Batasan Aurat Wanita Aurat

33 2 Ayah 3 Ayah suami 4 Puteranya yang laki-laki 5 Putra suami 6 Saudara atau saudara susuan 7 Putra dari saudara 8 Putra dari saudari 9 Wanita 10 Budaknya 11 Laki-laki yang menyertainya, tapi laki-laki itu tidak mempunyai kebutuhan lagi kepada wanita. 12 Anak kecil yang belum mengetahui aurat wanita 13 Paman saudara ayah 14 Paman saudara ibu Masalah muhrim ini terdapat dalam Al- Qur‟an surat An-Nuur ayat 31. Aurat anak perempuan yang kecil diperselisihkan juga. Dalam madzhab Hanafi anak yang berumur 4 tahun ke bawah tidak ada auratnya. Siapapun boleh melihat dan memegang seluruh badannya. Selanjutnya setelah meningkat hingga sepuluh tahun, maka auratnya adalah dubur dan kemaluannya serta apa yang ada disekitarnya. Bila telah mencapai usia sepuluh tahun, maka auratnya sama dengan aurat orang dewasa. Pandangan ulama syafi‟i lebih ketat. Anak kecil walau belum 34 menjelang dewasa, yakni belum dikatakan berakal auratnya sama dengan aurat orang dewasa; yang lelaki maupun yang perempuan. c Aurat wanita berhadapan dengan orang yang bukan muhrimnya: Ulama telah sepakat bahwa selain wajah, kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki dari seluruh badan wanita adalah aurat, tidak halal dibuka apabila berhadapan dengan laki-laki bukan muhrim, berdasarkan firman Allah dalam surat al-Ahzab ayat 59 dan surah an-Nuur ayat 31, juga berdasarkan hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Turmudzi yang dishahihkan oleh Ibn Hibban dan Ibn Khuzaimah, bahwa Nabi SAW bersabda: wanita itu adalah aurat. Namun ulama berbeda pendapat dalam menentukan wajah, kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki wanita sebagai aurat. Ada beberapa pendapat mengenai hal ini: Wajah, kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki tidak termasuk aurat, ini adalah pendapat Ats-Tsauri dan Al-muzain, Al-Hanafiah dan Syi‟ah Imamiah menurut riwayat shahih. i Seluruh badan wanita adalah aurat, ini adalah pendapat Imamn Ahmad dalam salah satu riwayat, pendapat Abu Bakar dan Abdur Rahman dari kalangan Tabi‟in. ii Hanya wajah saja yang tidak termasuk aurat, ini juga pendapat Imam Ahmad dalam satu riwayat dan pendapat Daud azh- Zhahiri serta sebagian Syi‟ah Zaidiah. 52 52 Asy-Syaukani “Nail Al-Authar”, Jilid II, h. 68. 35 iii Abu Bakar bin Aburrahman bin Al-Harits bin Hisyam berkata, “segala sesuatu yang terdapat pada diri seorang wanita adalah aurat, hingga kuku-kukunya pun demikian,” 53

3. Hukum Menutup Aurat dan Memakai Busana Muslimah

a. Dalam surah al-Ahzab ayat 35 dan an-Nuur ayat 31, akan dijumpai semuanya berbentuk Amar perintah atau Nahyi larangan yang menurut Ilmu Ushul fiqih akan dapat memproduk wajib‟aini ta‟abudi, yaitu suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap Muslimah tanpa harus bertanya alasannya. Namun demikian, bila diteliti lebih jauh, kewajiban menutup aurat ini ada hubungannya dengan kewajiban lain yang diperintahkan Allah demi kemaslahatan manusia, seperti: i Menutup aurat merupakan faktor penunjang dari kewajiban menahan pandangan yang diperintahkanAllah SWT, dalam surah An-Nuur ayat 30 dan 31: Katakanla kepada orang laki- laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandngannya” Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya 53 Syaikh Imam Al Qurthubi, “ Tafsir Al-Qurthubi”, Jilid 7, h. 436 36 Sebab-sebab turunnya ayat ini menyatakan di dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Asma‟ binti Murtsid pemilik kebun kurma, sering dikunjung wanita-wanita yang bermain-main di kebunnya tanpa berkain panjang sehingga kelihatan gelang-gelang kakinya, demikian juga dada dan sanggul- sanggul mereka. Berkatalah Asma‟: “alangkah buruknya pemandangan ini”. Turunnya ayat ini S. 24 : 31 sampai “auratinnisa‟” berkenaan dengan peristiwa tersebut yang memerintahkan kepada Kaum Muslimah untuk menutup aurat mereka. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Muqatil yang bersumber dari Jabir bin Abdillah. ii Menutup aurat sebagai faktor penunjang dari larangan berzina sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam surah al- Isra‟ ayat 32: Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. b. Menutup aurat menjadi wajib karena sad adz-dzara‟i, yaitu menutup pimtu kepada dosa yang lebih besar. Oleh karena itu, ulama telah sepakat mengatakan bahwa menutup aurat adalah wajib bagi setiap pribadi wanita dan pria Islam. 54 Khususnya kaum wanita, kewajiban ini diwujudkan dengan mengenakan khimar atau yang dikenal dengan busana Muslimah. 54 Ad-Dimasyqy, “Rahmat Al-Ummah” Al-Qahirah: Halaby, t.th., h. 173. 37 c. Menutup aurat wanita ketika solat Abu Hanifah dan Syafi‟i berpendapat bahwa menutup aurat termaksud kefardhuan shalat. Mereka berkata “Yang dimaksud dalam surat Al- „Araf [7] ayat 31 adalah menutup aurat.” Mereka berhujjah bahwa sebab turun ayat adalah ketika itu ada seorang wanita yang melakukan thawaf sambil telanjang dan berkata Sekarang telah nampak sebagian atau seluruhnya, apa saja yang nampak darinya tidak aku halalkan. Lalu turunlah ayat tersebut, dan Nabi SAW memberikan perintah agar tidak ada seorang musyrik pun yang melakukan thawaf juga tidak boleh seorang wanita melakukannya sambil telanjang. 55

D. Tabarruj

1. Pengertian Tabarruj

Kata tabarrajna dan tabarruj terambil dari kata barraja yaitu nampak dan meninggi. Dari sini kemudian dipahami juga dalam arti kejelasan dan keterbukaan karena demikian itulah keadaan sesuatu yang nampak dan tinggi. 56 Sedangkan dalam kamus Al-Munawwir kata ialah mempertontonkan hiasan dan kecantikannya pada orang lain. 57 55 Muttafaq „Alaihi. HR. Al Bukhari 1622, dan Muslim 1347. 56 M. Quraish Shihab “Tafsir Al-Mishbáh”, Vol XV , h. 264. 57 Ahmad Warson Munawwir “Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia”, h. 76.