19 1.9
1 ml cairan fermentasi dari tiap-tiap perlakuan
10 larva ulat kubis Pemotongan
daun kubis Pengenceran ke dalam 1 L air suling yang diberi Pro-Stiker 1mlL
Pembuatan sederetan pengenceran Perendaman di dalam suspensi spora kristal selama 1 menit
Dikeringanginkan Cawan Petri
Inkubasi 4 empat hari Perhitungan jumlah larva mati sampai hari keempat
1.10
1.11 dikeringkan dalam oven pada suhu 80
C selama 4-5 jam atau sampai endapan kering. Selanjutnya didinginkan dalam desikator seelama 30 menit dan ditimbang. Bobot kering
biomassa dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
6. Pengukuran Tingkat Kekeruhan
Optical Density atau OD
Pengukuran tingkat kekeruhan menggunakan alat spektrofotometer dengan menggunakan
λ = 660 nm Fardiaz 1999. Sebanyak ±10 ml sampel cairan kultivasi dimasukkan ke dalam kuvet spektrofotometer, kemudian dibaca Transmisinya. Nilai
OD diperoleh dengan rumus : Keterangan :
OD : Nilai kekeruhan sampel T : Jumlah transmisi yang dilewatkan
7. Uji Aktivitas Bioinsektisida
Bioassay dilakukan pasca kultivasi
Gambar 11. Prosedur penentuan aktivitas bioinsektisida
D. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap Faktor Tunggal dengan dua kali ulangan. Rancangan percobaan ini terdiri dari satu
faktor tunggal yaitu rasio CN yang terdiri dari 5 taraf yaitu CN = 3:1, 5:1, 7:1, 9:1, dan 11:1. Model yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan : Yij : variabel yang akan dianalisis pada taraf ke- i ulangan ke-j
µ : pengaruh rataan sebenarnya α
i
: efek yang sebenarnya pada taraf ke- i i=1,2,3,4,5
ij
: eror pada perlakuan ke- i ulangan ke- j i : taraf perlakuan rasio CN ke-1, 2, 3, 4, 5
j : ulangan ke-1, 2
20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 ANALISIS BAHAN BAKU
Hasil analisa kimia bahan baku disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil analisa kimia limbah cair tahu dan air kelapa
Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa limbah cair tahu dan air kelapa mengandung senyawa- senyawa yang dibutuhkan oleh mikroorganisme, seperti air, karbon, dan nitrogen Vandekar dan
Dulmage 1982. Rasio karbon C dan nitrogen N yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3:1, 5:1, 7:1,
9:1, dan 11:1. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Wicaksono 2002 dan Syarfat 2010 yang menyatakan bahwa tingkat toksisitas tertinggi dihasilkan
dari perbandingan karbon dan nitrogen rasio CN adalah 7:1. Tabel 6. Jumlah penambahan urea untuk memperoleh
rasio CN yang diinginkan
Sandi Media Rasio CN
Urea
A 3:1
0.0558 gr B
5:1 0.0243 gr
C 7:1
0.0120 gr D
9:1 0.0054 gr
E 11:1
0.0013 gr Penambahan urea dalam penelitian ini didasarkan pada rasio karbon dan nitrogen dari limbah
cair tahu dan air kelapa yang tidak sesuai dengan rasio CN yang diinginkan. Urea merupakan sumber nitrogen yang sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme karena kemampuannya untuk
mempertahankan pH, tetapi penggunaannya cenderung tidak stabil sehingga perlu dibatasi Stanburry dan Whitaker 1984.
Selain sumber karbon dan nitrogen, mikroorganisme juga memerlukan mineral untuk pertumbuhan dan pembentukan produk metabolit. Kebutuhan mineral bervariasi tergantung pada
jenis mikroorganisme yang ditumbuhkan. Menurut Dulmage dan Rhodes 1971, garam-garam organik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroorganisme meliputi K, Mg, P, S, dan yang
Komponen Jumlah berat dalam basis basah
Limbah Cair Tahu Air Kelapa
Urea
Air 99.44
95.24 -
Abu 0.26
0.51 -
Nitrogen 0.02
0.01 46.67
Karbon 0.05
0.70 20.00