pernah tercatat ada 4000 orang yang menjadi anggota aktif. Tujuan kelompok ini adlah mendirikan Negara Islam di Mindanao Barat dan Kepulauan Sulu untuk
selanjutnya mendirikan pan Islam di Asia Tenggara. ASG dikenal sebagai kelompok separatis paling keras. Mereka menggunakan teror untuk mendapatkan
keuntungan finansial ataupun dalam menyerukan jihad. Kelompok ini kini tidak segan-segan menculik, mengebom, membunuh, dan juga pemerasan. ASG
ditenggarai memiliki keterkaitan dengan Jemaah Islamiyah karena mereka pernah memberikan tempat perlindungan bagi anggota Jemaah Islamiyah dari Indonesia
yang menadi buron.
22
3.3 Kasus-kasus terorisme di Indonesia
Sulit untuk memberikan data yang akurat tentang perkembangan teorisme di Indonesia. Namun demikian, sebagai gambaran umum tentang kasus-kasus bom
dan penggunaan bahan peledak yang pernah terjadi dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Gerakan Separatis Aceh
Gangguan keamanan dan ketertiban Aceh, ada kaitannya dengan tindakan Gerakan separatisme Aceh terjadi sejak proklamasi Gerakan Aceh Merdekan atau
Aceh Sumatera-Front Pembebasan Nasional oleh Hasan Tiro tanggal 4 Desember 1976 di Bukit Cokan, daerah terpencil di Pidie, wilayah kekuasaan Tiro. Semula,
tujuan utama Hasan Tiro memproklamirkan Gerakan tersebut adalah untuk kepentingan ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan sumber alam Aceh.
22
Abu Sayyaf Group, http:www.nctc.govsitegroupsasg.html
68
Universitas Sumatera Utara
Kemudian tujuan ini berkembang menjadi pembentukan kedaulatan Negara Islam Aceh terpisah dari Negara kesatuan RI. Dalam naskah proklamasi gerakan Aceh
Merdeka yang ditulis dalam bahasa Aceh dan Bahasa Inggris menunjukkan bahwa tujuan utamanya adalah sebagai berikut:
a. melaksanakan hak pribadi mereka dalam menentukan nasib sendiri
b. melaksanakan tugas melindungi tanah suci sebagai hak nenek moyang
bangsa Aceh c.
Undang-undang yang ada di wilayah kesatuan RI tidak berlaku sebab Negara Aceh telah memiliki konstitusi sendiri yakni Al Qur’an
Ada tiga daerah kesatuan operasi atau front gerakan Aceh merdeka: A. Front Politik, dibawah kendali Hasan Tiro dari Swedia dengan cara-cara
sebagai berikut: 1.
Penertiban buku tentang : a.
“status Hukum Aceh, Sumatera berdasarkan Hukum Inernasional 1980
b. “harga sebuah kemerdekaan, Catatan Tengku Hasan Ditiro
yang tidak terselesaikan 1988 c.
“Indonesia sebagai Model Negara Penjajah 1984 2.
Mengambil manfaat dari forum seminar yang diselenggarakan di Luar Negeri
3. Menjalin kerjasama dengan pimpinan-pimpinan gerakan kemerdekaan
dunia, yang tergabung dalam UNPO Unpresented Nation and People’s Organization dibawah pimpinan presiden Libya Moamer
69
Universitas Sumatera Utara
Khadafy 4.
Melatih anggota GAM di Libya, Afghanistan dan Pakistan B. Front Bersenjata, dibawah kendali komandan GAM dan komandan SAGOE
dengan anggota yang diantaranya adalah mantan militer yang sudah dilatih di Libya, Afghanistan dan Pakistan yang memilki beberapa tugas sebagai berikut :
• menyerang semua petugas keamanan yang ditugaskan di Aceh
• menculik dan membunuh semua pejabat pemerintah yang tidak
memiliki kebijaksanaan yang sama dengan GAM •
menculik dan membunuh orang-orang penting atau tokoh agama dan orang-orang penting lainnya, yang tidak mau membantu GAM
C. Front tertutup, dibawah kendali bekas tahanan, bekas tawanan politik dan eks GAM yang beroperasi tidak hanya di wilayah Aceh tapi juga di luar Aceh dengan
melakukan kejahatan seperti terlibat dalam peredaran obat-obat terlarang dan perampokan untuk membeli senjata, amunisi dan bahan peledak illegal lainnya.
Sejak Mei 2001 hingga Juni 2002, peristiwa-peristiwa yang diciptakan oleh gerakan separatis tercatat 87 kasus seperti penembakan, penculikan, kerusuhan,
dan penyerangan yang mengakibatkan kerugian besar, tidak hanya materi tetapi juga jiwa.
23
b. Kasus Pengeboman