UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
maka masing-masing larutan gelatin babi golongan farmasetik dan pro analisis diberikan pada 2 ekor tikus lainnya dengan dosis yang sama. Limit test dapat terdiri
dari 3 termin. Jika hasil uji pada dua termin awal limit test tidak menunjukkan adanya kematian pada hewan uji, maka limit test dapat dihentikan lampiran 6. Sedangkan
jika terdapat tikus yang mati pada kedua termin awal, maka pengujian harus dilanjutkan ke limit test termin ketiga. Jika hasil dari ketiga termin limit test menunjukkan adanya
kematian pada 3 ekor tikus atau lebih, maka uji dilanjutkan ke main test.
3.4.4 Pengamatan Toksisitas 3.4.4.1 Penentuan Nilai LD
50
OECD,2008
Penentuan nilai LD
50
gelatin babi golongan farmasetik dan pro analisis dilakukan dengan menggunakan software AOT425StatPgm. Data yang didapatkan dari
uji toksisitas, yakni respon hewan uji hidup atau mati terhadap dosis perlakuan dimasukkan ke dalam software sehingga software akan mengkalkulasikan nilai LD
50
. Respon hewan uji yang bertahan hidup dilambangkan dengan “O” dan respon hewan
uji yang mengalami kematian dilambangkan dengan “X”. Selain untuk menentukan
nilai LD
50
, software ini juga berfungsi untuk penentuan dosis uji berikutnya dan waktu penghentian uji toksisitas.
3.4.4.2 Pengamatan Berat Badan Tikus Jothy, et al., 2011
Sebelum memulai perlakuan, masing-masing tikus kontrol dan uji ditimbang berat badannya. Setelah perlakuan, berat badan tikus ditimbang setiap hari selama 14
hari untuk melihat adanya kemungkinan perubahan secara bermakna pada berat badan tikus.
3.4.4.3 Pengamatan Tanda Toksisitas
Tanda toksisitas diamati secara visual setelah pemberian gelatin babi golongan farmasetik dan pro analisis. Pengamatan dilakukan setiap 30 menit selama 4 jam awal
dan dilanjutkan setiap harinya hingga 14 hari OECD, 2008. Tanda toksisitas diamati dengan cara membandingkan tingkah laku tikus uji dan tikus kontrol. Adapun tanda
toksisitas yang diamati meliputi adanya piloereksi, konvulsi kejang, tremor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
gemetar, respon daun telinga, perubahan pada mata, hiperaktivitas, hipersalivasi, lakrimasi dan mati Sabbani, et al., 2015.
3.4.4.4 Pengamatan Histopatologi Organ Hati dan Ginjal Tikus
Pemeriksaan histopatologi organ hati dan ginjal dilakukan untuk mengamati pengaruh pemberian gelatin babi golongan farmasetik dan pro analisis terhadap organ
hati dan ginjal tikus. Pemeriksaan histopatologi organ hati dan ginjal dilakukan pada seluruh tikus uji dan kontrol. Tikus yang masih bertahan hidup hingga hari ke 14,
dimatikan dengan cara inhalasi menggunakan eter dan kemudian diambil organ hati dan ginjalnya. Selanjutnya organ hati dan ginjal dicuci dengan NaCl 0,9 dan difiksasi
BNF 10. Organ hati dan ginjal direndam dalam larutan BNF dan kemudian dibuat preparat histologinya.
Bentuk kerusakan yang diamati pada jaringan hati meliputi pelebaran asinus, degenerasi lemak dan nekrosis pada hepatosit. Derajat kerusakan hati dinilai dengan
menggunakan sistem skoring tabel 3.2. Pengamatan preparat dilakukan di bawah mikroskop optik dengan perbesaran 10x40 dan menggunakan 10 lapang pandang.
Skoring dilakukan untuk masing-masing lapang pandang dan kemudian dijumlahkan Andreas, 2015.
Tabel 3.2 Skoring Derajat Kerusakan Jaringan Hati Skor
Keterangan Hepatosit tampak nomal
1 Terdapat pelebaran asinus, degenerasi lemak atau nekrosis
terfokus di satu tempat 2
Terdapat pelebaran asinus, degenerasi lemak atau nekrosis terfokus di beberapa tempat
3 Terdapat pelebaran asinus, degenerasi lemak atau nekrosis
terfokus di seluruh tempat Sumber: Andreas, et al., 2015
Pada jaringan ginjal tikus, bentuk kerusakan yang diamati merupakan kerusakan pada glomerulus. Pengamatan dilakukan pada 30 glomerulus yang dipilih
secara random untuk setiap preparat tikus. Preparat histopatologi ginjal diamati dengan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mikroskop optik pada perbesaran 10x20. Bentuk kerusakan yang ada dinilai dengan sistem skoring tabel 3.3.
Tabel 3.3 Skoring Derajat Kerusakan Jaringan Ginjal Skor Keterangan
Struktur glomerulus normal 1
Terdapat dilatasi kapiler glomerulus 2
Terdapat atrofi glomerulus glomerulus mengkerut Sumber: Leehey, et al.,2008
3.5 Analisis Data