Struktur Organisasi WORLD MUSLIMAH FOUNDATION

79

BAB IV Analisis Ajang

Annual Award World Muslimah Dalam penyelenggaraannya 3rd Annual Award World Muslimah, tidak terlepas dari penampilan yang menjadi sorotan dan perbincangan menarik bahkan menjadi trending topic . Dalam bab ini peneliti mencoba untuk menganalisis serta membandingkannya dengan beberapa ajang kontes kecantikan lainnya dari segi penampilan busan dan tabarruj serta legalitas event yang terdapat di dalamnya.

A. Busana Muslimah

Melihat perkembangan mode dan ragam busana Muslimah telah menajadikan wanita Muslimah abad modern lebih memilih untuk berpenampilan dengan menggunakan busana tertutup busana Muslimah. Sebelum maraknya perkembangan busana Muslimah, seorang wanita lebih memilih meninggalkan khimar demi sebuah pekerjaan yang menjadi penopang hidup. Namun kini dengan perkembangan busana Muslimah yang cukup drastis menjadikan mereka memilih untuk konsisten mengenakan busana Muslimah meskipun harus kehilangan pekerjaan. Fenomena tersebut telah melahirkan ratusan bahkan mungkin ribuan wanita Muslimah dunia dengan pakaian Muslimah untuk terjun ke dunia karir bahkan mereka cenderung menciptakan komunitas- komunitas tertentu yang menegaskan “bahwasannya berhijab bukan suatu halangan untuk dapat berkarir”. Namun demikian juga banyak ditemuinya busana Muslimah hari ini tidak mencerminkan busana Muslimah 80 sesungguhnya atau tidak sesuai dengan ketentuan Syariat Islam. Terlebih pada ajang Annual Award World Muslimah yang disaksikan oleh dunia mengharuskan wanita- wanita yang berada di atas panggung melindungi atau menutupi auratnya dengan sempurna. Oleh karena itu diperlukannya pengkajian lebih mendalam mengenai busana pada ajang Annual Award World Muslimah. Jika diamati, Busana yang dikenakan pada peserta Annual Award World Muslimah didapatkan kesimpulan sebagai berikut; 1. Busana menutupi seluruh tubuh yang seharusnya ditutupi sebagai aurat. 2. Warna busana selalu disetarakan untuk menciptakan nuansa sederhana agar tidak berlomba-lomba mengenakan busana yang berlebihan dengan warna mencolok sehingga bukanlah busana kesombongan yang ingin dipertontonkan. 3. Busana yang dikenakan tidak menampakan kulit artinya tidak tipis dan tidak carang. 4. Busana yang dikenakan longgar, tidak ketat, tidak membentuk lekuk-lekuk tubuh. 5. Busana yang dikenakan bukanlah busana milik pemeluk agama lain yang menjadi busana kebesaran suatu agama. 6. Tidak menyerupai busana laki-laki 7. Busana tidak memperlihatkan perhiasan yang tidak seharusnya diperlihatkan. Bukan busana kekurangan bahan yang dinilai indah, trendi dan populer atau busana yang dapat mempercantik diri dengan meninggalkan unsur moral di dalamnya, 81 melainkan busana yang menyeimbangkan antara pakaian keindahan dan pakaian takwa. Penekanan fungsi pakaian sebagai pakaian takwa sering membuat pemakai pakaian mengabaikan unsur keindahan dalam berpakaian. Juga sebaliknya mengutamakan unsur keindahan pada pakaian sering membuat pemakainya lalai akan unsur ketakwaan. Padahal apabila unsur takwa dan keindahan berjalan berdampingan akan menjadi busana yang sempurna. Seperti kriteria busana Muslimah yang sudah ditentukan oleh Syariat yang di dalamnya terkandung takwa dan indah. Adapun kriterianya sebagai berikut; 1. Menutup Aurat. 2. Busana tidak berlebihan dan cenderung menonjolkan kesombongan. 3. Busana tidak tipis. 4. Busana longgar. 5. Berbeda dengan pakaian khas agama lain. 6. Busana tidak menyerupai pakaian pria. 7. Busana tidak merupakan bentuk perhiasan kecantikan yang menampakan aurat. 8. Tidak disemprotkan parfum. Jika berbicara mengenai busana wanita muslimah maka tidak terlepas dari jilbab yang menjadi satu dari bagian busana. Berdasarkan pengertian jilbab yang telah ditafsirkan oleh para ulama sebagaimana yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya menurut pakar tafsir al- Biqa‟i bahwa yang dinamakan jilbab bisa jadi