7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2 Ekstraksi
2.2.1 Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi  adalah  teknik  pemisahan  suatu  senyawa  berdasarkan  perbedaan distribusi zat terlarut di antara dua pelarut yang saling bercampur. Pada umumnya
zat  terlarut  yang  diekstraksi  bersifat  tidak  larut  atau  larut  sedikit  dalam  suatu pelarut  tetapi  mudah  larut  dengan  pelarut  lain.  Metode  ekstraksi  yang  tepat
ditentukan  oleh  tekstur  kandungan  air  bahan-bahan  yang  akan  diekstrak  dan senyawa-senyawa yang akan diisolasi Harborne, 1996. Senyawa yang aktif yang
terdapat  dalam  berbagai  simplisia  dapat  digolongkan  kedalam  golongan  miyak atsiri,  alkaloid,  flavonoid,  dan  lain-lain.  Struktur  kimia  yang  berbeda-beda  akan
mempengaruhi  kelarutan  serta  stabilitas  senyawa-senyawa  tersebut  terhadap pemanasan,  udara,  cahaya,  logam  berat,  dan  derajat  keasaman.  Dengan
diketahuinya  senyawa  aktif  yang  dikandung  simplisia  akan  mempermudah pemiliha pelarut dan cara ekstraksi yang tepat Depkes RI, 2000.
Ekstrak  adalah  sediaan  pekat  yang  diperoleh  dengan  mengekstraksi  zat aktif  dari  simplisia  nabati  atau  simplisia  hewani  menggunakan  pelarut  yang
sesuai,  kemudian  semua  atau  hampir  semua  pelarut  diuapkan  dan  masa  atau serbuk  yang  tesisa  diperlakukan  sedemikian  hingga  memenuhi  baku  yang
ditetapkan DepKes RI, 1995
2.2.2 Metode-metode Ekstraksi
Ditjen  POM  2000,  membagi  beberapa  metode  ekstraksi  dengan menggunakan pelarut yaitu :
1 Cara dingin
a. Maserasi
Maserasi  ialah  proses  pengekstrakan  simplisia  dengan  menggunakan pelarut  dengan  beberapa  kali  pengocokkan  atau  pengadukkan  pada  temperatur
ruang  kamar.  Secara  teknologi  termasuk  ekstraksi  dengan  prinsip  metode pencapaian  konsentrasi  pada  keseimbangan.  Maserasi  kinetik  berarti  dlakukan
pengadukkan  yang  kontinyu  terus-menerus.  Remaserasi  berarti  dilakukan pengulangan    penambahan  pelarut  setelah  dilakukan  penyaringan  maserat
pertamma dan seterusnya.
8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Perkolasi
Perkolasi  adalah  ekstraksi  dengan  pelarut  yang  selalu  baru  sampai sempurna  exhaustive  extraction  yang  umumnya  dilakukan  pada  temperatur
ruang. Proses ini terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap  perkolasi  sebenarnya  penetesanpenampungan  ekstrak,  terus-menerus
sampai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali bahan. 2
Cara panas a.
Refluks Refluks  merupakan  ekstraksi  dengan  pelarut  pada  temperatur  titik
didihnya,  selama  waktu  tertentu  dan  jumlah  pelarut  terbatas  yang  relatif  konstan dengan  adanya  pendingin  balik.  Umumnya  dilakuka  pengulangan  proses  pada
residu  pertama  sampai  3-5  kali  sehingga  dapat  termasuk  proses  ekstraksi sempurna.
b. Soxhletasi
Soxhletasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dnegan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu
dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik. c.
Digesti Digesti  merupkan  maserasi  kinetik  dengan  pengadukan  kontinyu  pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50
o
C. d.
Infusa Infus  adalah  ekstraksi  dengan  pelarut  air  pada  temperatur  penangas  air
mendidih, temperatur terukur 90-98
o
C selama waktu tertentu 15-20 menit. e.
Dekok Dekok  adalah  infus  yang  waktunya  lebih  lama  lebih  dari  30  menit  dan
temperatur sampai titk didih air.
2.3 Kulit