Hati Efek Toksik Terhadap Organ

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8 Efek Toksik Terhadap Organ

2.8.1 Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh dengan berat mencapai 2 dari berat tubuh. Fungsi utama organ hati adalah sebagai pemetabolisme senyawa endogen ataupun xenobiotik. Laju alir darah menuju hati sebesar 1,5 Lmenit. Organ hati terletak di kuadran kanan atas rongga abdomen abdomen, di bawah diafragma. Hati tikus memiliki bentuk menyerupai segitiga dengan warna merah tua kecokelatan dan terdiri dari 4 lobus yang dipisahkan oleh ligamentum fasciformis Sibulesky, 2013. Terdapat 3 jenis jaringan hati yang penting, yaitu sel parenkim hati hepatosit, susunan pembuluh darah, dan susunan saluran empedu. Ketiga jaringan ini berhubungan erat, sehingga kerusakan satu jenis jaringan dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lain Tortora, 2005. Secara mikroskopis hati terdiri atas lobulus yang berbentuk heksagonal. Masing-masing lobulus memiliki sel parenkim hati hepatosit yang berbentuk kubus dan tersusun radial mengelilingi vena sentralis sebagai pusat lobulus. Pada lobulus hati juga terdapat celah garis endotel sebagai tempat perlintasan darah yang disebut sinusoid. Pada sinusoid terdapat sel kupfer yang merupakan makrofag dan berfungsi untuk menghancurkan leukosit, sel darah merah yang rusak, bakteri dan senyawa asing yang masuk dari vena porta Dhillon, 2012. Bagian perifer lobulus hati dikelilingi oleh vena porta, arteri hepatica dan kapiler empedu. Histologi hati normal dapat dilihat pada gambar 2.2 Kerusakan organ hati secara mikroskopik dapat ditandai dengan adanya pelebaran asinus, degenerasi lemak dan nekrosis pada hepatoseluler Kamal, et al., 2012. Pelebaran asinus merupakan kerusakan tahap awal dan bersifat reversible yang ditandai sinusoid yang melebar. Kerusakan jaringan hati lebih lanjut ditandai dengan degenerasi lemak berupa adanya penimbunan trigliserida dalam vakuola yang terdapat di tengah hepatosit, sehingga terbentuk vakuola besar dan akan mendesak nukleus ke tepi sel. Pemaparan zat toksik pada jaringan hati secara terus-menerus akan menyebabkan nekrosis ditandai dengan mengkerutnya nukleus, pecahnya nukleus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi fragmen-fragmen kariokinesis, lisisnya nukleus dan membrane sel sehingga batas antar sel tidak nampak jelas. Hastuti, 2006 dalam Anggraini, 2014. Gambar 2.2 Histologi hati normal Eroschenko, 2010

2.8.2 Ginjal

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Daun Pacing (Costus spiralis) terhadap Diameter Tubulus Seminiferus, Motilitas, dan Spermisidal pada Tikus Jantan Strain Sprague-Dawley

0 10 95

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang Putih (Allium Sativum L.) Pada Tikus Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo Dan In Vitro

3 25 115

Uji Antifertillitas Ekstrak Metanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) pada Tikus Jantan Strain Sprague Dawley Secara In Vivo

4 11 134

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

Toksisitas akut angkak (red yeast rice) pada tikus putih galur Sprague-dawley.

0 14 100

Uji Toksisitas Akut Gelatin Babi Pada Tikus Betina Galur Sprague Dawley

0 7 99

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Dan Diameter Tubulus Seminiferus Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley

4 34 116

Toksisitas akut dan subkronis ekstrak air buah murbei pada tikus Sprague dawley

1 8 151

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L. ) PER ORAL PADA TIKUS GALUR SPRAGUE DAWLEY.

0 4 17