. Oleh karena bunga uang secara fikih dikategorikan sebagai riba yang berarti haram tetapi yang diperbolehkan adalah sistem bagi hasil. Inilah yang mendasari perbedaan antara sistem lembaga keuangan konvensional dengan sistem lembaga keuangan syariah.

Dan salah satu jenis lembaga yang termasuk kedalam lembaga keuangan non bank yaitu lembaga keuangan mikro. Dapat dicermati bahwa Lembaga Keuangan Mikro (LKM) di Indonesia saat ini semakin berkembang dilihat dari semakin banyak jumlahnya, termasuk telah dikembangkannya Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dengan sistem ekonomi syariah. Karena masih tergolong lembaga informal, maka bagi keperluan pengembangannya agar menjadi lemabaga keuangan yang baik dan sehat, perlu didukung oleh tersedianya lembaga yang memadai. Minimal kelembagaan tersebut memiliki jaringan yang kuat, baik antar-LKM maupun antara LKM dengan lembaga keuangan lainnya.

1


(15)

Kegiatan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) secara prinsip hampir sama dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) konvensional. Tetapi, ada beberapa kegiatan yang berbeda dalam hal akad dan transaksinya, yaitu dengan sistem syariah yang tidak memperkenankan adanya bunga. LKM dengan sistem syariah ini diharapkan dapat menggantikan sistem konvensional yang bertumpu pada instrumen bunga. Melalui sistem ini dapat dikembangkan bentuk-bentuk pembiayaan untuk usaha kecil dengan menggunakan sistem cost plus dan profit sharing. Adapun kegiatan LKMS adalah sebagai berikut: a) jual-beli (murabahah); b) titipan (wadi‟ah); c) mudharabah; d) musyarakah; e) zakat; f) jasa lainnya.2

Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) yang akan menjadi fokus penelitian ini adalah Baitul Maal Wattamwil (BMT). BMT terdiri dari dua istilah, baitul maal dan baitul tamwil. Bila menengok perjalanan baitul maal di Indonesia, sebenarnya sudah sedemikian tua usia kelahirannya, bermula dari pengorganisasian zakat di kalangan kaum muslimin pada masa pendudukan Jepang yang pada saat itu dimotori oleh Majelis Islam A‟la Indonesia (MIAI) dengan membentuk sebuah Baitul Maal Pusat.3 Baitul Maal Wattamwil (BMT) merupakan salah satu model lembaga keuangan syariah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan

2

Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 74-75

3


(16)

hingga ribuan BMT, yang bergerak di kalangan masyarakat ekonomi bawah dan berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam rangka meningkatkan ekonomi bagi pengusaha kecil yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang kemudian disalurkan melalui pembiayaan-pembiayaan.4

Perkembangan BMT di Indonesia sampai saat ini telah mencapai jumlah jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia dan tampil sebagai pendorong intermediasi usaha riil-mikro. Hal ini dibuktikan dengan jumlah BMT atau koperasi jasa keuangan syariah yang telah dikembangkan sampai kepelosok Indonesia. Sejak pertama kali konsep BMT di tahun 1990 diperkenalkan, hanya ada beberapa puluh unit saja, dan saat ini jumlah BMT sudah lebih dari 5.500 (Asosiasi BMT Indonesia/Absindo, 2012).5

Sedangkan pertumbuhan asset BMT menurut BMT Center (lembaga yang menaungi LKMS se-Indonesia) terus bertambah seiring waktu dan perkembangan jaringannya yang luas. Pada tahun 2006, asset anggota BMT Center sebesar Rp458.000.000.000. Tahun berikutnya, asset anggota meningkat lagi menjadi Rp 695.000.000.000. Kemudian berturut-turut pada tahun 2008 dan 2009 aset para anggota BMT Center berkembang menjadi Rp

4

Makhalul Ilmi SM, Teori Dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2002), h. 49


(17)

Rp 1.000.000.000.000 dan Rp 1.600.000.000.000.6 Pada tahun 2010 aset BMT naik menjadi Rp 3.200.000.000.000.7 Pada tahun 2011 aset BMT naik menjadi Rp 3.600.000.000.000.8 Dan pada tahun 2012 aset BMT naik menjadi Rp 4.700.000.000.000.9

Seperti yang telah diketahui pada lembaga BMT terdapat dua jenis kegiatan yaitu jenis kegiatan keuangan dan non keuangan. Untuk jenis keuangan ada dua bentuk layanan, jasa simpan pinjam dan pembiayaan. Pada layanan pembiayaan produk yang ditawarkan adalah mudharabah,

6Eka Adi Nugroho dan Multifah, “

Persepsi Masyarakat Terhadap Baitul Maal Wattamwil (BMT) Dalam Pemberdayaan Ekonomi Lokal (Studi Pada BMT MMU Sidogiri Pasuruan)”. Universitas Brawijaya Malang, (Agustus 2013), h. 1-2

7Zaki Al hamzah, “Krisis SDM BMT Mengancam di 2013”, artikel diakses pada 3 Oktober 2015 dari http://makmunr.blogspot.co.id/2011/11/krisis-sdm-bmt-mengancam-di-2013.html

8Muh Syaifullah, “Aset BMT Tumbuh Signifikan”, artikel diakses pada 3 Oktober 2015 dari

http://bisnis.tempo.co/read/news/2012/11/07/089440268/aset-bmt-tumbuh-signifikan

9Ichsan Emrald Alamsyah, “Aset BMT Indonesia Capai Rp 4,7 Triliun”, artikel diakses pada 3 Oktober 2015 dari

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/syariah-ekonomi/15/03/22/nlmhlb-0 1000 2000 3000 4000 5000

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pertumbuhan Asset BMT

Pertumbuhan Asset BMT


(18)

musyarakah, murabahah, ba‟I bitsaman ajil. Produk-produk layanan pembiayaan ini membiayai usaha-usaha yang dilakukan anggota sesuai kebutuhan. Adapun fungsi BMT di masyarakat, adalah:10

1. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pengelola menjadi lebih professional, saalam (selamat, damai, dan sejahtera), dan amanah sehingga semakin utuh dan tangguh dalam berjuang dan berusaha (beribadah) mengadapi tantangan global.

2. Mengorganisasi dan memobilisasi dana sehingga dana yang dimiliki oleh masyarakat dapat termanfaatkan secara optimal di dalam dan di luar organisasi untuk kepentingan rakyat banyak.

3. Mengembangkan kesempatan kerja.

4. Mengukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-produk anggota. Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga ekonomi dan sosial masyarakat banyak.

Selain itu, peran BMT di masyarakat, adalah:11

1. Motor penggerak ekonomi dan sosial masyarakat banyak. 2. Ujung tombak pelaksanaan sistem ekonomi Islam.

3. Penghubung antara kaum aghnia (kaya) dan kaum dhu‟afa (miskin).

10

Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis, (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2010, Cet. Pertama), h. 364


(19)

4. Sarana pendidikan informal untuk mewujudkan prinsip hidup yang

barakah, ashhanu „amala, dan salaam melalui spiritual communication dengan dzikir qalbiyaah ilahiah.

Apabila seseorang melakukan kerjasama dengan BMT maka akan ada akad atau kontrak perjanjian antara kedua belah pihak untuk mencegah

terjadinya perselisihan. Menurut para ahli hukum Islam, kata “akad”

didefinisikan sebagai berikut: “Hubungan antara ijab dan qabul sesuai dengan

kehendak syariat yang menetapkan adanya pengaruh (akibat) hukum pada

objek perikatan”. Yang menjadi asas-asas sebuah kontrak yaitu: Al-Hurriyyah (Kebebasan), Al-Musawah (Persamaan atau kesetaraan), Al-„Adalah (Keadilan), Ar-Ridha (Kerelaan), Ash-Shidiq (Kejujuran), Al-Kitabah (Tertulis). Unsur-unsur dari sebuah kontrak adalah ijab dan qobul, ijab dan qobul harus jelas dan tidak terhalang sesuatu yang menyebabkan kaburnya atau terganggunya kontrak; pelaku kontrak („aqidain), pelaku kontrak berakal, baligh, bahkan untuk transaksi ekonomi tertentu pelaku harus cerdas (rusyd) serta memiliki wewenang terhadap objek kontrak; objek akad (ma‟qud

„alaih), objek kontrak secara umum harus ada/terwujud ketika terjadinya kontrak, tidak dilarang hukum Islam dan dapat diserahkan ketika kontrak terjadi.12

12


(20)

Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pembiayaan murabahah dan mudharabah. Pembiayaan murabahah memiliki tujuan dari antara lain untuk meningkatkan peran BMT, meningkatkan pendapatan BMT, dan menolong nasabah yang tidak memiliki keuangan cukup untuk pembayaran tunai. Dan yang menjadi tujuan bagi nasabah yaitu untuk mendapat pemenuhan pengadaan asset melakukan pembelian barang dengan pembayaran yang ditangguhkan.

Sedangkann tujuan dari pembiayaan mudharabah antara lain untuk meningkatkan peran BMT, meningkatkan pendapatan BMT, dan menolong nasabah yang kekurangan modal untuk usaha. Jika kemudian dari usaha yang dijalankan pihak kedua diperoleh keuntungan (profit), masing-masing berhak atas bagian keuntungan tersebut yang porsinya ditentukan berdasarkan kesepakatan awal pada saat dilakukan penandatanganan perjanjian misalnya 30/70, 35/65, atau 40/60. Sebaliknya, bila usaha yang dijalankan pihak kedua merugi, beban kerugian dipikul bersama, dimana pihak pertama selaku shahib al-maal kehilangan sebagian atau seluruh modalnya dan pihak kedua selaku mudharib kehilangan kesempatan memperoleh hasil dari jerih payah dan cucuran keringat yang dikeluarkannya selama mengelola usaha. Inilah yang menjadi dasar sehingga para ahli berkesimpulan bahwa mudharabah


(21)

merupakan bentuk kerjasama ekonomi yang memutlakkan adanya perimbangan pembagian keuntungan dan (risiko) kerugian.13

Usaha Mikro Kecil Menengah (UKM) yang merupakan salah satu komponen dari sektor industri pengolahan, secara keseluruhan mempunyai andil yang sangat besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Disamping itu banyak potensi tersebut, banyak permasalahan yang dihadapi oleh UMK karena sifat usahanya yang kebanyakan masih bersifat transisi. Beberapa permasalahan utama yang sering dihadapi usaha ini antara lain masalah permodalan dan pemasaran. Permasalahan lain yang dihadapi adalah penguasaan teknologi yang rendah, kekurangan modal, akses pasar yang terbatas, kelemahan dalam pengelolaan usaha dan lain sebagainya.14

Pembangunan dan pertumbuhan UKM merupakan salah satu penggerak yang krusial bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di banyak negara di dunia. Karakteristik yang melekat pada UKM bisa merupakan kelebihan atau kekuatan yang justru menjadi penghambat perkembangan (Growth constraints). Kombinasi dari kekuatan dan kelemahan

13

Makhlul Ilmi SM, Teori & Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syariah, h. 32 14

Fitri Ananda, “Analisis Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Setelah Memperoleh


(22)

serta interaksi keduanya dengan situasi eksternal akan menentukan prospek perkembangan UKM.15

Potensi usaha kerdit usaha mikro hingga saat ini oleh banyak kalangan masih dipandang sangat menjanjikan. Terbukti dengan terus meningkatnya volume penyaluran pinjaman untuk usaha mikro dari tahun ke tahun dengan kualitas pinjaman yang relatif baik.16

Berdasarkan uraian dan hal-hal yang telah disebutkan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai pembiayaan mudharabah dan murabahah, serta perkembangan UMKM. Maka penulis mengambil judul

Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT EL-SYIFA Ciganjur

.

B. Identifikasi Masalah

Penyaluran pembiayaan pada UMKM merupakan termasuk kedalam upaya memberikan penambahan modal usaha bagi pengusaha. Penyaluran pembiayaan yang menjadi masalah disini mengenai produk pembiayaan murabahah dan mudharabah. Namun tidak semua BMT memiliki sistem atau

15

Ibid., h.8 16

Istiqomah Fidyaningsih, “Pengaruh Penyaluran Pembiayaan Mikro Terhadap Pendapatan


(23)

mekanisme yang baik dari produk pembiayaan murabahah dan mudharabah yang ditawarkan. Baik tidaknya sebuah produk itu dilihat dari kemudahan bagi nasabahnya saat memilih produk pembiayaan murabahah dan mudharabah itu sendiri. Misalnya saja dalam persyaratannya, nisbah bagi hasil, dan lain sebagainya.

Diharapkan dengan produk pembiayaan murabahah dan mudharabah pada BMT akan memudahkan nasabah atau masyarakat untuk mendapatkan tambahan modal. Sehingga dapat memungkinkan masyarakat untuk mengembangkan usahanya.

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang masalah, penelitian ini hanya akan membahas pada produk pembiayaan murabahah dan mudharabah pada BMT El-Syifa dalam sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan pengaruhnya terhadap perkembangan usaha milik nasabah. Adapun yang menjadi studi kasus penelitian ini yaitu BMT El-Syifa.

2. Perumusan Masalah

Dengan batasan masalah tersebut bahwa penyaluran dana melalui produk pembiayaan murabahah dan mudharabah dapat


(24)

mempengaruhi perkembangan usaha milik nasabah. Sehingga dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1) Bagaimana pengaruh pembiayaan murabahah dan mudharabah di BMT El-Syifa terhadap perkembangan UMKM?

2) Seberapa besar pengaruh pemberian pembiayaan murabahah dan mudharabah di BMT El-Syifa terhadap perkembangan UMKM? 3) Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan nasabah memilih

pembiayaan murabahah dan mudharabah di BMT El-Syifa?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui bagaimana dengan pemberian pembiayaan murabahah dan mudharabah di BMT El-Syifa dapat mempengaruhi perkembangkan usaha nasabah?

2) Untuk mengetahui seberapa besar pembiayaan murabahah dan mudharabah mempengaruhi perkambangan UMKM di BMT El-Syifa?


(25)

3) Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan nasabah memilih pembiayaan murabahah dan mudharabah di BMT El-Syifa?

2. Manfaat Penelitian

Dalam Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait, diantaranya adalah:

1) Manfaat bagi pihak penulis, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan langsung mengenai pemberian pembiayaan murabahah dan mudharabah untuk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan bagaimana penyaluran tambahan modal UMKM dapat mempengaruhi perkembangan UMKM.

2) Manfaat bagi BMT, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam pemberian pembiayaan murabahah dan mudharabah untuk UMKM sehingga dapat membantu perkembangan usaha nasabah.

3) Bagi pemerintah. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk mengembangkan UMKM oleh pemerintah agar meningkatkan usaha kecil di Indonesia.

4) Manfaat bagi pendidikan. Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi atau masukan mengenai pemberian pembiayaan


(26)

murabahah dan mudharabah untuk UMKM yang baik dan dapat memberikan hasil optimal.

E. Review Studi Terdahulu

a. Penulis Fitri Ananda jurusan IESP fakultas Ekonomi judul Analisis Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil Setelah Memperoleh Pembiayaan Mudharabah dari BMT At-Taqwa Halmahera di Kota Semarang. Tujuan dari penelitiannya adalah menganalisis perbedaan dan perkembangan UMK saat sebelum dan sesudah menerima pembiayaan dari BMT dilihat dari modal usaha, omzet penjualan dan keuntungan. Dan hasil dari penelitian ini adalah pembiayaan dari BMT At Taqwa Halmahera terbukti mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja UMK binaan BMT At Taqwa Halmahera di Kota Semarang. Penelitian tersebut mengambil lokasi penelitian di BMT At-Taqwa Halmahera di kota Semarang. Yang menjadi persamaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini juga meneliti tentang pembiayaan murabahah dan pengaruhnya terhadap perkembangan UMKM. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini juga meneliti tentang pembiayaan mudharabah dan bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan UMKM. Dan yang menjadi lokasi penelitian yaitu di BMT El-Syifa.


(27)

b. Penulis Andi Abdullah Sa‟ad jurusan Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum judul Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Peningkatan Pendapatan Nasabah BMT Berkah Madani. Tujuan dari penelitiannya adalah untuk mengetahui perubahan pendapatan nasabah sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan murabahah. Dan hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan dari pembiayaan murabahah yang diberikan BMT Berkah Madani terhadap perubahan pendapatan nasabah. Persamaan dengan penelitian ini yaitu juga meneliti tentang pembiayaan murabahah. Sedangkan perbedaannya penelitian ini tidak hanya meneliti tentang pembiayaan murabahah-nya saja tetapi juga mudharabah, tidak hanya meneliti perubahan pendapatan dari usahanya saja termasuk juga perkembangan dari usaha nasabah. Dan faktor-faktor apa yang menyebabkan nasabah memilih diantara kedua pembiayaan tersebut.

c. Penulis Maulidah Kurniawati jurusan Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam judul Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Kinerja Usaha Nasabah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pembiayaan murabahah terhadap kinerja usaha nasabah. Dan hasil dari penelitian ini adalah pembiayaan murabahah pada BMT NU Sejahtera berpengaruh positif terhadap


(28)

kinerja usaha nasabah. Persamaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini juga meneliti tentang pembiayaan murabahah. Dan yang menjadi perbedaannya adalah peneltian ini juga meneliti tentang pembiayaan mudharabah, dan tidak hanya meneliti dari sisi kinerja usaha tetapi bagaimana perkembangannya. Dan faktor-faktor yang menyebabkan nasabah memilih pembiayaan murabahah dan mudharabah.

d. Penulis Suryati jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi judul Pengaruh Pembiayaan Mudharabah BMT Binamas Terhadap Perkembangan Usaha dan Pendapatan Nasabah Mudharabah di BMT Binamas Purworejo. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk mengetahui pembiayaan mudharabah terhadap perkembangan usaha dan peningkatan pendapatan nasabah mudharabah dan untuk mengetahui pengaruh tidak langsung pemberian pembiayaan mudharabah terhadap peningkatan pendapatan melalui perkembangan usaha nasabah. Dan hasil dari penelitian ini adalah pembiayaan mudharabah terhadap perkembangan usaha nasabah memiliki pengaruh yang positif dan signifikan, terdapat pengaruh positif antara perkembangan usaha dengan peningkatan pendapatan dan juga ada pengaruh secara tidak langsung dari pembiayaan mudharabah terhadap peningkatan pendapatan nasabah melalui perkembangan


(29)

usaha. Persamaan dengan penelitan ini adalah sama-sama meneliti tentang pembiayaan mudharabah terhadap perkembangan usaha nasabah dan juga dampaknya terhadap peningkatan usaha nasabah. Dan perbedaannya adalah penelitian ini tidak hanya meneliti pengaruh pembiayaan mudharabah saja tetapi juga murabahah, bagaimana kedua pembiayaan tersebut dapat mempengaruhi perkembangan UMKM. Dan faktor-faktor yang menyebabkan nasabah memilih kedua pembiayaan tersebut.

F. Kerangka Konseptual

Adapun bentuk konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BMT

Pembiayaan

Perkembangan UMKM


(30)

1. BMT selaku lembaga keuangan mikro syariah memiliki produk-produk

pembiayaan, pembiayaan murabahah dan mudharabah.

Pembiayaan-pembiayaan tersebut yang nantinya akan disalurkan kepada nasabah-nasabah yang memiliki usaha.

2. Melalui pembiayaan murabahah nasabah yang memiliki usaha akan memilih pembiayaan tersebut untuk pengadaan alat dalam meningkatkan hasil output produksinya. Dan ketika nasabah telah mendapatkan alat untuk menambah jumlah produksi tersebut melalui pembiayaan murabahah dapat dilihat bahwa

pembiayaan murabahah ini berkontribusi atau tidaknya terhadap

perkembangan UMKM.

3. Dan untuk pembiayaan mudharabah dipilih oleh nasabah yang memiliki usaha untuk menambah modal usahanya. Dengan menambah modal usahanya nasabah dapat mengembangkan usaha yang dijalaninya lebih dari sebelumnya. Namun berhasil tidaknya dari perkembangan usaha ini sehingga

membuat usaha nasabah semakin maju dengan pembiayaan mudharabah

dapat dilihat bahwa pembiayaan mudharabah memberikan kontribusi yang besar atau tidak terhadap keberhasilan dan kemajuan dari perkembangan usaha nasabah.

4. Setelah nasabah-nasabah memilih diantara kedua pembiayaan, dapat dilakukan penelitian jika memang pembiayaan murabahah dan mudharabah

memiliki pengaruh dan juga berkontribusi atau tidak terhadap perkembangan usaha nasabah-nasabah BMT.


(31)

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan penelitian ini, penulis mengurutkan permasalahannya menjadi 5 BAB:

BAB I: PENDAHULUAN. Bab ini memuat Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Review Studi Terdahulu, Kerangka Teori dan Konseptual, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II: LANDASAN TEORI. Bab ini memuat Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah tentang Pengertian, Landasan Hukum, Rukun dan Syarat, juga Konsep dan Penerapannya pada BMT. Termasuk juga memuat Usaha Mikro Kecil Menengah tentang Pengerian, Landasan Hukum, Masalah Yang Dihadapi, dan juga Perkembangannya.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN. Memuat tentang Jenis Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Populasi dan Sampel, Teknik Pengambilan Sampel, Lokasi Penelitian, Teknik Pengolahan Data dan Teknik Analisis Data.

BAB IV: GAMBARAN UMUM BMT EL-SYIFA, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Memuat tentang Gambaran Umum BMT EL-SYIFA, Gambaran Umum Responden, Hasil Penelitian dan Pembahasan.


(32)

BAB V: PENUTUP. Memuat tentang kesimpulan uraian atau penjelasan, yang didapat dari hasil penelitian dan juga saran.


(33)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan Murabahah

1. Pengertian Pembiayaan Murabahah

Bai‟ al-Murabahah, yakni jual beli mabi‟ dengan ra‟s al-mal (harga pokok) ditambah sejumlah keuntungan tertentu yang disepakati dalam akad.17 Dalam kontrak murabahah, penjual harus memberitahukan harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya. Kontrak murabahah dapat dilakukan untuk pembelian secara pemesanan pembelian. Dalam

istilah Imam Syafi‟I dalam kitab Al-Um, dikenal dengan Al-„Amir bi asy-syira.18

Menurut Ascarya, murabahah adalah istilah Fikih Islam yang berarti suatu bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang

17

Ghufron A. Mas‟adi, Fiqh Muamalat Kontekstual, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2002), h.142


(34)

dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan yang diinginkan.19

Menurut Syafii Antonio, bai‟ al-murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan yang disepakati. Dalam bai‟ al-murabahah, penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.20

Menurut M. Nur Rianto Al Arif, murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyetakan harga perolehan dan keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts karena dalam murabahah ditentukan besarnya required rate of profitnya (keuntungan yang ingin diperoleh).21

Menurut Yuke Rahmawati, murabahah (Pembiayaan) ialah Akad jual beli suatu barang dengan harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati, dengan pertimbangan keuntungan yang tidak terlalu membebankan kepada calon pembeli.22

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa murabahah adalah akad jual beli dimana penjual

19

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.81-82

20Muhammad Syafi‟I Antonio,

Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h.101

21

M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis dan Praktis,

(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012), h.150 22


(35)

memberitahukan harga pokok atau harga awal beli dari barang yang ia akan jual, dan menyebutkan keuntungan yang ia ambil dari penjualan barangnya kepada pembeli. Maka yang menjadi harga jual dari barangnya itu adalah hasil dari harga pokok ditambah keuntungannya. 2. Landasan Hukum Pembiayaan Murabahah

a. Dasar Hukum Positif23

1) Pasal 1 ayat (13) UU No.10 Tahun 1998 Tentang Perbankan 2) Pasal 19 ayat (1) huruf d dan ayat (2) huruf d UU No. 21

Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

3) Pasal 21 huruf b angka 2 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

4) Peraturan Bank Indonesia No. 7/6/PBI/2005 tentang transparansi informasi produk bank dan penggunaan data pribadi nasabah beserta ketentuan perubahannya.

5) Peraturan Bank Indonesia No 9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank syariah, berikut perubahannya dengan Peraturan Bank Indonesia No. 10/16/PBI/2008.

23


(36)

6) Peraturan Bank Indonesia No.10/17/PBI/2008 tentang Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Dasar hukum positif murabahah menurut Dewan Syariah Nasional dan Majelis Ulama Indonesia:

7) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah.24

8) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 13/DSN-MUI/IX/2000 tentang uang muka dalam murabahah.25 8) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.

16/DSN-MUI/IX/2000 tentang diskon dalam murabahah.26 9) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.

23/DSN-MUI/III/2002 tentang potongan pelunasan dalam murabahah.27

10)Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 47/DSN-MUI/II/2005 tentang penyelesaian piutang murabahah bagi nasabah tidak mampu membayar.28

24 Abdul Ghofur Anshori, “

Payung Hukum Perbankan Syariah”, (Yogyakarta: UII Press,

2007), h.105 25

Ibid., h.108 26

Ibid., h.112 27


(37)

11)Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 48/DSN-MUI/II/2005 tentang penjadwalan kembali tagihan murabahah.29

12)Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 49/DSN-MUI/II/2005 tentang konversi akad murabahah.30 b. Dasar Hukum Syariah

Adapun landasan hukum syariah dari murabahah yang berdasarkan ayat-ayat Al-Qur‟an adalah sebagai berikut:

1) QS. An-Nisa‟: 2931















(

ءاسنلا

/

4

:

99

(

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa‟ [4]: 29)

29

Ibid., h.139 30


(38)

2) QS. Al-Baqarah: 27532





































(

رق لا

/

9

:

972

)

Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al-Baqarah [2]: 275)


(39)

3) QS. Al-Maidah: 133









(

دئاملا

/

5

:

1

)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya”. (QS. Al-Maidah [5]: 1)

4) QS. Al-Baqarah: 28034



(

رق لا

/

9

:

982

)

Artinya: “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui”. (QS. Al-Baqarah [2]: 280)

Dan yang menjadi landasan hukum syariah dari murabahah berdasarkan hadits Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:35 1) Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari Amr bin Auf:

33

Ibid., h.118 34


(40)

“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaun muslimin, kecuali

perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau

menghalalkan yang haram.”.

2) Hadis Nabi riwayat Jama‟ah:

“Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh oorang

mampu adalah suatu kezaliman…”

3) Hadis Nabi riwayat Nasa‟I Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad:

“Menunda-nunda (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu menghalalkan harga diri dan pemberian sanksi

kepadanya.”.

4) Hadis Nabi riwayat „Abd al-Raziq dari Zaid bin Aslam:

“Rasulullah SAW, ditanya tentang „urban (uang muka) dalam

jual beli, maka beliau menghalalkannya.”.

5) Ijma‟ Mayoritas ulama tentang kebolehan jual beli dengan cara Murabahah.

Kaidah fiqh: “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh


(41)

3. Rukun dan Syarat Pembiayaan Murabahah

Menurut Ascarya rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:

a. Pelaku akad, yaitu ba‟i (penjual) adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan akan membeli barang;

b. Objek akad, yaitu mabi‟ (barang dagangan) dan tsaman (harga); dan

c. Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.

Menurut Wiroso, dalam murabahah dibutuh beberapa syarat, antara lain:36

a. Mengetahui harga pertama (Harga Pembelian)

Pembeli kedua hendaknya mengetaui harga pembelian karena hal itu adalah syarat sahnya transaksi jual beli. Syarat ini meliputi semua transaksi yang terkait dengan murabahah, seperti pelimpahan wewenang (tauliyah), kerjasama (isyrak) dan kerugian (wadhi‟ah), Karena semua transaksi ini berdasar pada harga pertama yang merupakan modal. Jika tidak mengetahuinya, maka jual beli tersebut tidak sah hingga di tempat transaksi. Jika tidak


(42)

diketahui hingga keduanya meninggalkan tempat tersebut, maka gugurlah transaksi itu.

b. Mengetahui besarnya keuntungan

Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan, karena ia merupakan bagian dari harga (tsaman), sedangkan mengetahui harga adalah syarat sahnya jual beli.

c. Modal hendaklah berupa komoditas yang memiliki kesamaan dan sejenis, seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang dan dihitung. Syarat ini diperlukan dalam murabahah dan tauliyah, baik ketika jual beli dilakukan dengan penjual pertama atau orang lain. Serta baik keuntungan dari jenis harga pertama atau bukan, setelah jenis keuntungan disepakati berupa sesuatu yang diketahui ketentuannya, misalkan dirham ataupun yang lainnya. Jika modal dan benda-benda yang tidak memiliki kesamaan, seperti barang dagangan, selain dirham dan dinar, tidak boleh diperjualbelikan dengan cara murabahah atau tauliyah oleh pihak yang tidak memiliki barang dagangan. Hal ini karena murabahah atau tauliyah adalah jual beli dengan harga yang sama dengan harga pertama, dengan adanya tambahan keuntungan dalam sistem murabahah.


(43)

d. Sistem murabahah dalam harta riba hendaknya tidak menisbatkan riba tersebut terhadap harga pertama.

Seperti membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan barang sejenis dengan takaran yang sama, maka tidak boleh menjualnya dengan sistem murabahah. Hal semacam ini tidak diperbolehkan karena tambahan, sedangkan tambahan terhadap harta riba hukumnya adalah riba dan bukan keuntungan.

e. Transaksi pertama haruslah sah secara syara‟

Jika transaksi pertama tidak sah, maka tidak booleh dilakukan jual beli secara murabahah, karena murabahah adalah jual beli dengan harga pertama disertai tambahan keuntungan dan hak milik jual beli yang tidak sah ditetapkan dengan nilai barang atau dengan barang yang semisal bukan dengan harga, karena tidak benarnya penamaan.


(44)

4. Konsep dan Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada BMT Konsep pembiayaan murabahah menurut Ahmad Sumiyanto:37

Penerapan transaksi murabahah menurut Ahmad Sumiyanto:38 a. Murabahah tanpa pesanan, maksudnya ada yang pesan atau tidak, ada yang beli atau tidak, bank syariah menyediakan barang dagangannya. Penyediaan barang pada murabahah ini terpengaruh atau terkait langsung dengan ada atau tidaknya pesanan atau pembeli.

b. Murabahah berdasarkan pesanan, maksudnya bank syariah akan melakukan transaksi murabahah atau jual beli apabila ada nasabah yang memesan barang sehingga penyediaan barang baru dilakukan

37

Suryati, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah BMT Binamas Terhadap Perkembangan Usaha dan Pendapatan Nasabah Mudharabah di BMT Binamas Purworejo”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2012), h.28

38

Maulidah Kurniati, “Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Kinerja Usaha

Nasabah,” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Institut Agama Islam Negeri Walisongo

Pembayaran Tangguh/ Angsuran

BMT

Jual Barang

Anggota

Beli Tunai

Supplier/ Produsen

Kirim Barang


(45)

jika ada pesanan. Pada murabahah ini, pengadaan barang sangat tergantung atau terkait langsung dengan pesanan atau pembelian barang tersebut. Murabahah berdasarkan pesanan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Murabahah berdasarkan pesanan dan bersifat mengikat. Maksudnya apabila telah dipesan harus dibeli.

2) Murabahah berdasarkan pesanan dan bersifat tidak mengikat. Maksudnya walaupun nasabah telah memesan barang, tetapi nasabah tidak terikat, nasabah dapat menerima atau membatalkan pesanan.

B. Pembiayaan Mudharabah

1. Pengertian Pembiayaan Mudharabah

Mudharabah berasal dari kata dharb yang artinya memukul. Atau lebih tepatnya adalah proses seseorang dalam menjalankan suatu usaha. Secara teknis, mudharabah adalah sebuah akad kerja sama antarpihak dimana pihak pertama (shahib al-maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.39

Sedangkan menurut Ascarya, sebagai bentuk kontrak, mudharabah merupakan akad bagi hasil ketika pemilik dana/modal (pemodal), biasa disebut shahibul maal/rabbul maal, menyediakan


(46)

modal (100 persen) kepada pengusaha sebagai pengelola, biasa disebut mudharib, untuk melakukan aktivitas produktif dengan syarat bahwa keuntungan yang dihasilkan akan dibagi diantara mereka menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya dalam akad (yang besarnya juga dipengaruhi oleh kekuatan pasar). Shahibul maal (pemodal) adalah pihak yang memiliki modal, tetapi tidak bisa berbisnis, dan mudharib (pengelola atau entrepreneur) adalah pihak yang pandai berbisnis, tetapi memiliki modal.40

Menurut Gemala Dewi, mudharabah addalah akad antara kedua belah pihak untuk salah seorangnya (salah satu pihak) mengeluarkan sejumlah uang kepada pihak lainnya untuk diperdagangkan. Dan labanya dibagi dua sesuai dengan kesepakatan.41

Menurut A. Wangsawidjaja. Z, pembiayaan atas dasar akad mudharabah diberikan dalam bentuk uang dan/atau barang, serta bukan dalam bentuk piutang atau tagihan. Dalam hal pembiayaan atas dasar akad mudharabah diberikan dalam bentuk uang maka harus dinyatakan secara jelas jumlahnya.42 Menurut Andri Soemitra,

40

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h.60-61 41

Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalan Perbankan dan Peransuransian syariah di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Goup, 2005), h.25


(47)

Mudharabah yaitu pemilikan suatu barang tertentu yang dibayar pada saat jatuh tempo.43

Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan, mudharabah adalah akad kerja sama atas suatu usaha antara dua pihak dimana salah satu pihak sebagai pemilik modal (shahibul maal) dan pihak lain sebagai pengelola dana (mudharib) sedangkan pembagian keuntungannya menggunakan sistem bagi hasil.

2. Landasan Hukum Pembiayaan Mudharabah a. Dasar Hukum Positif44

1) Pasal 19 ayat (1) huruf c dan ayat (2) huruf c UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

2) Pasal 21 huruf b angka 1 UU Perbankan syariah

3) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah. 4) Peraturan Bank Indonesia No 9/19/PBI/2007 tentang

pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank syariah, berikut perubahannya dengan Peraturan Bank Indonesia No. 10/16/PBI/2008.

b. Dasar Hukum Syariah.

43

Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h.464


(48)

1) QS. An-Nisa‟: 2945















(

ءاسنلا

/

4

:

99

)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa [4]: 29) 2) QS. Al-Maidah: 146









(

دئاملا

/

2

:

1

)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.” (QS. Al-Maidah [5]: 1)

3) QS. Al-Baqarah: 28347

45

Amin Suma, Tafsir Ayat Ekonomi, h.156 46


(49)















(

رق لا

/

9

:

982

)

Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah [2]: 283)

Dan yang menjadi landasan hukum syariah dari mudharabah berdasarkan hadits Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:48

1) Diriwatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dan kepada mitra usaha nasabahnya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggungjawab atas dana tersebut kepada


(50)

Rasulullah SAW dan Rasulullah SAW memperbolehkannya. (HR. Thabrani)

2) Dari Suhaib ar-Rumi r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara tangguh, muqaraddah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk

dijual” (HR. Ibnu Majah)

3) Dari Amr bin Auf, Rasulullah SAW “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin, kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang

haram” (HR. Tirmidzi)

4) Dari Abu Sa‟id al-Khudri, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak

boleh membahayakan diri sendiri maupun orang lain.” (HR.

Ibnu Majah, Daaqauthni)

3. Rukun dan Syarat Pembiayaan Mudharabah

Menurut Ascarya rukun dari akad mudharabah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:49

49


(51)

1) Pelaku akad, yaitu shahibul maal (pemodal) adalah pihak yang memiliki modal tetapi tidak bisa berbisnis, dan mudharib (pengelola) adalah pihak yang pandai berbisnis, tetapi tidak memiliki modal;

2) Objek akad, yaitu modal (maal), kerja (dharabah), dan keuntungan (ribh); dan

3) Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.

Dan syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi dalam mudharabah terdiri dari syarat modal dan keuntungan. Syarat modal yaitu:

1) Modal harus berupa uang;

2) Modal harus jelas dan diketahui jumlahnya; 3) Modal harus tunai bukan utang; dan

4) Modal harus diserahkan kepada mitra kerja.

Sementara itu, syarat keuntungan, yaitu keuntungan harus jelas ukurannya; dan keuntungannya harus dengan pembagian yang disepakati kedua belah pihak.


(52)

4. Konsep dan Penerapan Pembiayaan Mudharabah

Konsep pembiayaan mudharabah, menurut Ahmad Sumiyanto dalam Suryati:50

Dalam penerapan atau pelaksanaan pembiayaan mudharabah menurut Ahmad Sumiyanto memaparkan beberapa kentetuan umum yang berlaku adalah:51

a. Jumlah modal yang diserahkan kepada anggota selaku pengelola modal harus diserahkan tunai, dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan nilainya dalam satuan uang.

50

Suryati, “Pengaruh Pembiayaan Mudharabah BMT Binamas Terhadap Perkembangan

Usaha dan Pendapatan Nasabah Mudharabah di BMT Binamas Purworejo”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, 2012), h.27

Akad Mudharabah

Anggota BMT

Tenaga Kerja

Modal

Proyek Usaha


(53)

b. Apabila uang diserahkan secara bertahap, harus jelas dan disepakati bersama.

c. Hasil dari pengelolaan pembiayaan mudharabah dapat diperhitungkan dengan dua cara yaitu:

1) Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad, pada bulan atau waktu yang ditentukan. Pemilik modal menanggung seluruh kegiatan kecuali akibat kelalaian dan penyimpangan pihak pengusaha.

2) Pemilik modal berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan. Namun, tidak berhak mencampuri urusan pekerjaan anggota. Jika anggota cedera janji dengan sengaja misalnya tidak mau membayar kewajiban atau menunda kewajiban, maka dapat dikenakan sanksi administrasi.

C. Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM)

1. Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Menurut Euis Amalia, kriteria usaha penting dibedakan untuk penentuan kebijakan yang terkait. Skala usaha dibedakan menjadi usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Penyebutan UMKM adalah untuk ketiga skala usaha selain usaha besar, yakni menengah, kecil, dan mikro. Sedangkan penyebutan


(54)

UKM dalam disertasi ini untuk selanjutnya adalah untuk usaha kecil dan mikro saja. Dalam kehidupan ekonomi sehari-hari, usaha mikro dan usaha kecil mudah dikenali dan mudah dibedakan dari usaha besar.52

Menurut Suryati, Usaha Mikro dan Kecil merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, usaha mikro dan kecil adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan usaha besar dan Badan Usaha Milik Negara.53

Sedangkan menurut Anik Malikah, mudharabah yaitu perjanjian antara pemilik modal (uang atau barang) dengan pengusaha (enterpreneur). Dimana pemilik modal bersedia membiayai sepenuhnya suatu proyek usaha dan usaha setuju untuk mengelola

52

Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, h.41

53


(55)

proyek tersebut dengan pembagian hasil sesuai dengan perjanjian. Pemilik modal tidak dibenarkan ikut dalam pengelolaan usaha, tetapi diperbolehkan membuat usulan dan melakukan pengawasan. Apabila usaha yang dibiayai mengalami kerugian, maka kerugian tersebut sepenuhnya ditanggung oleh pemilik modal kecuali apabila kerugian tersebut terjadi karena penyelewengan atau penyalahgunaan oleh usaha.54

2. Landasan Hukum Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)55 a. Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK Tahun 1993 b. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 316/KMK.616/1994 c. Undang-undang No. 9 Tahun 1995

d. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1997 e. Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1997 f. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998 g. INPRESS No. 10 Tahun 1999

h. Keputusan Presiden No. 127 Tahun 2001 i. Keputusan Presiden No. 56 Tahun 2002

j. Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 40/KMK.06/2003 k. Peraturan Menegkop dan UKM No. 10/Per/M.KUKM/VI/2006

54Anik Malikah, “Analisis Pembiayaan dengan Sistem Syari‟ah dan Pembinaan Hubungan

Kerja Terhadap Peningkatan Pendapatan Pengusaha Kecil”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi,

Universitas Islam Malang), h.7 55


(56)

l. Peraturan Meneg BUMN Per 05/MBU/2007

m. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, Menengah.

3. Masalah Yang Dihadapi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Menurut Tulus Tambunan, perkembangan UMKM di negara sedang berkembang dihalangi oleh banyak hambatan. Hambatan-hambatan tersebut (atau intensitasnya) bisa berbeda antara satu daerah dan daerah lain, atau antara perdesaan dan perkotaan, atau antar sektor, atau antar sesama perusahaan di sektor yang sama. Namun demikian, ada sejumlah persoalan yang umum untuk semua UMKM di Negara manapun juga, khususnya di dalam kelompok negara sedang berkembang. Rintangan-rintangan yang umum tersebut termasuk keterbatasan modal kerja maupun investasi, kesulitan-kesulitas dalam pemasaran, distribusi dan pengadaan bahan baku dan input lainnya, keterbatasan akses ke informasi mengenai peluang pasar dan lainnya, keterbatasan pekerja dengan keahlian tinggi (kualitas SDM rendah) dan kemampuan teknologi, biaya transportasi dan energi yang tinggi; keterbatasan komunikasi, biaya tinggi akibat prosedur administrasi dan birokrasi yang kompleks khususnya dalam pengurusan izin usaha, dan


(57)

ketidakpastian akibat peraturan dan kebijaksanaan ekonomi yang tidak jelas atau tak menentu arahnya.56

4. Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Menurut Purdi E Chandra, perkembangan usaha merupakan suatu keadaan tejadinya peningkatan omset penjualan.57 Menurut Jeaning Beaver dalam Muhammad Sholeh, Tolak ukur tingkat keberhasilan dan perkembangan perusahaan kecil dapat dilihat dari peningkatan omset penjualan.58

Menurut Indriyo Gito Sudarmo dalam jurnal Sulastri Rini Rindrayani dan M. Astihan, ukuran terhadap keberhasilan dari kebiaksanaan bisnis tersebut dapat berupa besar kecilnya penghasilan (Income) atau keuntungan (Profit) yang diperoleh. Alur tolok ukur perkembangan usaha dalam penelitian ini dilihat dari jumlah pendapatannya, yaitu akan terjadi peningkatan pendapatan apabila perkembangan usaha juga meningkat.59

56Tulus Tambunan, “

Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-isu Penting”,

(Jakarta: LP3ES, 2012), h.51 57Purdi E. Chandra, “

Trik Menuju Sukses”, (Jogjakarta: Grafika Indah, 2000), h.121

58

Mohamad Soleh, “Analisis strategi Inovasi dan Dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan”,

(Semarang: UNDIP), h.25 59

Sulastri Rini Rindrayani dan M.Astiham, “Pengaruh Penerapan Strategi Pemasaran terhadap Perkembangan Usaha Industri Kerajinan Mamer/Onyx di Kecamatan Campurdarat


(1)

Lampiran 4

Hasil Uji Asumsi Klasik

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Perkembangan UMKM 43.60 5.468 30 Pembiayaan Murabahah

dan Mudharabah

47.20 4.122 30

Correlations

Perkembangan UMKM

Pembiayaan Murabahah dan

Mudharabah

Pearson Correlation

Perkembangan UMKM 1.000 .692

Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah

.692 1.000

Sig. (1-tailed)

Perkembangan UMKM . .000

Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah

.000 .

N

Perkembangan UMKM 30 30

Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah


(2)

135

Variables Entered/Removeda Model Variables

Entered

Variables Removed

Method

1

Pembiayaan Murabahah dan Mudharabahb

. Enter

a. Dependent Variable: Perkembangan UMKM b. All requested variables entered.

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .692a .479 .460 4.017 1.581

a. Predictors: (Constant), Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah b. Dependent Variable: Perkembangan UMKM

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 415.312 1 415.312 25.734 .000b

Residual 451.888 28 16.139

Total 867.200 29

a. Dependent Variable: Perkembangan UMKM


(3)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) .269 8.573 .031 .975

Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah

.918 .181 .692 5.073 .000

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 34.24 46.17 43.60 3.784 30 Std. Predicted Value -2.474 .679 .000 1.000 30 Standard Error of Predicted

Value

.734 1.986 .993 .305 30

Adjusted Predicted Value 33.02 46.49 43.54 3.900 30

Residual -8.334 5.666 .000 3.947 30

Std. Residual -2.075 1.410 .000 .983 30 Stud. Residual -2.112 1.435 .007 1.011 30 Deleted Residual -8.633 5.869 .057 4.186 30 Stud. Deleted Residual -2.261 1.464 -.005 1.034 30 Mahal. Distance .002 6.122 .967 1.415 30 Cook's Distance .000 .188 .031 .038 30 Centered Leverage Value .000 .211 .033 .049 30


(4)

(5)

KEME,NTERIAN

AGAMA

I]NIVERSITAS

ISLAM

NEGERI (UIN)

SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS

SYARIAH

DAN

HUKUM

Juanda No. 95 Ciputat Jakarta '15412, lndonesia Telp. Website (62-21) 747 11537,7401925 : wwwuinjkt.ac.id E-mail : Fax. syalhukuin@yahoo.com(62-21\7491821

Nomor

Lampiran

I{al

Un.07

/

F 4

/ KM.00.02l

7,rg5

/to

\q

.

Permohonan Penelitian

/

Wawancara

Kepada Yth,

BMT

El

Syifa

Ciganjur

Assalamu'

alaik

um

Wr .Wb .

Jakarta,

i6

Desemb

er

2074

Dekan

Fakultas

Jakarta

menerangkan

Nama

Nomor

Pokok

Tempat/Tanggal Lahir

Semester

Jurusan/ Konsentrasi

Alamat

Telp

Syariair

dan Hukum

UiN

Syarif

Hidayatuilah

bahwa:

:

Henita

Sahany

:

7770046100087

:

Karawang,l

September

1991

:

Sembilan

:

Muamalat

/

Perbankan

Syariah

:

Taman

Wisma

Asri

Jalan

Gandaria Utara

No.

9

RT 003/004

Kel.

Teluk Pucung Kec.

Bekasi

Utara Kota

Bekasi

:

089678854970

adalah benar

mahasiswa Fakultas

syariah

dan Hukum

uIN

syarif

Hidayatullah

Jakalta yang

sedang

menyusun

skripsi

dengan

judul:

"Pengaruh

Pembiayaan

Mudharabah

dan

Murabahah rerhaclap

Perkembangan

UMI(M

dan Pendapatan

operasionar

BMT

El

syila"

Untuk

melengkapi

bahan

penulisan

skripsi, dimohon kiranya Bapak/Ibu

dapat

menerima yang

bersangkutan

untuk

wawancara

serti

memperoleh

data guna penulisan

skripsi

dimaksud.

Atas

kerjasama

dan bantuannya,

kami

ucapkan terima kasih.

Wassalam,

Akademik

a.n.

DEKAN,

Wakil

Dekan

.A

)Z

{ffi


(6)

I

O

B

yffE[-S'{1f"fr

ep

H:ilJ:::T,il?,,,llif,iffI[e/

/1 ees

Kantor:

Jalan R.M. Kahfi I Ciganjur Jagakarsa Jakarta Selatan 12630

Telp. (021) 7874485 Fax.

:7863938

Website

:

http!/www"ebsyifa.com E-mail : bmt@ eLsyi{a.com

SURAT

KETERANGAN

Nomor

:

0348/K1

-SKT/BMT

EL-SYIFA/IXI

201 5

As s

alamu' alaikum

w qr

ahmatull

ahi

w ab ar

oksatuh,

Direktur Baitul

Mal

wa-Tamwil (BMT)

EL-S),ifa Ciganjur

Jagakarsa

Jakarta

Selatan

menerangkan bahwa

:

Nama

Tempat,

Tgl. Lahir

Matrasiswa pada

No. Pokok

Jurusan/Konsentrasi

Semester

Alamat

HENITA

SAITAI{Y

Karawang,Ol

Septemter

1991

'

,

, ,1,

Universitas Islam

Neg i

(JIN)

:Sy*f

,fridayatullah Jakarta

I I 10046100087

IX(Sembilan)

'

'

,

Taman

Wisma

Asri,

Jl.

Teluk

Pucung Kec. Bekasi

Gandaria Utara

No.

9

RT

003/04

Kel.

Utara

Kota Bekasi,,TIp.

0896788549

1 0

telah

melaksanakan

Fenelitian

/

wawancara yang berkaitan

dengan

judul

skripsinya

:

uPengaruh Pembiayaan Mudharabah

dan

Murubahah terhadap

Perkembangan

UMKM

dan

Pendapatan Operusionat

BMT

EL-Sy{a'

di lembaga

kami terhitung mulai

tanggal

19 s/d

26 Januari 2015

M.

Demikian

Surat

Keterangan

ini,

agar digunakan sebagaimana mestinya.

Was

salamu'

alaikum warahmatullahi

w

abarokaatuh,

B$IT