2. Pemeriksaan biakan Bahan yang akan diperiksa dapat diambil dari kerokan kulit, kuku, dahak,
sekret bronkus, air seni, tinja, usapan mukokutan, usap vagina, dan darah tergantung dari kelainan yang ada.
Cara mengambil bahan pemeriksaan ini diusahakan sesteril mungkin, diletakkan di tempat yang steril, untuk mencegah kontaminasi. Bahan yang
diperiksa ditanam di dalam media sabouroud dektrosa yang telah dibubuhi antibiotik kloramfenikol untuk mencegah pertumbuhan bakteri.
Pembenihan disimpan di dalam suhu kamar atau suhu 37 C dan setelah 24-48
jam dilihat adanya koloni-koloni dalam perbenihan. Koloni yang tumbuh di ialah koloni ragi. Untuk penentuan spesies Candida albicans, koloni yang
tumbuh dibiakkan kembali dalam media murni agar tepung murni corn meal agar dengan tween 80 1. Didalam media murni ini bila tumbuh sesudah 24
jam dapat dilihat adanya klamidospora Siregar, 2005.
2.1.8. Pengobatan
Pengobatan kandidiasis meliputi : 1. Menghindari atau menghilang faktor predisposisi
2. Topikal, yaitu : larutan ungu gentian ½-1 untuk selaput lendir, 1-2 untuk kulit dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari, nystatin berupa krim, salap,
emulsi, amfoterisin B, grup azol mikonazol 2 berupa krim atau bedak, klotrimazol 1 berupa bedaklarutankrim, tiokonazol, bufonazol, isokonazol,
siklopiroksolamin 1 larutankrim, antimikotik yang lain berspektrum luas. 3. Sistemik, yaitu: tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam
saluran cerna dan obat ini tidak diserap oleh usus, amfositerin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik, untuk kandidiosis vaginalis dapat
diberikan kotrimazol 500 mg per vaginam dosis tunggal dan sistemik dapat diberikan ketokonazol 2 x 200 mg selama 5 hari atau dengan 150 mg dosis
tunggal, itrokonazol untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk orang dewasa 2 x 100 mg sehari selama 3 hari Kuswadji, 2013.
Topikal imidazole, seperti butokonazol, mikonazol, dan klotrimazol, sesuai resep, termasuk tiokonazol, ekonazol, dan terkonazol mudah digunakan dan
efektif selama 3-7 hari pengobatan, juga aman dipakai selama hamil. Oral flukonazole, itrakonazol, dan ketokonazol memiliki keampuhan yang sama
seperti terapi topikal. Regimen profilaksis untuk mencegah kekambuhan termasuk tablet mingguan klotrimazol 500 mg digunakan secara intra vaginal
atau flukonazol 150 mg per minggu secara oral. Pengobatan yang disarankan untuk balanitis kandidiasis adalah krim topikal klotrimazol atau flukonazol
dosis tunggal 150 mg Fitzpatrick, 1999.
2.1.9. Diagnosis banding
Diagnosis banding kandidiasis vaginalis adalah vaginosis bakterial, trikomoniasis, sifilis, gonore, herpes simpleks genitalis, benda asing AKDR,
tertinggalnya kondom pada waktu senggama, cincin pesarium yang digunakan wanita prolapsus uteri, dan neoplasma atau keganasan.
2.1.9.1.Vaginosis bakterial
Vaginosis bakterial VB adalah suatu keadaan abnormal pada ekosistem vagina disebabkan oleh bertambahnya pertumbuhan flora vagina bakteri anaerob,
terutama Bacteroides sp., Mobilicus sp., Gardnerella vaginalis, dan Mycoplasma hominis
menggantikan Lactobacillus yang mempunyai konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina.
Pada penggunaan AKDR dapat ditemukan serta diikuti infeksi G. vaginalis dan kuman anaerob negatif-Gram Judanarso, 2013.
Dapat terjadi simbiosis antara G. vaginalis sebagai pembentuk asam amino dan kuman anaerob beserta bakteri fakultatif dalam vagina yang mengubah asam
amino menjadi amin sehingga menaikkan pH sekret vagina sampai suasana yang menyenangkan bagi pertumbuhan G. vaginalis dan menyebabkan duh tubuh yang
keluar dari vagina berbau Judanarso, 2013. Wanita dengan VB akan mengeluh adanya duh tubuh dari vagina yang ringan
atau sedang dan berbau tidak enak amis, yang dinyatakan oleh penderita sebagai satu-satunya gejala yang tidak menyenangkan. Bau lebih menusuk setelah senggama
dan mengakibatkan darah menstruasi berbau abnormal. Iritasi daerah vagina atau sekitar vagina gatal, rasa terbakar, kalau ditemukan, lebih ringan daripada yang
disebabkan oleh Trichomonas vaginalis atau C. albicans Judanarso, 2013. Amsel 1983 merekomendasikan diagnosa klinik vaginosis bakterialis
berdasarkan pada adanya tiga dari empat tanda-tanda berikut: 1. Cairan vagina homogen, putih atau keabu-abuan, melekat pada dinding
vagina. 2. pH vagina lebih besar dari 4,5.
3. Sekret vagina berbau seperti bau ikan sesudah penambahan KOH 10 whiff test
. 4.
Adanya “clue cells” pada pemeriksaan mikroskop sediaan basah. Clue cell
merupakan sel epitel vagina yang ditutupi oleh berbagai bakteri vagina sehingga memberikan gambaran granular dengan batas sel yang kabur
karena melekatnya bakteri batang atau kokus yang kecil.
Pada sediaan basah sekret vagina terlihat leukosit sedikit atau tidak ada, sel epitel banyak, dan adanya kokobasil kecil-kecil yang berkelompok. Adanya sel epitel
vagina yang granular diliputi oleh kokobasil sehingga batas sel tidak jelas, yang disebut clue cells. Pada pewarnaan gram dapat dilihat batang-batang kecil negatif-
Gram atau variabel-Gram yang tidak dapat dihitung jumlahnya dan banyak sel epitel dengan kokobasil, tanpa ditemukan laktobasil.
Pemeriksaan biakan dapat dikerjakan pada media di antaranya agar Casman, dan Protease peptone starch agar, dibutuhkan suhu 37
C selama 48-72 jam dengan
ditambahi CO
2
5. Koloni sebesar 0,5-2 mm, licin, opak dengan tepi yang jelas, dan dikelilingi zona hemolitikbeta. Sebagai media transpor dapat digunakan media
transpor Stuart atau Amies Judanarso, 2013.
Gambar 2.7. Mikroskop Vaginosis Bakterial Sumber: Pathology Outlines 2013
2.1.9.2.Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan penyakit infeksi parasit protozoa yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis, biasanya ditularkan melalui hubungan seksual dan
sering menyerang traktus urogenitalis bagian bawah. T. vaginalis
merupakan flagelata berbentuk filiformis, berukuran 15-18 mikron, mempunyai 4 flagela, dan bergerak seperti gelombang. Parasit ini
berkembang biak secara belah pasang memanjang dan dapat hidup dalam suasana pH 5-7,5. Pada suhu 50
C akan mati dalam beberapa menit, tetapi pada suhu 0 C dapat
bertahan sampai 5 hari. Trikomoniasis pada wanita yang diserang terutama dinding vagina. Pada
kasus akut terlihat sekret vagina seropurulen berwarna kekuning-kuningan, kuning- hijau, berbau tidak enak malodorous, dan berbusa. Dinding vagina tampak
kemerahan dan sembab. Kadang-kadang terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks, yang tampak sebagai granulasi berwarna merah dan dikenal sebagai
strawberry appearance dan disertai gejala dispareunia, perdarahan pascakoitus, dan
perdarahan intermenstrual Daili, 2013.
Vaginitis T. Vaginalis yang terbaik didiagnosis dengan sediaan basah cairan vagina yang menunjukkan trichomonas motil yang sedikit lebih besar dari sel-sel
PMN. Karena trichomonas kehilangan motilitasnya ketika didinginkan, sebaiknya menggunakan saline hangat 37
C, kaca objek, dan kaca penutup bila membuat sediaan basah dan untuk memeriksa sediaan dengan segera Jawetz, 2005.
Gambar 2.8. Morfologi Trichomonas vaginalis Sumber: Kayser et al. 2005
2.2. Alat Kontrasepsi dalam Rahim