Kajian Teoritis Ajang miss world muslimah dalam perspektif hukum islam

8

BAB II KAJIAN TEORITIS

A . Busana Pakaian Muslimah 1. Pengertian Busana Pakaian Busana Muslimah adalah bahasa populer di Indonesia untuk menyebut pakaian wanita Muslimah. Secara bahasa, menurut W. J. S. Poerwadarminta, busana ialah pakaian yang indah-indah, perhiasan. 1 Sedangkan makna Muslimah secara bahasa adalah seorang wanita yang memeluk agama Islam. 2 Menurut Ibnu Manzhur, ialah wanita yang beragama Islam, wanita yang patuh dan tunduk, wanita yang menyelamatkan dirinya atau orang lain dari bahaya. 3 Berdasarkan makna-makna tersebut, maka busana Muslimah dapat diartikan sebagai pakaian wanita Islam yang dapat menutup aurat yang diwajibkan agama untuk menutupnya guna kemaslahatan dan kebaikan wanita itu sendiri serta masyarakat di mana ia berada. 4 Pada dasarnya hukum asal dari semua jenis pakaian adalah mubah kecuali yang diharamkan oleh Allah SWT dan dilarang untuk dikenakan. Syariat Islam hanya 1 W. J. S. Poerwadarminta “Kamus Bahasa Indonesia”, Jakarta: Balai Pustaka, 1986, h. 172. 2 Ahmad Warson Munawir “AlMunawwir Kamus Arab-Indonesia”, t.t., t.p., t.th.,, h. 701. 3 Ibn Manzhur “Lisan Al-Arab” Al-Qahirah: Dar Al-Ma‟arif, t, th.,, h. 2080. 4 Huzaemah T. Yanggo “Fiqih Perempuan Kontemporer” Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2001, h. 19. 9 memberikan penjelasan akan ketentuan atau kriteria busana sehingga umat Islam bebas berbusana sesuai dengan kehendak hatinya selama tidak keluar dari koridor yang sudah ditentukan Syariat. Mode busana selalu mengikuti perkembangan objektif suatu masyarakat. Kondisi geografis 5 , topografi 6 , klimatologi 7 , agama, budaya, strata sosial, dan lain sebagainya ikut serta menentukan mode, corak, bahan, motif dan ketentuan penggunaan mode busana, sebagaimana dapat dilihat keadaan dan momen-momen tertentu juga bisa berpengaruh terhadap model busana. Agama tidak memperkenalkan pakaian-pakaian khusus, baik dalam beribadah maupun dalam aktivitas berkehidupan. Pakaian adalah produk budaya, sekaligus tuntutan agama dan moral. Dari sini lahir apa yang dinamaikan pakaian tradisional, daerah dan nasional, juga pakaian resmi untuk perayaan tertentu, dan pakaian tertentu untuk profesi tertentu, serta pakaian untuk beribadah. Namun, sebagian dari tuntutan agama pun lahir dari budaya masyarakat, karena agama sangat mempertimbangkan kondisi masyarakat sehingga menjadikan adat istiadat yang tidak bertentangan dengan nilai-nilainya sebagai salah satu pertimbangan hukum. Tidak mustahil bahwa bentuk pakaian yang ditetapkan atau dianjurkan oleh suatu agama justru lahir dari 5 Letak geografis adalah letak suatu daerah dilihat dari kenyataannya di bumi atau posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan dengan posisi daerah lainnya. 6 Topografi secara ilmiah artinya adalah studi tentang permukaan bumi dan objek lain sepertri planet, satelit alami bulan dan sebagainya, dan asteroid. Dalam pengertian yang lebih luas, topografi tidak hanya mengenai bentuk permukaan saja, tetapi juga vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal Ilmu Pengetahuan Sosial. 7 Klimatologi adalah studi mengenai iklim, secara ilmiah diartikan sebagai kondisi cuaca yang dirata-ratakan selama periode waktu yang panjang. 10 budaya yang berkembang ketika itu. Namun, moral, cita rasa keindahan, dan sejarah bangsa, ikut serta menciptakan bentuk pakaian dan warna warni favorit. Rasulullah SAW mencontohkan dengan mengenakan jenis pakaian yang biasa dikenakan oleh kaumnya dan tidak tampil beda dengan pakaian tertentu. Karena semua jenis pakaian adalah halal untuk dikenakan selama jenis pakaian itu bukan pakaian resmi agama tertentu dan bukan sutera bagi laki-laki. Oleh karena itu, Rasulullah SAW mengenakan pakaian yang biasa dikenakan oleh orang-orang musyrik pada umumnya hingga apabila Rasulullah bersanding dengan pamannya Abu Lahab orang-orang tidak akan membedakan mereka dari jenis pakaian yang dikenakan karena jenisnya sama. Seorang Muslim tidak disyariatkan berbusana dengan busana yang ekslusif. Tetapi mereka diperintahkan untuk berbusana dengan jenis yang sama seperti busana orang-orang secara umum. 8

2. Fungsi dan Manfaat Busana Pakaian

Fungsi pakaian disebutkan secara tegas dalam sekian banyak ayat al- Qur‟an. a QS. al-A‟raf [7]: 26 yang menyatakan:                       Artinya: 8 Farhad Salim Bahammam, Fikih Modern Praktis, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, T, th, h. 170.