17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Antioksidan  terbagi  menjadi  dua  yakni  antioksidan  enzim  superoksida dismutase SOD, katalase dan glutation peroksidase GSH.Prx dan antioksidan
vitamin  alfa  tokoferol  vitamin  E,  beta  karoten  dan  asam  askorbatvitamin  C yang banyak didapatkan dari tanaman dan hewan .
Tubuh mengasilkan senyawa antioksidan, tetapi jmlahnya sering kali tidak cukup  untuk  menetralkan  radikal  bebas  yang  masuk  kedalam  tubuh.  Sebagai
contoh tubuh dapat menghasilkan glutathione, salah satu antioksidan yang sangat kuat,  hanya tubuh  memerlukan asupan vitamin C sebesar 100 mg  untuk  memicu
tubuh  mengasilkan  glutathione  ini.  Kekurangan  antioksidan  dalam  tubuh  yakni memerlukan asupan dari luar Kuncahyo  Sunardi., 2007; Winarsi 2007.
2.8 Uji Aktivitas Antioksidan
2.8.1 Metode DPPH
Pengukuran  aktivitas  antioksida  dapat  dilakukan  dengan  beberapa  cara antara  lain  dengan  metode  lipid  peroksida,  tiobarbiturat,  malonaldehid,8-karoten
bleaching,  DPPH,  dan  tiosianat.  Metode  DPPH  adalah  salah  satu  yang  paling populer karena praktis dan sensitif Molyneux, 2004. DPPH merupakan senyawa
radikal  bebas  yang  stabil  dan  apabila  digunakan  sebagai  pereaksi  cukup dilarutkan,.  Senyawa  ini  jika  disimpan  dalam  keadaan  dan  kondisi  penyimpanan
yang baik akan tetap stabil selama bertahun-tahun Winarsi, 2007. Prinsip  pengujian  antioksidan  menggunakan  DPPH  adalah  senyawa
antioksidan akan bereaksi dengan radikal DPPH melalui mekanisme donasi atom hidrogen  dan  menyebabkan  terjadinya  peluruhan  warna  DPPH  dari  ungu  ke
kuning  yang  diukur  pada  panjang  gelombang  515,5  nm  Hanani  et  al.,2005. Rumus penghambatan aktivitas radikal bebas
Keterangan:    inhibisi = persentase hambat antioksidan
A = absorbansi blanko
A
1
= absorbansi larutan uji inhibisi =
Ao-A
1
X 100 Ao
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Nilai IC
50
Inhibition Concentration adalah konsentrasi antioksidan
g mL
yang  mampu  menghambat  50  aktivitas  radikal  bebas.  Suatu  sampel  dikatakan memiliki  aktivitas  antioksidan  bila  memiliki  nilai  IC
50
200 gmL.  Nilai  IC
50
diperoleh  dari  perpotongan  garis  antara  daya  hambatan  dan  sumbu  konsentrasi, kemudian dimasukkan ke dalam persamaan y = a + bx, dimana y = 50 dan nilai x
menunjukkan IC
50
Hanani et al, 2005.
Gambar 5 .Mekanisme penangkapan radikal DPPH oleh antioksian berupa donasi
proton Sumber: Prakash, Rigelhof,  Miller,2001
2.8.2 Metode Reducing Power
Pada metode reducing power, antioksidan yang terdapat pada sampel akan mereduksi  senyawa  Fe
3+
menjadi  senyawa  Fe
2+
dengan  cara  memberikan  satu elektron yang dimilikinya. Banyaknya jumlah Fe
2+
selanjutnya dapat diamati pada spektrofotometri  UV-Vis  pada  panjang  gelombang  maksimum  588-598  nm.
Peningkatan  absorbansi  atau  penyerapan  yang  terjadi  menunjukkan  peningkatan reduksi yang bagus. Peningkatan reduksi yang bagus pada metode reducing power
berbanding lurus dengan konsentrasinya. Artinya  semakin  besar  konsentrasi  sampel  maka  semakin  besar  pula
tingkat  reduksinya.  Fe
3+
yang  berwarna  hijau  akan  mengalami  reduksi  menjadi Fe
2+
yang berwarna kuning Aiyegoro, 2009. Metode ini menggunakan kompleks FeCN
6 3-
sebagai pereaksi. Kompleks anion FeCN
6 3-
yang berwarna hijau akan berfungsi sebagai zat pengoksidasi dan akan mengalami reduksi menjadi FeCN
6 4-
yang berwarna kuning dengan reaksi sebagai berikut :
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Benzie dan Strain 1996, menggunakan FeTPTZ
2 3+
kompleks besi-ligan 2,4,6-tripiridil-triazin  sebagai  pereaksi.  Kompleks  biru  FeTPTZ
2 3+
akan berfungsi  sebagai  zat  pengoksidasi  dan  akan  mengalami  reduksi  menjadi
FeTPTZ
2 2+
yang berwarna kuning dengan reaksi berikut:
2.8.3 Metode Aktivitas Radikal Bebas Nitrogen Monoksida