5.1.13.Distribusi Hasil Kultur Candida Berdasarkan Memakai Pembersih Vagina
Tabel 5.11.Distribusi Hasil Kultur Candida Berdasarkan Memakai Pembersih Vagina
Memakai Pembersih Vagina
Kultur Candida Total
Positif Negatif
Ya 1
7 8
Tidak 10
12
22 Total
11 19
30
Dari tabel 5.11. diketahui bahwa sampel yang memakai pembersih vagina mendapatkan kultur Candida positif sebanyak 1 sampel, memakai pembersih vagina
mendapatkan kultur Candida negatif 7 sampel, tidak memakai pembersih vagina mendapatkan kultur Candida positif 10 sampel, dan tidak memakai pembersih vagina
mendapatkan kultur Candida negatif 12 sampel.
5.2. Pembahasan
Dari hasil penelitian ini maka diperoleh bahwa 43,3 umur wanita akseptor AKDR adalah 31 - 40 tahun. Hasil yang serupa pada penelitian sebelumnya
Nainggolan, R.. 2013 persentasi sebaran umur pada wanita akseptor AKDR yang terbanyak adalah 31 - 40 tahun sebanyak 24 orang 80. Penelitian Zannah et al.
2012 juga melaporkan kelompok umur terbanyak pada wanita akseptor AKDR adalah 25
– 40 tahun sebanyak 50 orang 76,92. Hal ini mungkin disebabkan karena pada kelompok umur 31 - 40 tahun masih termasuk usia subur namun sudah
mempunyai cukup anak sehingga ingin membatasinya atau menjarangkan kehamilan. Wanita akseptor AKDR 36,7 berpendidikan S1. Jumlah tersebut tidak
mempunyai perbedaan yang bermakna dengan wanita akseptor AKDR berpendidikan
SMASMK yaitu 33,3. Hal ini mungkin disebabkan karena distribusi pemakaian AKDR tidak memandang tingkat pendidikan.
Pekerjaan wanita akseptor AKDR terbanyak dalam penelitian ini adalah Ibu Rumah Tangga 16 orang 53,3. Hal yang serupa ditemukan pada penelitian Ghazal
et al 2004 yaitu dari 134 wanita akseptor AKDR, 112 wanita 83,6 di antaranya adalah Ibu Rumah Tangga. Penelitian Darmani, E.H. 2003 dari 30 kasus pada
kelompok pekerjaan, Ibu Rumah Tangga adalah yang paling banyak yakni 20 orang 66,7. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan flour albus patologis tidak
mengenal tingkat ekonomi, sosial, dan budaya. Pada penelitian ini yang paling banyak mengalami flour albus adalah
kelompok dengan lama memakai AKDR 12 bulan yakni 11 orang 36,7. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nainggolan, R. 2013 dari 30 sampel yang
terbanyak adalah 12 bulan sebanyak 11 orang 36,7. Pada penelitian Ghazal et al 2004 dari 134 sampel yang terbanyak 12 bulan adalah 63 orang 47.
Seluruh sampel pada penelitian ini menggunakan AKDR jenis CuT 380A 100. Pada penelitian Zannah et al. 2012, pemakai AKDR jenis CuT 380A adalah
38 orang 58,46, jenis Nova T 16 orang 24,62, dan jenis Lippes Loop 11 orang 16,92. Penelitian Ghazal et al 2004 sebanyak 107 79,9 dari 134 sampel
menggunakan AKDR jenis CuT 380A dan 27 20,1 sampel lainnya menggunakan AKDR jenis multiload. Hal ini dikarenakan AKDR jenis CuT 380A merupakan jenis
AKDR yang umumnya disediakan oleh BKKBN di Indonesia. Wanita akseptor AKDR yang tidak memakai pembersih vagina pada
penelitian ini adalah sejumlah 22 orang 73,3, lebih banyak dibandingkan dengan wanita yang memakai pembersih vagina yaitu 8 orang 26,7. Hal ini dikarenakan
sampel merasa tidak bermasalah dengan organ genitalianya sehingga beranggapan tidak perlu memakai pembersih vagina.
Pada penelitian ini, dengan pemeriksaan pewarnaan gram pada sekret vagina wanita akseptor AKDR didapati 11 orang 36,7 yeast +, dan 19 orang 63,3
yeast -.
Pada penelitian ini, flour albus 30 wanita akseptor AKDR dilakukan pemeriksaan kultur jamur dengan media Saboraud Dekstrose Agar dan identifikasi
koloni jamur dengan medium Corn Meal Agar dan Tween 80, pada 8 orang 26,7 ditemukan Candida parapsilosis, 2 orang 6,7 ditemukan Candida albicans, 1
orang 3,3 ditemukan Candida tropicalis, dan 19 orang 63,3 lainnya tidak ditemukan spesies jamur. Penelitian Nainggolan, R. 2013 melaporkan bahwa dari
30 akseptor AKDR dijumpai Candida 50, Candida dan Coccus gram positif 30, Coccus gram positif 13,3, Candida dan Coccus gram positif dan Basil
gram negatif 6,7. Penelitian lain seperti penelitian yang dilakukan Baris dan Keles di Turki tahun 2013 terhadap 300 akseptor AKDR, didapati Bakterial Vaginosis pada
78 akseptor 26, Candida pada 36 akseptor 12, Trichomonas vaginalis pada 24 akseptor 8 dan actinomyces pada 12 akseptor 4. Hal ini bisa terjadi
dikarenakan bahwa penyebab flour albus bukan hanya dari golongan Candida saja, tetapi bisa juga dari golongan bakteri Bakterial Vaginosis atau Gardnerella
vaginalis, Klamidia trakomatis, Treponema pallidum , dan golongan parasit
Trichomonas vaginalis. Dalam penelitian ini ditemukan Candida parapsilosis yang lebih dominan dari jenis Candida lainnya. Hal ini dikarenakan bahwa Candida
parapsilosis banyak ditemukan di daerah tropis, selain Candida tropicalis.
Pada penelitian Kumari et al. 2013 di India Utara melaporkan bahwa dari 232 wanita usia subur yang mempunyai keluhan vulvovaginitis didapati 71 sampel
yang positif Candida 30,6, yaitu Candida parapsilosis 45,07, Candida albicans
32,4, dan Candida glabrata 22,53. Wanita yang tidak memakai pembersih vagina pada penelitian ini ditemukan
spesies jamur terbanyak yaitu Candida parapsilosis 8 sampel, Candida albicans 1 sampel, dan Candida tropicalis 1 sampel. Hal ini mungkin terjadi karena faktor
predisposisi terjadinya flour albus bukan hanya dari pemakaian pembersih vagina saja, tetapi mungkin juga karena pemakaian AKDR yang menimbulkan reaksi
terhadap benda asing dan memicu pertumbuhan jamur Candida yang semula saprofit menjadi patogen sehingga timbul kandidiasis vagina dengan gejala flour albus.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian identifikasi spesies Candida pada flour albus pengguna Alat Kontrasepsi Dalam Rahim, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Ditemukan 3 spesies Candida pada 30 flour albus pengguna AKDR yaitu
Candida parapsilosis 26,7, Candida albicans 6,7, Candida tropicalis
3,3. 2.
Jika ditinjau berdasarkan pemeriksaan pewarnaan gram pada sekret vagina didapati 36,7 positif yeast, sisanya 63,3 negatif yeast.
3. Sebaran umur yang paling banyak menderita flour albus pada akseptor AKDR
adalah kelompok umur 31 – 40 tahun.
4. Pada pengguna AKDR yang menderita flour albus berdasarkan tingkat
pendidikan terakhir yang paling banyak adalah berpendidikan S1. 5.
Pada pengguna AKDR yang menderita flour albus berdasarkan tingkat pekerjaan yang paling banyak adalah Ibu Rumah Tangga.
6. Pada pengguna AKDR yang menderita flour albus berdasarkan frekuensi lama
memakai AKDR yang paling banyak adalah kelompok memakai AKDR 12 bulan yaitu 11 sampel 36,7 .
7. Pada penelitian ini, seluruh wanita akseptor AKDR memakai jenis CuT 380A.
8. Pada penelitian ini, wanita akseptor AKDR yang memakai pembersih vagina
adalah 8 sampel 26.7. 9.
Pada penelitian ini, pemakaian AKDR 12 bulan ditemukan spesies jamur terbanyak yaitu Candida parapsilosis 4 sampel dan Candida tropicalis 1
sampel. 10.
Pada penelitian ini, sampel yang tidak memakai pembersih vagina ditemukan spesies jamur terbanyak yaitu Candida parapsilosis 8 sampel, Candida
albicans 1 sampel, dan Candida tropicalis 1 sampel.