terorisme, pelatihan dan juga dana bantuan. Lembaga ini juga mengirimkan berbagai unit taktis anti-teror ke seluruh penjuru Indonesia.
Peran yang dimiliki oleh BNPT adalah dalam hal strategi dan kebijakan serta pengelolaan pelatihan dan bantuan, sedangkan unit Densus 88 menjadi unit
yang bertugas untuk “catch” dan “capture” teroris dan juga sebagai ujung tombak disrupsi sel dan jaringan teroris di Indonesia. Kinerja Densus 88 dalam
menangkap teroris dan membongkar jaringan teror di Indonesia dinilai sangat baik oleh berbagai pihak, termasuk pihak luar negeri. Hal lain yang juga banyak
mendapat pujiannya adalah kemampuan Polri untuk menyelidiki kasus dan mengumpulkan bukti-bukti untuk mengadili tersangka teroris di pengadilan,
keberhasilan Densus 88 kemungkinan besar disebabkan oleh besarnya sumber daya yang diterima dan sumber daya tersebut diperoleh dari AS.
3.4.4 Menjaga Keamanan Nasional dan Integritas Teritorial
Sesuai dengan dua dari empat tujuan terbentuknya Pemerintah Negara Indonesia yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Maka dilihat dari tujuan
tersebut, Indonesia sebagai sebuah negara harus mengambil sikap dan membuat kebijakan di dalam dan luar negeri untuk mengahadapi ancaman terorisme yang
telah berkembang di dalam negeri dan kawasan Asia Tenggara. Kejahatan terorisme yang bersifat lintas batas negara telah memakan banyak
korban jiwa, dan menimbulkan ketakutan masyarakat secara luas, hilangnya kemerdekaan akibat rasa takut dari teror yang dilakukan oleh jaringan terorisme
82
Universitas Sumatera Utara
yang melakukan pengeboman di tempat-tempat umum, akibatnya yang menjadi korban adalah warga negara Indonesia dan juga warga negara asing yang tinggal
ataupun berkunjung ke Indonesia atau ke negara-negara Asia Tenggara. Tidak hanya itu dampak kejahatan terorisme juga berimbas ke pertumbuhan
ekonomi negara. Untuk menangkal aksi terorisme tersebut maka melalui ACCT ini, Indonesia melakukan kerja sama pengawasan perbatasan yang efektif dan
pengawasan penertiban surat-surat identitas dan dokumen-dokumen perjalanan dan juga untuk mencegah pemalsuan, penjiplakan, atau penyalahgunaan surat-
surat identitas dan dokumen lainnya. Pengawasan perbatasan memang sangat penting bagi Indonesia, karena di
Asia tenggara, Indonesia merupakan negara yang memiliki wilayah territorial yang paling luas dan bentuk territorial Indonesia merupakan kepulauan, sehingga
pulau-pilau terluar Indonesia sangat memiliki potensi sebagai tempat persembunyian dan dijadikan sebagai kamp pelatihan kelompok-kelompok teroris
dari berbagai negara di kawasan Asia Tenggara. Salah satu hal yang paling harus diawasi untuk mencegah masuknya terorisme regional maupun Internasional ke
wilayah Indonesia adalah melalui pengawasan maritime. Dalam pengawasan maritim ada satu wilayah yang memiliki kerentanan khusus karena sering
digunakan sebagai jalur keluar-masuknya teroris dari Indonesia ke Filipina, Malaysia, dan juga jalur penyelundupan senjata. Wilayah ini disebut sebagai Tri-
Border Area TBA atay segitiga transit teroris yang berada di sekitar Laut Sulawesi da Selat Makassar.
33
33
Charles Corner
,
The Parting of The Sulawesi Sea: How U.S. Strategy in the Region Transforming the Mulltinational Environment in Southeast Asia’s terrorist transit Triangle
,
2012, http:fmso.leavenworth.army.mildocumentsSulawesiSea.pdf
diakses pada 27 Juni 2016
83
Universitas Sumatera Utara
Wilayah di Laut Sulawesi ini tercatat sebagai wilayah transit teroris yang terdiri bebrbagai rute. Rute yang pernah terekspos adalah rute yang
menghubungkan Manado di Indonesia dan General Santos City di Filipina. Rute ini disoroti setelah pecahnya konflik Poso di Sulawesi Tengah pada tahun 2007.
Senjata yang dimiliki oleh kelompok fundamentalis Islam didatangkan dari Filipina. Melihat dari kurangnya pengawasan perairan terluar Indonesia tentu saja
memudahkan kelompok-kelompok teroris yang aktif di Indonesia untuk masuknya para anggota-anggota teroris lainnya yang berasal dari luar negeri masuk ke dalaw
wilayah NKRI. Adanya ACCT ini sebagai kerangka kerja sama dalam mengawasi daerah
perbatasan sehingga membantu Indonesia untuk mencegah masuknya terorisme, ataupun penyelundupan senjata yang digunakan untuk melakukan serangan
terorisme di Indonesia. Adanya pengawasan dalam penertiban dokumen-dokumen perjalanan akan membantu Indonesia dalam mendeteksi dini anggota kelompok
teroris yang bukan WNI masuk ke wilayah Indonesia untuk melakukan operasi serangan teror di Indonesia.
3.4.5 Undang-Undang No. 17 tahun 2011