KINETIKA FERMENTASI TINJAUAN PUSTAKA

13

2.6 KINETIKA FERMENTASI

Kinetika fermentasi secara umum dikaji berdasarkan laju penggunaan substrat, laju pertumbuhan biomassa dan laju pembentukan produk Judoamidjojo et al. 1990. Keterangan : µ x = Laju pertumbuhan biomassa µ N = Laju pertumbuhan sel Y XS = Yield atau koefisien randemen biomassa g selg substrat Y NS = Yield atau koefisien randemen sel cfug substrat Y PS = Yield atau koefisien randemen produk g produkg substrat Y PN = Yield atau koefisien randemen produk g produkcfu Kinetika pertumbuhan sel dan pembentukan produk dipengaruhi oleh kemampuan sel Gumbira Sa’id 1987. εenurut εangunwidjaja dan Suryani 1994, hubungan kinetika pertumbuhan sel dan pembentukan produk tergantung pada peranan produk tersebut dalam metabolisme sel. Pertumbuhan sel B.t.a dapat dicirikan dengan waktu yang digunakan untuk menggandakan jumlah atau massa sel dan konversi substrat menjadi biomassa. 1.2 1.3 1.4 1.5 14

III. METODE PENELITIAN

3.1 ALAT DAN BAHAN

Alat-alat yang digunakan adalah rotary shaking incubator, autoklaf, pH-meter, oven, lemari es, inkubator, neraca analitik, desikator, spektrofotometer, freezer, loop inokulasi, dan alat-alat gelas lainnya seperti labu erlenmeyer, tabung reaksi, pipet, bunsen, cawan petri, dan gelas piala. Bahan yang digunakan adalah kultur Bacillus thuringiensis subsp. aizawai yang diperoleh dari IPB Culture Collection IPBCC pada media agar miring. Substrat yang digunakan adalah limbah cair tahu yang diperoleh dari Industri Tahu Yun Yi dan air kelapa dari Pasar Cibereum. Kubis yang digunakan diperoleh dari petani sayur organik Darmaga. Larva ulat Crocidolomia pavonana C. binotalis atau ulat kubis yang diperoleh dari Laboratorium Fisiologi dan Toksin Departemen Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB. Mineral yang digunakan adalah MgSO 4 .7H 2 O, MnSO 4 .7H 2 O, ZnSO 4 .7H 2 O, FeSO 4 .7H 2 O, CaCO 3 , dan urea. Bahan-bahan yang digunakan untuk analisa adalah nutrien agar NA, nutrien broth NB, HCl, NaOH, CH 3 COOH, H 2 SO 4 pekat, fenol, garam fisiologis, etanol 95, aqua destilata, Pro-Stiker, dan spiritus.

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioindustri dan Laboratorium Dasar Ilmu Terapan DIT Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor pada bulan Februari-Juni 2011.

3.3 METODE PENELITIAN

A. Penelitian Pendahuluan

1. Analisa Bahan Baku

a Penetapan Kadar Air dengan Metode Oven AOAC, 1984 Cawan aluminium kosong dipanaskan dengan oven 105 o C selama 15 menit, kemudian didinginkan dengan desikator selama 30 menit dan ditimbang. Prosedur pengeringan cawan ini diulang sampai didapatkan bobot tetap. Sampel sebanyak 4-5 gram ditimbang dalam cawan tersebut, kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C selama 3-5 jam. Setelah cawan dikeluarkan dari oven dan didinginkan, diulang sampai didapatkan bobot tetap bahan. Presentase kadar air dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan : A : Bobot cawan berisi sampel sebelum dioven g B : Bobot cawan berisi sampel setelah dioven g C : Bobot sampel basa g b Penetapan Kadar Abu dengan Metode Oven AOAC, 1984 Sampel sebanyak 4-5 gram ditimbang dalam cawan yang bobotnya konstan. Dibakar sampai tak berasap di atas bunsen dengan api kecil, kemudian dimasukkan ke dalam tanur pada suhu 600 o C sampai menjadi abu. Cawan didinginkan dalam desikator selama 15 menit 1.6