13
2.4 Metode Isolasi Biakan Bakteri Menurut Jawetz, et al., 2013, isolasi biakan bakteri terbagi tiga metode
yaitu: a. Cara gores
Ose yang telah steril dicelupkan ke dalam suspensi mikroorganisme yang diencerkan, lalu dibuat serangkaian goresan sejajar yang tidak saling menutupi di
atas permukaan agar yang telah padat. b. Cara sebar
Suspensi mikroorganisme yang telah diencerkan dipindahkan ke bagian lempeng agar, kemudian disebarkan secara merata pada permukaan agar dengan
menggukan batang kaca bengok yang steril. c. Cara tuang
Pengenceran inokulum diletakkan pada cawan petri steril dan dicampurkan dengan medium agar cair, lalu dibiarkan memadat. Koloni yang berkembang akan
tertanam di dalam media tersebut.
2.5 Pengujian Aktivitas Antimikroba
Penentuan kepekaan bakteri terhadap antimikroba pada dasarnya dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu:
a. Metode dilusi Metode ini mengukur kadar hambat minimum KHM dan kadar bunuh
minimum KBM. Metode ini menggunakan antimikroba dengan kadar yang menurun secara bertahap, dengan media cair dan padat. Bakteri ini diinokulasi ke
dalam media cair dan padat lalu diinkubasi. Dimasukkan larutan antimikroba
14 dengan kadar yang menghambat atau mematikan. Uji kepekaan cara dilusi
menggunakan 2 cara yaitu dengan menggunakan tabung reaksi dan microdilution plate Pratiwi, 2008.
b. Metode difusi Metode yang paling sering digunakan dan biasanya menggunakan cakram.
Ada beberapa jenis cakram yaitu cakram kertas, cakram silinder dan punch hole. Cakram tersebut yang berisi sejumlah tertentu obat ditempatkan pada permukaan
medium padat yang sebelumnya telah diinokulasi bakteri uji pada permukaannnya. Setelah diinkubasi, diameter zona hambatan sekitar cakram
dipergunakan untuk mengukur kekuatan hambatan obat terhadap mikroorganisme yang uji Pratiwi, 2008.
2.6 Amoksisilin
Amoksisilin merupakan antibiotik golongan β – laktam turunan penisilin. Amoksisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas, digunakan untuk pengobatan
infeksi pada saluran napas, saluran empedu, dan saluran seni, gastroenteritis, meningitis dan infeksi, seperti demam tipoid Siswandono dan Soekardjo, 2000.
Mekanisme kerja amoksisilin sebagai antibiotik yaitu sebagai inhibitor sintesis dinding sel bakteri dengan cara memecah enzim dinding sel dan menghambat
enzim dalam sintesis dinding sel Stringer, 2006.
2.7 Nanopartikel
Nanopartikel didefinisikan sebagai disepersi partikulat atau partikel- partikel padat dengan ukuran dalam rentang 10-1000 nm. Tujuan utama dalam
15 merancang nanopartikel sebagai sistem pemberian adalah untuk mengontrol
ukuran partikel dan pelepasan bahan aktif secara farmakologik untuk mencapai
tempat tindakan spesifik obat pada laju Gupta, 2006. 2.7.1 Permukaan nanopartikel
Pelepasan zat aktif dipengaruhi oleh ukuran partikel. Partikel yang lebih kecil mempunyai luas permukaan yang lebih besar, karenanya sebagian besar zat
aktif terkait akan berada di dekat permukaan partikel, yang menghasilkan pelepasan zat aktif dengan cepat Mohanraj dan Chen, 2006.
Dengan ukuran kecilnya, nanopartikel memperlihatkan sifat-sifat yang menarik, menjadikannya sesuai dengan berbagai aplikasi pemberian sediaan obat.
Jumlah molekul yang ada pada permukaan partikel meningkat seiring dengan berkurangnya ukuran partikel yang dapat dilihat pada tabel 2.1 Gupta, 2006.
Tabel 2.1 Permukaan molekul pada partikel
No Ukuran partikel nm
Molekul permukaan 1
1 100,00
2 10
27,10 3
100 2,97
4 1000
0,30 5
10000 0,03
2.7.2 Teknologi nano
Nanoteknologi adalah bidang ilmu terapan dan teknologi yang bertujuan untuk mengembangkan perangkat dan bentuk sedian dalam kisaran 1 sampai 100
nm Yadav, et al., 2011. Nanoteknologi berkembang semakin pesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan industri akan ukuran partikel yang semakin
kecil. Dalam industri farmasi dan bioteknologi, teknologi nano telah mempengaruhi setiap segmen dan subspesialisasi yang ada.
16 Pemanfaatan teknologi nano tidak luput juga dalam dunia pengobatan
herbal. Obat herbal yang berkhasiat biasanya diproduksi dengan menggunakan teknologi modern dan salah satunya adalah teknologi nano. Banyak negara di
dunia yang telah mengenal teknologi nano sejak 1990-an, seperti Amerika Serikat dan Jepang. Di Indonesia teknologi nano baru populer sejak beberapa tahun yang
lalu. Pemanfaatannya masih terbatas dan belum maksimal. Meskipun tergolong baru berkembang di Indonesia, namun teknologi nano kini telah merambah
berbagai bidang, termasuk bidang produksi makanan dan minuman kesehatan yang berbasis herbal Yadav, et al., 2011.
17
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimental untuk membandingkan aktivitas antibakteri ekstrak etanol nano dan ekstrak etanol
serbuk simplisia daun sirih merah Piper crocatum Ruiz Pav. terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Pengujian
aktivitas antibakteri tersebut dilakukan melalui beberapa tahapan meliputi: pengumpulan bahan, pengolahan sampel, penyiapan nano, pembuatan ekstrak
etanol nano dan serbuk simplisia daun sirih merah, serta pengujian aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas pyrex, kertas saring, kertas perkamen, batang pengaduk, spatula, kapas, kain
kassa, benang, aluminium foil, blender Neowa, oven Memmert, inkubator Fischer Scientific, jarum ose, cawan petri, jangka sorong, pinset, pencadang
kertas Merck, pipet mikro Eppendrof, autoklaf Webeco, neraca analitik Vibra AJ, Laminar Air Flow Cabinet Astec HLF 1200 L, mikroskop
Olympus, lemari pendingin Toshiba, mikroskop pemindai elektron Tm 300 hitachi, dan spektrofotometer visibel Dynamic.