Faktor predisposisi Patogenesis Kandidiasis Vaginalis Kandidiasis Vulvovaginalis

2.1.4. Faktor predisposisi

Pada dasarnya faktor-faktor predisposisi dapat dibagi dalam dua golongan yaitu yang memicu kandida sendiri untuk aktif berkembang biak menjadi patogen dan yang menurunkan atau merusak sistem mekanisme pertahanan tubuh hostnya baik lokal maupun sistemik sehingga memudahkan invasi jaringan Sobel, 1999. 1. Faktor Host predisposing host factor Keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi terjadinya kandidiasis vagina adalah kehamilan, diabetes mellitus, hormon steroid terutama kontrasepsi oral atau kortikosteroid. AKDR, antibiotik, kelainan imunologik, obesitas dan faktor-faktor lokal seperti menggunakan pakaian ketat, doucher, chlorinated water atau tissue toilet. 2. Faktor Yeast presdisposing yeast factor Sekitar 50 penderita kandidiasis vagina dengan gejala simptomatik predisposisi faktor hostnya tidak diketahui. Keadaan ini menggambarkan bahwa kolonisasi asimptomatik yang lama disebabkan karena virulensi kandida yang lemah. Strain jamur mempunyai perbedaan dalam kemampuan menginvasi sel vagina, jumlah produksi protease protease membantu invasi mukosa dan pembentukan pseudohypa membantu pelekatan dan invasi oleh jamur. Sampai saat ini masih belum jelas diketahui seberapa besar hal tersebut dapat mempengaruhi status klinis host Sobel, 1999.

2.1.5. Patogenesis

Manifestasi klinis kandidiasis vaginalis merupakan hasil interaksi antara patogenitas kandida dengan mekanisme pertahanan tuan rumah, yang berkaitan dengan faktor predisposisi. Patogenitas penyakit dan bagaimana mekanisme pertahanan tuan rumah terhadap kandida belum sepenuhnya dimengerti, namun, pada dasarnya terdapat 2 mekanisme patogenesis terjadinya kandidiasis, yaitu : 1. Mekanisme non imun, meliputi: interaksi flora normal kulitmukosa, fungsi pertahanan stratum korneum, proses deskuamasi, fungsi fagositosis dan adanya lipid permukaan kulit yang akan menghambat pertumbuhan kandida. Adanya interaksi antara kandida dengan flora normal kulit lainnya akan mengakibatkan persaingan dalam mendapatkan nutrisi seperti glukosa. Beberapa mikroorganisme diduga mengeluarkan zat yang bersifat toksik terhadap pertumbuhan kandida, walaupun zat tersebut belum berhasil diisolasi. 2. Mekanisme imun selular dan humoral, meliputi: tahap pertama timbulnya kandidosis kulit dan mukosa adalah menempelnya kandida pada sel epitel disebabkan adanya interaksi antara glikoprotein permukaan kandida dengan sel epitel. Kemudian kandida mengeluarkan zat keratinolitik fospolipase, yang menghidrolisis fosfolipid membran sel epitel. Bentuk pseudohifa kandida juga mempermudah invasi jamur ke jaringan. Dalam jaringan kandida mengeluarkan faktor kemotaktik neutrophil, yang akan menimbulkan reaksi radang akut. Lapisan luar kandida yang mengandung mannoprotein, bersifat antigenik sehingga akan mengaktivasi komplemen dan merangsang terbentuknya imunoglobulin. Antibodi di sini tidak jelas peranannya sebagai mekanisme pertahanan tubuh tuan rumah. Imunoglobulin akan membentuk kompleks antigen-antibodi di permukaan sel kandida, yang dapat melindungi kandida dari fungsi imunitas tuan rumah. Selain itu kandida juga akan mengeluarkan zat yang toksik terhadap neutrofil dan fagosit lainnya Ramali Werdani, 2001.

2.1.6. Gejala klinis